...⪻⪼...
“Hah? Apa hubungannya?” tanya Cona membuka perbannya dan luka di kaki kanan gadis itu hilang tanpa bekas.
Gadis bermata emerald itu terdiam dan kembali menatap bunga anggrek biru yang sedikit layu saat samar-samar cahaya biru di sekitarnya hilang. Veister tersenyum dan berjalan menuju bunga anggrek biru di dekat jendela, pemuda itu mulai menyebut beberapa mantra dan kelopak bunga yang sedikit layu kembali segar.
“Alam menyembuhkan Anda tanpa anda minta, Nona. Itu tandanya alam menyukai Anda,” jawab Veister memainkan kelopak bunga anggrek biru dan melirik pemandangan malam dari jendela lantai dua kamar Cona.
“Bisakah kamu memanggil namaku saja? Cukup aneh rasanya di panggil nona,” ucap Cona kembali berbaring. Veister berbalik memandang Cona yang berbaring dan mengangguk.
“Baiklah kalau itu maumu. Aku ingin tidur ... selamat malam, Ivew.”
Veister kembali ke wujud kucing dan tidur menggulungkan tubuhnya di jendela kamar. Cona terdiam saat pemuda itu menyebut nama barunya.
“Benar juga. Saat ini aku Ivew, bukan Cona lagi,” ucapnya menutup mata perlahan dan mulai terlelap.
Ivew (Cona) tersentak saat seseorang mengetuk pelan pintu kamarnya, gadis itu perlahan membuka matanya dan menemukan Laveron yang mengintip dari balik pintu. Pemuda itu tersenyum lebar saat menemukan sang adik sudah bangun dengan wajah yang lebih segar. Membuka pintu lebih lebar, Laveron masuk dan mengecek suhu tubuh Ivew dan bertanya singkat tentang kondisi sang adik. Ivew mengangguk dan mengatakan kondisinya lebih baik, gadis itu melirik ke dekat jendela memastikan posisi Veister.
“Sarapan sebentar lagi siap kamu bisa mandi dulu. Mau sarapan di bawah bersama abang, Ivew?”
Laveron bertanya saat dirinya akan menutup pintu kamar sang adik. Gadis dengan mata emerald itu mengangguk membuat sang abang tersenyum dan segera menutup pintu. Ivew bangkit dan berjalan mendekati bunga anggrek biru di dekat jendela mencari keberadaan Veister dalam sosok kucingnya.
“Mencari ku?” tanya pemuda itu muncul tiba-tiba di samping Ivew.
Gadis itu kaget dan melayangkan pukulan pada lengan kiri Veister, pemuda itu sedikit meringis dan kemudian tertawa kecil. Ivew memutuskan untuk mandi meninggalkan Veister yang masih sibuk tertawa kecil.
Satu jam kemudian gadis itu turun dan menemui Laveron yang baru selesai menyiapkan sarapan. Senyum tak luntur dari wajahnya saat melihat sang adik dalam keadaan baik dan duduk di hadapannya. Mata emerald Ivew menelisik seisi ruangan yang penuh dengan tanaman vanilla sembari membantu Laveron membawa beberapa makanan ke atas meja makan. Ivew melirik tangan sang abang yang terdapat beberapa bekas luka yang cukup dalam dan kembali menatap beberapa senjata yang berada di sudut ruangan.
“Ada apa?”
Suara Laveron menarik kembali kesadaran Ivew. Gadis itu hanya menggeleng dan mulai memakan sup di depannya, lain hal nya dengan Laveron yang menatap dalam wajah sang adik. Ada guratan khawatir di wajah tampannya dan pemuda itu menghela nafas sembari ikut memakan sup di mangkuknya.
Pagi itu terasa cukup tenang tetapi telinga Ivew bisa mendengar lalu-lalang penduduk di depan rumahnya. Setelah membantu Laveron membereskan meja, Ivew menatap keramaian dari dalam jendela ruang tamu. Manik emerald Ivew menatap sosok hitam yang berlari cepat pada jalan di depannya, gadis itu berusaha memfokuskan pandangannya tetapi suara ketukan pintu membuat fokusnya buyar.
Kepalanya beralih menatap Laveron yang membuka pintu dan sedikit tersentak saat menatap dua prajurit militer dengan seragam hitam gradasi merah memasuki rumah mereka. Ivew segera berdiri di belakang Laveron yang menatap bingung kehadiran prajurit militer.
