Pagi ini bella berusaha untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Ia mulai sibuk memasak nasi goreng untuk sang suami. Setelah semua selesai terhidang di atas meja makan, bella buru-buru masuk ke dalam kamarnya untuk segera mandi. Ia tidak ingin terlihat lusuh di depan suaminya. Saat bella selesai berdandan dan keluar kamar, di saat itu juga Arvin membuka pintu kamarnya. Bella yang melihat suaminya sudah rapi dengan setelan jasnya, segera berjalan menghampirinya.
" Mas, sarapannya sudah bella siapin ", kata bella seraya tersenyum manis pada sang suami. Bukannya membalas senyuman sang istri, Arvin justru menatap tajam istrinya.
" Kau gak usah repot-repot memasak untukku, karena aku tidak akan sudi memakan masakanmu yang menjijikkan itu ", jawab Arvin ketus. Ia yang muak melihat istrinya segera berjalan menuju pintu. Sungguh hati Bella terasa nyeri mendengar ucapan suaminya yang pedas itu.
" Sedikit saja mas, kumohon. Aku sudah berusaha keras memasaknya sesuai resep yang di berikan mama ", Bella tampak merengek pada Arvin sambil memegangi ujung lengan kemeja suaminya. Arvin yang geram langsung menepis tangan Bella dengan kasar.
" Aku tidak pernah memintamu memasak. Jadi kamu gak usah berlagak menjadi istri yang baik di depanku. Karena apapun usahamu tidak akan pernah membuatku memaafkan kesalahanmu, apalagi menganggapmu istri sungguhan. Jangan mimpi kamu ", bentak arvin seraya melenggang pergi meninggalkan bella yang sudah mulai berkaca-kaca.
BRAAKK
Suara dentuman pintu yang keras sampai membuat bella berjingkat. Bella tampak menghela napas panjang sambil menyeka air matanya. Ia berjalan lesu ke arah meja makan. Di ambilnya nasi goreng buatannya itu dan mulai menyuapkan ke dalam mulutnya.
Sambil terisak ia mulai menelan nasi goreng itu dengan susah payah. Setelah selesai menghabiskan sarapannya, bella segara melanjutkan pekerjaannya membereskan rumah. Ia mulai menyapu semua ruangan dan kemudian mengepelnya hingga bersih. Hampir pukul sebelas siang pekerjaan Bella baru selesai.
Bella yang kelelahan itu tampak menyenderkan punggungnya di sandaran sofa. Mungkin lelah fisiknya tidak seberapa, namun luka di hatinya yang membuat Bella tidak bersemangat. Karena lelah dan kurang tidur, akhirnya Bella malah ketiduran di atas sofa ruang tamu.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Siang harinya,
Di dalam sebuah mobil mewah yang tengah melaju, Arvin yang baru selesai makan siang sendirian tampak melakukan panggilan telepon pada sang kekasih yang bernama anita. Anita putri adalah wanita yang mampu menarik perhatian Arvin setelah sekian lama ia menutup rapat-rapat pintu hatinya.
Perempuan cantik itu berprofesi sebagai seorang model yang cukup terkenal di tanah air. Arvin yang kala itu tengah mendatangi kantor rekan bisnisnya, tanpa sengaja melihat Anita yang melakukan pemotretan di sana. Wajah gadis itu mengingatkan dirinya akan sosok sang kekasihnya dulu yang menghilang delapan tahun silam. Mulai dari situ Arvin mulai jatuh hati pada Anita dan menjalin hubungan dengan perempuan itu hingga sekarang.
" Astaga Anita, cepat angkat teleponnya ", kesal Arvin seraya memukul kemudi.
Karena tidak ada jawaban dari panggilan telepon yang ketiga kalinya, Arvin memutuskan untuk mendatangi apartemen sang kekasih. Tidak butuh waktu lama, mobil Arvin sudah tiba di basemant apartemen Anita. Dengan langkah tergesa-gesa Arvin melangkah menuju lift.
Saat lift itu tiba di lantai sembilan, Arvin buru-buru keluar dari sana menuju pintu apartemen Anita. Di tempelkannya kartu akses itu dan pintu pun dibukanya dengan perlahan. Mata tajamnya mulai memindai setiap ruangan untuk menemukan sang kekasih. Namun apartemen kekasihnya itu tampak lengang dan sepi. Ia mulai berjalan menuju kamar yang biasanya Anita tempati. Setelah tiba di dekat pintu yang sedikit terbuka itu, bibir Arvin tampak tersenyum samar.
" Rupanya kamu sedang tidur sayang ", gumam arvin seraya berjalan menuju ranjang Anita.
Langkah Arvin berhenti di tepian ranjang, mata elangnya mengamati setiap lekukan tubuh sang kekasih yang terlihat sangat seksi. Kemudian dengan pelan Arvin mulai merangkak naik ke atas ranjang dan menarik tubuh sang kekasih ke dalam dekapannya. Anita yang merasa terganggu tidurnya, mulai menggeliat dan membuka matanya. Lamat-lamat ia mulai melihat senyum manis di wajah tampan sang kekasih yang berada di depannya.
