Bab 3 Murid Baru

Bab 3

Murid Baru

Lysaa menatap bangunan besar yang terlihat elit di hadapannya. Wajahnya di tekuk seribu sambil menatap beberapa siswa yang melewati dirinya. Bukan tanpa alasan wajah Lysaa masam seperti itu. Karena ide Dojun kali ini, ia terpaksa menjalankan misinya di sekolah dan sekalian melanjutkan pendidikannya di sana.

Kira-kira sebulan yang lalu, setelah menghabisi nyawa Park Ji Saeng dan mengorek infomasi darinya, Lysaa mengetahui ada orang lain yang terlibat dalam pembunuhan ke dua orang tuanya. Namun, siapa saja yang terlibat itu? Lysaa harus mencari tahu lebih detail di sekolah ini melalui anak-anak yang orang tuanya di curigai terlibat dalam kasus itu.

Rok span di atas lutut dengan baju kemeja putih lengan pendek serta rompi berciri khaskan sekolah itu membalut sempurna di tubuh Lysaa yang tinggi dan cukup berisi. Rambut hitam lurus panjang yang tergerai dengan indah, serta bola mata yang berwarna sedikit kebiruan mengundang setiap mata untuk menikmati keindahan wajahnya yang tidak pernah ia sadari.

Lysaa yang cuek dan selalu melakukan apapun sesuka hatinya tidak pernah peduli akan tanggapan dan pandangan orang lain terhadapnya. Baginya, selama orang itu tidak mengusik dirinya maka ia pun tidak perlu membuang tenaga cuma-cuma untuk urusan sepele seperti hujatan.

Paman Dave sebagai wali Lysaa yang mengurus gadis itu agar bisa masuk ke sekolah elit ternama di kota itu. Setelah mendapat telpon dari Dojun yang mengatakan kalau otak Lysaa konslet karena meminta untuk melanjutkan sekolah, tentu saja tidak di tolak oleh Paman Dave. Lelaki itu langsung setuju dan mengurus segala keperluan Lysaa.

Paman Dave sudah lama membujuk Lysaa untuk melanjutkan sekolahnya. Namun karena sifat Lysaa yang lebih suka melakukannya apa yang dia suka, Paman Dave tidak dapat memaksakan harapannya kepada gadis itu.

***

Lysaa mengikuti langkah kaki seorang guru yang mengantarnya ke sebuah kelas yang akan menjadi tempat belajarnya setahun ini. Suasana yang tadinya riuh menjadi hening seketika saat dirinya berdiri di depan kelas untuk memperkenalkan diri.

"Ayo perkenalan dirimu dulu kepada teman-temanmu." Ajak wali kelas.

Lysaa menatap satu persatu siswa-siswi yang ada di kelas itu.

"Perkenalkan aku Lysaa."

Semua terdiam menunggu kelanjutan dari ucapan Lysaa. Namun Lysaa yang cuek tidak ingin menambah kata apa pun lagi karena saat itu ia hanya ingin segera duduk di kursi yang telah di tentukan.

"Ada lagi Lysaa?" Tanya Wali kelasnya yang juga tampak menunggu sesuatu yang keluar dari mulut Lysaa.

"Tidak." Jawab Lysaa dengan santainya.

"Baiklah kau boleh duduk. Ternyata teman baru kalian sedikit irit bicara dan pendiam jadi Ibu harap kalian mau mengajaknya berteman agar dia tidak bosan." Kata Wali kelas ketika Lysaa mulai melangkah menuju satu-satunya kursi kosong di sudut belakang.

"Baiklah kita mulai lagi pelajaran hari ini..."

Tanpa banyak bicara Lysaa duduk dan mendengarkan penjelasan dari Wali kelasnya yang mengajarkan pelajaran hari itu. Sesekali murid lain melirik ke arah Lysaa. Entah itu terpesona atau iri dengan penampilan Lysaa yang jelas Lysaa tidak peduli. Di mengabaikan lirikan-lirikan itu seolah mereka semua hanya sebuah patung hidup.

Tanpa terasa waktu bergulir hingga jam istirahat pun tiba. Satu persatu murid kelas itu meninggalkan kelas dengan tujuan masing-masing. Namun ada beberapa juga yang masih berada di kelas dan lagi-lagi Lysaa tidak peduli.

Yang ia butuhkan saat ini adalah tidur sesaat agar kepalanya tidak terlalu pusing. Ia menjadi kurang tidur karena tadi malam mencoba mencari informasi di sekolah itu. Ia menjalankan aksinya seorang diri namun pada akhirnya tidak menemukan apa yang ia cari.

Begitu sedikit informasi yang ada tentang murid-murid di sekolah itu. Mungkin karena mereka adalah anak-anak beratus tinggi hingga data informasi mereka sengaja di tutup untuk keamanan mereka.

"Hei bangun!!"

Suara seorang gadis setengah berteriak memaksa Lysaa membuka matanya. Dengan malas Lysaa menatap gadis itu tanpa berkata apa-apa.

"Kau harus patuh pada perintahku! Di kelas ini akulah yang paling berkuasa!" Ucap gadis itu sinis dengan percaya diri.

Lysaa hanya menyunggingkan senyum remeh atas apa yang dia dengar, dengan acuh ia kembali meletakkan kepalanya di meja untuk melanjutkan tidurnya.

"Brakk!!" Suara meja di gebrak.

"Berani kau mengacuhkan aku?! Kau dengar tidak huh?!"

Lysaa merasa kepalanya semakin cenat cenut setelah telinganya berdesing mendengarkan gebrakan meja tepat di samping kepalanya.

Lysaa terpaksa membuka matanya kembali dan melihat keadaan sekitar yang hanya terdapat beberapa siswa perempuan saja yang sedang mengelilinginya sambil menatapnya dengan sinis dan senyum merendahkan.

Lysaa bangun dari duduknya. Dan dengan satu gerakan cepat ia mencekik leher gadis tadi hingga gadis itu terdorong kebelakang dan terbaring di atas meja dengan raut wajah pucat pasi dan tubuh yang gemetar.

Gadis itu mengerang kesakitan dan memukul sebelah tangan Lysaa yang masih mencekik lehernya dengan kuat.

Beberapa gadis yang melihat itu semua kabur terbirit-birit. Sedangkan yang di cekik oleh Lysaa sangat ketakutan menatap mata tajam Lysaa hingga tanpa sadar ia sudah membasahi meja belajar dengan air kenci*ngnya.

"Jangan pernah menggangguku ketika aku sedang tidur. Paham?!!" Ancam Lysaa.

Gadis itu mengangguk cepat dengan tubuh gemetar. Lysaa lalu melepaskan tangannya dari leher gadis tadi dan melangkah pergi meninggalkan kelasnya.

Gadis itu terduduk lemas dengan tubuh yang masih gemetar.

(Siapa dia? Beraninya dia mempermalukan aku Shin Yeri seperti ini! Apa status orang tuanya lebih tinggi dari orang tuaku? Ini bahaya jika itu benar. Tidak, aku harus memastikannya lebih dulu. Sebaiknya aku menjaga jarak darinya dulu. Batin Gadis bernama Shin Yeri).

Gadis bernama Shin Yeri itu merasa teramat malu. Ia pun segera membersihkan dirinya ke toilet dan menelpon pelayan rumahnya untuk mengantarkannya baju ganti.

"Apa yang terjadi Nona, anda baik-baik saja?" Tanya Kepala Pelayan melalui sambungan telepon.

"Aku baik-baik saja. Tadi aku hanya tergelincir hingga pakaianku sedikit kotor."

"Dimana Nona tergelincir. Saya akan meminta pihak sekolah untuk lebih teliti menyediakan fasilitas sekolah."

"Tidak... tidak, itu tidak perlu. Aku baik-baik saja

Aku hanya tidak suka rok ku sedikit kotor."

Gadis itu terpaksa berbohong. Ia tidak mau memperbesar urusannya dengan Lysaa karena ia masih belum tahu pasti pangkat dan kedudukan orang tua Lysaa. Bisa-bisa ia mempermalukan nama baik keluarganya. Dan itu pasti bukanlah sesuatu yang patut di banggakan.

"Baiklah Nona. Saya akan menyuruh orang untuk mengantarkan seragam baru Nona."

"Ya, cepatlah!"

"Tut!"

Panggilan pun di akhiri.

Shin Yeri menatap dirinya di cermin toilet. Ia begitu malu dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya hari ini.

"Brakk.. Brakk.. Brakk!!

Suara gedoran pintu toilet membuat Shin Yeri terlonjak karena terkejut. Ia ragu untuk membuka pintu itu karena dirinya sedang dalam keadaan kotor dan memalukan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R 𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ

🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R 𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ

gegayaan kau yeri mau ngerjain lysa 🤣🤣
kau belom tau lysa itu preman

2024-12-27

0

𝐀⃝🥀𒈒⃟ʟʙᴄ🦆͜͡Lie𝐙⃝🦜🅟ᴳ᯳ᷢ

𝐀⃝🥀𒈒⃟ʟʙᴄ🦆͜͡Lie𝐙⃝🦜🅟ᴳ᯳ᷢ

dih cerotanya mau ngebully ya nahkah , blom tau ya siapa yang kau bully

2024-12-26

0

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

nah lho makanya jngn macem² sama lysa kalau gak mau disakiti.

2024-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!