...⪻⪼...
“Ini hanya kebetulan, Veister. Mungkin saja angin membuat bunga ini menunduk,” jawab Ivew dan bangkit duduk di salah satu bangku taman.
Veister hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban keras kepala Ivew dan ikut duduk di sampingnya. Manik emerald gadis itu menatap suasana di depan mata. Kota yang ada di dalam karya sang sahabat, tampak tenang dan hangat saat cahaya matahari datang menyinari.
Ivew merasakan angin sejuk di sekitarnya membuat rambut hitam sepunggungnya menari mengikuti gerakan angin. Beberapa kupu-kupu juga terlihat mendekat dan salah satu kupu-kupu berwarna merah dengan corak perak hinggap di atas rambutnya.
“Berhati-hatilah nona manis! Banyak bahaya mengintai jalanmu!”
Suara itu terdengar pelan dan Ivew segera menoleh mencari asal sumber suara membuat Veister yang sedang memejamkan mata di sampingnya menatap heran.
“Apa kamu dengar itu, Veister?” tanya Ivew tanpa menatap Veister.
Pemuda itu menatap Ivew heran dan melirik kupu-kupu merah bercorak perak yang sedari tadi hinggap di atas kepala Ivew. Manik dua warnanya menatap kupu-kupu yang tetap diam dan menggunakan salah satu kekuatan matanya. Kupu-kupu merah itu langsung terbang dari kepala Ivew tapi tetap terbang di sekitar sang gadis.
Ivew menatap kupu-kupu merah bercorak perak yang tetap terbang di sekitarnya dan berdiri. Jemari tangan gadis itu bergerak hendak meraih serangga di depannya tetapi dihentikan oleh Veister. Pemuda itu melirik suasana sekitar dan terdiam saat menemukan seorang pemuda dari kejauhan hendak mendekat ke arah mereka.
“Anda baik-baik saja, Lady? Apa kupu-kupu ini mengganggu anda?”
Suara seorang pemuda terdengar dari arah belakang kursi taman membuat Ivew berbalik dan memandang kedatangan seorang pemuda dengan rambut perak, mata ruby dengan pakaian cukup mewah dan tak lupa dengan pedang di bagian pinggangnya.
“Ah maaf ... saya melihat anda bicara sendirian jadi saya pikir anda butuh teman,” ucap pemuda itu tersenyum sedangkan Ivew melirik tajam Veister yang sudah memasuki mode tembus pandang.
“Ya saya baik-baik saja, Tuan. Dan ya ... kupu-kupu ini terus terbang di sekitar saya,” jawab Ivew melirik kupu-kupu merah yang kini kembali hinggap di atas rambutnya.
Pemuda dengan mata merah itu terdiam dan bergerak mendekat ke arah Ivew, jemari tangannya segera bersinar dan mengeluarkan tali kecil berwarna perak, menarik kupu-kupu di atas kepala Ivew menjauh. Gadis itu sedikit kaget dan menatap pemuda di depannya yang mengulas senyum.
“Kupu-kupu ini milik saya, Lady. Saya minta maaf kalau hewan ini mengganggu anda, dia sangat suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan alam.”
Sang pemuda tersenyum sembari melirik kupu-kupu yang berusaha mendekat ke arah Ivew. Gadis itu sedikit mundur dan melirik tempat duduk Veister sedangkan pemuda dengan mata dua warna itu hanya menatap datar
“Mungkin dia suka dengan taman? Kupu-kupu suka dengan alam kan?” jawab Ivew lugas. Pemuda bermata merah di depannya hanya tersenyum sedangkan Veister yang mendengar jawaban Ivew hanya mendengus dan menatap ke arah lain.
Manik emerald Ivew melirik kupu-kupu merah yang hendak mendekat ke arahnya, gadis itu sedikit mundur dan melirik pemuda berambut perak di depannya yang kembali tersenyum.
“Sudah kukatakan, bukan? Kamu disukai alam Ivew, terbukti dari kupu-kupu merah bercorak perak itu. Kurasa hewan itu cukup sensitif dengan bau alam.”
Suara Veister terdengar di kepalanya. Gadis itu terdiam dan menatap pemuda di depannya, visual yang cukup familiar baginya.
