I Became A Child Of Wizarding Family

I Became A Child Of Wizarding Family

Chapter 1-Prolog

Bulan...

Bintang...

Dan itu seperti...

Burung?

Mata emas yang jernih mengedipkan matanya berulang kali dan memejamkan matanya sebentar.

Ia membuka matanya, lalu menatap lekat mainan dengan bentuk baru di atasnya.

Ia menghela nafas, "Huuh ..."

Tatapannya terlihat tertarik tapi berganti lagi dengan rasa bosan yang tak dapat diungkapkan.

Pemilik mata emas itu hanya diam dan menatap langit-langit yang sama untuk kesekian kalinya.

Setelah itu, ia menggenggam tangannya dan mengangkatnya ke atas.

Dan kemudian...

"Hoeekkkkk!!! Hoeekkkk!!!"

Bantingan pintu yang terbuka membuat suasana ruangan itu sejenak hening dan mulai dipenuhi dengan suara tangisan kembali.

"Cup, cup, putriku sayang... Apa kau lapar?"

Wanita yang baru saja masuk ke ruangan tersebut dengan sigap menggendong tubuh kecil dan ringkih ke dalam pelukannya.

Wanita itu mengayunkan dan bernada untuk menenangkan.

"Putriku sayang? Ada apa? Mengapa kau menangis?"

Wanita itu memasang wajah khawatir dan menatap lekat wajah pemilik tubuh kecil tersebut.

"Hoeekkkk!!!"

Wanita itu membaringkan tubuh kecil kembali kedalam ranjang kayu dengan mainan tergantung di atasnya.

Wanita itu mulai membuka celana sembari berkata, "Putriku, bahkan celanamu juga tidak kotor,"

Wanita membenarkan pakaiannya dan menggendongkan kembali tubuh yang ia panggil putrinya tersebut.

"Hoeekkkkk! Hoeek!!"

Tetapi, putrinya itu tidak berhenti menangis.

Wajah wanita itu semakin khawatir, ia terus bersenandung untuk menghibur putrinya.

Wanita itu mulai mengayunkan tangannya keatas dan muncul sekilat cahaya melintasi mata putrinya.

Kedua mata emas milik putri wanita tersebut melebar, menandakan bahwa ia sangat tertarik.

Wanita itu tersenyum kecil, "Hehe... Sepertinya putriku sangat menyukainya?"

Wanita itu mulai mengayunkan tangannya dengan ujung-ujung jarinya yang terus mengeluarkan cahaya.

Mata emas putrinya berbinar-binar penuh dengan semangat.

Suara gelak tawa khas bayi keluar dari mulutnya yang kecil dengan pipinya yang gembul naik turun bersemangat.

Cahaya yang menyilaukan dan suara tawa memenuhi ruangan sederhana tersebut.

Putri wanita itu tertidur dalam pelukan sang ibu.

Wanita itu membaringkan bayinya di atas ranjang lagi dan terus bersenandung.

Ia juga menepuk-nepuk perlahan tubuh putrinya, hingga putrinya itu tertidur pulas.

"Aku mendengar bahwa putri kita menangis? Apakah benar?"

Wanita itu terdiam sejenak, lalu ia mengalihkan pandangan kepada seorang pria tegap yang berdiri di depan ruangan tersebut.

Wanita itu meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya yang mengerucut, "Ssttttt... Tolong jangan berisik, Cathy,"

Pria itu menatap dengan khawatir, "Tapi, Demy... Putri kita... Putri kita..."

Wanita itu menatap tajam dan mengucapkan hal yang sama seperti sebelumnya, "Sttttt! Aku kan sudah bilang padamu untuk jangan berisik..."

Wanita itu kembali menatap putrinya dengan senyum kecil, tapi tidak dengan matanya yang mendung.

Pria itu entah mengapa meneteskan air mata dan wanita itu hanya mengabaikannya dan tetap menatap putri kecilnya itu di dalam pelukannya.

"Ia baru saja tertidur..."

***

Suara bisik-bisik yang terdengar asing terus mengganggu saat terlelap.

Ditempat yang seperti ini, suara-suara yang semakin lama semakin terdengar jauh seperti menyanyikan lagu tidur.

Itu gelap.

Tapi di dalam kegelapan itu, seseorang meringkukan tubuhnya seperti sebuah perlindungan.

'Apakah hangat?'

"..."

Tidak ada jawaban yang terdengar.

'Hmmm... Apakah kau merasa nyaman?'

"..."

Tetap tidak ada jawaban yang terdengar.

Suara itu tidak menyerah tetapi menjadi hening sejenak.

Dan akhirnya berbicara untuk waktu yang lama.

'Apa kau yakin bahwa kau tak mau keluar?'

"..."

'Atau kau akan terus seperti ini? Mengapa?'

"..."

'Meskipun begitu, aku sudah memberikanmu sebuah kesempatan,'

"..."

"Kesempatan yang baik bukankah harus di gunakan dengan baik?"

"..."

