"Kalau dia menemukanku, dia akan membuat kekacauan di sini." lanjutnya. Suaranya memang terdengar sangat lembut, tapi suaranya itu bergetar seperti sedang menahan tangis. Julia tersenyum lembut pada pemilik toko kelontong itu.
"Ibu tenang saja, kalau aku belum melarikan diri lagi, itu berarti aku masih bisa menghadapinya!" ucap Julia dengan nada bercanda. Lagi-lagi Julia tersenyum, tapi kali ini senyuman itu terlihat menyedihkan bagi Andro.
"Wanita aneh!" ucap Andro dalam hati. Andro kembali menghisap rokoknya itu dengan mata yang masih tertuju pada Julia, tapi tiba-tiba saja Julia menoleh ke arah Andro, dan pandangan mata mereka saling bertemu. Seketika itu, Andro kembali teringat kalau Julia tidak menyukainya merokok, ia menahan mulutnya agar asap rokok tidak keluar.
"Kamu..." gumam Julia pelan, ia terlihat seperti sedang mengingat-ingat.
"Aku sepertinya pernah melihatmu!" ucap Julia, ia memperhatikan wajah Andro dengan seksama, tatapannya membuat Andro salah tingkah.
"Ah!" Julia sepertinya berhasil mengingat Andro.
"Kamu yang..." Belum sempat Julia menyelesaikan ucapannya, Andro sudah menganggukkan kepala. Julia memperhatikan Andro yang bertingkah aneh karena sedang menahan asap rokok di mulutnya.
"Kamu kenapa?" tanya Julia. Andro menggelengkan kepalanya. Meskipun Andro sudah merespon pertanyaan Julia tapi Julia masih merasa sangat penasaran.
"Kamu merokok?" terka Julia. Dengan cepat Andro menggelengkan kepalanya, tapi ia sudah tidak bisa menahan asap rokok di dalam mulutnya lagi. Sebagian asap rokok keluar dari celah-celah mulut Andro dan sebagian lagi menerobos ke dalam tenggorokan Andro, yang akhirnya menyebabkan Andro tersedak dan terbatuk-batuk.
"Itulah akibatnya kalau berbohong!" ledek Julia. Ia memukul-mukul punggung Andro dengan hati-hati, Julia tidak menyadari kalau sikapnya itu malah membuat Andro semakin salah tingkah.
"Merokok itu tidak baik untuk kesehatanmu!" ucap Julia lembut. Andro hanya menganggukkan kepalanya di sela-sela batuknya.
Tak lama kemudian wanita tua pemilik toko kelontong membawakan Andro segelas air minum, Andro segera meneguknya hingga tak bersisa, akhirnya batuknya mereda.
"Sudah hampir waktunya kamu masuk kerja, Julia!" ucap pemilik toko kelontong mengingatkan Julia. Julia langsung melirik jam di tangannya.
"Ah iya! Aku pergi dulu, bu!" pamit Julia.
"Nyawaku terancam kalau sampai aku telat sampai di sana!" tambahnya.
"Aku pergi dulu ya!" pamit Julia pada Andro. Andro menganggukkan kepalanya, tapi baru selangkah, Julia sudah membalikkan tubuhnya lagi menghadap Andro.
"Kita sudah 2 kali bertemu, tapi aku belum mengetahui namamu!" ucapnya. Andro tersentak.
"Namaku Julia, siapa namamu?" tanya Julia sambil menyodorkan tangannya ke hadapan Andro. Andro terlihat ragu-ragu, tapi akhirnya ia menjabat tangan Julia.
"Namaku Andro!" ucapnya memperkenalkan diri. Julia tersenyum ramah kepada Andro, lalu ia kembali pamit dan kali ini ia benar-benar berlalu dari hadapan Andro.
Wanita tua pemilik toko kelontong sedari tadi memperhatikan interaksi antara Andro dan Julia.
"Kamu anggota genk motor kan?!" terka wanita tua itu tiba-tiba. Andro tersentak. Ia tidak menjawab pertanyaan dari wanita tua itu, ia takut kalau wanita itu akan menilainya buruk. Wanita tua itu memperhatikan Andro dengan seksama.
"Kamu biasa berkelahi dengan pemuda lain kan?!" ucap wanita tua itu lagi. Andro hanya diam sambil menatap wanita tua itu.
"Kamu sepertinya anak baik!" lanjut pemilik toko kelontong itu. Andro terkejut mendengar ucapan wanita tua itu.
"Bisakah kamu melindungi Julia?" pinta wanita tua itu. Andro tidak mengerti harus merespon ucapan wanita tua itu bagaimana, hidupnya saja sudah rumit, bagaimana bisa dia melindungi orang lain.
"Kakak tirinya sangat jahat, kalau seperti itu terus lama-lama gadis itu akan mati!" ungkap wanita tua itu. Andro menghela nafasnya perlahan.
"Maaf bu, saya tidak suka mencampuri masalah orang lain!" sahut Andro. Wanita tua itu langsung terdiam.
...
Malam ini langit terlihat sangat cerah, udara pun tidak terlalu dingin. Andro dan kawanan genk motornya berkeliling jalanan. Ketika berada di perempatan jalan, di saat mereka semua sedang berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, tiba-tiba pandangan mata Andro menangkap sebuah sosok di kejauhan yang tidak asing untuknya, yaitu Julia. Julia tampak berjalan dengan cepat dan tergesa-gesa lalu ia masuk ke dalam sebuah rumah tua. Andro hanya berpikir kalau Julia baru saja pulang dari pekerjaannya, tapi tak lama kemudian seorang pria berjalan cepat ke rumah tua yang sama dengan Julia tadi. Pria itu terlihat memukul-mukulkan tangannya ke pintu rumah tua itu.
"And, jalan!" tegur Vino. Andro tersentak, ternyata lampu lalu lintas berwarna hijau sudah menyala.
"Kalian jalanlah lebih dulu, gue ada perlu sebentar!" ucap Andro. Kawanan genk motor Andro kembali melaju dan meninggalkan Andro sendiri di perempatan jalan itu. Andro kembali memperhatikan pria yang masih saja memukul-mukul pintu rumah tua tempat Julia masuk sebelumnya.
"Apa pria itu kakaknya?" gumam Andro pelan. Andro tersentak, tiba-tiba seseorang membukakan pintu dan akhirnya pria itu bisa masuk ke dalam. Andro masih terpaku memperhatikan pintu rumah tua itu walaupun objek yang diamatinya sudah tidak ada.
"Apa itu kakak tirinya?" tanya Andro dalam hati. Andro tampak melamun sejenak, tapi kemudian ia kembali tersadar.
"Jangan suka mencampuri urusan orang lain, Andro!" gumamnya pelan memperingatkan dirinya sendiri. Andro kembali menyalakan mesin motornya.
...
"JULIA! BUKA!" seru Denis dari balik pintu. Jantung Julia berdebar dengan sangat kencang, seketika tubuhnya bergetar mendengar suara kakak tirinya itu.
"Aku tahu kamu ada di dalam! Buka pintunya atau aku akan membuat kekacauan di sini?!" ancam Denis. Julia berjalan perlahan ke arah pintu, ia terlihat bimbang tapi akhirnya ia membukakan pintu untuk Denis. Dengan cepat Denis menerobos masuk ke dalam rumah sewa Julia dan menutup pintu rumah itu rapat-rapat. Jantung Julia berdebar dengan sangat kencang dan kuat hingga terasa seperti nyaris meledak.
"Aku minta uang!" seru Denis to the point.
"Aku baru saja memberikanmu uang beberapa hari yang lalu!" tukas Julia.
"Uang itu sudah habis!" ucap Denis.
"Aku tidak punya uang lagi!" ungkap Julia.
"Makanya, sudah kubilang jangan bekerja sebagai pelayan! Pergunakan tubuhmu itu, kamu akan mendapatkan lebih banyak uang!" seru Denis kesal, ia mendorong tubuh Julia hingga Julia tersungkur di sofa.
"Berhentilah berjudi!" seru Julia, ia kesal dengan perlakuan kasar Denis padahal ia sudah memberikannya uang yang cukup banyak pada kakak tirinya itu beberapa hari yang lalu. Denis menatap Julia dengan tatapan tajam.
"Kalau aku tidak berjudi, bagaimana aku bisa menyalurkan hasratku?" tanya Denis. Julia terdiam, dadanya terasa sangat sesak, ia menangkap firasat buruk.
"Katakan, Julia!" desak Denis sambil berjalan pelan mendekati Julia. Julia yang ketakutan, beranjak dari sofa dan berusaha menjaga jarak dari kakak tirinya itu, tapi sikapnya itu malah memancing amarah Denis. Denis mengambil kursi kayu milik Julia lalu melemparkannya ke dinding dengan sangat keras hingga kursi itu hancur menjadi beberapa bagian.
"KATAKAN JULIA!!" teriak Denis. Julia yang ketakutan mendengar suara kakak tirinya itu langsung menutupi kedua telinganya dengan tangan, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Apa aku bisa menyalurkan hasratku dengan tubuhmu?" goda Denis. Denis tertawa keras.
"Berhenti menggangguku! BERHENTILAH MENGUSIK HIDUPKU, BRENGSEK!!" jerit Julia. Air matanya mulai mengalir.
Denis melompat dan menangkap Julia yang sedari tadi menjaga jarak dengannya. Julia histeris karena tidak bisa menghindari 'terkaman' kakak tirinya yang buas itu.
"Aku sangat menyukai tubuhmu, adikku tersayang!" bisik Denis.
"Lepas! LEPASKAN AKU BRENGSEK!" teriak Julia, ia meronta sekuat tenaganya agar terlepas dari Denis, tapi tenaga Denis jauh lebih kuat dari tenaganya. Denis mengangkat tubuh kurus Julia lalu membawanya mendekati meja. Denis memaksa tubuh Julia untuk membungkuk ke arah meja. Julia terus mencoba untuk berontak walaupun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Denis. Denis memaksa kepala Julia menempel di meja dengan tangan kirinya, sementara itu tangan kanannya mulai bergerilya di tubuh Julia.
"BERHENTI MELAKUKAN ITU! LEPASKAN AKU!" jerit Julia lagi, tangis Julia pecah. Bukannya menghentikan tindakan bejatnya itu, Denis malah semakin bersemangat melakukannya. Denis menurunkan celana serta dalaman yang Julia pakai, ia mulai bersikap di luar batas, ia memaksa Julia untuk melayani nafsu bejatnya, tapi ketika nyaris menjadi 'santapan' Denis, tiba-tiba saja pintu rumah sewa Julia berbunyi, seseorang mengetuk pintu rumah tua itu dari luar.
"Tok! Tok! Tok!"
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
noname
yaAllah ksian banget Julia
2023-07-22
1
noname
yaelah mesuk banget bocah
2023-07-22
1