BAB 5

Velerie memalingkan wajahnya saya kedua tangannya bergerak untuk membuka satu persatu kancing kemeja milik Rodez.

Ah....

Itu terjadi karena Rodez benar-benar terus memohon untuk dibantu untuk mandi.

Benar-benar menyebalkan bukan? Padahal hanya buka kancing kemeja seharunya dia bisa melakukanya! Tapi alasan yang di gunakan Rodez benar-benar sangat menyebalkan seperti, tangannya sakit, tubuhnya lemas, bahkan katanya mulutnya juga mulai kram karena terus memohon kepada Velerie.

Pada akhirnya Velerie benar-benar tidak memilki pilihan lain karen terlalu kesal harus mendengarkan rengek Rodez yang bagaikan anak balita meminta permen.

"Kenapa kau tak dak melihat kearah sini? Lihatlah apa yang sedang kau pegang sekarang!" Ucap Rodez yang sejak tadi menahan tawa melihat Velerie enggan menatap kearahnya padahal membuka kancing kemeja tidak sesimpel itu. Terbukti karena kini tangan Velerie berada di atas miliknya meski jemarinya tengah memegang bagian kancing kemejanya

Velerie membulatkan matanya karena terkejut bukan main.

Sialan!

Bagaimana bisa itu terjadi?

Deg!

Velerie menggigit bibir bawahnya saat kedua bola matanya melihat bagian atas tubuh Rodez yang mirip seperti para model pria. Tubuhnya kekar, tegap, ototnya benar-benar terbentuk dengan sangat proporsional.

"Apa cukup bagus?" Tanya Rodez, dia benar-benar tahu apa yang sedang dilihat Velerie dan apa yang dia pikirkan sekarang.

"Iya, eh?" Velerie segera mengajukan tangannya, membuang wajahnya yang memerah karena malu.

Pft!

Rodez menutup bibirnya yang hampir tak bisa menahan tawanya membuat Velerie menatapnya dengan kesal.

"Dasar menyebalkan! Urus saja dirimu sendiri!" Velerie bangkit dari posisinya yang sebelumnya berjongkok, tapi begitu berada dalam posisi berdiri dia jutsru jatuh kepangkuan Rodez. Yah, tentu saja itu terjadi karena Rodez yang menarik tangannya hingga dia terjatuh dengan posisi semacam itu.

"Kau sudah gila ya? Lepaskan aku!"

Rodez membiarkan Velerie bangkit.

Dia benar-benar cukup puas karena sudah menghirup aroma tubuh Velerie yang begitu menyegarkan. Meskipun tidak bisa memeluk dan menciumnya, Rodez benar-benar sudah cukup puas akan hal itu.

"Aku sudah melepaskan mu, tapi aku benar-benar butuh bantuanmu untuk mandi." Pinta Rodez membuat Velerie kembali membuang nafas kesalnya, dia menatap Rodez dengan tatapan kesal.

"Kau sedang mengerjaiku?" Tanya Velerie dengan mimik wajahnya yang begitu enggan melakukan apa yang diperintahkan Rodez.

Rodez membuang nafasnya, dia menatap Velerie dan tersenyum dengan mimik tak berdaya.

"Velerie, bagaimana aku bisa memiliki niat semacam itu? Aku hanyalah seorang yang cacat, tapi karena aku sudah menikah makanya aku hanya bisa merepotkan istriku. Kau benar-benar tidak mungkin memintaku untuk dilayani pelayan rumah untuk kegiatan mandi kan?"

Velerie menaikkan satu sisi bibirnya.

"Kenapa tidak? Kau sebelumnya sudah terbiasa tidak memakai busana dihadapan para wanita, sejak kapan pula kau punya malu kalau kau terbiasa memalukan?" Ujar Velerie yang masih saja begitu malas meladeni Rodez.

"Apa kau merasa cemburu dengan masa lalu?" Rodez tersenyum membuat Velerie kesal bukan main.

Entah kerasukan iblis apa Rodez, tapi cara dia tersenyum seperti itu benar-benar membuat Velerie tidak terbiasa dan kesal hanya dengan melihatnya.

"Cemburu? Kau sedang menilai dirimu terlalu tinggi!" Kesal Velerie.

Sungguh dia tidak ingin membuang banyak tenaga hanya untuk berdebat dengan Rodez saja, jadi dia memutuskan untuk meraih kursi roda Rodez, lalu membawanya masuk mendekati kamar mandi.

Rodez benar-benar hanya bisa terdiam, terkejut bukan main karena Velerie benar-benar membuka seluruh kancing kemeja yang dia gunakan, bahkan Velerie juga sampai melepas pengait celananya.