Tapi suara itu tidak terlihat jengkel, ia terus berbicara hingga akhirnya seseorang yang meringkuk itu menggerakkan jarinya.

Ia perlahan membuka matanya dan berkata dengan suara yang serak, "Bukankah disini lebih baik?"

Suara itu berkata, 'Kenapa tidak mencobanya untuk keluar sekali?'

Seseorang yang meringkuk itu menatap kegelapan di depannya dan berkata dengan murung, "Apakah anda ingin saya menghadapi sesuatu yang disebut 'kehidupan' lagi? Itu menyakitkan,"

Suara terkekeh dan mulai melembutkan suaranya, 'Oh, anakku... Di tempat yang tidak apa-apanya ini apa yang kau harapkan?'

Seseorang yang meringkuk itu berkata, "Memang tidak ada apapun, tapi... Bukankah ada anda disini?"

"..."

Suara itu tidak menjawab.

Mungkin suara itu bingung ingin menanggapi seperti apa.

Tempat tersebut sangat gelap dimana tidak ada cahaya yang menebus.

Ditambah dengan keheningan panjang di antara dua mahkluk tersebut.

Entah, apakah mereka bisa disebut sebagai mahkluk?

Tidak ada sedikitpun perasaan kehidupan di antara mereka.

Seperti mereka sudah dari awal tak memilikinya di sini.

Itu hening untuk sementara waktu.

Dan untuk waktu yang lama, suara itu terdengar lagi lalu berkata, 'Anakku... Kenapa kau tak mencobanya sekali? Aku... Tidak! Kau harus mencoba lagi, mungkin 'kehidupan' kali ini akan berbeda!'

Seseorang yang meringkuk itu menghela napas dengan berat, "Entah mengapa, saya merasa bahwa anda sedang mengusir saya,"

"Apa ini hanya perasaan saya?"

Suara itu berkata dengan suara yang lebih berat, 'Anakku... Kurasa kau harus...'

Seseorang yang meringkuk itu memaksakan tubuhnya untuk berdiri.

Ia sudah sangat lama meringkuk di dalam kegelapan ini.

Dan sudah sangat lama juga mendengar ocehan dari suara yang entah dari mana asalnya, yang terus memintanya untuk mencoba kembali 'kehidupan' lain.

Seseorang yang meringkuk itu mulai menjawab dengan tegas, ia menatap kegelapan yang tak tersentuh di depannya, "Baiklah, saya akan pergi..."

Suara itu terdengar girang, ia berteriak dan mulai mengeluarkan suara yang jauh lebih aneh yang memenuhi tempat tersebut.

Seseorang yang meringkuk tersebut tidak mendengar suara lain selain suara heboh di sekitarnya.

'Anakku...'

Saat mendengar suara itu, seketika cahaya menyelimuti seseorang yang meringkuk tersebut.

Karena baru melihat cahaya sejak lama, mata seseorang yang meringkuk tersebut seketika sakit.

'Hiduplah...'

Seseorang yang meringkuk itu memegangi matanya dan ia dapat merasakan bahwa ia mulai menangis.

'Kumohon...'

Seseorang yang meringkuk merasakan bahwa tubuhnya seperti terangkat.

'Nak, Hiduplah dengan...'

Tubuhnya merasakan rasa dingin yang luar biasa dan perlahan berubah menjadi panas.

'Bahagia!"

Seseorang yang meringkuk itu mulai terangkat sangat tinggi. Ia juga mendengar beberapa bisikan dengan suara yang berbeda-beda.

Setelah mendengar suara-suara itu, seseorang yang meringkuk itu mengalami penyusutan.

Air mata mengalir deras di kedua pipinya.

Ia tidak merasakan sakit tetapi entah mengapa ia merasa sangat sedih.

Seseorang yang meringkuk itu kembali meringkuk dan seperti berada di tempat yang hangat.

Tapi kehangatan yang ia rasakan berbeda saat berada di tempat sebelumnya.

Tidak ada lagi suara yang menggangunya dan terus memintanya untuk mencoba 'kehidupan' lagi.

Entah kenapa...

"Aku mulai merindukannya..."

Seseorang yang meringkuk itu mulai memejamkan matanya kembali.

****

Terpopuler

Comments

Zolojulo

Zolojulo

Semangattt terus, thorr...

Mampir ya

2023-07-20

0

ˢⁱᵐᵖ 2ᴅ

ˢⁱᵐᵖ 2ᴅ

Ga nyangka bisa terkena hook dari karya ini. Jempol atas buat author!

2023-07-13

0

Girl lạnh lùng

Girl lạnh lùng

Bikin galau.