“Laveron Mirabeth, kan? Kami datang karena ingin mengetahui informasi soal penyerangan monster di perbatasan hutan dan menyampaikan pesan dari pimpinan untuk kalian,” ucap salah seorang prajurit militer menatap Mirabeth bersaudara.
Laveron terdiam dan melirik Ivew yang berdiri di belakangnya. Pemuda itu menggenggam tangan Ivew yang sedikit gemetar dan mengangguk pada kedua prajurit militer yang meminta mereka untuk datang ke pusat pelatihan militer esok hari. Kedua prajurit militer itu segera pergi setelah menyampaikan pesan Duke. Pemuda itu kembali mengangguk dan menutup pintu rapat. Manik navy nya menatap Ivew yang menghela nafas lega dan melirik senjata serta baju seragamnya yang berada di sudut ruangan.
“Apa kita harus datang besok, Bang?” tanya Ivew duduk di atas kursi kayu di dekat jendela menatap Laveron yang sedang memeriksa kelengkapan senjata.
“Ya, jika pimpinan yang meminta datang itu artinya perintah dari Duke Flowerlax dan kita tidak bisa menolaknya,” ujar Laveron mulai membersihkan ujung pedang dan tombaknya.
Ivew terdiam saat mendengar kata Flowerlax dari bibir Laveron, itu artinya dirinya juga akan bertemu dengan pemeran utama wanita, Lolita Flowerlax yang juga sibuk dengan pelatihan militer demi mendapat pengakuan dari Duke.
Ivew berapi-rapi dengan ambisi untuk mengumpulkan informasi demi bertahan hidup tetapi seketika nyalinya ciut saat mengingat pesan dari prajurit militer tadi. Jika mereka meminta informasi tentang penyerangan monster itu artinya mereka akan bertanya kepada dirinya dan bukan Laveron. Ivew menarik rambutnya frustasi dan rasa panik menguasai dirinya, hal itu tak luput dari perhatian Laveron yang merasa adiknya semakin aneh semenjak monster menyerangnya.
Pemuda itu mendekat ke arah Ivew yang masih sibuk dengan kepanikannya, Laveron menepuk pelan pundak Ivew dan gadis itu segera menepisnya dan berteriak heboh membuat Laveron menutup kedua telinganya termasuk Veister yang turun dalam wujud kucing dan berdiri di tangga paling atas.
“Ivew! Kenapa sih?!” erang Laveron kesal dan duduk di samping Ivew yang mengelus dada.
“Maaf, Bang. Aku tiba-tiba takut bertemu dengan tuan duke besok,” jawab Ivew melirik Laveron yang kini menatapnya heran.
Sedangkan di tangga paling atas Veister merubah wujudnya menjadi bentuk manusia dan menggunakan sihir tembus pandang untuk mempermudah langkahnya. Pemuda dengan jubah hitam-perak itu turun dan berjalan ke arah Ivew dan Laveron yang masih diam.
“Tenang saja Tuan duke tidak makan orang kok. Jangan khawatir berlebihan Ivew,” jawab Laveron santai dan kembali ke arah senjatanya meninggalkan Ivew yang menatapnya heran.
Gadis itu tiba-tiba merasakan seseorang memegang pundaknya disertai suara bisikan pelan yang Ivew yakin itu adalah suara Veister. Ivew menatap Laveron dan pamit keluar rumah hendak jalan-jalan sejenak. Gadis itu membuka pintu rumahnya dan menatap keramaian di depan mata.
Veister kembali muncul dalam bentuk kucingnya dan mengeong meminta Ivew untuk mengikutinya. Gadis itu berjalan mengikuti kucing hitam dengan ekor perak di depannya dan sampai di sebuah taman yang cukup dengan wilayah mansion Duke Flowerlax. Manik mata emerald sang gadis menatap taman di sekitarnya yang penuh dengan bunga tulip serta lavender. Beberapa bunga tampak sedikit menunduk saat jemari tangan Ivew menyentuhnya dan Veister kembali berubah ke bentuk manusianya dan bergumam pelan saat menatap interaksi Ivew dengan bunga.
“Alam telah menemukan sosok yang dicintainya.”
...⪻⪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Cialshintar
gemooy
2023-08-25
0