Sinar matahari menerangi melewati sela-sela jendela.
Membuat suhu dalam ruangan tidak terlalu panas tetapi juga tida terlalu dingin.
Itu sangat nyama untuk mengistirahatkan tubuh.
Avyanna tertidur di ranjang goyangnya yang terbuat dari kayu.
Ia merasa lelah saat melihat banyak hal untuk pertama kalinya sejak ia datang ke dalam dunia ini.
Demetria benar-benar sangat cocok menjadi pemandu.
Ia menjelaskan apapun yang di tangkap oleh matanya dan menceritakannya pada Avyanna yang masih kecil.
Bahkan, untuk bayi dia menjelaskan banyak hal padahal bayi biasanya tidak akan mengerti.
Karena itu, mata Avyanna juga mulai terasa sakit dan ada beberapa hal yang sangat menyenangkan untuk didengar.
Demetria masih bersamanya hingga Avyanna benar-benar tertidur.
Demetria akan selalu bersenandung dan menepuk-nepuk punggung Avyanna dengan lembut.
Karena itulah, pada hari itu Avyanna tertidur dengan sangat lelap setelah melihat sekitar rumahnya untuk pertama kali.
Dan berjumpa dengan beberapa orang.
***
"Wahhh! Tangannya kenapa sangat kecil?"
"Ayah, bukankah wajahnya aneh?"
"Hush! Aneh seperti apa? Avy itu sangat cantik tahu!"
"Hah? Cantik? Tapi, Ayah menurutku dia aneh,"
Avyanna mengerutkan alisnya dan mengeluh di dalam mimpinya.
'Berisik sekali sih!'
Avyanna perlahan membuka matanya, "Huuuu..."
"Wah, Ayah! Lihat, dia membuka matanya!"
"Zeffrey, hentikan. Jangan ganggu adikmu,"
Avyanna mulai menggeliat tak nyaman.
Itu mengganggu tidur indah Avyanna dan menghancurkan pemandangan mimpi yang begitu luar biasa.
"Huuuu... Bwaahhhh... Bababawahhh..."
'Berisik sekali! Jangan keras-keras dong saat berbicara!'
"Eh? Kau berbicara apa, aneh? Mungkinkah ini bahasa yang hanya di gunakan oleh makhluk aneh sepertimu?"
Tangan anak laki-laki itu menyentuh pipi Avyanna dan menusuknya.
"Ini... Ini lembut sekali!"
Mata Avyanna berbinar.
Dan...
"Hoeekkkkk!!!! Hwoeekkkk!!!"
"Zeffrey Syvonne?!"
Suara yang Avyanna kenal, tapi mengandung suara berat yang tak pernah ia dengar.
"Ah! Ibu, aku tak tahu dia akan menangis,"
Dan suara nyaring khas anak-anak yang berteriak karena terkejut.
Demetria mengangkat tubuh kecil Avyanna dan mengayunkan yang perlahan di dalam pelukannya.
Demetria menepuk lembut punggung bayi kecilnya, "Puk... Puk.... Avyku, jangan menangis lagi yaa..."
Demetria beralih kepada seorang anak dengan berkata, "Kan ibu sudah bilang jangan bicara dengan suara yang keras saat adikmu sedang tidur kan?"
"Itu..."
Demetria memandang arah lain dimana seorang pria yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik koran
"Dan kau juga, Chatty!"
Chattan menurunkan korannya dan memandang istrinya dengan wajah penuh keringat, "Anu, Demy..."
"Ibu ingin kalian berdua keluar dulu..."
Kalimat tegas dari Demetria membuat satu pria dewasa dan satu anak kecil itu diam.
Mereka berdua keluar sambil memandang satu sama lain dengan tak percaya.
Demetria mengelus lembut kepala Avyanna dan berkata, "Apakah Avyku lapar? Atau memang Avyku terganggu dengan suara yang keras ya?"
Demetria terus menepuk punggung Avyanna dengan lembut sambil mencoba memberi pengertian.
"Maaf yaa... Ayah dan kakakmu memang..."
Demetria membawa Avyanna untuk duduk di dekat jendela dan mulai menyusuinya.
Dengan langit yang terlihat berwarna jingga kemerahan Avyanna mulai melakukan hal yang lumrah untuk di lakukan oleh bayi.
Tapi ...
Avyanna sebelumnya sangat terkejut sampai tak bernapas.
Untuk saat ini, 'Yahh... Bagaimanapun juga aku masih bayi,'
'Kebutuhan paling utama seorang bayi adalah susu dari ibunya,'
Setelah selesai, punggung kecil Avyanna di tepuk pelan hingga Avyanna mulai mengeluarkan sendawa kecil.
Demetria membawa Avyanna kembali ke ranjang goyangnya.
'Tidak! Aku sangat bosan hanya berbaring!'