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1-Prolog
2 Chapter 2~ Terlahir
3 Chapter 3~ Perasaan Hangat
4 Chapter 4~Kakak Laki-laki
5 Chapter 5~ Kakak Laki-laki (2)
6 Chapter 6~ Mimpi
7 Chapter 7~ Ini Sangat Membingungkan
8 Chapter 8~ Selamat Malam, Adikku
9 Chapter 9~ Bersama Ibu
10 Chapter 10~ Bersama Ibu (2)
11 Chapter 11~ Aku Ingin Hidup
12 Chapter 12~ Pasar
13 Chapter 13~ Pengalihan
14 Chapter 14~ Pertemuan
15 Chapter 15~ Musuh
16 Chapter 16~ Musuh (2)
17 Chapter 17~ Menunggu
18 Chapter 18~ Terjebak di Gua
19 Chapter 19~ Kabar Buruk
20 Chapter 20~ Kabar Buruk (2)
21 Chapter 21~ Kabar Buruk (3)
22 Chapter 22~ Kabar Buruk (4)
23 Chapter 23~ Rencana
24 Chapter 24~ Rencana (2)
25 Chapter 25~ Jalan keluar
26 Chapter 26~ Jalan Keluar (2)
27 Chapter 27~ Jalan Keluar (3)
28 Chapter 28~ Keluar
29 Chapter 29~ Kekacauan
30 Chapter 30~ Kekacauan (2)
31 Chapter 31~ Kekacauan (3)
32 Chapter 32~ Datangnya Bahaya
33 Chapter 33~ Datangnya Bahaya (2)
34 Chapter 34~ Maverick
35 Chapter 35~ Siapa itu?
36 Chapter 36~ Persembunyian
37 Chapter 37~ Persembunyian (2)
38 Chapter 38~ Siapa Sebenarnya Kau?
39 Chapter 39~ Apakah kita bisa selamat?
40 Chapter 40~ Sihir Teleportasi
41 Chapter 41~ Pergi ke Balai Desa
42 Chapter 42~ Pergi ke Balai Desa (2)
43 Chapter 43~ Ketakutan dan Kecemasan
44 Chapter 44~ Ketakutan dan Kecemasan (2)
45 Chapter 45~ Penjelasan
46 Chapter 46~ Penjelasan (2)
47 Chapter 47~ Kenangan
48 Chapter 48~ Kontrak
49 Chapter 49~ Kontrak (2)
50 Chapter 50~ Erion
51 Chapter 51~Sebuah Mimpi
52 Chapter 52~ Seperti dalam Mimpi
53 Chapter 53~ Aku ingin berguna
54 Chapter 54
55 Chapter 55~ Gray
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Chapter 1-Prolog
2
Chapter 2~ Terlahir
3
Chapter 3~ Perasaan Hangat
4
Chapter 4~Kakak Laki-laki
5
Chapter 5~ Kakak Laki-laki (2)
6
Chapter 6~ Mimpi
7
Chapter 7~ Ini Sangat Membingungkan
8
Chapter 8~ Selamat Malam, Adikku
9
Chapter 9~ Bersama Ibu
10
Chapter 10~ Bersama Ibu (2)
11
Chapter 11~ Aku Ingin Hidup
12
Chapter 12~ Pasar
13
Chapter 13~ Pengalihan
14
Chapter 14~ Pertemuan
15
Chapter 15~ Musuh
16
Chapter 16~ Musuh (2)
17
Chapter 17~ Menunggu
18
Chapter 18~ Terjebak di Gua
19
Chapter 19~ Kabar Buruk
20
Chapter 20~ Kabar Buruk (2)
21
Chapter 21~ Kabar Buruk (3)
22
Chapter 22~ Kabar Buruk (4)
23
Chapter 23~ Rencana
24
Chapter 24~ Rencana (2)
25
Chapter 25~ Jalan keluar
26
Chapter 26~ Jalan Keluar (2)
27
Chapter 27~ Jalan Keluar (3)
28
Chapter 28~ Keluar
29
Chapter 29~ Kekacauan
30
Chapter 30~ Kekacauan (2)
31
Chapter 31~ Kekacauan (3)
32
Chapter 32~ Datangnya Bahaya
33
Chapter 33~ Datangnya Bahaya (2)
34
Chapter 34~ Maverick
35
Chapter 35~ Siapa itu?
36
Chapter 36~ Persembunyian
37
Chapter 37~ Persembunyian (2)
38
Chapter 38~ Siapa Sebenarnya Kau?
39
Chapter 39~ Apakah kita bisa selamat?
40
Chapter 40~ Sihir Teleportasi
41
Chapter 41~ Pergi ke Balai Desa
42
Chapter 42~ Pergi ke Balai Desa (2)
43
Chapter 43~ Ketakutan dan Kecemasan
44
Chapter 44~ Ketakutan dan Kecemasan (2)
45
Chapter 45~ Penjelasan
46
Chapter 46~ Penjelasan (2)
47
Chapter 47~ Kenangan
48
Chapter 48~ Kontrak
49
Chapter 49~ Kontrak (2)
50
Chapter 50~ Erion
51
Chapter 51~Sebuah Mimpi
52
Chapter 52~ Seperti dalam Mimpi
53
Chapter 53~ Aku ingin berguna
54
Chapter 54
55
Chapter 55~ Gray
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!