...{Bad X Crazy}...
Beberapa hari setelah kejadian pelemparan pot bunga yang dialami Jovan, luka di dahi laki-laki itu sudah membaik. Tidak terasa sakit lagi kalau dipakaikan helm. Jadi dia bisa pulang-pergi ke kampus pakai motor sport kesayangannya lagi.
Saat ini, para anggota Phoenix sedang beramai-ramai pulang dari kampus menuju markas. Deru rombongan motor sport dan jaket kulit berwarna hitam menjadi ciri khas mereka. Setiap kali mereka melintasi jalan, mereka bisa menyita seluruh perhatian pengguna jalan. Tidak di kampus, tidak di tempat umum, anggota geng Phoenix memang memiliki daya tarik.
Mereka pun sampai di markas. Jovan mengeluarkan kunci pintu dari sakunya, lalu membuka pintu itu. Mereka pun masuk dan bersantai di dalam. Ngomong-ngomong, satu-satunya teman perempuan mereka tidak terlihat sejak tadi.
"Lexi kapan balik ke Indo, Jo?" tanya Ansel kepada Jovan.
"Besok nyampe Jakarta," jawab Jovan singkat.
"Lah, cepet amat, perasaan baru kemarin dia berangkat ke Paris," kata salah satu anggota Phoenix dengan nada heran.
Jovan tertawa kecil, "suka-suka Lexi. Dia kan kesana cuma buat ketemu papanya, katanya sih kangen."
"Dih, kangen katanya. Padahal mah dia ke Paris cuma biar bisa bolos kuliah aja, kan?" tebak Ansel.
Para anggota Phoenix tertawa mendengar ucapan Ansel. Laki-laki itu tidak hanya asal menebak. Mereka sudah hafal dengan tingkah laku Lexi, gadis itu suka membolos kalau memang sedang tidak ingin kuliah. Tak tanggung-tanggung, Laxi kalau membolos bisa sampai ke luar negeri.
"Hehe... Tau aja lo, Sel," ucap Jovan sambil menunjukkan cengirannya, "tuh cewek ada jadwal presentasi hari ini, tapi dia males soalnya satu kelompok sama haters-nya, jadi dia kabur ke Paris."
Para anggota Phoenix meringis mendengar penuturan Jovan. Meskipun mereka semua berasal dari golongan sultan, tapi mereka tetap tidak bisa relate dengan tingkah ekstrem Lexi. Males presentasi, kabur ke Paris. Duh, enak banget jadi anak dubes.
"Papanya si Lexi gak marah kalau anaknya kayak suka bolos kuliah?" tanya salah satu anggota geng.
Jovan menggelengkan kepalanya, "nggak. Malah om Sadewa yang bantu ngurus perjalanan Lexi ke luar negeri kalau dia mau bolos."
"Apa gak terlalu dimanja si Lexi itu? Gaya parenting papanya Lexi ngeri banget," ucap anggota yang lain.
Jovan mengedikkan bahunya acuh, "emang Lexi dimanja banget sama papanya. Tapi untungnya, tuh cewek gak jadi anak manja, yaa... Walaupun agak bandel dan gak mau ngalah. Tapi menurut gue, gak masalah sih."
Mereka semua hanya mengangguk paham. Lexi memang dimanja oleh ayahnya, tapi Lexi sama sekali bukan anak manja. Dia tidak suka bergantung kepada orang lain (kecuali papanya) dan tidak menye-menye.
BRAKK!
Mereka semua sontak menoleh ke arah pintu dengan pandangan terkejut karena baru saja pintu utama dibuka dengan kasar. Mereka lebih terkejut lagi saat melihat salah satu teman mereka, Roy, masuk dalam keadaan babak belur.
"Roy!" teriak Ansel, lalu menghampiri Roy, "lo abis ngapain anjir?! Muka lo kenapa bonyok begini?!"
Jovan juga ikut berdiri dan berjalan mendekati Roy. Ia terus menatap Roy meminta penjelasan kepada anggotanya itu tentang apa yang baru saja terjadi.
"Ini semua ulah ketua Geng Andara. Gue tadi gak sengaja ketemu mereka pas lagi perjalanan ke sini. Gue gak peduli ya sama mereka, toh cuma papasan doang. Tapi tiba-tiba, mereka semua nyegat gue dan malah ngajakin berantem. Ya jelas bonyok lah gue, mereka mainnya keroyokan," jelas Roy sambil menahan rasa sakit akibat lebam-lebam di sekujur tubuhnya.
"Gila! Rese banget sih mereka!" teriak salah satu anggota yang tidak terima.
"Emang Geng Andara tuh geng pengecut! Suka banget main keroyokan!" imbuh Ansel.
"Oh iya, Jo," ucap Roy setelah mengingat sesuatu, "mereka nantang lo buat balapan, mereka berani taruhan motor."
Jovan mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Roy. Geng Andara adalah geng motor besar, selevel dengan Geng Phoenix. Namun, Geng Andara lebih rusuh, mereka suka melanggar peraturan antara geng motor.
"Maju, Jo! Sekalian lo bales perbuatan mereka gara-gara udah bikin Roy bonyok," seru Ansel yang disetujui oleh para anggota Phoenix.
"Sekarang?" tanya Jovan kepada Roy.
Roy mengangguk, "iya, mereka udah nunggu di sirkuit."
Jovan mengangguk paham, "oke, gue sama yang lain kesana sekarang. Lo mending di sini aja, obatin dulu luka lo."
"Loh, kok gitu sih, Jo? Gue juga pengen ikut," keluh Roy.
"Heh! Lo di sini aja. Muka lo udah biru-biru kayak gitu, gak usah maksa ikut deh," balas Ansel.
Akhirnya, Roy pun menurut dan tetap tinggal di markas ditemani oleh beberapa anggota. Sementara itu, Jovan, Ansel, dan yang lainnya langsung pergi ke sirkuit yang digunakan untuk balapan malam ini.
...----------------...
Brrumm... Brrumm...
Suara deru motor sport milik geng Phoenix terdengar memasuki area sirkuit. Di sana sudah ada banyak sekali penonton. Perhatian mereka semua tertuju pada Geng Phoenix yang sedang memarkirkan motor mereka.
"Niat banget Geng Andara pengen ngalahin Phoenix, sampai bela-belain ngumpulin penonton, padahal ini tantangan dadakan," ucap Ansel sambil memperhatikan sekitar.
"Gue bakal bikin mereka malu di hadapan orang-orang hari ini," balas Jovan dengan senyum miringnya.
Tap... Tap... Tap...
Pandangan mereka tertuju kepada geng Andara yang sedang berjalan mendekati mereka, dipimpin oleh sang ketua yang bernama Candra.
Candra a.k.a ketua geng Andara
"Dateng juga lo ternyata," ucap ketua geng itu kepada Jovan dengan nada meremehkan.
"Kenapa gue harus gak dateng? Lo jual, ya gue beli lah," balas Jovan enteng.
"Ngomong-ngomong, lo sama anggota geng lo masih aja gak punya malu ya," imbuh Jovan, kemudian berujar dengan suara kencang, "kalian ini pengecut apa gimana sih? Berani ngeroyok temen gue yang lagi sendiri! KALO GUE SIH, MALU BANGET YA!"
Jovan tersenyum miring ketika para penonton menoleh ke arah mereka karena mendengar suara Jovan. Candra dan anggota Geng Andara yang lainnya menggeram kesal karena dipermalukan oleh Jovan.
"Awas aja lo, Jovan! Gue bakal bikin lo malu malam ini!" desis Candra sambil menunjuk wajah Jovan.
Jovan mengangkat sebelah alisnya, "dih, yakin bener bang. Kalo mimpi jangan ketinggian, ntar jatoh, nanges~"
Semua anggota Phoenix tertawa mendengar ejekan Jovan yang ditujukan kepada Candra. Sambil menahan emosi, Candra dan teman-temannya pergi untuk bersiap-siap.
"Jo, buruan, lo juga harus siap-siap," ucap Ansel.
Jovan menganggukkan kepalanya, "oke, bentar, Sel."
Jovan mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia berniat untuk mengirimkan pesan kepada Lexi. Tadi, ia belum sempat memberitahu sahabatnya itu kalau dirinya akan ikut balapan malam ini.
...Kanjeng Ratu Lexi 😈...
