Chapter 4~Kakak Laki-laki

Sinar matahari menerangi melewati sela-sela jendela.

Membuat suhu dalam ruangan tidak terlalu panas tetapi juga tida terlalu dingin.

Itu sangat nyama untuk mengistirahatkan tubuh.

Avyanna tertidur di ranjang goyangnya yang terbuat dari kayu.

Ia merasa lelah saat melihat banyak hal untuk pertama kalinya sejak ia datang ke dalam dunia ini.

Demetria benar-benar sangat cocok menjadi pemandu.

Ia menjelaskan apapun yang di tangkap oleh matanya dan menceritakannya pada Avyanna yang masih kecil.

Bahkan, untuk bayi dia menjelaskan banyak hal padahal bayi biasanya tidak akan mengerti.

Karena itu, mata Avyanna juga mulai terasa sakit dan ada beberapa hal yang sangat menyenangkan untuk didengar.

Demetria masih bersamanya hingga Avyanna benar-benar tertidur.

Demetria akan selalu bersenandung dan menepuk-nepuk punggung Avyanna dengan lembut.

Karena itulah, pada hari itu Avyanna tertidur dengan sangat lelap setelah melihat sekitar rumahnya untuk pertama kali.

Dan berjumpa dengan beberapa orang.

***

"Wahhh! Tangannya kenapa sangat kecil?"

"Ayah, bukankah wajahnya aneh?"

"Hush! Aneh seperti apa? Avy itu sangat cantik tahu!"

"Hah? Cantik? Tapi, Ayah menurutku dia aneh,"

Avyanna mengerutkan alisnya dan mengeluh di dalam mimpinya.

'Berisik sekali sih!'

Avyanna perlahan membuka matanya, "Huuuu..."

"Wah, Ayah! Lihat, dia membuka matanya!"

"Zeffrey, hentikan. Jangan ganggu adikmu,"

Avyanna mulai menggeliat tak nyaman.

Itu mengganggu tidur indah Avyanna dan menghancurkan pemandangan mimpi yang begitu luar biasa.

"Huuuu... Bwaahhhh... Bababawahhh..."

'Berisik sekali! Jangan keras-keras dong saat berbicara!'

"Eh? Kau berbicara apa, aneh? Mungkinkah ini bahasa yang hanya di gunakan oleh makhluk aneh sepertimu?"

Tangan anak laki-laki itu menyentuh pipi Avyanna dan menusuknya.

"Ini... Ini lembut sekali!"

Mata Avyanna berbinar.

Dan...

"Hoeekkkkk!!!! Hwoeekkkk!!!"

"Zeffrey Syvonne?!"

Suara yang Avyanna kenal, tapi mengandung suara berat yang tak pernah ia dengar.

"Ah! Ibu, aku tak tahu dia akan menangis,"

Dan suara nyaring khas anak-anak yang berteriak karena terkejut.

Demetria mengangkat tubuh kecil Avyanna dan mengayunkan yang perlahan di dalam pelukannya.

Demetria menepuk lembut punggung bayi kecilnya, "Puk... Puk.... Avyku, jangan menangis lagi yaa..."

Demetria beralih kepada seorang anak dengan berkata, "Kan ibu sudah bilang jangan bicara dengan suara yang keras saat adikmu sedang tidur kan?"

"Itu..."

Demetria memandang arah lain dimana seorang pria yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik koran

"Dan kau juga, Chatty!"

Chattan menurunkan korannya dan memandang istrinya dengan wajah penuh keringat, "Anu, Demy..."

"Ibu ingin kalian berdua keluar dulu..."

Kalimat tegas dari Demetria membuat satu pria dewasa dan satu anak kecil itu diam.

Mereka berdua keluar sambil memandang satu sama lain dengan tak percaya.

Demetria mengelus lembut kepala Avyanna dan berkata, "Apakah Avyku lapar? Atau memang Avyku terganggu dengan suara yang keras ya?"

Demetria terus menepuk punggung Avyanna dengan lembut sambil mencoba memberi pengertian.

"Maaf yaa... Ayah dan kakakmu memang..."

Demetria membawa Avyanna untuk duduk di dekat jendela dan mulai menyusuinya.

Dengan langit yang terlihat berwarna jingga kemerahan Avyanna mulai melakukan hal yang lumrah untuk di lakukan oleh bayi.

Tapi ...

Avyanna sebelumnya sangat terkejut sampai tak bernapas.

Untuk saat ini, 'Yahh... Bagaimanapun juga aku masih bayi,'

'Kebutuhan paling utama seorang bayi adalah susu dari ibunya,'

Setelah selesai, punggung kecil Avyanna di tepuk pelan hingga Avyanna mulai mengeluarkan sendawa kecil.

Demetria membawa Avyanna kembali ke ranjang goyangnya.

'Tidak! Aku sangat bosan hanya berbaring!'

Avyanna menggeliat tak nyaman dan mulai mengeluarkan suara protes saat hendak di baringkan di ranjangnya.

"Eh? Avyku ada apa?"

"Hwaaa... Bwaaaa... Babababa..."

'Tolong gendong aku dan bawa aku jalan-jalan...'

Demetria seperti mengerti ucapan Avyanna, ia menggendong bayi kecilnya itu dan keluar dari ruangan tersebut.

"Avyku pasti bosan ya?"

Demetria mulai berjalan hendak keluar dari rumah dan mendapati bahwa Cathan dan seorang anak kecil sedang duduk merenung di bawah pohon.

"Hah..."

Demetria menatap Avyanna yang tersenyum lebar saat menatap langit senja dengan burung-burung berterbangan.

"Terkadang ibu juga merasa sedang membesarkan bayi lainnya,"

Alis Demetria terajut, tetapi senyum kecil mengembang di bibirnya yang tipis.

Demetria mulai mendekati dua orang itu dan mulai berkata, "Kupikir kalian akan berisik lagi..."

Cathan berdiri dan menatap Demetria dengan lembut, "Ah, Demy... Maafkan aku..."

Cathan mulai memasang wajah terkejut saat melihat Avyanna menatap ayahnya dengan penuh penasaran.

"Hahaha... Apakah Avyku menatapku?"

Cathan mulai berjalan dan meminta Demetria untuk memberikan Avyanna kepadanya.

Demetria menatap tajam Cathan dan berkata, "Apakah kamu sudah membersihkan tanganmu sebelumnya?"

Cathan mengangguk, "Tentu saja. Semenjak bulan lalu aku jadi rajin mencuci tanganku,"

Demetria kemudian memberikan Avyanna kepada Cathan.

Mereka berdua tersenyum kecil dimana Demetria membelai kecil pipi Avyanna.

Sedangkan Cathan yang menggendong Avyanna dengan lembut sambil mengelus punggung Avyanna.

Itu pemandangan yang indah.

Tapi...

"A-aku akan kembali ke kamarku..."

Zeffrey menatap kedua orangtuanya sejenak dan langsung lari kembali menuju rumah tanpa mengatakan apapun.

Melihat hal itu secara mendadak Demetria berteriak, "Zeffy?!"

Begitupun dengan Cathan yang memiringkan kepalanya merasa bingung, "Zeffrey?"

Demetria dan Cathan saling menatap dalam diam.

Bahkan Avyanna pun tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan anak laki-laki itu.

Demetria terlihat cemas untuk sesaat sebelum akhirnya ia menoleh kepada Cathan dan berkata, "Aku akan berbicara dengannya,"

Cathan yang masih mengelus punggung Avyanna menanggapi, "Baiklah, Demy. Aku yang akan menjaga Avy..."

Demetria mulai berjalan kembali masuk ke dalam rumah.

Cathan menggendong Avyanna dan berkata dengan pelan, "Avy... Kakakmu mungkin membutuhkan waktu. Anak yang biasanya bersama dengan orangtuanya kini mendapatkan seorang adik. Mungkin saja kakakmu membutuhkan waktu penyesuaian,"

Cathan tersenyum kecil dan memberikan kecupan kecil di dahi Avyanna.

Avyanna menanggapi dengan tawanya dan meraih dagu Cathan.

Cathan tersenyum sambil mengecup di Avyanna, "Bagaimana ini... Kenapa Avyku sangat cantik,"

Cathan terus mengayunkan pelan Avyanna di dalam peluknya dan dengan jalan santai mengelilingi rumah.

Hal yang sama yang dilakukan oleh Demetria.

Avyanna termenung, 'Orangtua yang hangat...'

Cathan memetik dedaunan dan meniupnya.

Avyanna yang melihat ini mengerutkan kening kebingungan.

'Apa yang dilakukannya?'

Avyanna melebarkan matanya terkejut, 'Daunnya... Berubah...'

Daun itu berubah jadi bunga kecil dengan warna merah jambu.

Cathan meletakkan bunga itu di selipan telinga Avyanna.

Cathan tersenyum, "Avyku sangat cantik..."

Avyanna saat itu sangat terkejut.

'Bagaimana dia melakukannya?'

'Bagaimana bisa?'

"Hwaababa.... Bababahwa..."

'Itu keren... Keren sekali...'

Avyanna tertawa saat melihat Cathan yang memetik daun dan mengubahnya menjadi bunga dengan warna yang berbeda.

Cathan, "Hahaha... Apakah Avyku senang?"

"Bwa!"

'Ya!'

Avyanna tersenyum lalu tertawa, ia merasa takjub dan hatinya juga merasa sangat hangat.

****

Terpopuler

Comments

Mikochan

Mikochan

Semangat terus thorr!🤗

2023-08-18

0

Alida

Alida

Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!

2023-07-15

0

☯THAILY YANIRETH✿

☯THAILY YANIRETH✿

Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1-Prolog
2 Chapter 2~ Terlahir
3 Chapter 3~ Perasaan Hangat
4 Chapter 4~Kakak Laki-laki
5 Chapter 5~ Kakak Laki-laki (2)
6 Chapter 6~ Mimpi
7 Chapter 7~ Ini Sangat Membingungkan
8 Chapter 8~ Selamat Malam, Adikku
9 Chapter 9~ Bersama Ibu
10 Chapter 10~ Bersama Ibu (2)
11 Chapter 11~ Aku Ingin Hidup
12 Chapter 12~ Pasar
13 Chapter 13~ Pengalihan
14 Chapter 14~ Pertemuan
15 Chapter 15~ Musuh
16 Chapter 16~ Musuh (2)
17 Chapter 17~ Menunggu
18 Chapter 18~ Terjebak di Gua
19 Chapter 19~ Kabar Buruk
20 Chapter 20~ Kabar Buruk (2)
21 Chapter 21~ Kabar Buruk (3)
22 Chapter 22~ Kabar Buruk (4)
23 Chapter 23~ Rencana
24 Chapter 24~ Rencana (2)
25 Chapter 25~ Jalan keluar
26 Chapter 26~ Jalan Keluar (2)
27 Chapter 27~ Jalan Keluar (3)
28 Chapter 28~ Keluar
29 Chapter 29~ Kekacauan
30 Chapter 30~ Kekacauan (2)
31 Chapter 31~ Kekacauan (3)
32 Chapter 32~ Datangnya Bahaya
33 Chapter 33~ Datangnya Bahaya (2)
34 Chapter 34~ Maverick
35 Chapter 35~ Siapa itu?
36 Chapter 36~ Persembunyian
37 Chapter 37~ Persembunyian (2)
38 Chapter 38~ Siapa Sebenarnya Kau?
39 Chapter 39~ Apakah kita bisa selamat?
40 Chapter 40~ Sihir Teleportasi
41 Chapter 41~ Pergi ke Balai Desa
42 Chapter 42~ Pergi ke Balai Desa (2)
43 Chapter 43~ Ketakutan dan Kecemasan
44 Chapter 44~ Ketakutan dan Kecemasan (2)
45 Chapter 45~ Penjelasan
46 Chapter 46~ Penjelasan (2)
47 Chapter 47~ Kenangan
48 Chapter 48~ Kontrak
49 Chapter 49~ Kontrak (2)
50 Chapter 50~ Erion
51 Chapter 51~Sebuah Mimpi
52 Chapter 52~ Seperti dalam Mimpi
53 Chapter 53~ Aku ingin berguna
54 Chapter 54
55 Chapter 55~ Gray
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Chapter 1-Prolog
2
Chapter 2~ Terlahir
3
Chapter 3~ Perasaan Hangat
4
Chapter 4~Kakak Laki-laki
5
Chapter 5~ Kakak Laki-laki (2)
6
Chapter 6~ Mimpi
7
Chapter 7~ Ini Sangat Membingungkan
8
Chapter 8~ Selamat Malam, Adikku
9
Chapter 9~ Bersama Ibu
10
Chapter 10~ Bersama Ibu (2)
11
Chapter 11~ Aku Ingin Hidup
12
Chapter 12~ Pasar
13
Chapter 13~ Pengalihan
14
Chapter 14~ Pertemuan
15
Chapter 15~ Musuh
16
Chapter 16~ Musuh (2)
17
Chapter 17~ Menunggu
18
Chapter 18~ Terjebak di Gua
19
Chapter 19~ Kabar Buruk
20
Chapter 20~ Kabar Buruk (2)
21
Chapter 21~ Kabar Buruk (3)
22
Chapter 22~ Kabar Buruk (4)
23
Chapter 23~ Rencana
24
Chapter 24~ Rencana (2)
25
Chapter 25~ Jalan keluar
26
Chapter 26~ Jalan Keluar (2)
27
Chapter 27~ Jalan Keluar (3)
28
Chapter 28~ Keluar
29
Chapter 29~ Kekacauan
30
Chapter 30~ Kekacauan (2)
31
Chapter 31~ Kekacauan (3)
32
Chapter 32~ Datangnya Bahaya
33
Chapter 33~ Datangnya Bahaya (2)
34
Chapter 34~ Maverick
35
Chapter 35~ Siapa itu?
36
Chapter 36~ Persembunyian
37
Chapter 37~ Persembunyian (2)
38
Chapter 38~ Siapa Sebenarnya Kau?
39
Chapter 39~ Apakah kita bisa selamat?
40
Chapter 40~ Sihir Teleportasi
41
Chapter 41~ Pergi ke Balai Desa
42
Chapter 42~ Pergi ke Balai Desa (2)
43
Chapter 43~ Ketakutan dan Kecemasan
44
Chapter 44~ Ketakutan dan Kecemasan (2)
45
Chapter 45~ Penjelasan
46
Chapter 46~ Penjelasan (2)
47
Chapter 47~ Kenangan
48
Chapter 48~ Kontrak
49
Chapter 49~ Kontrak (2)
50
Chapter 50~ Erion
51
Chapter 51~Sebuah Mimpi
52
Chapter 52~ Seperti dalam Mimpi
53
Chapter 53~ Aku ingin berguna
54
Chapter 54
55
Chapter 55~ Gray
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!