......
"Iya, kalo gitu jaga diri mama ya, nanti malam kami akan berkunjung kesana, iyaa Shei bakal bawa Arthur juga."
Shei segera menutup telponnya, setelah sekitar lima belas menit bertelepon dengan sang ibu.
Setitik air mata jatuh dari ekor matanya, tapi hanya satu titik itu, setelahnya Shei menarik napasnya dalam-dalam, mencoba kuat setengah mati menghadapi ujian hari ini yang datang bertubi-tubi.
Shei harus kuat, ia harus kembali menegakkan bahu dan mengokohkan hatinya, karna di ruang tamu saat ini, ada masalah besar yang juga harus ia hadapi.
Shei melangkah perlahan, sebelum ia benar-benar sampai, matanya menatap perlakuan manis Haren kepada dia--Ayren, putrinya dan Kayna yang masih berusia 9 tahun.
...Oh? Sepertinya Mas Haren udah tau kalau itu putrinya, persis seperti dia natap Arthur....
Shei menarik napasnya kembali, ia hembuskan perlahan, sebagai seorang ibu, sebagai seorang wanita dan manusia yang memiliki hati dan empati, mana mungkin dia marah saat seorang ayah bertemu dengan putrinya setelah sembilan tahun lamanya berpisah, apalagi seorang ayah itu tidak tau bahwa selama ini dia memiliki putri yang begitu cantik.
Wajah Ayren dan Haren itu mirip.
"Jadi, gimana keputusan Mas Haren?" Shei langsung duduk, dan to the poin saja. Dia menatap Haren dan Kayna bergantian, memasang wajah biasa saja, seolah tidak terluka, sungguh Shei yang terbaik di bidang itu. Dia adalah detektif yang dulunya dikenal paling misterius, tidak ada yang bisa menebak isi hati dan pikirannya hanya melalui ekspresinya saja.
"Maafin Mas sebelumnya, untuk yang barusan, kar--"
"Engga perlu diperjelas, aku udah liat sendiri, sekarang yang kita bahas untuk ke depannya."
Haren tampak diam sebentar, dia menggenggam tangan Kayna dan juga putrinya, menatap ke arah Shei tegas tanpa kelembutan seolah ingin pergi berperang.
Ah, ditatap seperti itu saja sungguh membuat Shei merasa sangat sakit, apalagi jika Shei melihat tangan mereka yang saling menggenggam. Seolah disini Shei lah penjahatnya?
"Sudah Mas putuskan, Mas akan tanggung jawab, Mas sama Kayna masih saling mencintai, dan tolong mengerti itu, lalu kami juga memiliki seorang putri yang berusia 9 tahun." Ucapnya, sambil terus menatap tegas ke arah Shei.
"Maafin saya Mbak! Padahal saya sudah bilang sama Ren, kalo hubungan ini ga usah dilanjut, cukup beri nafkah secukupnya putri saya aja, nafkah saya bisa saya cari sendiri, yang penting itu cuma nafkah, uang sekolah dan kebutuhan Ayren aja! Ren, aku gak--" Sela Kayna, dia menggenggam erat tangan Haren, tapi tatapannya sedih, ia menangis dengan suara tinggi di depan Sheila, untuk membela Haren.
"Gak bisa Kayn! Gak bisa! Mau gimana pun, tapi faktanya aku masih cinta banget sama kamu! Kamu masih dunia aku, Kayn! Aku juga bakal menuhin tanggung jawab aku ke Ayren selama sembilan tahun ini yang udah aku lewatkan! Aku--"
"Aku ngerti. Mas, kamu masih mencintai Kayna kan? Gak apa-apa, aku bisa pergi. Tapi barusan aku denger mama aku sakit keras, jadi aku harap kita semua bisa sembunyiin ini semua sampai mama aku sembuh, paling lama satu tahun, aku janji." Shei langsung memotong ucapan Haren, semakin di dengarkan, semakin sakit untuk Shei, dia tidak mau mendengarnya lagi, mendengarkan pengakuan cinta yang bertubi-tubi dari sang suami untuk mantan kekasihnya yang masih ia cintai setengah mati.
"Setelah mama aku lebih sehat, aku setuju buat cerai, lalu selama satu tahun ini, kamu bisa bawa Kayna dan Ayren tinggal di rumah yang lain, kamu kan punya banyak rumah, tolong mengerti aku gak mau Arthur sedih. Kamu mau tanggung jawab atas mereka kan? Tolong jangan disini, ada Arthur." Tambah Shei lagi memperjelas semuanya.
"Kalau sudah paham, aku permisi."
Shei langsung bangkit berdiri setelah menyampaikan apa yang ingin dia katakan, soalnya jika satu detik lebih lama ia tetap disana, dia khawatir tidak bisa menahan air matanya yang tumpah ruah nantinya.
Belum lagi Haren pasti akan mengucapkan kata-kata manis, dan janji-janji lainnya pada Kayna dan Haren, Shei pasti tidak akan tahan mendengarkannya. Mendengarkan sejauh ini saja sudah membuat hatinya sepanas ini, apalagi kalau lebih dari ini? Mungkin bisa meledak, dan emosinya benar-benar tidak terkontrol.
................
Klek
Tepat setelah Shei menutup pintu kamarnya, dia menangis sejadi-jadinya tanpa suara, lututnya langsung lemas, ia langsung terduduk tepat di balik pintu. Ia memeluk dirinya sendiri se-erat mungkin.
Kayn? Kamu?
Aku mencintai mu Kayn!
Aku masih sangat mencintai mu!
Maafin aku Mbak!
Dia putri kami!
Dia putri ku Shei!
Aku masih mencintai Kayn!
Kayna adalah dunia ku!
Suara-suara itu terus bergema di kepala Shei, terus saja begitu, Shei terus menangis tanpa suara, hatinya sesak, jiwanya tidak baik-baik saja, air matanya sulit terkontrol, badannya masih gemetar.
Sang mantan kekasih yang begitu dicintai datang kembali, telah sukses besar mengobrak-abrik rumah tangga Shei yang tenang selama ini.
Rumah tangga tujuh tahun yang sudah Shei pertahankan, sudah luluh lantah dihantam topan besar berupa Kayna yang hadir kembali.
Perlakuan Haren berubah 360 derajat, kondisi rumah juga sangat berubah.
Aku ga pernah secape ini di pagi ini .
Tanpa Shei sadari, dia sudah terlelap dibalik pintu, setelah puas hampir satu jam menangis meraung tanpa suara, tanpa ada yang menemani, tanpa bahu untuk bersandar, tanpa seseorang untuk dijadikan tempat cerita.
Menangis sendirian tanpa ada yang mendengarkan itu sangat melelahkan, sungguh itu benar-benar nyata.
*****
Kali ini Shei ada di mobil, sendirian, dengan pakaian yang berbeda dari tadi pagi, bersiap menuju ke sekolah Arthur untuk menjemputnya. Untuk hari ini, Haren sibuk menimang putrinya yang baru dia temui, dibanding menjemput putranya yang sudah setiap hari ia lihat.
Setelah cukup menenangkan diri tadi pagi, Shei mendengar cerita yang terjadi kepada Kayna sepuluh tahun terakhir, kemana dia pergi, kemana dia menghilang. Ah, cerita ini Shei dengar dari asisten rumah tangganya, setelah Shei cukup bisa mengatur hati dan ekspresinya untuk tetap tampak tenang.
Kayna ternyata hilang ingatan sepuluh tahun terakhir, dia diisukan jatuh ke jurang, itu tidak benar, dari cerita Kayna dia hanya terpleset hingga tenggelam di sungai, lalu saat ia sadar dia sudah lupa ingatan, jadi warga desa setempat mengurusnya.
Hingga akhirnya sepuluh tahun berlalu, dan tiba-tiba saja Kayna mengingat segalanya, mengingat soal siapa dirinya sebenarnya, dan siapa ayah kandung dari putrinya--Ayren.
Setelah Kayna mengingat segalanya, dia langsung mencari informasi soal Haren, dan akhirnya tau rumah Haren ada disini, jadi dia langsung datang kemari.
Ah, itu adalah cerita singkat yang Kayna ceritakan soal dirinya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
balik jdi detektif aja shei.. biar gak kuat kemesraan mereka nntinya... toh mungkin abis ini haren suamimu bakalan lebih fokus sama sang mantan drpda sama kamu & Arthur...
2023-07-29
0