Andro tersadar kalau tangannya terus menggenggam tangan Julia, ia hendak melepaskannya tapi Julia pun menggenggam tangannya dengan erat.
"Maaf!" Seperti menyadari kalau ia terus menggenggam tangan Andro, Julia melepaskan genggamannya pada tangan Andro. Julia menghapus sisa-sisa air matanya.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" tanya Andro. Julia menghela nafasnya perlahan.
"Entahlah! Seperti yang kukatakan tadi, aku akan di sini sampai pagi dan pergi ketika waktunya aku kerja!" ungkap Julia.
"Tinggal saja di tempat tinggalku!" ajak Andro tiba-tiba. Julia terkejut mendengar ajakan Andro itu.
"Maksudku ee... saat ini kamu tidak memiliki tempat tinggal, untuk sementara waktu kamu bisa menggunakan tempat tinggalku!" terang Andro kikuk, ia tidak ingin Julia berpikir buruk tentang ajakannya.
"Kalau aku tinggal di sana, bagaimana denganmu?" tanya Julia.
"Aku bisa tinggal di mana saja!" jawab Andro. Julia menatap kedua matanya dengan seksama.
"Aku akan tinggal bersama dengan teman-temanku!" Andro mengoreksi jawabannya. Perlahan Julia tersenyum lembut.
"Baiklah, aku pinjam tempat tinggalmu untuk sementara waktu sambil aku mencari tempat tinggal baru!" seru Julia. Andro menganggukkan kepalanya.
Andro membawa Julia ke tempat tinggalnya, sebuah unit apartemen tua di lantai 7. Apartemen tua itu hanya di huni beberapa keluarga saja, jadi ketika malam suasana di tempat itu sangat sepi dan hening. Julia memperhatikan sekelilingnya.
"Kenapa?" tanya Andro. Julia menggelengkan kepalanya, sebenarnya ia merasa sedikit ngeri dengan suasana di apartemen itu. Andro membuka pintu unit apartemennya dan terlihatlah dengan jelas bagaimana isi tempat tinggal Andro itu. Sebuah pemandangan yang sangat berbeda dari yang tampak di luar. Unit apartemen milik Andro itu terlihat sederhana tapi sangat bersih dan rapi, Andro juga menata furniture miliknya dengan sangat baik sehingga meskipun berukuran kecil tapi unit apartemen itu terlihat sangat nyaman untuk menjadi tempat tinggal.
"Kamu yang membereskan semuanya ini?" tanya Julia. Andro hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu benar-benar di luar ekspektasi!" seru Julia sambil tertawa kecil. Andro mengerutkan keningnya.
"Kupikir anak motor sepertimu akan memiliki tempat tinggal yang berantakan dan mungkin saja kotor." terang Julia.
"Tapi kamu merawat tempat tinggalmu dengan sangat baik!" pujinya. Julia tertawa kecil.
"Aku tidak suka semua yang kotor!" ungkap Andro dengan ekspresi wajah serius. Ekspresi wajah Andro itu membuat Julia terdiam.
Andro memberikan selimut baru kepada Julia lalu bersiap untuk pergi dari tempat tinggalnya itu.
"Kamu boleh menggunakan semua yang ada di sini!" ucapnya pada Julia. Julia menganggukkan kepalanya.
"Aku pergi dulu!" pamit Andro, sekali lagi Julia menganggukkan kepalanya.
"Eh.. Andro!" panggil Julia sesaat sebelum Andro membuka pintu unit apartemennya. Andro membalikkan tubuhnya.
"Terima kasih!" ucap Julia pelan. Perlahan sebuah senyuman merekah di bibir tipis Julia, senyuman itu terlihat sangat manis dan membuat wajah Julia semakin cantik.
"Hm!" sahut Andro sambil membalikkan tubuhnya lagi dan keluar dari unit apartemennya itu.
Andro menghela nafasnya, jantungnya berdebar kencang setelah mendapatkan senyuman manis dari wanita yang sekarang menumpang di tempat tinggalnya. Andro memperhatikan sekelilingnya, malam sudah hampir berakhir. Andro memutar otaknya dan berpikir akan tinggal di mana untuk sementara waktu. Andro merogoh saku celana panjang dan mengambil rokoknya lalu mulai menyulut rokoknya itu dengan api, sejenak ia hanya menikmati rokoknya sambil memperhatikan sekitar. Setelah beberapa saat, ia akhirnya beranjak dari tempatnya dan pergi.
...
"Tok! Tok! Tok!"
Julia membuka matanya dengan cepat ketika mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras.
"Andro?" panggilnya pelan.
"Tok! Tok! Tok!"
Kembali terdengar suara ketukan pintu. Julia turun dari ranjang dan menuju ke pintu utama. Jantungnya berdebar dengan lebih cepat dari sebelumnya.
"Andro?" tanya Julia pada orang yang mengetuk pintu utama itu, tapi tidak ada jawaban. Julia memutar kunci perlahan dan ketika hendak membuka pintu, seseorang menerobos masuk ke dalam unit apartemen itu. Julia sangat terkejut, orang itu mendorong Julia agar menjauh dari pintu, lalu dengan cepat ia menutup pintu itu dan menguncinya.
Julia terdiam mematung melihat siapa yang menerobos masuk ke unit apartemen milik Andro itu. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang hingga membuat dadanya terasa sesak, bahkan membuatnya kesulitan bernafas.
"Ka.. kak De.. Denis!" ucapnya terbata-bata. Wajah Julia tampak pucat setelah melihat Denis berdiri tegap di hadapannya. Denis tersenyum getir.
"Sudah kubilang, aku pasti bisa menemukanmu, Julia!" ucap Denis, suara kakak tirinya itu membuat seluruh tubuhnya bergetar.
"Mengapa kamu tidak pulang ke rumahmu?" tanya Denis sambil melangkah maju mendekati Julia, tapi Julia berjalan mundur untuk tetap menjaga jarak.
"Di mana pria yang melindungimu itu?" tanya Denis, Julia tidak menjawab.
"Apa dia juga melarikan diri?" terka Denis dengan nada mengejek.
"Tidak akan ada yang bertahan denganmu, Julia!" ucap Denis.
"Apalagi kalau mereka tahu bahwa kamu adalah seorang pembunuh!" tambahnya.
"Aku bukan pembunuh! Aku hanya membela diri!" bantah Julia.
"Kamu pembunuh, Julia! PEMBUNUH!" seru Denis.
"TIDAAKK!!!" teriak Julia histeris. Ia berjongkok di lantai dengan kedua tangan yang menutupi telinganya. Denis berjalan mendekati Julia, lalu berjongkok di hadapan Julia.
"Aku akan membalaskan dendam ayahku padamu!" ucap Denis dengan suara berbisik.
"Aku akan membuat hidupmu menderita sampai kamu mati!" tambahnya. Denis mendorong tubuh Julia dengan sangat kuat hingga Julia tersungkur di lantai dan dengan cepat ia melucuti pakaian yang Julia kenakan.
"Lepaskan! LEPASKAN AKU!!!" jerit Julia, ia meronta dengan sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri dari kakak tirinya yang 'buas' itu, tapi tenaganya tidak lebih besar dari Denis sehingga perjuangannya itu terasa sia-sia. Air mata Julia mulai mengalir deras dari matanya.
"Tidak ada tempat yang aman untukmu, Julia!" bisik Denis.
"HAH!!"
Julia membuka matanya dengan cepat.
"Julia!" ucap Andro yang ternyata sudah berada di hadapannya. Andro menatapnya dengan tatapan penuh kekhawatiran, spontan Julia memeluk Andro dan seketika itu juga tangisnya pecah. Andro terlihat semakin cemas karena tidak mengerti dengan keadaan Julia yang sebenarnya, tapi ia membiarkan Julia memeluknya.
"Jangan pergi! Kumohon jangan pergi!" pinta Julia di sela-sela tangisnya. Andro menganggukkan kepalanya.
"A... aku.. aku takut!" aku Julia terbata-bata. Andro mengusap-usap punggung Julia perlahan.
"Jangan takut, aku akan melindungimu!" bisik Andro.
Andro memberikan handuk kecil kepada Julia agar ia bisa menghapus keringat dan sisa-sisa air matanya.
"Kamu bermimpi buruk?" tanya Andro. Julia menganggukkan kepalanya. Andro memperhatikan Julia dengan seksama.
"Aku bermimpi Denis datang ke tempat ini." ungkap Julia.
"Denis?" gumam Andro.
"Kakak tiriku." terang Julia.
"Aku bermimpi dia datang ke sini, mengancamku, dan..." Julia menghentikan ucapannya ketika akan mengatakan kalau Denis melakukan pelecehan seksual padanya, ia takut Andro akan menganggapnya wanita rendahan kalau mengetahui dirinya pernah menjadi korban pelecehan seksual dari ayah dan kakak tirinya.
"Mengapa kamu tidak menyelesaikan ucapanmu?" tanya Andro. Julia menatap kedua mata Andro dengan seksama.
"Aku..."
Andro menantikan lanjutan dari ucapan Julia.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments