Hanya Istri Pengganti
******
"Ma, Arthur pamit yaa."
Anak laki-laki dengan membawa tas punggung yang mungil, berusia enam tahun baru saja turun dari kursi makan, berlari kecil dengan langka pendeknya menghampiri sang ibu.
"Iya, hati-hati ya sayang, jangan bandel, ikuti arahan dari gurunya, karna di sekolah guru itu pengganti orang tua. Oh iya, bekal sama air minumnya dihabisin yaa." Nasihat sang mama lembut sembari mengusap kepala sang anak.
"Iya Ma, Arthur bakal rajin biar bisa banggain mama di masa depan." Timpalnya, mencium tangan sang mama lembut.
"Oh cuma mau banggain mama doang? Papanya enggak nih?" Suara berat yang terdengar hangat baru saja ingin ikut masuk ke dalam percakapan, itu adalah suara sang Papa.
"Iya, Papa juga dong pastinya. Ayo Pa, berangkat, anterin Arthur!" Rengekan manja sang anak yang selalu terdengar setiap pagi, ia terus menarik tangan sang ayah untuk segera berangkat.
"Iya iya ayo. Sayang, aku berangkat dulu ya, kamu hati-hati di rumah, jangan terlalu banyak ngerjain pekerjaan rumah, biar bibi aja yang ngerjain yaa." Sang suami mencium hangat kening sang istri, tak lupa sang istri pun mencium hangat tangan sang suami.
"Iya, sana berangkat sebelum terlambat." Sang istri melambaikan tangannya, mengantar kepergian sang anak dan suaminya. Pun dengan sang anak, selagi ia masih bisa melihat sang ibu, ia terus melambaikan tangannya dari jendela mobil.
Sheila Nozellen adalah nama sang istri, dia mantan seorang detektif yang cukup terkenal pada masanya, namun ia berhenti menjadi detektif setelah menikah, karna dia lebih memilih fokus untuk mengurus suami dan anaknya. Sementara sang suami adalah Haren Jayandra, seorang pengusaha yang lumayan terkenal di kota ini, dan sang anak namanya Arthur Fii Jayandra, anak kecil mungil yang berusia enam tahun, mewarisi gen ketampanan sang ayah dan kecerdasan sang ibu.
Keluarga mereka adalah keluarga sederhana yang bahagia, keluarga Cemara pada umumnya, Sheila merasa sangat senang karna dia mendapat suami yang memperlakukannya dengan sangat baik, tanpa kekerasan, memberi nafkah lahir dan batin, tidak suka main wanita, dan cukup mencintainya.
Ah, kenapa Sheila bilang cukup mencintainya? Karna cinta luar biasa sang suami sudah habis di masa lalunya. Cinta menggebu-gebu yang tiada tara itu sudah Haren habiskan untuk mantan kekasihnya--Kayna yang meninggal sepuluh tahun yang lalu.
Karna itu, Sheila tau dengan jelas bahwa sampai sekarang suaminya masih sangat mencintai Kayna, sementara dengan Sheila, dia hanya melanjutkan hidup layaknya manusia lainnya.
Tapi tidak apa-apa, Sheila mewajarkannya, memang perasaan itu sulit di ubah kan. Tapi tujuh tahun waktu yang mereka habiskan bersama tentu sudah mengukir posisi yang kokoh di hati Haren, karna Sheila adalah istri yang menemaninya, dan dia ibu dari anaknya Haren. Tentu posisi Sheila juga tidak bisa digeser sembarangan kan?
Meski pernikahan mereka dulunya adalah pernikahan paksaan, perjodohan atas persetujuan kedua orang tua mereka, tapi Sheila dan Haren mampu menjalani rumah tangga ini dengan baik selama tujuh tahun belakangan, tanpa adanya badai prahara besar yang mampu merobohkan rumah tangga mereka yang kuat.
Itu karna, jauh di dalam hatinya Haren masih mencintai sang mantan kekasih yang sudah meninggal.
Tidak ingin munafik, sejujurnya Sheila merasa sedikit kasihan namun juga lega karna mantan kekasih yang sangat dicintai oleh suaminya itu sudah meninggal, kalau dia masih hidup? Mungkin saja badai besar akan datang.
Sheila keluar menuju halaman, dia ingin sedikit merapikan bunga-bunga yang ada di depan. Sheila cukup menyukai bunga, tapi dia jarang mengurusnya, sekedar suka memandangnya saja, namun sesekali dia tetap turun tangan.
Tiba-tiba dari arah kanan, tampak satpam depan yang menjaga gerbang rumah datang berlari kecil menghampiri Shei. Wajah tegang dan tidak nyaman Pak Satpam cukup menyita perhatiannya Shei.
"Permisi Nyonya, di luar sana ada ibu-ibu dengan satu anak perempuan ngotot mau ketemu Pak Haren, saya udah usir tapi dia kekeuh maksa pengen masuk." Ucapnya sedikit terburu-buru dengan raut wajah aneh yang tak berubah.
"Mau minta sumbangan kah? Kasih aja, makanan tadi pagi masih ada kan? ini uang--" Kata Shei ramah dan lembut.
"B-bukan gitu nyonya, tapi masalahnya yang ada di depan sana ngaku sebagai Kayna, mantan pacar Tuan Haren, dan anak perempuan itu anak mereka, dia ngotot mau masuk dan maksa mau ketemu Pak Haren buat jelasin semuanya."
Deg
Detik itu juga Sheila terdiam di tempatnya, namun sepersekian detik kemudian dia sadar, bahwa yang mati tidak mungkin hidup kembali? Bisa saja yang datang adalah palsu untuk sekedar harta atau usil pada kehidupan rumah tangganya yang harmonis.
"Biar saya yang cek sendiri."
Sheila berjalan dengan anggun dan elegan menuju gerbang, dia tetap menunjukkan ekspresi wajah yang tenang, tanpa kaget atau sakit sedikitpun.
Sampai akhirnya satu alis Shei harus terangkat ketika melihat wajah perempuan di depan sana yang mengaku sebagai Kayna, mantan kekasih yang paling dicintai oleh suaminya.
Wajahnya sungguh mirip dengan Kayna yang selama ini Shei kenal, bahkan wajah mereka serupa, hanya usia saja tampak lebih tua, dan wajahnya lebih lesu dan kusam dari foto yang pernah Shei lihat di ponsel suaminya Haren.
"Maaf Mbak, siapa ya?" Tanya Shei ramah dan lembut, dengan ekspresi wajah yang sudah dia atur kembali, agar tampak biasa saja. Ah, Sheila kan mantan detektif, mengatur ekspresi bukan hal yang sulit untuknya.
"Saya Kayna Mbak, saya pacarnya Mas Haren! Mbak, saya mohon, biarin saya ketemu Mas Haren, sebentar aja, ketemu sebentar, saya mau kasih tau kalau dia punya anak, Ayrena! Dia putri kami, setidaknya saya mau anak saya bisa ketemu ayah kandungnya."
Kayna langsung berlutut memohon dengan begitu memilukan, penampilannya mengenaskan, wajahnya lebih kusam, pakaiannya tampak lusuh. Kayna menangis, menyatukan tangannya sembari sesegukan mengusap air matanya.
Shei melirik ke arah anak kecil, berusia sekitar sepuluh tahun, cukup tinggi, dan yang lebih mengejutkan lagi, wajahnya mirip sekali dengan suaminya Haren, mendukung argumen Kayna bahwa anak kecil itu adalah putrinya dengan Haren.
Shei cukup terkejut, hatinya seperti tersambar petir di siang bolong, sakit sekali, perasaan menusuk itu benar-benar mengoyak rabak isi hatinya.
Tapi, sekacau apapun jiwa Shei di dalam tubuh itu, ekspresi dan gerak tubuh Shei tampak tetap tenang. Dia masih ingin mempertahankan kehormatannya di depan para pembantu.
"Ayo masuk dulu, sepertinya pembicaraan kita akan panjang kan?" Shei membantu Kayna bangkit berdiri, meski perih yang memuncak dia rasa.
Kalau begini ceritanya, mungkin saja dia benar-benar Kayna yang dirumorkan sudah meninggal, dan putri cantik itu benar-benar anak Kayna dan Haren?
Lantas, bagaimana nasib Sheila dan Arthur setelah ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
apa Sheila ini anggota detektif di yk71 sama Sandra & hanry ??
2023-07-29
0
Sena Fiana
👍👍👍
2023-07-25
1
Tara
wah ada saingan.. berabe nich😓☺🤔
2023-07-14
2