BAB 5.

Kesakitan Zahra akan terus berlangsung sampai dia sadar bahwa ada wanita lain di hati Faisal.

Faisal yang siap-siap hendak pergi ke kantor, tak mau memperdulikan Zahra yang sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya. Rasa lapar tidak di hiraukan oleh Faisal, meskipun ia tahu dampak dari menahan lapar itu apa.

"Mas ... ! " panggil Zahra, tak perduli jika Faisal masih marah padanya.

Faisal hanya berhenti dan enggan membalikan badannya.

"Sudah ku bilang, aku tidak mau sarapan di rumah. " ucap ketus Faisal.

"Tidak, aku hanya mau mencium punggung tanganmu saja Mas. " jawab Zahra saat dirinya berjalan menghampiri Faisal.

Zahra meraih tangan Faisal, meskipun Faisal terus saja membuang mukanya. "Sarapan sudah aku siapkan di dalam mobil kamu, jika sempat makanlah dulu. " ujar Zahra dengan lembut mencium tangan Faisal.

Faisal melanjutkan langkahnya, tanpa mengecup kening Zahra. Lagi-lagi Zahra menatap nanar kepergian Faisal dengan sejuta doa di dalam hatinya.

Faisal tak menoleh sedikitpun pada Zahra, ia langsung memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya tanpa memikirkan perasaan Zahra sedikitpun.

Setelah beberapa menit, Faisal sampai di kantornya, dan ia langsung menuju ruangannya.

"Sayang kita jalan-jalan yuk ? " Sebuah ajakan datang dari ponsel Faisal yang berupa pesan singkat dari wanita yang saat ini sedang ia cintai.

Faisal membalas pesan singkat itu, dengan menyetujui ajakan dari Viona. Berharap jalan-jalan kali ini bisa lebih membuat otaknya fresh.

Beberapa waktu dari kantornya, Faisal sampai di pelataran gedung 3 tingkat bertuliskan "Viona Beauty Spa "

Di dalam kantor, Vio tersenyum karna merasa menang. Bagaimana Viona tidak merasa menang Faisal dengan cepatnya memenuhi kemauannya tanpa bertanya kapan dan kemana.

"Mau jalan-jalan kemana sih ? Aku kan lagi kerja. " ucap Faisal duduk di kursi yang ada di hadapan Viona.

"Kali ini aku mu jalan-jalan keluar kota, 3-4 hari lah. Aku mau menghabiskan waktu bersamamu Mas. " ucap manja Vio pada Faisal.

"Rasa'nya sekarang tidak mungkin. Untuk alasan apa aku hendak pergi dalam waktu beberapa hari ? Sementara kamu tahu sendiri, di kantor ada Papah Di rumah ada wanita itu. " Jawab Faisal merasa pusing.

Viona tidak menjawab, senjatanya hanyalah memasang wajah sedih dan kesal itu sudah cukup membuat hati Faisal luluh

"Ya sudah-sudah aku janji akan mencari alasan Untuk itu Ok ? " Jawab Faisal lagi-lagi membuat Viona merasa menang.

Sementara Viona belum tahu lawannya kali ini adalah seorang Zahra, yang mempunyai otak pintar dan selalu mengalahkan lawannya dengan ketenangan hatinya.

Hari itu Faisal dan Viona sarapan pagi bersama, mereka terlihat seperti suami dan istri meskipun di depan umum. Entah apa yang merasuki pikiran Faisal, ia lebih memilih emas di bandingkan berlian.

Sementara di rumah, Zahra sedang asyik merawat tanaman. Berbagai macam-macam bunga ada di halaman rumah Zahra.

"Wah ... ! Semenjak ada kamu rumah ini sejuk ya ? Rasanya Ibu jadi betah lama-lama di sini. ' Ucap Ibu Sarita yang tiba-tiba datang mengunjunginya.

" Ya Alloh Ibu apa kabar ? kapan Ibu pulang dari luar kota ? " Sambutan seorang menantu pada ibu mertuanya begitu hangat, peluk cium di daratkan oleh Zahra pada Ibu mertuanya.

"Baru saja Ibu pulang, Ibu langsung ke sini. Karna Ibu merasa khawatir. " Jawab Ibu Sarita.

Zahra menuntun Ibunya untuk duduk bersama di kursi taman yang sudah di tata senyaman mungkin oleh Zahra.

"Kenapa Ibu harus merasa khawatir ? Apa yang Ibu khawatirkan ? jangan di pikirkan Bu, itu hanya akan mengganggu kesehatan Ibu nantinya. " Jelas Zahra lembut pada Ibu mertuanya.

Ibu Sarita menggelengkan kepalanya, " Nak kamu bisa menyembunyikannya pada orang lain, tapi tidak pada Ibu. Ibu tahu sifat buruk anak Ibu, Ibu paham betul. "

Zahra memeluk Ibu mertuanya, " Tidak ada yang tidak mungkin, asal kita mau berusaha dan berdoa. Jangan khawatirkan Zahra Bu, Zahra akan pegang teguh pendirian Zahra sebagai istri dari anak Ibu. Ketahuilah Bu, Zahra pun sudah menyayangi Mas Faisal. "

Ibu Sarita menitikan air mata di pelukan menantu nya itu, " Terima kasih Nak, "

Zahra tersenyum dan mengelus punggung tangan Ibu Sarita.

Tak selang lama, Ibu Sarita dan Zahra makan siang bersama dan bersembahyang bersama. Setelah itu Ibu Sarita pamit sebelum Faisal pulang.

" Tenangkan hati Ibu mertuaku Ya Rob, terimakasih telah mengirim Umi ke dua dalam kehidupan ku saat ini. " Rasa syukur Zahra pada Tuhannya.

Waktu pun berlalu.

Kini Faisal sudah sampai di rumahnya, Faisal yang sedang berada di dalam kamar merasa gelisah karena memikirkan alasan apa yang harus ia berikan untuk pergi dalam beberapa hari sesuai permintaan Vio kekasihnya.

Faisal bukan hanya ingin mengabulkan permintaan Viona melainkan dirinya pun butuh waktu beberapa hari untuk menjauh dari kehidupannya sekarang, perjodohan antara Zahrana dan juga dirinya sangatlah menyiksa pikiran dan mentalnya.

Faisal terus mencari cara untuk bisa pergi tanpa harus bersitegang dengan kedua orangtuanya.

Tiba-tiba suatu ide terlintas di pikiran Faisal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!