Anita yang masih kesal dengan kekasihnya itu, segera menepis tangan Arvin dari perutnya.
" Ada apa mas kemari? Kenapa tidak ber manja-manja pada istri barumu itu ", Anita masih saja sibuk melepas tangan Arvin dari perutnya. Namun sayang lelaki itu justru semakin mengeratkan pelukannya.
" Sayang jangan marah terus, aku minta maaf. Bukankah aku sudah menjelaskan padamu, aku terpaksa menikahi perempuan itu karena di paksa mama. Ia terus saja mengancam akan mencoret namaku dari kartu keluarga. Tentu kamu tidak ingin kan itu terjadi ", bohong Arvin yang langsung di jawab Anita dengan gelengan kepala.
" Trus bagaimana dengan hubungan kita mas? Aku takut kamu akan tergoda dengan istrimu dan meninggalkan aku ", ucap Anita mulai terisak.
" Tidak mungkin sayang, aku akan tetap mencintai kamu. Kamu yang sabar ya, tidak lama lagi aku akan membuang perempuan itu. Tapi kamu harus lebih bersabar, tidak mungkin aku melakukan itu sekarang. Tunggu lah sampai beberapa bulan ke depan agar mamaku tidak curiga ",
" Tapi mas harus berjanji padaku, mas tidak akan menyentuh perempuan itu ", rengek Anita.
" Tentu saja sayang, aku janji tidak akan menyentuhnya. Aku sama sekali tidak tertarik dengan perempuan itu ", janji Arvin pada sang kekasih.
" Tapi perempuan itu sangat cantik mas. Apa mas Arvin yakin bisa tahan tidak menyentuhnya ", tanya Anita dengan raut wajah cemas.
Mendengar ucapan kekasihnya, Arvin lalu terkekeh pelan.
" Sama kamu yang lebih cantik saja mas bisa tahan, apalagi dengan perempuan seperti itu. Apa kamu meremehkan seleraku sayang ", tanya Arvin yang dijawab gelengan kepala oleh Anita.
" Aku percaya sama mas ", jawab Anita seraya memeluk tubuh kekasihnya itu.
" Bagus ", kata Arvin sambil mengecup puncak Kepala Anita. " Kalau begitu cepatlah mandi, aku akan mengajakmu Jalan-jalan di Mall ",
Anita yang mendengar itu matanya langsung berbinar.
" Benarkah? ", tanyanya tidak percaya.
" Tentu saja sayang ", jawab Arvin seraya mengecup bibir Anita sekilas.
Tanpa banyak tanya lagi, Anita segera melompat turun dari ranjang dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Melihat tingkah kekasihnya yang lucu, membuat Arvin tersenyum geli. Sungguh sangat mudah membujuk kekasihnya itu. Hanya dengan mengajaknya belanja sudah bisa mengembalikan keceriaannya.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sore harinya di dalam apartemen, Bella tampak sudah sibuk di dalam dapur untuk memasak makan malam. Meski tadi pagi sang suami tidak mau memakan masakannya, bella akan tetap terus berusaha. Bukankah sudah kewajiban seorang istri untuk berbakti pada sang suami, pikirnya.
Bella segera masuk ke dalam dapur dan ingin mengambil beberapa bahan di dalam lemari es. Namun sayang hanya tersisa daging ayam empat potong saja.
" Sepertinya aku besuk harus pergi berbelanja ", gumam Bella seraya mengeluarkan daging ayam tersebut.
" Aku goreng saja ayam ini ", batin Bella.
Dengan cekatan Bella mulai memasak bahan yang seadanya itu. Tepat pukul setengah enam, ayam goreng dan sambal terasinya buatannya sudah matang dan tersaji sempurna di atas meja makan. Bella menatap hasil masakannya itu dengan senyum puas.
" Aku sebaiknya segera mandi sebelum mas Arvin pulang ", kata Bella sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya. Setelah sudah rapi dan wangi Bella segera berjalan keluar dari kamarnya. kemudian ia pun duduk manis di ruang tamu untuk menunggu kedatangan sang suami.
Jam du ruang tamu sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi mengapa suaminya itu belum juga pulang. Bella tampak semakin gelisah saat jam di dinding ruang tamu berjalan begitu cepat hingga kini sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Perut Bella yang sedari tadi belum di isi, kini mulai keroncongan. Karena tidak ingin jatuh sakit, Bella segera berjalan menuju meja makan. Manik matanya menatap nanar masakannya yang sudah dingin. Ia mulai mengambil makanan itu dan mulai memakannya.
Bella mengunyah makanannya dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Sudah hampir pukul sepuluh malam, namun sang suami belum pulang juga. Sungguh hati Bella semakin bertambah gelisah.
" Hiks hiks kemana kamu mas ", gumam Bella yang kembali menangis seorang diri di dalam apartemen suaminya.
*********
Ayo emak-emak jangan lupa dukungannya.
Tinggal pencet, gratis 😁😁
Othor kalau ada notif like dari kalian, bawaannya semangat banget up datenya 😂.
Pokoknya othor tunggu terus loh 😁😁
Terima kasih 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Huzaima Moh Arif
sedih aq thoor
2024-07-29
0