BAB 4.

Setelah beberapa hari Faisal berusaha sabar untuk tidak menemui Viona, akhirnya kini Faisal bisa menemui Viona di sebuah salon SPA milik Viona.

Faisal begitu takjub dengan kecantikan Viona, berbeda saat melihat Zahra Faisal sangat tidak tertarik pada Zahra.

"Jangan cemberut gitu dong Sayang. " ucap mesra Faisal sambil menggenggam tangan Viona.

Viona dengan jago akting'nya terus berusaha membuat Faisal merasa bersalah saat itu. " Kamu itu sudah menjadi suami orang Mas. "

"Sudah lah, Mas sudah berusaha untuk menemui kamu di sini. Jika kamu hanya ingin membahas itu Mas pikir ini sudah waktunya Mas untuk pergi ke kantor lagi. " jawab Faisal serius.

Viona dengan seribu muka langsung membujuk Faisal dan meminta maaf, Viona meminta Faisal untuk menemani'nya berbelanja. Faisal dengan cepat memenuhi kemauan Viona.

Hari itu setidaknya Faisal tidak terlalu merasakan penat di kepala'nya, Faisal membelikan semua yang di ingin kan oleh Viona. Itulah kenapa Viona tidak mau melepaskan Faisal.

Kebersamaan Viona dan Faisal di sudahi oleh Viona di hari itu, Viona membuat alasan jika dirinya harus menemui salah satu klien penting di suatu tempat. Faisal pun memberikan ijin dan berjanji akan menemui Viona kembali.

Faisal memutuskan untuk pulang, seperti biasa di saat ia sampai di depan rumah sudah ada Zahrana yang menunggunya dengan setia.

Hari itu Zahra cukup kecewa karna Faisal tidak mencicipi masakan'nya di karna kan Faisal sudah makan bersama dengan Viona. Zahra tak menunjukkan rasa kecewanya.

Di saat Faisal sedang membersihkan diri di dalam kamar mandi, Zahra menemukan struk belanja sederet nama dari barang-barang mewah tertera di sana. Bahkan angka dari jumlah nominal belanja itu sangat lah banyak.

"Untuk apa Mas Faisal membeli keperluan Wanita sebanyak ini ? Untuk siapa ? Jika untuk Ibu itu tidak mungkin karna ini barang-barang anak muda. Dan Mas Faisal tidak mempunyai adik. Lalu ini .... " Tanya Zahra dalam hatinya.

Faisal yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi melihat Zahra sedang memegang kertas putih yang merupakan Struk belanja Viona.

Faisal tak berusaha merebut kertas itu untuk menyembunyikannya tapi Faisal malah sengaja membiarkan kertas itu tetap berada di tangan Zahra.

"Apa ? Kamu penasaran untuk apa aku membelinya ? " tiba-tiba suara besar dan lantang itu mengejutkan Zahra.

Zahra meletakkan kertas itu di atas nakas yang tak jauh dari tempatnya berada.

"Ti-tidak Mas, aku hanya tidak sengaja menemukannya. " Jawab Zahra berkilah dan berusaha tetap tenang meskipun hatinya sedikit gemetar.

Karna selama ini ia terus saja membuang curiganya pada Faisal, Zahra melihat Faisal mendekatinya. Wajah tampan Faisal begitu terlihat jelas, Faisal akan terus membuat Zahra sakit hati agar mau meninggalkannya.

Sungguh Faisal sangat malas jika harus bertengkar dengan kedua orangtuanya hanya karna Zahra.

Faisal terus mendekat ke arah Zahra. "Sudahlah, kamu itu jangan berlaga polos. Saya itu tidak menginginkan kamu, pergilah ... ! "

Zahra tak menjawab kemarahan Faisal, ia hanya terdiam merapihkan pakaian yang hendak ia simpan di lemari pakaiannya.

Tiba-tiba Faisal menarik lengan Zahra sehingga pakaian yang ia sudah rapihkan di tangannya jatuh berantakan.

Faisal menarik lengan Zahra dengan erat dan juga kuat. Faisal menginginkan Zahra berbicara sehingga itu akan memancing keributan, dan Faisal berharap Zahra lelah akan tingkah laku Faisal nantinya.

