Keserempet Mobil

Tiara membalikkan badannya. Bagaikan pangeran, Raefal berdiri dengan tegap di sebrang sana. Pandangan lurus menatap Tiara. Mata mereka bertemu.

Apa dia yang paling tampan sampai aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya?

Pertanyaan baru muncul, Tiara tidak mau memikirkannya terlalu lama dan berlalu pergi.

Dari langkah kakinya, terlihat bahwa dia berjalan dengan langkah yang cepat. Satu per satu langkahnya mengeluarkan suara dentuman. Entah apa yang dia rasa dan dia pikir yang pasti dia ingin cepat ke rumah.

"Ayo, cepat sampai ke rumah!" Tiara menambah laju kecepatan langkah kakinya.

Tanpa dia sadari, kakinya sedikit terluka. Dia berjalan begitu cepat dengan ukuran sepatu yang terlalu pas dengannya.

Tiara menahan rasa sakitnya. Rasanya dia ingin duduk menepi, mengamati lukanya, atau mencari apotek terdekat dulu lalu duduk. Tapi, dia mengutamakan egonya dengan memaksakan kakinya berjalan terus menerus.

Semakin lama rasa sakitnya bertambah, dia tahu pasti lukanya bertambah parah. Tapi kembali lagi yang penting dia harus kembali ke rumah.

Alasannya tidak karuan. Setengah otaknya beralasan bahwa dia kesal dengan Ryder yang dengan mudahnya mengingkari janji bukan jauh jauh hari. Setengah otaknya beralasan dia tidak ingin melihat wajah Raefal yang tampan itu terlalu lama. Hatinya terasa berdegup kencang.

Citttt....

Sebuah mobil di sebelah kanan Tiara berdecit pelan. Mobil sport berwarna merah terang itu berhenti paksa setelah tidak sengaja menyerempet Tiara.

Tiara terjatuh duduk ke bawah. Tapi, dia tidak sendiri ada Raefal yang juga jatuh terduduk di sampingnya.

Mereka saling menatap. Tatapan penuh pesona yang dibumbui pertanyaan. Seorang lelaki berjas yang mengemudi mobil tadi hanya berdiri diam melihat itu.

***

"Ayo, aku temani kamu berkeliling." Hanya kalimat itu yang ada di pikiran Raefal. Raefal Max Celeste, putra sulung keluarga Celeste sekaligus kakak dari Ryder Max Celeste yang seharusnya datang bertemu dengan seorang perempuan cantik bernama Tiara di depan komedi putar.

Dialah yang selalu menanggung malu dan menjadi benteng dari Ryder. Ryder yang suka menjahili seorang wanita agar bertemu tapi alhasil Raefal yang mereka lihat nanti.

Raefal juga tampan bahkan mungkin melebihi ketampanan adiknya. Tapi, satu kurangnya dia selalu diam. Tidak pernah bicara selain ...

"Permisi. Namaku Raefal Max Celeste."

"Tolong maafkan adikku, Ryder."

"Ayo, aku temani kamu berkeliling."

Karena alasan itulah, para wanita yang dia temui untuk mengganti Ryder merasa kesal dan bosan. Walaupun tampan, tapi tidak asik. Itulah yang biasanya wanita-wanita itu katakan.

"Tidak usah. Untuk apa kamu yang minta maaf. Katakan pada adikmu, aku ingin bertemu dengannya sekali, dia yang harus minta maaf. Aku permisi."

Raefal hanya diam tanpa kata. Seperti biasa dan memang seperti itu, dia hanya akan diam, mengangguk, atau menggeleng seperti robot.

Tubuh wanita itu, Tiara namanya, berbalik dan berjalan menjauh.

Tak lama, dia berhenti dan berbalik kembali menatap Raefal. Dia juga masih dalam keadaan yang sama yaitu diam. Anehnya, sekarang Tiara terlihat lebih cantik. Raefal terpesona.

Raefal tidak paham ini pertama kalinya, dia memandang wanita lebih dalam selain ibunya. Lamunannya buyar setelah Tiara pergi dari pandangannya.

Terbesit di pikirannya untuk mengikuti Tiara pergi. "Lagipula aku belum mau pulang."

***

"Ehm ... Ekhmm..." Lelaki berjas hitam itu berdeham berusaha menghilangkan keheningan yang terjadi. Tiara dan Raefal langsung menatap ke arahnya.

Tiara mencoba untuk berdiri, namun dia tidak kuat karena mobil tadi rupanya menyerempet sebelah kanan bagian tubuhnya ditambah lagi kedua kakinya yang lecet.

Raefal dengan sigap membantu Tiara berdiri. Mata mereka kembali bertemu. Keheningan tadi kembali terjadi.

Sial! Kenapa harus Raefal yang ada di sebelahku?!

"Ekhmm!" Suara dehaman lelaki itu bertambah lebih kencang. "Aku rasa, aku menyerempet sesuatu."

"Kamu menyerempetnya." Raefal berbicara dengan suara bass-nya. Suaranya begitu mempesona membuat Tiara kembali deg-degan.

"Ya. Aku rasa."

"Memang. Itu kenyataan." Raefal kembali menjawab. Lelaki di hadapannya terlihat sedikit kesal.

"Apa kau--"

"Apa kau hanya akan diam dan tidak akan minta maaf padanya?" Raefal memotong pembicaraan lelaki jas hitam itu. Terasa kalau lelaki itu bertambah emosi. "Oke."

"Oke untuk apa?" tanya Raefal tanpa sedikitpun berpikir untuk melepaskan tangannya yang merangkul Tiara bahkan rangkulannya semakin erat seakan dia tidak mau Tiara jatuh atau pergi menjauh darinya.

"Aku minta maaf." Akhirnya lelaki itu mengatakan kalimat yang seharusnya dia katakan sedari tadi. Lelaki itu mengatakan dengan slengean.

"Apa kau bisa bicara lebih sopan!" Raefal mulai menaikkan nada bicaranya.

Tiara yang melihat itu langsung menyela karena dia takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan. "Aku tidak apa-apa. Kau bisa pergi." Tiara langsung berbalik membelakangi lelaki itu dan melepas rangkulan Raefal. Dia pergi.

"Tiara!!" teriak Raefal.

"Kejar pacarmu! Jangan sampai digondol anjing!" Lelaki itu tersenyum licik lalu meninggalkan Raefal masuk ke dalam mobilnya.

Tiara berjalan pelan-pelan. Sekarang sakit di badannya bertambah. Dari yang tadi hanya sakit di kaki sekarang bagian kanan tubuhnya pun ngilu.

Seseorang menggegam tangannya. Tiara berbalik, yap, itu Raefal, dia memang lelaki yang baik yang tidak akan meninggalkan seorang wanita kesakitan.

"Kenapa kamu pergi? Kamu harusnya menunggu aku." Raefal memulai percakapan. Entah apa yang terjadi, sepertinya dia belajar bicara dengan wanita sebelum bertemu Tiara.

"Menunggu kamu bertengkar? Aku tidak punya waktu." Jawab Tiara sambil mengalihkan pandangannya.

"Bukan karena kamu menghindari ku kan?" Tiara mengerutkan alisnya. Raefal benar, niatnya pergi tadi supaya dia cepat berpisah dengan Raefal tapi apa yang dia katakan juga benar, dia malas melihat kedua lelaki itu bertengkar.

Tiara menggelengkan kepalanya. Raefal tersenyum lalu memegang tangan Tiara. "Kita cari apotek terdekat. Kakimu lecet."

***

Teras ruko yang sedang tutup kembali menjadi saksi. Saksi dimana Tiara dan Raefal bertemu.

Raefal menyentuh ujung kaki Tiara dengan perlahan. Luka kakinya tidak terlalu parah tapi tetap saja harus diobati kalau tidak pasti akan berabe.

"Apa sakit?" Tanya Raefal dengan pelan. Dia juga meniup kaki Tiara dengan lembut.

"Terimakasih. Tapi, aku rasa ini terlalu berlebihan." Tiara menjawab dengan hati-hati dan dengan menahan rasa sakitnya.

Raefal menatap Tiara. " Bukan itu pertanyaan ku, apa terasa sakit?"

"Tidak terlalu. Kamu sangat baik, aku rasa tidak perlu sampai seperti ini. Ini berlebihan." Ucap Tiara walaupun sebenarnya dia nyaman namun dia merasa tidak enak karena dia sempat memarahi Raefal tadi.

"Tidak ada yang berlebihan untuk kebaikan. Apa masih sakit?"

"Kamu selalu bertanya itu. Sudah kubilang tidak apa-apa." Jawab Tiara yang terdengar lebih tegas. "Bagaimana kamu tahu kakiku lecet? Sepatu ini tertutup." Lanjut Tiara, Raefal mendongak kaget.

"Kamu mengikuti ku? Kenapa bisa juga kamu tiba-tiba ada saat aku terserempet tadi? Walau telat, tapi setidaknya kamu menolongku, jadinya tidak terlalu parah. Katakan padaku."

"Kenapa kamu mengikutiku? Kamu ingin minta maaf? Sudah kubilang, kamu tidak perlu melakukan itu, Ryder adikmu yang harus melakukannya!"

"Kenapa juga kamu malah mengikutiku setelah aku pergi meninggalkanmu dengan lelaki itu tadi? Kenapa juga --- "

Perkataan Tiara terhenti setelah Raefal selesai membersihkan lukanya dan kembali menatapnya.

"Pertanyaannya banyak. Tapi, jawabannya cuma satu aku hanya ingin mengikutimu." Jawaban Raefal membuat Tiara kaget sekaligus bingung.

"Untuk apa?", "Bukan untuk hal yang aneh-aneh kan?" Raefal terdiam.

"Apa jawabannya lebih dari satu?" Tiba-tiba saja Tiara mengajukan pertanyaan konyol itu yang membuat Raefal tersenyum.

"Jawabannya hanya satu. Aku belum mau pulang." Raefal menatap Tiara tanpa menghilangkan senyumannya.

"Banyak yang bisa kamu lakukan selain mengikutiku."

"Jawabannya juga satu. Aku hanya ingin saja." Mendengar itu Tiara tertawa kecil.

"Jawabanmu konyol. Aku sudah berterimakasih tadi, jadi pergilah. Jangan sampai lagi kamu ingin mengikutiku lagi. Lagi pula kita pasti tidak akan bertemu lagi. Aku hanya akan bertemu Ryder nanti untuk masalah tadi, bukan dirimu. Pergilah." Tiara bangkit dari duduknya, lalu berjalan melewati Raefal.

"Oiya, kenapa kamu berpikir ingin mengikutiku?" Tiara kembali bertanya. Namun, Raefal hanya terdiam dan itu membuat Tiara kembali berjalan setelah sebelumnya dia menggelengkan kepalanya.

"Jawabannya satu!" Teriakan Raefal dengan lancang. Tiara sontak berbalik menghadap Raefal.

"A-aku ingin mengenalmu. Tiara." Tiara terdiam. Ini bukan pertama kalinya seorang lelaki mengatakan itu padanya. Jadi, dia sudah terbiasa.

***

Banyu

Ah! Aku terlalu asik bermain. Kenapa tidak mencariku?

^^^Tiara^^^

^^^Maaf. Aku pergi duluan.^^^

Banyu

Dengan orang yang bersama kakak?

^^^Tiara^^^

^^^Iya.^^^

Banyu

Kalian hanya rekan kerja atau kekasih? Kakak pasti kencan?

^^^Tiara^^^

^^^Kamu tahu bagaimana hidupku. Bagaimana bisa laki-laki bersamaku.^^^

Banyu

Ah-iya. Aku masih seru. Katakan pada papah dan mamah aku telat pulang.

Tiara menggelengkan kepalanya. Dia tidak jadi pulang ke rumah setelah mendengar perkataan Raefal.

"Tapi kamu bersamaku sekarang. Aku laki-laki. Kenapa seakan-akan tidak akan ada laki-laki di sekitarmu?" Suara Raefal memecahkan keheningan.

"Itu bukan urusanmu. Tidak usah mengenalku walaupun hanya sebagai teman. Ujung-ujungnya kamu pasti akan pergi."

"Tidak ada teman? Bagaimana mungkin?" Raefal bertanya. Dia penasaran. Tiara bukan wanita yang buruk, tidak mungkin orang-orang menjauhinya.

"Tidak ada. Hanya ada papah, mamah, dan Banyu. Jadi, kamu cukup tahu saja bahwa adikmu pernah membohongi wanita bernama Tiara."

"Tidak ada juga teman di sekitarku. Saat dua orang yang kesepian dan butuh seorang teman, apa salahnya jika mereka berteman?"

Tiara melirik Raefal. "Aku tak merasa begitu. Aku pamit."

Kembali, Tiara berlalu pergi dan berbalik ke arah Raefal. Selalu begitu saat mereka bertemu. Seperti dua orang yang mau berpisah tetapi juga ingin kembali.

Episodes
Episodes

Updated 75 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!