"Tunggu, tunggu dulu, Velerie!" Rodez tentu saja tidak siap dengan Velerie yang begitu sat set membuka pakaiannya.

"Tunggu apa lagi?! Diam dan biarkan aku membantumu! Aku tidak ingin membuang waktu lagi jadi tutup saja mulutmu rapat-rapat!" Kesal Velerie.

Setelah dia melepaskan pakaian Rodez, dengan segera dia membawa Rodez untuk masuk kedalam kamar mandi.

Bukan tidak bisa melihat bagian inci tubuh Rodez, tapi Velerie benar-benar mengabaikan itu karena tidak ingin banyak berdebat dengan Rodez dan membuang banyak waktu dengan percuma.

Velerie menggosok punggung Rodez, bagian dada, tangan, kaki, dia bahkan mencuci bagian yang seharusnya tidak dia lihat sebagai seorang gadis.

Ugh, sialan! Mata suci dan perasannya ternodai!

"Ba, bagian yang itu aku kan sudah bilang biar aku saja." Protes Rodez yang kini terlihat memerah wajahnya entah apa yang membuatnya malu.

Velerie benar-benar kesal melihat ekspresi itu, tapi dia juga malas menanggapi apalagi memikirkannya.

Setelah selsai mandi, Velerie mengeringkan tubuh Rodez dengan handuk, laku juga membantu Rodez untuk menggunakan pakaiannya.

"Kau sudah selesai kan? Sekarang kau keluar dari kamar ku karena aku lelah dan ingin istirahat!" Velerie meraih dorongan kursi roda Rodez, mendorongnya untuk keluar dari kamar tanpa mau mendengarkan dulu apa yang ingin dikatakan Rodez.

Brak!

Bruk!

Velerie menjatuhkan tubuhnya begitu dia menutup pintu kamarnya.

"Sialan! Kenapa kau melakukannya sih? Aku jadi harus melihat itunya Rodez...." Velerie mengacak rambutnya sendiri, dia bahkan sampai memukuli kepalanya karena bayangan bagian tubuh Rodez seperti jelas berada di kepalanya.

"Itunya Rodez, kenapa besar sekali? Padahal aku hanya membasuhnya saja, kenapa si pria sialan itu harus bereaksi sih?!" Protes Velerie kepada dirinya sendiri, kepala juga kepada dirinya sendiri.

Tentu saja dia tahu kalau itunya Rodez bereaksi karena saat sebelum Velerie tidak sengaja menyentuhnya tidak sebesar itu.

Benar-benar tidak disangka kalau dia akan bisa melihat batangan yang ukurannya besar.

"Tunggu, tunggu! Kenapa aku terus memikirkan ukuran batangannya Rodez?" Velerie menepuk-nepuk pipinya dan menggelengkan kepala agar apa yang ada di otaknya menghilang.

Tok tok.....

Velerie membuang nafasnya, siapa lagi sih yang mengetuk pintu?!

Velerie bangkit dari posisinya, kembali membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang dan ada perlu apa.

"Kau lagi?" Velerie menatap orang yang datang dengan sorot matanya yang kesal. Tentu saja orang itu adalah Rodez!

Rodez kembali tersenyum tersenyum membuat Velerie seperti ditinju tepat di wajahnya.

"Tolong jangan terus tersenyum seperti itu, kau sungguh membuatku tersiksa! Katakan, apa lagi yang kau inginkan dariku?!" Ucap Velerie dengan nada bicara layaknya orang yang marah.

"Tidak ada pelayan pribadiku yang membantuku untuk tidur, makanya aku datang lagi padamu."

Ugh!

"Kau pikir aku pengasuh dan kau anak balita yang harus dinyanyikan lagu pengantar tidur? Apa kau ingin aku menepuk-nepuk bokongmu samapi kau lelap? Apa kau ingin aku mati karena tekanan darahku yang terus naik?!"

Rodez menahan tawanya.

"Yah, aku sebenarnya hanya butuh dibantu pindah dari kursi roda ke tempat tidur, tapi kalau kau mau melakukan itu semua aku sih tidak akan menolak."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

𝓥𝓪𝓷𝓮𝓼𝓼𝓪 🦋

𝓥𝓪𝓷𝓮𝓼𝓼𝓪 🦋

udah mampir ni kak 😍

2023-07-22

0

Deniza Azahra

Deniza Azahra

❤️❤️❤️❤️❤️

2023-07-20

0

Istrinya minkyung

Istrinya minkyung

lanjut

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!