Zahra terus menyibukkan diri di rumah barunya, semua barang ia tata ulang dengan rapih.
"Mas ? " Panggil Zahra pada Faisal yang baru saya masuk ke dalam kamarnya.
Faisal hanya menoleh samar ke arah Zahra.
"Bisa tolong ambilkan itu di atas lemari ? " Ucap Zahra meminta bantuan Faisal karna ia tidak bisa mengambil barang itu.
"Jangan manja deh ! " Jawab Faisal ketus.
"Ya sudah kalau tidak bisa. " Timpal Zahra tidak mau memaksakan kehendak Faisal.
Zahra pun berusaha mengambil barang itu, sudut mata Faisal memperhatikan Zahra ia sudah menduga kursi yang di naiki Zahra akan tergeser sehingga Zahra pasti akan terjatuh. Benar saja dugaan Faisal, dengan sigap Faisal berlari dan menangkap tubuh Zahra. Mata Zahra terpejam karna ia sadar akan terjatuh, namun saat dirinya sadar bahwa di selamatkan oleh Faisal mata Zahra pun langsung terbuka. Mata Zahra dan juga Faisal saling berpaut, Zahra semakin menyukai suaminya itu tapi Faisal tetap tidak mau menganggap Zahra sebagai istri sahnya.
"Lain kali kalau tidak bisa jangan memaksakan diri ! " Bentak kecil Faisal.
"I-iya maaf Mas. " Jawab Zahra.
Faisal pun kembali ke tempat asalnya, sementara Zahra hanya mampu tersenyum di balik cadarnya saat merasakan getaran di dalam hatinya.
Hari itu adalah hari dimana Faisal sudah habis masa cutinya, Faisal sudah tidak sabar untuk beraktivitas di luar rumah lagi. Terlebih karena kini ia harus satu atap dengan wanita yang sangat tidak ia inginkan keberadaannya.
Pagi hari Zahra sudah bersemangat mempersiapkan semua kebutuhan Faisal saat bekerja, ia kini tahu banyak tentang suaminya itu. Karna Zahra mempunyai Ibu mertua yang begitu baik dan selalu mendukungnya.
Faisal merasa kaku, karna semua perlengkapannya sudah ada di depan matanya tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk mencarinya, ataupun berteriak menanyakan pakaiannya pada pembantu yang biasa mengurusi pakaian kotornya. ia masih belum mau merasakan keberuntungan karna sudah memperistri wanita seperti Zahra.
Saat langah cepat yang sedang Faisal lakukan saat menuruni anak tangga Tiba-tiba langkah cepat itu terhenti tat kala Zahra berbicara, Zahra memperhatikan Faisal di bawah tangga. " Mas jalannya jangan terlalu cepat ! Bahaya itu turunan anak tangga Loh. "
Faisal berdecak kesal saat langkahnya begitu saja di hentikan dengan sengaja oleh Zahra. " Jangan mengubah kebiasaan diriku, dan jangan harap saya mau menuruti apa yang kamu ucapkan atau perintahkan ! "
Zahra hanya mengelus dadanya lembut padahal ia hanya memperingatkan nya saja bahwa itu sangatlah berbahaya, namun meski begitu Zahra tetap menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya dengan penuh kasih sayang.
Faisal menatap menu makanan yang di ada di atas meja makan itu, menu makanan itu menu makanan yang selalu di siapkan oleh Ibunya kala ia masih serumah dengan Ibunya.
"Bi ... Apakah Ibu ada di sini ? " tanya Faisal tanpa ingin menanyakan hal itu pada Zahra yang posisinya lebih dekat dengan dirinya.
"Tidak Den, Ibu tidak ada di sini. " Jawab cepat BI Ijah pada Faisal.
Faisal tidak ingin lebih lama lagi berada di dalam rumah itu. Setelah Faisal sudah cukup memberikan makanan pada perutnya yang kosong itu ia pun langsung pergi tanpa mau berpamitan terlebih dahulu pada istri yang baru ia nikahi itu.
"Mas ... ? " Panggil Zahra.