^^^Lex, gue hari ini ada balapan.\^^^
^^^Lawan gue Candra, ketua geng Andara.\^^^
^^^Taruhannya motor dong 😎\^^^
Setelah mengirim pesan kepada Lexi, Jovan langsung mematikan ponselnya dan segera bersiap. Lagipula, Lexi pasti tidak akan langsung membalasnya karena gadis itu sedang dalam penerbangan menuju Indonesia.
Candra dan Jovan selesai bersiap, kini mereka sudah berada di garis start bersama dengan motor kebanggaan masing-masing.
"Siap-siap motor lo jadi milik gue," celetuk Candra tanpa menoleh.
Jovan tidak membalas perkataan ketua geng Andara tersebut dan tetap fokus memandang ke depan. Hal itu membuat Candra menoleh dengan ekspresi kesal karena merasa diabaikan.
"Budeg ya lo?!," teriak Candra.
"Kayak ada yang ngomong, tapi mana ya?" ucap Jovan sambil melihat sekeliling seolah-olah Candra tidak terlihat.
"Cih! Sombong banget," cibir Candra.
Kemudian, seorang wanita berdiri di depan sebelah kiri mereka sambil membawa sebuah bendera kotak-kotak berukuran kecil. Yaa... Seperti balapan pada umumnya.
"Kalian udah siap?" tanya wanita itu yang dibalas anggukan oleh Jovan dan Candra.
Wanita itu pun mulai memberi aba-aba, dan...
Srett!
Saat bendera di angkat, motor kedua pembalap itu pun segera melaju dengan kencang. Mereka melaju beriringan sebelum Jovan menarik gas motornya hingga ia berada di depan Candra. Candra yang merasa terancam pun berusaha untuk menyalip Jovan.
Jovan yang melihat Candra sedang berusha untuk menyalipnya pun segera menghalangi. Ia mengarahkan motornya ke kanan dan ke kiri untuk menghalangi jalur Candra.
"Cih! Brengsek!" umpat Candra.
Putaran pertama dipimpin oleh Jovan. Balapan kali ini hanya berlangsung sebanyak 2 putaran. Jadi, kini tinggal satu putaran lagi. Di putaran kedua ini, Candra berhasil menyalip Jovan. Ketua geng Andara itu berhasil mengecoh Jovan dan menyalipnya.
"Wah! Gak bisa dibiarin nih," gumam Jovan.
Sekarang kondisi menjadi terbalik. Jovan berusaha menyalip Candra, sementara Candra melakukan hal yang sama seperti Jovan tadi, yaitu mengarah ke kanan dan ke kiri untuk menghalangi jalur musuhnya.
Saat Candra sibuk melajukan motornya dengan zig-zag, Jovan fokus mencari celah untuk menyalip. Dan... Berhasil! Jovan berhasil mendahului Candra tepat sebelum mereka sampai di garis finish.
"Yess!!"
"Yooo!! Jovan! Lo menang, Jo!"
"Nice, Jo!"
Seluruh anggota geng Phoenix dan para pendukungnya bersorak gembira karena Jovan berhasil memenangkan balapan. Candra yang baru saja menghentikan motornya langsung turun dan mengamuk menendangi motornya.
Duak!
Duak!
Brak!
"Sial! Sial! Bangs*t!"
"Woy! Motor gue woy! Jangan lo tendang-tendang terus!" teriak Jovan sambil berlari kecil menghampiri Candra.
"Udah jadi motor gue nih, jangan ditendang dong," ucap Jovan mengejek Candra karena motor itu sudah menjadi miliknya.
Semua orang di sana menertawakan kekalahan Candra. Kemudian, Jovan menengadahkan tangan kanannya untuk meminta kunci motor itu.
"Cih! Awas aja lo!"
Candra langsung melempar kunci motornya ke tanah di depan Jovan, lalu berjalan pergi meninggalkan ketua Geng Phoenix itu. Jovan hanya mengedikkan bahunya, lalu menunduk untuk mengambil kunci motor itu.
"Wiih~ Lumayan lah, bisa dijual. Gue mah ogah pake motor bekas kalah balapan!" ejek Jovan dengan meninggikan suaranya.
Semua orang ikut tertawa mengejek, apalagi para anggota Phoenix. Mereka sangat puas karena telah membalas perbuatan Geng Andara dengan mempermalukan mereka di hadapan semua orang.
...----------------...
1504 kata
...Jangan lupa like, komen, dan vote ya 😊...
...Author sangat menghargai apresiasi dari kalian ♥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments