...⪻⪼...
Cona kaget dan bangkit duduk, tangannya segera melempar bantal di dalam pelukannya kepada sosok hitam kecil yang mengagetkannya. Suara itu memang terdengar familiar baginya tetapi kemunculan sosok hitam yang tiba-tiba benar-benar membuatnya senam jantung.
“Tunggu dulu, Nona! Ini saya!”
Sosok hitam kecil itu berteriak sambil menghindar dari lemparan bantal Cona dan tiba-tiba mengeluarkan cahaya perak serta kabut perak samar yang menyebar ke seluruh ruangan. Gerakan tangan Cona terhenti dan matanya menatap sosok pemuda berjubah hitam-perak yang sempat berada di pikirannya.
“Tunggu! Jadi kamu kucing hitam itu?!” seru Cona menatap pemuda di depannya kaget. Pemuda itu mengangguk dan mengulas senyum, melangkahkan kakinya menuju kursi di dekat tempat tidur Cona dan duduk tenang disana.
Cona melirik pemuda di sampingnya dan sedikit menjaga jarak sembari bergumam pelan, “Untung saja aku tidak membawamu mandi hari itu.”
Pemuda itu hanya terkekeh pelan dan meminta maaf atas tindakannya yang mengejutkan Cona dan penyamarannya sebagai kucing hitam di dunia sebelumnya. Manik mata dua warna pemuda itu menatap sekitar dan kembali menatap Cona yang kini menatap kakinya yang berada dalam balutan perban.
“Ada yang ingin Anda tanyakan, Nona?”
Suara pemuda itu terdengar hangat dan Cona melirik pemuda di sampingnya yang kembali tersenyum. Gadis itu menghela nafas dan kembali berbaring menatap langit-langit kayu, sembari memijat kepalanya yang kembali berdenyut.
“Perkenalkan dirimu dulu! Bahkan, aku tidak tau asal usulmu!”
Pemuda itu terdiam dan kembali terkekeh, suaranya terdengar hangat membuat Cona lebih santai. “Oh maaf atas ketidaksopanan saya nona. Saya Veister Nolet. Saya seorang penyihir suci yang bertugas mencari jiwa suci untuk menyelamatkan dunia ini. Dan saya yang akan menemani perjalanan anda, Nona. Jadi jangan sungkan kepada saya.”
Cona berdehem pelan dan berbalik menatap Veister yang tersenyum. Gadis itu sedikit merinding saat pemuda di depannya terus tersenyum tanpa henti. Cona ingat dengan pemuda di depannya yang merupakan salah satu tokoh yang disukai sahabatnya. Tokoh yang diciptakan sahabatnya dengan karakteristik senyum yang mampu membuat orang lain tenang dan nyaman.
Juga di dunia nyata sosoknya sebagai kucing hitam dengan ekor perak yang selalu membantu dirinya saat melewati hari-hari buruk setelah sang sahabat, satu-satunya keluarga yang dimiliki juga pergi meninggalkan dirinya. Cona hendak bertanya tetapi suara langkah kaki dari luar kamar menarik perhatiannya dan gadis itu segera menyuruh Veister untuk bersembunyi.
Pemuda itu kembali tersenyum dan berubah menjadi sosok kucing hitam dengan ekor perak. Berlari ke bawah kasur Cona untuk bersembunyi, tepat saat pintu kayu di depannya terbuka menampilkan sosok pemuda dengan rambut hitam dan mata navy yang membawa nampan berisi bubur dan air hangat. Cona tersenyum saat wangi masakan memasuki indra penciumannya, memanggil dirinya untuk segera menghabiskan santapan di depan mata.
Pemuda dengan mata navy itu tersenyum dan segera menyerahkan semangkuk bubur kepada Cona. Gadis itu memakannya dengan lahap dan tersenyum saat merasakan rasa masakan yang sama dengan masakan keluarganya dahulu. Cona menghentikan gerakan tangannya dan melirik pemuda di sampingnya yang sedang menambahkan kayu ke dalam perapian.
“Pemuda itu saudara anda, Nona.”
Suara Veister terdengar di kepala Cona dan gadis itu tersedak karena kaget, membuat pemuda bermata navy yang sedang sibuk memastikan perapian di depannya hangat berbalik menatapnya. Cona meraih gelas di sampingnya dan segera meminum air hangat sembari menepuk dadanya.
“Ada apa Ivew? Kamu terlihat aneh. Apa buburnya tidak enak?” tanya pemuda itu heran menatap sang adik yang sedikit ceroboh.
“Hah Ivew?” sahut gadis itu bingung.
“Ya? Itu kan namamu, Adik. Tunggu! Apa kamu lupa dengan nama sendiri?! Apa kepalamu baik-baik saja?”
Pemuda itu menatap khawatir dan memegang kedua pundak Cona yang kini gugup. Gadis itu mengangguk dan tertawa canggung menjawab bahwa dirinya baik-baik saja.
“Mungkin kepalamu terbentur saat serangan monster itu. Istirahatlah, Ivew! Jika butuh sesuatu panggil abang ya!”
Pemuda itu bangkit, mengelus kepala Cona dan segera keluar dari kamar sang adik. Cona menatap pintu yang tertutup dan segera bangkit dari tempat tidur, mengabaikan rasa sakit yang terus menyerang kakinya. Gadis itu berjalan mengelilingi kamarnya hendak mencari sesuatu. Veister yang tadi di bawah tempat tidur berjalan keluar dan kembali ke wujud manusianya.
Pemuda itu menatap menatap gadis di depannya yang berseru riang saat menemukan sebuah cermin dan mulai menatap pantulan dirinya di cermin. Cona terdiam menatap pantulan dirinya yang baru, matanya yang dulu coklat kini berwarna emerald dan tak lupa dengan rambut hitam legam yang sama. Namun, kini rambutnya lebih berkilau. Gadis itu terpana dengan wujud dirinya yang baru dan melirik Veister yang setia menatapnya dengan wajah tersenyum.
“Siapa pemilik tubuh ini? Dan pemuda tadi?” tanya Cona beranjak ke tempat tidur dan kembali duduk sembari menatap perban di kaki kanannya yang sedikit longgar.
“Ivew Mirabeth. Gadis bungsu dari keluarga Mirabeth dan meninggal satu hari yang lalu karena serangan para monster di perbatasan hutan. Dan pemuda tadi adalah saudara laki-lakinya Ivew, Laveron Mirabeth,” jelas Veister santai menatap Cona yang sedikit meringis saat tak sengaja mengencangkan ikatan perbannya mendengar penjelasan Veister.
Pemilik tubuh ini sudah meninggal satu minggu yang lalu dan Cona menggantikan jiwanya. Apakah keluarga keluarga ini akan menerimanya jika tau dirinya hidup sebagai anak gadis mereka? Berpura-pura menjadi Ivew Mirabeth padahal dirinya hanya jiwa pengganti demi tugas menyelamatkan dunia.
Cona menghela nafas dan melirik kamarnya yang hangat, bunga anggrek biru di depan jendela benar-benar membuatnya tenang. Gadis itu kembali menggali pikirannya, mencari sosok dengan nama Ivew Mirabeth di antara ingatan tentang tokoh novel Jalan Takdir karya sang sahabat.
“Tidak ada tokoh Ivew Mirabeth dalam karya asli, Nona. Sejak awal wanita ini sudah mati dan saya hanya mencari cara lain agar jiwa Anda tidak terendus oleh penyihir hitam jika saya memasukkan anda ke tubuh tokoh lainnya. Penyihir itu pasti akan membunuh anda jika dia menemukan jiwa anda di tokoh novel lainnya,” jelas Veister membuat Cona mengangguk dan menyetujui pernyataannya pemuda itu.
Saat sibuk dengan pikirannya gadis itu tersentak melihat anggrek biru di dekat jendela kamarnya bersinar terang, bertepatan dengan cahaya bulan yang tampak semakin terang. Mata emerald Cona melebar saat menatap butiran cahaya biru itu bergerak ke arah luka di kaki kanannya. Sensasi dingin mengalir dari kakinya bergerak ke seluruh tubuh dan Cona mulai merasakan tubuhnya membaik. Veister yang berada di samping gadis itu tersenyum.
“Tidak biasanya energi alam bergerak menyembuhkan seseorang tanpa kontrak khusus. Sepertinya alam menyukai anda, Nona.”
...⪻⪼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Doubi
Uwaa ...! kata-kata nya baguss benerr🥰🤍
2024-01-30
0
nacho
/Drool//Angry//Drool//Angry//Drool//Angry//Drool//Angry//Drool//Angry/
2023-10-23
0
Darellia
lagi bayangin kucing hitam itu kalo berubah wujud manusia pasti ganteng banget
2023-10-04
1