Faisal menghentikan langkahnya lagi tanpa mau menoleh ke belakang. " Apa ? "
Zahra menghampiri Faisal, ia meraih tangan Faisal dengan tulus ia mencium telapak tangan dan punggung tangan Faisal seraya mendoakan keselamatan Faisal dalam hatinya.
Faisal baru merasakan di perlakukan seperti itu oleh seorang wanita, namun Faisal langsung sadar dalam lamunannya.
Dalam perjalanan menuju kantornya, Faisal sangat merindukan seseorang yang beberapa hari ini tidak ia temui. Sosok wanita yang begitu sempurna di mata Faisal. Tidak di pungkiri lagi, dalam rumah tangga Faisal dan juga Zahra akan ada sosok ketiga yang akan menjadi duri dalam perjalanan Zahra saat menjadi istri Faisal.
"Aku tidak mungkin bisa menemui Vio dalam waktu dekat ini. Bokap-nyokap pasti masih menyuruh orang untuk terus mengawasi ku saat ini. " cetus Faisal kesal dalam mobilnya.
Vio dan Zahra adalah dua wanita yang berbeda, bukan saja rupa nya yang berbeda tapi kepribadian dan juga sifatnya sangat berbeda jauh. Zahra yang notabennya adalah seorang wanita yang di didik keras dalam ilmu agama sementara Vio adalah wanita yang kurang didikan dari orangtuanya karna kedua orangtuanya Vio adalah orang yang sangat berambisi untuk menjadi orang sukses dengan cara apapun itu.
Untuk itu orang tua Faisal tidak menyetujui hubungan Faisal dan juga Viona.
Saat tiba di kantor milik kedua orangtuanya, Faisal selaku orang penting dalam perusahaan itu di sambut hangat oleh semua karyawan dari mulai petugas keamanan sampai O.B sekali pun. Mereka menyambut hangat Faisal, wajah mereka sangat bersemangat saat memberi ucapan pada Faisal. Tanpa mereka ketahui bahwa ucapan selamat itu sangat tidak di harapkan sama sekali oleh Faisal.
Faisal hanya membalas ucapan selamat itu dengan senyuman tipis di sudut bibirnya, tanpa menghentikan langkahnya Faisal terus berjalan menuju ruangan kerjanya.
Faisal melempar kasar tas kerjanya. " Sial ... Mungkin mulai hari ini aku harus menebalkan kupingku di kantor. "
Faisal duduk dengan sangat kesal, hari pertama ia kerja sangat membuatnya tidak semangat sama sekali. Wajah Faisal seharian itu sangat berantakan karna rasa kesal yang menghinggapi dirinya.
Faisal mengutak-atik handphone'nya berharap kekasih hatinya mau mengangkat sambungan telponnya, namun Vio benar-benar tidak mengangkat sambungan telpon itu.
"Vio pasti marah ! " cetus Faisal ingin sekali pergi dari ruangannya untuk menemui Viona, namun ia merasa itu bukan waktu yang tepat.
Faisal berpikir bahwa Viona marah padanya, namun kenyataannya Viona kini sedang bersenang-senang dengan laki-laki lain.
Sementara Zahra kini sedang sibuk mempersiapkan makanan untuk makan malam Suaminya, Zahra tidak mau berpikir bahwa nantinya Faisal mau memakannya atau tidak itu tidak masalah bagi Zahra.
Ibadah adalah faktor utama dalam tujuan hidup Zahra. Sampai tiba waktunya Zahra mendengar sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya itu.
"Mas Faisal sudah datang rupanya. " ucap Zahra membuka apron yang menutupi pakaian depannya saat memasak.
Faisal keluar dari dalam mobil dengan sangat malas padahal seseorang dari tadi sudah menunggunya.
Zahra menyambut kedatangan Faisal di ambang pintu rumah, ia tak memperdulikan raut wajah Suaminya itu. Zahra meraih tas Faisal dan meraih telapak tangan Faisal ia mencium telapak dan punggung tangan Faisal.
Senyuman merekah di balik cadar Zahra, sapaan hangat dari Zahra tak begitu di gubris oleh Faisal.
"Sabar Za ... ! " Zahra menguatkan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Uthie
Hmmm... bikin nyesel tuhh laki kaya gtu nantinya Thor 😡
2024-05-15
0