Avyanna menggeliat tak nyaman dan mulai mengeluarkan suara protes saat hendak di baringkan di ranjangnya.
"Eh? Avyku ada apa?"
"Hwaaa... Bwaaaa... Babababa..."
'Tolong gendong aku dan bawa aku jalan-jalan...'
Demetria seperti mengerti ucapan Avyanna, ia menggendong bayi kecilnya itu dan keluar dari ruangan tersebut.
"Avyku pasti bosan ya?"
Demetria mulai berjalan hendak keluar dari rumah dan mendapati bahwa Cathan dan seorang anak kecil sedang duduk merenung di bawah pohon.
"Hah..."
Demetria menatap Avyanna yang tersenyum lebar saat menatap langit senja dengan burung-burung berterbangan.
"Terkadang ibu juga merasa sedang membesarkan bayi lainnya,"
Alis Demetria terajut, tetapi senyum kecil mengembang di bibirnya yang tipis.
Demetria mulai mendekati dua orang itu dan mulai berkata, "Kupikir kalian akan berisik lagi..."
Cathan berdiri dan menatap Demetria dengan lembut, "Ah, Demy... Maafkan aku..."
Cathan mulai memasang wajah terkejut saat melihat Avyanna menatap ayahnya dengan penuh penasaran.
"Hahaha... Apakah Avyku menatapku?"
Cathan mulai berjalan dan meminta Demetria untuk memberikan Avyanna kepadanya.
Demetria menatap tajam Cathan dan berkata, "Apakah kamu sudah membersihkan tanganmu sebelumnya?"
Cathan mengangguk, "Tentu saja. Semenjak bulan lalu aku jadi rajin mencuci tanganku,"
Demetria kemudian memberikan Avyanna kepada Cathan.
Mereka berdua tersenyum kecil dimana Demetria membelai kecil pipi Avyanna.
Sedangkan Cathan yang menggendong Avyanna dengan lembut sambil mengelus punggung Avyanna.
Itu pemandangan yang indah.
Tapi...
"A-aku akan kembali ke kamarku..."
Zeffrey menatap kedua orangtuanya sejenak dan langsung lari kembali menuju rumah tanpa mengatakan apapun.
Melihat hal itu secara mendadak Demetria berteriak, "Zeffy?!"
Begitupun dengan Cathan yang memiringkan kepalanya merasa bingung, "Zeffrey?"
Demetria dan Cathan saling menatap dalam diam.
Bahkan Avyanna pun tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan anak laki-laki itu.
Demetria terlihat cemas untuk sesaat sebelum akhirnya ia menoleh kepada Cathan dan berkata, "Aku akan berbicara dengannya,"
Cathan yang masih mengelus punggung Avyanna menanggapi, "Baiklah, Demy. Aku yang akan menjaga Avy..."
Demetria mulai berjalan kembali masuk ke dalam rumah.
Cathan menggendong Avyanna dan berkata dengan pelan, "Avy... Kakakmu mungkin membutuhkan waktu. Anak yang biasanya bersama dengan orangtuanya kini mendapatkan seorang adik. Mungkin saja kakakmu membutuhkan waktu penyesuaian,"
Cathan tersenyum kecil dan memberikan kecupan kecil di dahi Avyanna.
Avyanna menanggapi dengan tawanya dan meraih dagu Cathan.
Cathan tersenyum sambil mengecup di Avyanna, "Bagaimana ini... Kenapa Avyku sangat cantik,"
Cathan terus mengayunkan pelan Avyanna di dalam peluknya dan dengan jalan santai mengelilingi rumah.
Hal yang sama yang dilakukan oleh Demetria.
Avyanna termenung, 'Orangtua yang hangat...'
Cathan memetik dedaunan dan meniupnya.
Avyanna yang melihat ini mengerutkan kening kebingungan.
'Apa yang dilakukannya?'
Avyanna melebarkan matanya terkejut, 'Daunnya... Berubah...'
Daun itu berubah jadi bunga kecil dengan warna merah jambu.
Cathan meletakkan bunga itu di selipan telinga Avyanna.
Cathan tersenyum, "Avyku sangat cantik..."
Avyanna saat itu sangat terkejut.
'Bagaimana dia melakukannya?'
'Bagaimana bisa?'
"Hwaababa.... Bababahwa..."
'Itu keren... Keren sekali...'
Avyanna tertawa saat melihat Cathan yang memetik daun dan mengubahnya menjadi bunga dengan warna yang berbeda.
Cathan, "Hahaha... Apakah Avyku senang?"
"Bwa!"
'Ya!'
Avyanna tersenyum lalu tertawa, ia merasa takjub dan hatinya juga merasa sangat hangat.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Mikochan
Semangat terus thorr!🤗
2023-08-18
0
Alida
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
2023-07-15
0
☯THAILY YANIRETH✿
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
2023-07-15
0