"Aaa ... Astaghfirullah sakit Mas, Mas lepas Mas sakit. " rintih Zahra dengan tubuh terhuyung ke arah Faisal saat Faisal menarik tubuhnya.

Faisal menekan tubuh Zahra di tembok dekat meja rias yang ada di kamar itu. Faisal melihat binar mata Zahra dengan sangat dekat, hanya mata Zahra saja yang ia lihat. Faisal masih tak mau melihat wajah Zahra meskipun itu sudah hak'nya.

Jika saja Faisal mau membuka cadar Zahra iya pasti akan terpesona akan paras cantik istrinya itu, Zahra bukan tidak ingin membuka cadar'nya terlebih dahulu. Namun Zahra sudah nyaman dengan kepribadian'nya.

"Mas ... Kita itu sudah terikat dalam pernikahan dan pernikahan itu bukan hal yang bisa di permainkan begitu saja, Jika aku salah aku minta maaf. Aku tidak akan menanyakan perihal struk belanja itu. " jawab Zahra.

Faisal mengusap wajahnya kesal. " Dasar wanita aneh sudah di tolak masih saja ngeyel. Dasar wanita tidak punya harga diri. "

Walaupun Faisal berkata kasar padanya, Zahra tidak menjawab kemarahan atau perkataan Faisal itu. Zahra lebih memilih untuk merapihkan baju itu kembali lalu pergi dari hadapan Faisal.

Kepergian Zahra di hadapan Faisal bukan karena ia tidak mempunyai hati, justru Zahra sangat merasakan sakit dalam hatinya oleh karna itu ia pergi untuk menyembunyikan air matanya.

"Seberat ini kah Ya Alloh ? Umi ... Zahra takut tidak bisa sekuat Umi. Abi ... Zahra takut tidak bisa menjadi apa yang Abi harapkan. " ucap Zahra menahan air matanya seraya memanggil mendiang kedua orangtuanya.

Sementara Faisal terus memikirkan cara agar Zahra mau meninggalkan'nya.

Sungguh Faisal tidak mau bersama dengan Zahra, jika saja Zahra meninggalkannya mungkin Faisal akan lebih leluasa menikmati hidup. Faisal bisa saja meninggalkan Zahra namun itu akan berdampak buruk baginya terutama di mata kedua orangtuanya.

Walaupun Faisal adalah anak tunggal, tapi kedua orang tuanya tidak segan-segan untuk mencoret Faisal dari dalam kartu keluarga. Mereka lakukan itu bukan tanpa sebab, melainkan demi kebaikan Faisal juga. Orang tua Faisal tidak mau melihat Faisal bersama dengan wanita sembarangan.

Saat melihat Zahra kedua orangtua Faisal langsung yakin bahwa Zahra adalah yang terbaik untuk Faisal.

Zahra terus berbaik sangka atas kehidupannya yang sekarang, " Saat ini Suami belum bisa mencintai ku. Mungkin nanti dia bisa menerima ku. Ini sebuah ujian yang harus aku lalui, jika aku di harus kan kuat saat ombak kehidupan ini menghantam ku. Baiklah aku akan kuat demi keutuhan rumah tangga ku. " batin Zahra tidak mau berprasangka buruk pada siapapun terlebih pada Tuhannya.

Keseharian Zahra selalu di laluinya dengan perasaan sakit hati atas sikap yang selalu di tunjukan oleh Faisal. Terlebih saat Faisal belum menyentuh Zahra sama sekali selama pernikahannya. Bahkan Faisal belum pernah melihat rupa Zahra seutuhnya.

Jika saja Faisal mau melihat rupa Zahra yang kini sudah menjadi istrinya, kecantikan istri yang sama sekali tidak ia anggap itu melebihi kecantikan wanita yang sedang ia cintai saat ini.

Wajah Zahra jauh lebih baik di banding Viona, jika Viona cantik karna selaku melakukan perawatan. Tapi kecantikan Zahra terlihat sangat natural meskipun tanpa olesan makeup sedikit pun.

Faisal masih tetap berusaha menolak keberadaan Zahra di sisinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!