Bab 5
Larang Melakukan Kekerasan
Lysaa pulang ke rumahnya dan segera menuju lantai bawah yang terdapat peti kemas di dalamnya. Dari luar rumah Lysaa terlihat biasa saja. Ia tidak memiliki tetangga sekitar, hanya lahan kosong di kanan dan kirinya. Namun di dalam rumah ia membangun sebuah bunker yang terbuat dari peti kemas berukuran besar.
Bunker itu berada di bawah lantai papan dalam rumahnya. Orang tidak akan menyangka jika ada bunker di bawah sana. Karena Lysaa dan Dojun membuat kamuflase untuk ruangan yang satu itu.
Semua lantai di rumah itu terbuat dari papan. Di ruang tengah yang tidak terlalu besar, ada beberapa lantai papan yang bisa di angkat keatas mirip dengan penutup peti. Lalu ada tangga menuju bawah yang mengantar tujuan ke depan sebuah pintu besi peti kemas. Dalam peti kemas itu lah, semua kegiatan Lysaa di lakukan di sana.
Dalam peti kemas berukuran 4x8 meter itu terdapat dua tempat tidur dari besi, kamar mandi, wastafel, lemari persediaan makanan, lemari besi serta yang utama adalah sebuah meja panjang yang terdapat beberapa perangkat komputer dan laptop, serta alat deteksi dan monitor cctv.
Dalam lemari besi milik Lysaa terdapat bermacam alat canggih untuk melakukan aksinya dan beberapa alat penyamaran untuk menutupi identitasnya, serta beberapa senjata tajam.
Semua barang-barang itu ia dapatkan dari mendiang kedua orang tuanya. Beberapa benda ia beli dari pasar gelap hasil dari pekerjaan sampingannya sebagai Jasa informan seperti, alat penyadap dengan berbagi bentuk dan jenis. Ada pula beberapa earphone dan headset intel.
Pekerjaan yang di lakukan Lysaa bukanlah hal sepele. Infomasi yang ia cari terkadang memaksanya menyelinap ke rumah target secara diam-diam dengan resiko nyawanya terancam. Pasalnya, terkadang rumah yang ia datangi adalah rumah pengusaha kaya atau rumah pejabat tinggi yang memiliki fasilitas keamanan yang ketat.
"Apa belajar di sekolah semelelahkan itu?" Tanya Dojun ketika wajah Lysaa muncul dari balik pintu bagai di tekuk seribu.
"Tidak juga. Aku melakukan sedikit olah raga tadi."
"Wah, kau pasti melakukannya dengan baik. Aku dengar di sana memiliki fasilitas yang sangat bagus dan lengkap." Ungkap Dojun bersemangat.
"Lumayan, tapi tidak seru karena tidak ada perlawanan."
"Apa tidak ada yang mau berteman dengan mu? Padahal penampilan mu sudah ku buat oke."
"Bukan itu."
"Lalu kenapa..." Dojun menggantung kalimatnya dan wajahnya tampak berpikir keras. "Jangan bilang kau berkelahi dengan murid di sana!"
Lysaa tidak menjawab malah memberikan senyum manisnya dengan deretan gigi yang rapi, putih dan cantik. Reaksi itu sudah dapat menjelaskan kepada Dojun apa yang telah Lysaa perbuat di sekolahnya.
"Yaaa! Kau sudah gila huh!" Teriak Dojun hingga membuat Lysaa memejamkan matanya dan langsung mengatupkan bibirnya.
"Apa? Mereka yang salah." Kilah gadis itu.
"Sekali pun mereka yang salah kau harus berusaha menghindar. Jangan sampai kau mengundang perhatian banyak orang. Kau lupa harus menutup rapat identitas mu?!"
Lysaa menghela napas kasar tanpa banyak bicara.
"Kau lupa sekolah itu bukan sekolah biasa? Disana tempat para elit meletakkan anak-anak mereka." Ucap Dojun lagi.
Perkataan Dojun memang ada benarnya. Tetapi, tanpa disengaja pun Lysaa sudah banyak mengundang rasa ingin tahu orang lain dengan penampilan dirinya yang sangat cantik. Meski Lysaa hanya memakai pakaian biasa dan tanpa makeup sedikitpun, kecantikan alaminya selalu mengundang decak kagum semua mata yang melihat ke arahnya.
" Siapa yang kau hajar disana?"
Dojun akhirnya bertanya lagi untuk menutupi sedikit rasa cemasnya. Ia harus tahu apakah anak orang kaya biasa atau artis atau anak pengusaha ternama atau anak bahkan anak orang berpangkat yang sudah memancing emosi Lysaa.
"Aku hanya mendengar mereka memanggilnya Chung Ho."
"Hanya seorang?"
Lysaa menggeleng lalu mengangkat perlahan jari tangannya membentuk kode 3.
"Mam*pu*s!"
Dojun mengusap wajahnya dengan kasar lalu memijit pelipisnya. Pengakuan Lysaa itu membuatnya merasakan serangan sakit kepala dadakan. Dojun menatap Lysaa dengan kesal.
"Bukan hanya seorang tapi kau mengajar dua lagi yang lain?!"
Lysaa mengangguk polos tanpa berani melihat ke arah Dojun. Lysaa pun tahu tindakannya itu salah. Karena berdasarkan misi dan tujuannya masuk ke sekolah itu, ia tidak boleh mengundang perhatian apalagi mencari musuh untuk mempermudah urusannya.
Dojun berbalik badan langsung menatap layar komputernya, ia segera mengetikkan sesuatu disana dengan kata pencarian 'Chung Ho'.
Beberapa informasi mengenai Chung Ho pun tampak di layar komputer itu.
"Chung Ho, putra salah satu penerus Keluarga Cho, pengusaha elit yang menguasai industri pertambangan. Dan kau menghajarnya tanpa tahu identitasnya. Lalu dua lagi siapa?"
"Aku tidak tahu. Aku belum kenalan." Ujar Lysaa dengan santainya.
Dojun meremas rambutnya dengan kasar. Hatinya jengkel dengan Lysaa yang berbuat sesuka hatinya tanpa memikirkan dampak kedepannya.
"Lysaa, kau ini punya nyawa berapa huh? Apa kau tidak takut mati selalu berurusan dengan orang-orang seperti itu?!"
"Mati ya tinggal mati saja. Oh ya, jangan lupa kuburkan aku di sebelah kedua orang tuaku." Jawab gadis itu sambil tersenyum.
Dojun menepuk jidatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi kepada Lysaa. Lelaki itu membuang napasnya dengan kasar. Mencoba menghilangkan segala rasa jengkelnya terhadap gadis di sampingnya itu yang telah dia anggapnya bagai adik kandung sendiri.
"Sepertinya aku harus mengajarkan mu cara yang lebih baik dan aman."
"Apa itu?"
Lysaa tampak tertarik dengan ucapan Dojun. Mungkin ia juga ingin menghindar agar dirinya tidak berbuat kesalahan lagi seperti berkelahi.
"Cobalah untuk berlaku manis. Tahan emosi mu meski itu sudah naik ke ubun-ubun."
"Hanya itu?"
"Ada lagi. Coba berbaur dengan sewajarnya. Bila kau menemukan target misimu, dekati perlahan. Kalau perlu ajak dia makan ramyum di rumahnya."
"Itu saja?"
"Ehem. Ya, itu saja." Dojun sedikit ragu mengiyakan saran terakhirnya kepada Lysaa.
"Baiklah. Oh ya Dojun, cari tahu siapa Shin Yeri."
"Ya Tuhan, siapa lagi itu?"
"Aku tidak sengaja membuatnya kencing di celana."
"Kau pasti menakutinya, iya kan?!" Tanah Dojun menatap Lysaa dengan tatapan mengintimidasi.
"Tidak. Aku hanya mencekiknya.... sedikit." Ujar Lysaa sambil menggerakkan ujung jari telunjuk dan jempol yang nyaris bertemu.
"Aku bisa mati di usia muda kalau bagini?!" Ucap Dojun dengan wajah cemas sambil mencari tahu siapa Shin Yeri yang telah menjadi korban kebrutalan Lysaa.
Setelah berkutat di depan layar laptopnya untuk mencari informasi siapa Shin Yeri itu, Dojun menemukan fakta bahwa Shin Yeri adalah anak dari seorang seorang pengusaha elit yang bergerak dibidang Farmasi dan kecantikan. Shin Yeri tidak memiliki Ayah, dia hanya memiliki seorang Ibu yang menopang semua kebutuhan hidupnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓
petebal lagi rasa sabarmu dojun, karna setelah ini pasti akan ada lagi ulah Lysa yg akan membuat kepalamu pecah seketika 🤣🤣🤣
2024-12-18
3
🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R 𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
bner kata dojun, kau jangan terlalu menonjol di sekolah lysa, secara kau baru aja masuk. bisa bahaya klo kau jadi pusat perhatian orang"
2024-12-27
0
𝐀⃝🥀𒈒⃟ʟʙᴄ🦆͜͡Lie𝐙⃝🦜🅟ᴳ᯳ᷢ
lysa lysa bah kau emng bandell, pr mu dojun itu didik lysa wkwkwk
2024-12-26
0