Anak Tunggal Kaya Raya

Anak Tunggal Kaya Raya

Eps.1

Sekelompok bapak-bapak yang sedang ronda malam tengah berjalan terburu-buru sembaring menggelandang dua orang remaja laki-laki perempuan bersama mereka. Salah seorang remaja perempuan terus saja berusaha melepas diri hingga akhir ia di biarkan berjalan sendiri.

Sekelompok atau keenam bapak-bapak ini membawa kedua remaja ini ke balai desa. Di sana kedua di paksa duduk di sana untuk menunggu seseorang untuk mengadili keduanya yang telah berbuat hal tidak senonoh.

Iya, kedua kepergok hanya berdua saja di gang sepi yang gelap minim cahaya.

Alin yang belum mau duduk,"Aku tidak melakukan apapun sama dia, tadi kami cuma...",penjelasan yang belum terselesaikan."....Kalau sudah berbuat mana mungkin mau mengaku".

"Sudah nikahkan saja",timpal warga yang lain.

Tidak terima dengan tuduhan yang tidak pernah Alin lakukan,"Eh pak yang bener saja?Saya tidak mau menikah dengan dia, sekolah saya gimana pak?Seenaknya saja nikahin anak orang, bapak punya otak enggak??Mikir dong lihat kita itu...",menyadari Alin sudah kehilangan kendali Jefri mencoba untuk menenangkan Alin. Namun ia justru kena tampol oleh Alin kuat.

Pakk....,"Diam lu anjing, karena lu ini!!Pokoknya gue tidak mau nikah sama lu. Dan mana ponsel gue!!!",minta Alin sedikit membentak menjulurkan tangannya.

Jefri yang jadi badmood karena tamparan yang baru saja ia terima. Segera merogoh kantung celana dan memberikan ponsel itu pada Alin.

Alin langsung menerima dan menukar ponsel yang ia bawa dengan Jefri.

"Loh itu sampek tuker-tukeran ponsel, sudah tidak bisa ngelak lagi nikahkan saja",semprot bapak-bapak yang sama.

Merasa kesal terus di desak alhasil Alin semakin marah dan ngomel-ngomel pada bapak ini. Bapak-bapak yang lain berusaha melerai, Jefri yang awalnya engga untuk ikut campur lagi dengan terpaksa harus ikut turun tangan membantu melerai keributan ini.

Bapak kepala desa akhirnya tiba yang membuat keributan ini akhirnya sedikit mereda. Beliau meminta kedua remaja ini untuk menghubungi kedua orang tuanya masing-masing.

Di saat itulah keduanya yaitu Alin dan bapak yang cari ribut tadi di pisahkan. Itu di lakukan agar keduanya tidak adu duwel lagi. Bagi perempuan seperti Alin yang kecil-kecil ternyata memiliki nyali yang cukup menakutkan. Dengan berani Alin semenjak tadi menentang bapak-bapak yang menghakimi kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.

Sesaat kemudian setelah Jefri dan Alin menghubungi orang tua masing-masing. Tidak butuh waktu lama untuk orang tua mereka berdua untuk datang ke balai desa ini.

"Alin",suara seorang wanita dewasa yang panik terburu-buru mendekati Alin. Di saat sudah dekat wanita ini justru mencubit lingkar perut Alin,"Anak Mama!!Apa yang telah kamu lakukan?".

Menyeringai menahan sakit,"Aaaduh, aduh, aduh Ma, namamu ini tidak berbuat apa-apa Ma",jelas Alin berharap mamanya segera menyudahi mencubit lingkar perut nya.

Belum juga pertengkaran ini selesai,"Anak nakal buat ulah apa lagi kau?",suara berat seorang pria berjas rapi yang baru datang menggema.

Pria berjas itu terlihat sangat marah sekali menatap Jefri kesal. Namun sebelum berdebat itu berangsur-angsur panjang. Pak kepala desa langsung menengahi. Dan memberikan penjelasan pelan-pelan.

"Papa kenapa baru datang?",ucap Alin pada ayahnya yang baru datang.

"Han",ujar Papa Alin yang mengabaikan keberadaan nya.

"Hendri Sahabat ku", menyambut kedatangan papa Alin dengan ramah.

Bahkan keduanya sampai berpelukan,"Makin sukses kau",ujar Hendri.

"What papa ku",batin Alin bingung dan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Setelah drama selesai keduanya pun duduk berjajar. Mendengarkan sesama apa yang sedang bapak kepala desa ini katakan. Ada suatu tuduhan yang sama Alin kembali ***** tapi dengan etika karena ada kedua orang tua nya.

"Alinonar",ucap Hendri bernada tegas membuat Alin terdiam.

Di sisi lain,"Kau sudah tau harus apa Jefri?",tanya Han pada putra nya."Ayah tidak suka dengan lelaki pecundang".

"Aku setuju-setuju saja, karena sudah terlanjur terjadi",pasrah Jefri menatap Alin yang sangat tidak terima dengan kepuasan Jefri.

Berusaha membela diri lagi,"Tapi Pa aku tidak melakukan apapun dengan dia Papa. Dan bagaimana dengan sekolah ku nanti, aku tidak mau putus sekolah".

"Papa tau kan aku punya cita-cita Pa, dan mewujudkannya membuatkan pendidikan tinggi",tutur kata Alin membujuk Papanya.

"Dapat kamu menyetujui satu keinginan besar putri ku ini?",minta Hendri pada Jefri.

"Tentu bisa Om, toh om pasti mengenal saya",kata Jefri melirik sekilas Alin."Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya om".

"Hemm....Om harap kamu tidak sekeras kepala ayah mu. Karena putri ku adalah seorang perempuan yang sangat keras kepala",

"Tenang saja om, kalau itu saya bisa mengendalikan nya",kata Jefri enteng bernada tenang di susul tersenyum sengit pada Alin.

Memegangi lengan suami nya,"Papa serius?".

"Iya ma, karena sebenarnya Jefri laki-laki yang mau papa jodohkan dengan Alin",suatu perkataan Hendri yang membuat Alin terkejut bukan main.

"Jadi dia anak nya",timpal mama Alin.

"Seharusnya kita melakukan setelah putri mu lulus sekolah Hen. Apakah tidak papa kalau menikah mereka berdua sekarang?",tanya Han yang seperti berada di pihak Alin.

Semangat,"Setuju itu om",

Bernada tenang,"Tuhan sudah memberikan tanda Han",timpal Hendri."Mereka berdua sudah di takdir bersama".

"Tidak, tidak, akan ku habisi kau!!",Pikir geram Alin menatap tajam membunuh Jefri yang bersikap tetap tenang. Seakan-akan Jefri emang sudah tau tentang perjodohan ini.

Setelah mendapatkan persetujuan keputusan kedua bela pihak keluarga. Di malam itu juga di balai desa ini Jefri dan Alin langsung di nikahkan oleh wali pak kepala desa secara agama.

Selesai dengan resepsi keduanya duduk berdampingan di depan kantor pak kepala desa. Menunggu orang tua masing-masing yang masih ada di dalam kantor mengurus sesuatu.

"Anjing lu!!",bentak Alin melotot melihat lelaki di depannya."Aaaa pusing gue. Bagaimana kalau taman-taman di sekolah tau?",frustasi mengacak-acak surai rambut panjang nya kesal.

Melirik dari sudut mata,"Gila lu?", semprot Jefri.

"Rambut lu seperti orang gila o'on",ejek Jefri."Lagian siapa juga yang mau ngajak ketemuan di tempat seperti itu, semua itu kan ide lu",perjelas Jefri yang duduk sembaring menyilangkan tangan di kursi plastik di aula balai desa.

"Lu juga kenapa setuju-setuju saja be**go!?",kesal Alin.

"Gue hanya meringankan beban lu be**go, kan jarak rumah lu sama tempat ketemu tadi tidak terlalu jauh",

"Tetap saja lu...".

"Bilang gue yang salah lagi!Habis lu!Diam!!",Jefri yang tiba-tiba bernada tegas membuat Alin terdiam tak berkutik.

Akhirnya permasalahan panjang di hari itu telah usai. Keluarga besar ini akhirnya pergi meninggalkan balai desa. Saat Alin mau ikut masuk ke dalam mobil orang tuanya. Mama Alin justru menghentikan tangannya,"Kamu harus ikut suami mu Al",kata mama Alin sembaring melihat ke arah lain.

Yang ternyata di sana sudah ada Jefri dan ayah nya sedang menunggu Alin yang salah masuk mobil.

Melihat kedua orang tua nya berganti meminta belas kasihan untuk membiarkan ikut dengan mereka saja."Besok kamu akan pulang Alin. Hanya untuk malam ini saja kamu harus mulai ikut keluarga suamimu",tutur kata Hendri mendekati Alin.

Hendri memeluk putri erat,"Jangan takut putri ayah yang kuat!Tidak akan ada satu orangpun yang bisa menyakiti kamu",yakinkan Alin.

Setelah menyudahi pelukannya, ia menghapus air mata Alin dan membiarkan Alin pergi bersama keluarga suami nya.

Di sana Han menyambut Alin dengan hangat,"Tenang saja kamu juga putri saya, jika Jefri menyakiti mu bilang saja ke saya".

"Untuk malam ini kalian tinggal di rumah papa",

"Tunggu!Om, maksud ku ayah tidak satu rumah dengan Jefri?",panik terkejut kaget Alin tidak bisa berpikir lagi.

Han menggeleng ringan,"Tidak, yasudah nanti...ayah jelaskan di perjalanan. Kamu naik mobil saya jangan naik motor dingin".

"Cik",umpat pelan Jefri segera menyalakan mesin motor.

Dalam perjalanan Han mengatakan apa yang seharusnya ia katakan pada Alin. Sampai akhir obrolan kedua harus berakhir karena tanpa terasa mobil telah sampai di halaman depan rumah besar mewah modern.

"Jef langsung ajak Alin istirahat jangan mengganggu nya biarkan dia istirahat",wanti-wanti Han pada Jefri yang sama sekali tidak memperdulikan.

Jefri berlalu pergi begitu saja meninggalkan Alin yang baru mengikuti saat mendapatkan aba-aba dari Han yang menyuruhnya mengikuti Jefri.

Jefri menaiki tangga rumah hingga sampai di lorong lantai atas, ia berjalan sebentar sebelum berhenti di depan pintu kayu salah satu kamar.

Ia melangkah masuk ke dalam kamar yang gelap gulita di ikuti oleh Alin. Di dalam kamar Jefri hanya menyalahkan lampu tidur remang-remang saja.

Menghentikan langkah kaki dan berbalik badan menghadap Alin,"Lu tidur saja kalau mau tidur",

"Kita tidur satu ranjang?",

"Menurut lu?Gue tidak mau tidur di sova",ucap Jefri melihat lawan bicara."Emang kenapa lu takut?".

Membalas tatapan lawan bicara nya,"Tidak",

"Yaudah tidur gihh",Jefri sebelum berlalu pergi meninggalkan Alin masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai keluar dari kamar mandi. Jefri melihat Alin masih terjaga duduk di atas tempat tidur, ia segera beranjak bangun saat ia berjalan mendekat tempat tidur. Alin berjalan terburu-buru pergi masuk ke dalam kamar mandi.

Sesaat kemudian ia baru keluar kembali dan duduk di tempat yang sama mengabaikan kehadiran Jefri yang sama-sama masih terjaga seperti dirinya.

Ia yang baru saja merebahkan tubuhnya berkata,"Tidur bego!Besok lu harus pergi ke rumah nyokap bokap lu",kata Jefri pada Alin.

"Hemm",Alin menurut saja ikut tidur membelakangi Jefri.

Jam terus berputar hingga menujuk pukul satu malam. Jefri yang terbangun dari tidurnya bergerak mengubah posisi tidurnya. Saat itulah ia baru tahu kalau Alin belum tidur. Jefri bisa tau walaupun saat itu Alin tidur membelakangi dirinya dari cahaya ponsel yang masih Alin mainkan.

Menepuk pelan bahu Alin."Astaga!!",ujar syok kaget Alin di barengi memutar posisi tidur langsung menghadap Jefri dengan sedikit terbangun.

Masih tetap stay di tempat nya,"Lu kenapa?".

"Gue kaget anjing!Gitu aja masih nayak".Alin yang baru merebahkan tubuhnya kembali menghadap langit-langit kamar."Astaga serem banget tadi hantunya",batin Alin yang meloncat-loncat setelah melihat hantu di film horor yang baru saja ia lihat. Maka dari itu saat Jefri menepuk bahunya Alin benar-benar syok.

"Lu kenapa belum tidur?Lu habis lihat apa?",tanya Jefri yang belum mendapatkan respon balasan dari Alin."Drakor",tebak Jefri.

"Horor, sudahlah gue mau tidur berisik lu",Alin kembali tidur membelakangi Jefri. Namun kali ini dengan menyelimuti sekujur tubuh yang hanya memperlihatkan surai rambut nya saja.

Sejam, dua jam, Alin masih belum bisa tidur. Sialnya itu karena ia terbayang-bayang dengan hantu-hantu film horor tadi. Biasa jika seperti ini Alin selalu pergi ke kamar orang tua nya atau adiknya hanya untuk sekedar menumpang tidur. Tapi sekarang, apa yang harus ia lakukan.

Alin bermaksud mengubah posisi tidurnya menghadap Jefri yang Alin pikir mungkin sudah kembali tidur. Walaupun sebenarnya saat berbalik badan mengubah posisi tidur. Alin langsung bertatap dengan Jefri yang masih terjaga melihat lurus ke arahnya.

"Lu kenapa bego?Lu gerak kayak belatung raksasa. Ranjang gue bergoyang",Jefri masih dengan tatapan dan raut wajah datar nya.

"Sorry-sorry, gue akan tidur sekarang",Alin menurut mukanya dengan selimut, dengan harapan bisa tidur.

Namun tetap tidak bisa, setiap baru memejamkan mata. Alin selalu melihat bayangan hantu dari sudut matanya, serem. Hingga tanpa terasa semua tangan tergerak menarik nya dan merangkul pinggang nya.

Terdengar bisikan lirih,"Tidur!!Gue ogah bergadang karena lu",suara serak berat Jefri yang terdengar emang sudah sangat-sangat lelah dan ingin tidur tapi tidak bisa karena dirinya.

Terpopuler

Comments

tiasetya

tiasetya

semangat terus thor

2023-09-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!