Eps.2

Keesokan paginya atau kurang lebih keesokan siangnya. Alin baru menggeliat bangun dari tidur nya. Saat itu Alin baru menyadari kalau saat ini ia sedang tidak tidur berbantalkan bantal tadi malam. Tapi, apa iya?Ini naik turun.

Suara guntur dari tempat kepalanya tertidur pun terdengar gruwukk...gewrukk.....Alin langsung terbangun duduk melihat seseorang lelaki yang masih terpejam tidur di depan nya."Perut sudah bunyi masih kuat tidur nyenyak, gila emang",pikir Alin.

"Lu bicara apa O'on?",Jefri beranjak bangun untuk duduk dari tempat tidurnya."Gue tidak bisa bangun karena lu tindih tubuh gue",suara berat khas orang bangun tidur yang kesal.

Jefri lekas beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi secepat ke dalam kamar mandi. Ia pergi masih dengan perasaan marah.

'Salah gue apa?',pikir Alin beranjak dari tempat duduknya. Untuk berjalan mendekati gorden, Alin membuka gorden tebal yang menutupi kamar ini membuat, ia baru menyadari kalau surah siang hari bolong.

Matahari sudah bersinar sangat terang panas juga terik, tapi tetap terasa sejuk karena ia masih ada di ruangan ber AC.'Sudah siang gini enaknya ngapain...Biasa kalau sedang bolos sekolah gini gue main game sehari depan komputer adek gue sampek meletus....hahhh meletus',pikir Alin melihat keluar pintu kaca sembaring tersenyum sumringah mengingat keseharian tidak berguna.

Berubah memayungkan bibir nya,'Umm...tapi sekarang status gue.....',pikir Alin yang di susul dengan suara,"Aaaaa....kenapa masa muda ku seperti ini??",ujarnya tanpa ia sadari sudah di dengar jelas oleh Jefri yang sudah siaga berdiri di belakang tidak terlalu jauh dari nya.

"Lu gila?",semprot Jefri spontan mendapatkan tatapan tajam dan sinis pada Alin. Namun yang di tatap biasa saja, karena muka Alin tidak cocok jadi ekspresi wajah antagonis."Cepat mandi, lu bisa pakai pakaian SD gue".

"O'on lu, mana muat",semprot Alin marah.

"Ukuran tubuh ku seukuran dengan tubuh gue waktu SD".

"Mana ada anak SD segedhe gue..... enggak ada otak".

"Lu di bilangin ngeyel terus!!",marah Jefri."Nurut be**go sama suami".

Membuang muka jijik,"Wekk....suami?Gue tidak akan pernah dan tidak akan pernah, tidak akan anggap lu suami gue....setelah beberapa bulan kita cerai",marah tetap di depan Jefri yang hanya berjarak beberapa meter.

Mendorong kening Alin,"Pernikahan bukan mainan boneka tol***ol",ucap Jefri sikat cuek sebelum berlalu pergi meninggalkan kamar tidak luma menutup pintu kamar nya kembali membiarkan Alin sendirian.

Jeovano Alinonar Agathis

Remaja perempuan ini hanya bisa terdiam terpaku melihat kepergian Jefri meninggalkan kamarnya. Dengan raut wajah datar seakan-akan ia memilih untuk mengalah dari pada melanjutkan perdebatan dengannya.

Remaja perempuan ini adalah Alin. Anak sulung dari dua bersaudara. Alin memiliki seorang adik laki-laki bersama Jeovano Aliam Ferdinand.

Sebagai seorang anak sulung tentu Alin memiliki watak keras seorang anak sulung. Iya bisa kalian tebak, jika Alin adalah perempuan tegas, kuat, pemberani, dan yang paling tidak boleh di tinggal dari sifat anak sulung, keras kepala.

Papa Alin bernama Hendri Ferdinand seorang pengusaha, dan mama Alin bernama Selvia Ferdinand matan guru TK.

Tidak perlu di jelaskan lebih dalam lagi, karena di lihat dari profil keluarga nya. Alin adalah seorang anak perempuan yang besar di keluarga Cemara yang harmonis.

Next....

Hingga pada suatu seketika Alin tiba-tiba terlibat suatu peristiwa yang membuatnya sampai harus menikah paksa di hari itu juga dengan seseorang lelaki yang belum ia kenal sama sekali.

Sepulangnya dari sekolah Alin tidak langsung pulang ke rumah. Ia dan dua sahabat berjalan-jalan terlebih dahulu menyusuri Kota sebelum pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku novel. Mereka bertiga juga mampir ke toko alat-alat musik dlll, untuk membeli kaset musik.

Saat dalam perjalanan pulang itulah Alin yang terlalu sibuk dengan ponselnya karena terus saja menerima panggilan telepon dari papa nya membuat ia tidak fokus melihat ke depan tempat berjalan kaki.

Hingga ia baru mematikan layar ponsel itulah Alin langsung bertubrukan dengan seorang lelaki yang berlawanan arah dengan nya. Laki-laki itu terburu-buru sekali pergi, ia juga sempat mengambil kedua ponsel mereka yang jatuh sebelum berlalu pergi,"Sorry",katanya singkat.

Salah seorang teman Alin yang melihat nya berkata,"Makanya Alin kalau jalan jangan main ponsel, sudah sini kamu jalan di tengah saja",menggeser posisi tempat Alin berdiri.

Sepulangnya Alin langsung mandi bebersih diri dan tidur tanpa makan terlebih dahulu sampai menjelang malam hari. Di keesokan harinya. Alin baru bangun dan baru menyalah layar ponsel yang ia biarkan tergeletak semalaman tidak berguna.

"Elohh!Kenapa hp gue bisa tidak bersandi?Sandi nya mana?",ujar Alin belum memahami situasi.

Sampai tiba-tiba panggilan telfon masuk ke dalam ponsel yang ia genggam. Dari siapa?Dari nomer telpon nya sendiri. Alin tau karena ia hafal betul nomer telpon miliknya.

Tersambung.

*Hallo", terdengar suara sapaan suara laki-laki di seberang sana.

*Ponsel lu ketukar dengan ponsel gue",kata lelaki ini di seberang sana sekali lagi.

Baru ingat tentang kejadian tabrakan kemarin.

"Bisa ketemuan sekarang?",tanya Alin langsung tode poin.

*Gue tidak bisa sekarang, gue bisanya nanti malam...Gue masih ada kegiatan sampai nanti sore".

"Terus?Ponsel gue gimana?Gue harus pakai ponsel lu seharian gitu?",

*Iya, sorry. Kegiatan gue jauh lebih penting".

"Hemm....".

*Nanti gue telfon lagi, Bye..."

"Nam...", tutttuuuttt.... panggil sudah di akhir sepihak oleh seseorang di seberang sana.

Melihat layar ponsel ini lagi,"Astaga pantes sejak semalam ponsel gue damai sekali",kata Alin baru menyadari keadaan jagal tetang ponselnya semalaman yang terdiam anteng, kalau biasa centang centung, hanya bisa tenang jika paket data di matikan.

Alin juga menyadari satu, kalau pantas saja ponsel nya ketukar dengan laki-laki misterius itu. Toh ponsel milik sama persis dengan milik lelaki misterius itu. Tidak pakai casing, warna hitam, merek sama, pelindung layar yang sama, memiliki satu goresan menjalar panjang di tengah layar.

Walaupun sangat heran, bagaimana bisa. Alin yang tidak mau ambil pusing memilih lekas beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap-siap mandi dan turun ke lain satu rumah.

Singkat cerita malam harinya Alin kembali mendapatkan panggilan telfon yang nomer yang sama.

"Temui gue di tempat itu saja, aku tunggu cepat!",minta Alin memaksa di susul mematikan panggilan telepon ini sepihak.

Alin terburu-buru mengambil jaket nya sebelum akhirnya berlalu pergi keluar kamar.

Jeffri Abdi Kurniawan

Jeffri atau biasa di tulis atau di panggil Jefri. Anak Tunggal dari keluarga Abdi, keluarga yang cukup memiliki pengaruh besar untuk negara nya.

Tapi sayangnya Jefri ataupun keluarga tidak perduli. Keluarga Jefri lebih suka untuk menutup rapat kehidupan nya dari media umum, menjaga privasi keluarga dengan baik. Sehingga hanya beberapa orang tertentu saja yang mengenal Jefri sebagai anak miliarder. Sementara yang lain menganggap Jefri sebagai lelaki remaja biasa.

Di tambah lagi Jefri juga tipikal orang tertutup, ia tidak terlalu suka menceritakan kehidupan pribadi terutama tentang keluarganya kepada sembarang orang. Sehingga tidak heran jika banyak dari mereka yang menganggap Jefri anak dari keluarga orang kayak biasa.

Teman-teman atau sahabat dekat Jefri hampir semua tidak pernah tau kediaman asli rumah Jefri yang seperti mansion istana mewah. 98% dari mereka hanya tau kediaman rumah apartemen sederhana Jefri saja.

Jefri adalah remaja berandalan yang jarang pulang ke rumah. Walaupun ia sebenarnya banyak memiliki kegiatan ekstrakurikuler di sekolah nya. Ia adalah anak Voli dan silat. Juga ketua regu PMR, membuat semakin jarang ada di rumah karena sibuk dengan acara perkemahan atau lain nya.

Walaupun begitu Jefri tetaplah remaja pada umumnya, ia cuek dan memiliki privasi kuat. Tapi di setiap daerah ia pasti di kenali.

Next.....

Jefri terlibat dengan suatu masalah yang harus ia selesaikan secepatnya. Ia mengemudi motor nya dengan kecepatan sedang menerabas dingin angin malam, juga gelapnya jalanan yang saat ini tengah ia lewati.

Hingga akhir tibalah ia di suatu tempat di sampaikan bangun besar yang entah bangunan apa. Jefri menghentikan motor tepat di samping seorang perempuan yang tengah berdiri sendirian di sana.

"Lu sendirian dari tadi?",tanya Jefri pada remaja perempuan berjaket hitam abu-abu tertutup ini.

"Iya, rumah gue di gang tadi lurus terus lurus jauh sih,"Beralih menatap Jefri kesal."Lu lama be**go".

"...",beranjak turun dari atas motor nya bermaksud untuk menghargai lawan bicara nya.

Jefri justru membuat kesalahan terbesar, ia kakinya tanpa sengaja tersandung sesuatu yang membuat nya langsung terjungkal tepat bersamaan dengan remaja perempuan ini.

Cekatan Jefri langsung memutar balikkan tubuhnya untuk berganti menjadi kasur pelindung untuk perempuan ini yang kemungkinan besar bisa tertindih tubuhnya.

Brugkkk.....,"Aasstt...", rintihan Jefri yang kepala membentur langsung tanah. Syukurlah saat itu ia jatuh di tanah cuma aspal beda mungkin cerita nya.

"Aduh..", memegangi kepala yang membentur tubuh Jefri kuat.

"Kau tid....".

Cahaya lampu senter yang tiba-tiba menyinari mereka membuat kedua reflek melihat ke arah cahaya itu datang.

"Ada remaja mesum pak",

"Astagfirullah...".

Jefri langsung reflek bangun, ia juga cekatan membantu Alin perempuan yang saat ini bersamanya untuk bangun juga.

Bapak-bapak yang melihat mereka berdua langsung berjalan menghampiri, tanpa mengintrogasi mereka langsung di gelandang ke balai desa.

Alin yang meras tidak melakukan apapun terus saja membantah tuduhan bapak-bapak ini, begitu juga Jefri. Tapi tidak satupun dari mereka yang mendengar Jefri ataupun Alin. Hal itu membuat Alin semakin marah hingga di balai desa pun Alin hampir bentrok dengan salah satu bapak-bapak yang terus saja memfitnah nya yang tidak-tidak.

Akan tetapi walaupun keduanya tidak bersalah. Jefri dan Alin tetap di nikahan saat orang tua masing-masing dari mereka berdua menyetujui nya tepat di hari dan malam itu juga di balai desa.

Alin sama sekali tidak bisa membantah ataupun menolak karena papa dan Jefri sama sekali tidak menolak keputusan ini, bahkan mama Alin sangat mendukung.

Karena kesalahan yang tidak pernah Jefri dan Alin lakukan itulah, kini keduanya resmi menikah tanpa seorangpun mengetahui tentang pernikahan mereka berdua. Agar keduanya tetap bisa bersekolah tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!