"Menikah dengan bapak ?" tanya Bella sambil membalas intens tatapan Jovan .
Jovan mengangguk tanpa ragu dan tak kalah tajam saat membalas tatapan Bella pada dirinya.
"Well~ " Bella menjeda kalimat nya dengan sambil mengusap tangannya di wajah Jovan.
Sorot mata Bella sontak berubah menjadi sedikit sayu dan seksi , persis ketika dirinya berada di klub tempo hari.
Jovan sampai memejamkan mata kala jemari lentik itu terasa halus mengusap permukaan kulit nya sampai tiba tiba,
"HELL NO !! Sampai kiamat juga saya gak akan mau nikah sama bapak !!" dengan nada suara tinggi Bella mendorong tubuh Jovan yang kekar itu.
Jovan tidak menyangka dirinya di tolak oleh seorang wanita. Hal ini terjadi untuk pertama kalinya dan Jovan hanya bisa menatap kepergian Bella sambil mengangkat sudut bibirnya tipis.
"Menarik sekali.. Dia bahkan berani menggodaku secara terang terangan."
Hari itu Bella benar benar kalut, masalah yang dia hadapi saat ini bukan sekedar masalah yang bisa diselesaikan dengan minta maaf.
"Dari mana aku dapat uang buat ganti rugi ke Michele !! Lagian kan dia anak orang kaya, ngapain minta ganti rugi ke aku ?! Sengaja banget dia pingin bikin aku hidup susah." Bella terus menggerutu di sepanjang kakinya melangkah menuju keluar dari area kampus.
Sesekali Bella meluapkan kekesalannya dengan menendang angin sembarangan.
Saat langkah kaki Bella semakin menjauh dari gedung kampusnya tiba tiba ,
Ddrrttt..
Ddrrttt..
Ddrrttt..
Ponsel Bella terus berdering di dalam saku, dan ketika melihat nama yang tertera pada layar ponsel nya Bella tersenyum sumringah lalu menggeser tombol hijau agar tersambung pada panggilan suara yang ternyata adalah,
"Halo ayah !! Astaga Bella kangen banget yah udah seminggu ayah gak nelpon Bella !" Raut muka Bella tampak tersenyum senang kala sang ayah menelpon.
Suara sang ayah di ujung sambungan seakan bagai oasis yang menyejukkan hati Bella yang sedang emosi bercampur kalut.
Sedikit bercakap menanyakan kabar ini dan itu sampai sang ayah berkata,
"Bella anakku, bulan ini ayah tidak bisa mengirim uang. Kondisi perusahaan kita sedang tidak stabil dan ayah harus berusaha menutup kerugian serta tetap menggaji para karyawan. Kamu pakai dulu uang di tabungan kamu ya nak ? Ayah janji setelah kondisi perusahaan stabil akan mengirim uang saku lebih banyak untuk kamu. Bella, apa kamu denger ayah !?" ayah Bella mengucap diujung sambungan dengan nada bijak.
Bella bagai tersengat ribuan lebah di telinga nya, bukan soal karena ayahnya tidak bisa mengirim uang bulanan. Bella sendiri masih punya cukup banyak isi uang di tabungan untuk keadaan darurat seperti ini tetapi,
Saat mendengar perusahaan keluarga di ambang kebangkrutan karena sedang mengalami kondisi keuangan yang sulit, sungguh membuat hati Bella terasa teriris.
Bella menyimak ucapan sang ayah sampai akhir nya menarik nafas panjang dan berkata,
"Ya ayah. Bella masih ada uang di tabungan kok, itu akan cukup untuk beberapa minggu ke depan. Bella akan berhemat ayah. Semoga kondisi keuangan perusahaan kita lekas stabil ya yah." ucap Bella sebisa mungkin tetap tenang meski kenyataannya justru dirinya semakin merasa tidak karuan.
Sang ayah mengakhiri panggilan suara dengan meminta maaf dan Bella membalas ucapan sang ayah Seolah olah dirinya adalah wanita yang kuat dan tegar.
Huft~ Bella membuang nafasnya panjang sambil menggenggam ponsel di tangan kirinya.
Langkah Bella menjadi lesu dan tidak ada semangat. Dalam pikiran Bella saat ini tentu saja tidak mungkin menceritakan masalah besar yang dia alami di kampus kepada orang tuanya.
Bella tidak ingin sang ayah khawatir karena masalah saat ini tetapi ," Bagaimana jika aku benar benar dikeluarkan secara tidak hormat oleh pihak kampus karena tidak mau membayar ganti rugi kepada Michele ?? Trus dari mana aku dapat uang buat bayar uang kuliah ku !? Kenapa mereka kejam sekali sampai mencabut beasiswa ku !!" Bella merasa sesak sekali di dada.
Semakin berpikir, kepala Bella semakin terasa pusing dan tanpa sadar dirinya berteriak kencang,
AARRGGHH !!!!
Bella berteriak sambil memejamkan mata dan terus melangkahkan kaki dengan mengepalkan kedua tangan sampai diri nya tidak sadar jika lampu lalu lintas tidak sedang menyala merah yang artinya banyak kendaraan bermotor lalu lalang di jalanan sampai ,
TTIINN TTIINN TTIINNN !!!!
Suara klakson mobil dan motor terdengar memekakan indera pendengaran Bella yang memilih menghentikan langkahnya di tengah jalan raya yang masih berjarak dekat dari area kampus.
"Apa aku mati saja ya ??" gumam Bella pelan saat ini dirinya berharap ada kendaraan yang menabraknya, ya saking putus asa nya Bella sampai pikiran nya buntu dan memilih mengakhiri hidup sampai tiba tiba,
Terdengar suara panik dari ujung jalan yang berteriak, "BELLA AWAS !!!"
Syuuttt !!
Brugh !!
Tubuh Bella terasa di tarik secara paksa sampai kemudian terjatuh keras ,
Bella terjatuh cukup keras sepertinya tetapi aneh, tubuh Bella tidak merasakan sakit.
Saat membuka mata Bella terkejut lantaran posisi jatuhnya tepat berada di atas tubuh seseorang yang dia yakini adalah orang yang menarik tubuhnya tadi.
"Apa yang kamu pikirkan huhh !? Kamu ingin mati begitu ??? Dimana akal sehat kamu Bella !!" suara seorang pria terdengar panik dan marah.
Bella mengerjapkan mata beberapa kali , saat ini netra nya tengah memindai sosok pria di hadapannya yang tidak lain adalah ,
"Bukan urusan bapak, AWAS !!" Bella beranjak dari atas tubuh Jovan dengan sedikit mendengus kesal lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun Bella gegas berlari menjauh dari tempat itu.
Jovan yang melihat kelakuan Bella hanya bisa menggelengkan kepala, sungguh tidak habis pikir bagaimana seseorang bisa berpikir bodoh dengan menganggap masalah selesai dengan kematian.
"Dasar gadis ceroboh.." Jovan menggeleng kepalanya pelan hendak bangun dari posisi terjatuh nya yang ternyata cukup keras sampai terluka di bagian lengan tangan dan memar di kaki.
Beberapa pengguna jalan tampak ingin menolong namun Jovan meyakinkan jika dirinya baik baik saja.
"Ini ponsel anda terjatuh tuan , sebaiknya anda ke rumah sakit untuk mengobati luka tersebut agar tidak infeksi." ucap seorang wanita tua pengguna jalan yang menyerah kan sebuah ponsel .
"Ah iya nyonya, saya akan ke rumah sakit setelah ini. Mobil saya ada di sana , terima kasih ya." Jovan berucap ramah mengucapkan terima kasih atas empat i para pengguna jalan.
Jovan melangkah kan kaki nya yang sedikit pincang sambil menatap sebuah ponsel yang dia genggam di tangan kanannya.
"Ini bukan ponselku tapi ponselnya Bella." gumam Jovan sambil memasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celana nya.
Dengan langkah kaki yang sedikit terpincang Jovan masih bisa tetap menyunggingkan seulas senyum seakan tidak menyesali kejadian hari ini.
"Apapun yang terjadi, kamu pasti akan menikah denganku, Bella Anderson."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
ayo bantu bella pak jovan
2023-09-30
2