Pemuda itu hendak bertanya tetapi suaranya terhenti saat beberapa prajurit dengan seragam militer datang dan menyapanya dengan hormat. Ivew terdiam saat mendengar salah satu prajurit memanggil tuan muda kepada pemuda di depannya. Pemuda itu mengangguk dan berbalik menatap Ivew dengan senyum hadir di wajahnya.
“Senang bertemu dengan anda, Lady. Saya ada sedikit urusan dan saya harap kita bisa bertemu lagi.”
Pemuda bermata ruby itu membungkuk hormat dan berjalan menjauh bersama prajurit dengan seragam militer. Kupu-kupu pemuda itu mengikutinya dengan tenang dan pemuda bermata merah itu berjalan dengan senyum di wajahnya.
“Anak yang menarik bukan?! Ada wangi alam di sekitarnya dan juga kekuatan asing lainnya.”
Suara kupu-kupu merah bercorak perak itu kembali terdengar saat hinggap di bahu kanan pemuda berambut perak. Pemuda itu melirik kupu-kupu di bahunya dan bersenandung mengingat wajah gadis yang ditemuinya.
Ivew yang melihat pemuda itu menjauh merasa merinding dan kembali duduk. Veister langsung menghilangkan sihir tembus pandangnya dan menghela nafas.
“Sekarang apa yang akan kamu lakukan, Ivew?”
“Aku butuh informasi. Jika ingin bertahan hidup aku harus memanfaatkan semua informasi yang aku butuhkan. Pertemuan dengan duke besok adalah langkah awal meskipun aku tidak ingat apa yang terjadi dengan pemilik tubuh ini saat serangan para monster itu,” jawab Ivew bersandar pada kursi taman di belakangnya dan menatap langit di atasnya dan pemuda dengan manik dua warna itu mengangguk.
“Apa kamu kenal dengan pemuda tadi?” tanya Ivew menatap Veister. Jubah hitam-peraknya tampak berkibar saat angin sepoi-sepoi kembali datang di sekitar keduanya.
Veister mengangguk dan menjawab santai, “Tentu saja! Pemuda bagian dari keluarga Duke Flowerlax. Mata merah adalah ciri khas keluarga Flowerlax.”
Ivew yang mendengar jawaban pemuda itu terdiam. Veister yang menyadari keheningan Ivew menoleh dan menatapnya heran.
“Apa kamu melupakan hal itu?” tambah Veister.
Ivew mengusap wajahnya kasar dan mengangguk. Dirinya terlalu santai sampai tidak menyadari salah satu karakter cerita datang menghampirinya. Bahkan, mengetahui tentang potensi kekuatannya. Niat awalnya untuk menghindari pertemuan dengan para karakter cerita menjadi gagal.
Gadis itu bergumam pasrah menatap langit di atasnya, “Seberapa jauh kisah ini terus berjalan tanpa kehadiran penulisnya?”
Jauh dari lokasi Ivew yang frustasi di sebuah mansion mewah yang identik dengan warna perak seorang gadis berambut perak bersandar pada pintu kamarnya. Melirik tangannya yang kemerahan dan penuh bekas luka lecet air mata gadis itu turun melewati pipinya yang sedikit lebam. Tangisnya pecah mengisi ruang hening di depannya, tekad dalam hatinya sedikit goyah saat rasa sakit menghujam tubuhnya.
Menghapus sisa air matanya gadis itu berjalan dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur besar nan empuk miliknya. Memeluk erat bantal demi melampiaskan rasa kesal dan putus asanya. Suara ketukan terdengar dari arah pintu kamar, suara berat seseorang menarik perhatiannya, merapikan rambut peraknya yang sedikit berantakan gadis itu bangkit duduk dan mempersilahkan sosok di balik pintu kamarnya masuk.
Pintu kamar dengan corak perak itu terbuka menampilkan seorang pemuda dengan rambut perak dan mata merah tersenyum. Kupu-kupu merah bercorak perak di sekitarnya terbang masuk ke dalam kamar dan berputar riang di atas kepala gadis yang duduk di atas kasurnya itu. Gadis itu tersenyum dan mengelus pelan sayap merah dengan kilauan perak kupu-kupu yang kini hinggap di jemarinya.
“Jadi apa yang kamu temukan?”
...⪻⪼...
Happy reading guys ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments