Jane kembali lagi kekediaman Xinjiang di pagi hari,dia masih penasaran dengan sikap sahabatnya yang begitu berbeda terhadap dirinya.
Dia harus memastikan keraguannya kemarin terhadap sahabatnya,apalagi melihat sorot mata sang sahabat yang penuh kebencian.
Ketika dia berjalan menuju kamar Xinyi,tanpa sengaja dia melihat 2 orang lelaki yang sedang berbincang di gajebo.
Dia sangat penasaran dengan lelaki yang berada di gajebo,namun dirinya tidak bisa melihatnya dengan terlalu jelas.
"Siapa itu? Baru kali ini,aku melihatnya."
Gumam Jane yang begitu penasaran dengan orang yang berada di gajebo.
Namun dia melanjutkan langkahnya ke kamar Xinyi dan akan bertanya mengenai 2 orang laki-laki tersebut.
Jane yang sudah masuk ke kamar Xinyi,dia melangkah mendekati Xinyi dan membangunkan Xinyi yang masih tertidur pulas.
"Xin,bangun Xin."Ucap Jane yang menggoyang-goyangkan tubuh Xinyi.
"Hmm..."Balas Xinyi merasa terganggu.
"Xin,bangun cepetan."Kesal Jane dengan tidak sabar.
"Berisik."Jawab Xinyi langsung membuka ke dua matanya dan melihat Jane yang mengganggu tidurnya.
"Ayo bangun,cepetan mandi."Perintah Jane dan menarik tangan Xinyi untuk bangun.
"Ngapain kamu kesini?"Tanyanya merasa begitu kesal,karena sudah di bangunkan dari mimpi indahnya.
"Aku mau ngajak kamu berbelanja."Ajak Jane menarik Xinyi dari ranjangnya.
"Yasudah,kamu tunggu di gajebo."Usir Xinyi begitu dingin.
"Baiklah."Jawab Jane dan melangkahkan kakinya.
Ketika Jane ingin keluar kamar,dia baru ingat dengan lelaki yang berada di gajebo.
Kemudian dia langsung kembali ke hadapan Xinyi,begitu penasaran dengan lelaki yang sedang berbincang di gajebo.
Xinyi yang melihat Jane kembali padanya,merasa semakin tambah kesal dan menatap Jane dengan tajam.
Apalagi masih teringat akan luka di hatinya,membuatnya tidak percaya dengan Jane sekarang.
Xinyi merasa harus waspada terhadap Jane,agar tidak merasakan rasa sakit yang di alaminya.
"Apa lagi?"
Tanya Xinyi dengan malas untuk meladeni Jane.
"Aku baru ingat Xin,kamu tau tidak 2 laki-laki yang sedang berbincang di gajebo?"Tanya Jane menatap Xinyi dengan rasa penasaran.
"kak Xintian dan kak Jiwei,sana kamu ikut bergabung saja."Perintah Xinyi,agar Jane segera keluar dari kamarnya.
"Kakak kamu? Bukannya,dia satu bulan lagi baru pulang ya?"Tanya Jane semakin penasaran.
"Kamu lupa ya? Sebentar lagi,upacara kedewasaan aku.Jadi,kak Xintian pulang cepat."Jawab Xinyi merasa kesal lalu mendorong Jane keluar.
"Yasudah,kalau gitu."Ucap Jane,dia langsung meninggalkan Xinyi dan berjalan ke arah gajebo.
Sedangkan di gajebo,kakak Xinyi sedang asik membicarakan adik kesayangannya itu kepada sahabatnya.
Xintian sangat ingin menjodohkan sang adik kepada sahabatnya,apalagi dia sangat percaya dengan sahabatnya ini.
Xintian lebih percaya kepada sahabatnya sendiri,dia tidak rela dengan sang adik yang nantinya dengan laki-laki asing yang tidak dirinya kenal sama sekali.
"Bagaimana pendapatmu tentang adikku? cantik kan? Kamu jatuh cinta tidak dengan adikku?"
Tanya Xintian bertubi-tubi,dia berharap sahabatnya suka dengan sang adik.
"Kamu menanyakan pertanyaan yang tidak masuk akal."Jawab Jiwei tidak habis pikir dengan sahabatnya ini.
"Aku perhatikan raut wajahmu,ketika aku menceritakan adikku seolah-olah kamu mengagumi dia Wei."Ujar Xintian dengan menggoda Jiwei.
"Aku hanya kagum saja, melihat kalian sedekat itu."Elak Jiwei,karena sudah menganggap Xinyi sebagai adiknya.
Menurut Jiwei,adik sahabatnya jelas orang yang berbeda bagi dirinya.Bahkan saat Xinyi memeluknya kemarin,bayangan kehidupan Xinyi di masa lalu tertangkap olehnya.
Namun dia hanya diam dan tidak memberitahukan perihal itu kepada Xintian,jadi dia memendamnya sendiri.
"Jadi? Kamu suka tidak sih,kepada adikku?"Tanya Xintian,menunggu jawaban dari Jiwei.
Ketika Jiwei hendak menjawab,namun dia melihat ke arah Jane.Karena tiba-tiba Jane menghampiri mereka di gajebo,membuat nya begitu tidak suka dengan kehadiran Jane.
"Hai,kak Xintian."Sapa Jane,saat masuk ke dalam gajebo.
"Eh,ada apa?"Tanya Xintian,karena heran Jane langsung masuk ke gajebo tanpa rasa malu sedikitpun.
"Aku di suruh menunggu di sini oleh Xinyi,Xinyi lagi bersiap-siap di kamarnya."Jawab Jane dengan pandangan yang terus menatap Jiwei.
Melihat gerakan Jane yang aneh terhadap temannya,Xintian langsung memperkenalkan temannya itu terhadap Jane.
"Dia Jane,sahabat kecil adikku."Kata Xintian yang memperkenalkan Jane terhadap Jiwei.
Jiwei melihat gelagat Jane yang menurutnya,Jane sangat tidak sopan saat melihat dirinya.
Apalagi saat Jiwei tahu,bahwa Jane penyebab kematian Xinyi di kehidupan yang lalu.
Jiwei semakin tidak suka dengan keberadaan Jane dan hanya melihat Jane dengan tatapan tidak suka.
"Aku Jiwei."Kata Jiwei dengan singkat,karena benar-benar tidak suka dengan kehadiran Jane.
"Aku Jane kak,salam kenal."Balas Jane dengan muka merah.
"Kamu tunggu saja disini,kami pergi dulu."Ujar Xintian,karena merasa tidak bebas percakapannya di dengar oleh Jane.
"Baik kak."Balas Jane,tidak berpikir apapun tentang mereka.
Xintian dan Jiwei pergi dari gajebo dan melanjutkan percakapan mereka sambil berjalan,karena mereka merasa terganggu dengan hadirnya Jane dan lebih baik pergi dari hadapan Jane.
"Aku pikir,Xinyi harus hati-hati dengan sahabatnya itu!"Peringatan Jiwei.
"Maksud kamu Jane? Kenapa harus hati-hati?"Tanya Xintian yang tidak mengerti.
"Aku melihat aura kekejaman dalam dirinya."Jawab Jiwei,agar sahabatnya berhati-hati pada Jane.
"Yasudah,nanti aku coba bicarakan dengan Xinyi.Lama-lama,kamu beneran jadi seorang peramal."Canda Xintian,sambil tertawa terhadap Jiwei.
"Malah mentertawakan aku,sialan kamu Tian."Umpat Jiwei dengan mendorong Xintian pelan.
Mereka berbincang sambil bercanda,karena mereka sangat menghargai persahabatan mereka.
Awalnya Jiwei susah di dekati oleh Xintian,akhirnya Jiwei luluh lalu menerima Xintian begitu saja menjadi sahabatnya.
Sedangkan Jane yang berada di gajebo,dia melihat Jiwei dengan tatapan suka.Dia baru kali ini menatap lelaki tampan,tapi semua lelaki yang dia lihat tidak setampan Jiwei.
"Jiwei sangat tampan,aku sangat menyukainya.Setampannya kamu,aku tetap harus masuk ke istana demi ayahku.Upacara kedewasaan Xinyi sebentar lagi,aku harus menjadi pusat perhatian disana.Biarkan aku jadi tokoh utamanya,bukan Xinyi si bodoh ini.Akan aku permalukan dia,di acaranya nanti.Biarkan aku si cantik dan si jenius ini yang menjadi pusat perhatian.Mungkin nanti Jiwei atau perwakilan istana bisa kagum dengan diriku."Gumam Jane,begitu terlalu percaya diri akan dirinya sendiri.
waktu berlalu dan pelayan Xinyi menghampiri Jane di gajebo,dia dengan sopan menunduk lalu memberitahukan perintah yang di berikan majikannya pada sang tamu.
"Putri Jane,putri memanggil anda."Kata pelayan dengan menunduk.
"Baiklah."Jawab Jane beranjak dari duduknya.
Mereka lalu pergi untuk menemui Xinyi,apalagi Xinyi sudah siap untuk di ajak pergi.
"Maaf ya Jane,kamu harus menunggu lama."Ucap Xinyi dengan pura-pura merasa tidak enak kepada Jane.
"Padahal aku sengaja lama,agar kamu kesal."Batin Xinyi,karena malas harus menemani Jane berbelanja.
"Tidak apa-apa,ayo kita pergi berbelanja."Ajak Jane.
Mereka lalu meninggalkan kediaman Xinjiang,Jane dan Xinyi langsung pergi untuk berbelanja.
Selama pergi berbelanja,Jane lah yang paling gila berbelanja.
Berbeda dengan Xinyi,apa yang di pegang Xinyi semuanya di rebut oleh Jane.Sedangkan Xinyi,selama berbelanja belum mendapatkan barang yang dia inginkan sama sekali.
Di sisi lain,pergerakan mereka di perhatikan oleh seorang pemuda tampan.Pemuda tampan tersebut adalah pangeran Damian.
Pangeran tidak sengaja,melihat wajah cantik Xinyi yang sedang berbelanja.Tiba-tiba,dia sangat tertarik melihat wajah Xinyi.
"Carlos,cari tau siapa wanita cantik yang memakai jepit kupu-kupu itu."Perintah Damian,melihat Xinyi yang cantik.
"Baik pangeran."Jawab Carlos yang merupakan pengawal kepercayaan Damian.
"Seperti,ada yang memperhatikanku."Gumam Xinyi,melihat ke segala arah namun tidak menemukan orang yang memperhatikannya.
"Kenapa Xin?"Tanya Jane,karena merasa heran dengan Xinyi seperti mencari seseorang.
"Tidak,ayo pulang hari sudah sore."Ajak Xinyi,karena merasa dirinya lelah.
"Yasudah,ayo."Jawab Jane yang melangkah duluan.
"Mungkin,hanya perasaanku saja."Gumam Xinyi,tidak berfikir aneh-aneh lagi.
Mereka langsung pulang ke kediaman masing-masing,karena hari sudah sore.
Apalagi,Xinyi benar-benar kelelahan menemani Jane.Dia benar-benar tidak membeli apapun,karena semua gara-gara Jane yang selalu merebut barang yang dirinya sukai.
Disisi lain,Damian sedang menunggu hasil bawahannya.Merasa sudah jatuh cinta dengan wanita yang baru di lihatnya,membuatnya ingin mengenal lebih dalam dengan wanita cantik yang di lihatnya.
"Gimana hasilnya?"Tanya Damian yang penasaran dengan hasilnya.
"Dia anak ke dua keluarga Xinjiang,namanya putri Xinyi.Sebentar lagi keluarga Xinjiang,akan mengadakan upacara kedewasaan untuk putrinya.Keluarga kerajaan,sudah menerima undangannya pangeran."Balas Carlos melaporkan perihal Xinyi,membuat Damian saat mendengarnya tersenyum.
"Baiklah,kamu keluar."Suruh Damian,karena dia ingin sendiri.
Pengawal lalu meninggalkan Damian seorang diri dan bersiap berjaga diluar.
"Xinyi,dia harus jadi milikku."Seringai Damian,karena Xinyi harus jadi miliknya.
Sudah seminggu berlalu,dimana kediaman Xinjiang dari pagi buta sibuk mempersiapkan perjamuan untuk upacara kedewasaan putrinya Xinyi.
Mereka sangat sibuk dan tidak ingin ada kesalahan sedikitpun,karena mereka mengundang orang kerajaan untuk menjadi tamu mereka.
"Sayang,hadiah apa yang akan kamu berikan kepada putri kita?"Tanya sang istri yang bergelayutan manja terhadap suaminya.
"Bagaimana dengan toko kain dan toko perhiasan sayang."Jawab sang suami,memegang lengan sang istri.
"Kamu memberikan 2 toko kepada Xinyi,bagaimana dengan Xintian?"Tanya istrinya,karena khawatir dengan sikap anak laki-lakinya nanti.
"Kamu jangan khawatir sayang,Xintian tidak akan iri pada Xinyi.Dia sudah dewasa,dia pasti mengerti."Balas sang suami,menenangkan istrinya.
"Aku percayakan semuanya kepadamu sayang."Ucap sang istri,mereka segera ikut berkumpul ke aula.
Sedangkan di aula kediaman Xinjiang,sudah banyak tamu undangan yang sudah datang.
Xinyi hanya asik mengobrol dengan sang kakak,karena merasa bosan acaranya belum dimulai sama sekali.
"Harap diam semuanya,upacara kedewasaan putri kami akan di mulai.Xinyi kesini sayang,lewati dulu proses sakralnya."Perintah sang ayah yang memanggil putrinya.
Proses demi proses berjalan lancar,hingga ibu Xinyi bernafas lega karena acaranya lancar.
"Terimakasih terhadap tamu undangan,karena sudah bersedia hadir di acara yang di selenggarakan oleh kediaman Xinjiang.Sebagai tuan rumah,saya berfikir untuk memeriahkan acara saya dengan menyambut para putri bangsawan untuk menunjukkan bakat masing-masing di sini."Ucap Xinyi dengan tersenyum penuh arti.
"Ini saatnya,moment yang aku tunggu-tunggu."Batin Jane,sudah tidak sabar jadi pusat perhatian di acara Xinyi.
"Putri Xinyi,karena aku sahabat kecilmu.Aku bersedia memberikan sebuah syair untukmu."Ucap Jane di hadapan semua orang.
Xinyi yang melihat ke arah Jane lalu tersenyum penuh arti kepada Jane,kemudian dirinya sudah menantikan rasa kesal Jane terpampang di wajah nya.
Apalagi,dia akan membuat Jane senang sebentar dan membuat Jane jadi pusat perhatian di acaranya.
"Silahkan Jane."Kata Xinyi tersenyum penuh arti kepada Jane.
"Aku ingin lihat,bakatmu yang tak seberapa ini."Batin Xinyi.
"Sebelum syairnya di mulai,aku memberikan selamat atas upacara kedewasaannya terhadap sahabatku Xinyi."Ucap Jane tersenyum palsu kepada Xinyi.
"Terimakasih."Jawab Xinyi dengan membalas senyumannya.
Jane mulai membacakan syairnya,dia membacakannya dengan tersenyum.
Matahari menyinari dunia.
Burung-burung berterbangan dengan bebas.
Air dari gunung mengalir ke setiap sungai.
Bunga-bunga bermekaran dengan indah.
Angin dengan lembutnya berhembus.
Daun-daun bergoyang dengan seirama.
Inilah dunia yang maha indah.
Ucap Jane dengan tersenyum lalu mengakhiri penampilannya.
"Tepuk tangan semuanya,terimakasih Jane."Ujar Xinyi yang tersenyum palsu,karena memberikan pusat perhatian yang di inginkan Jane.
"Putri Jane sangat hebat syairnya,seperti seorang terpelajar."Riuh penonton,merasa syair yang di buat Jane sangat bagus.
"Lihat kan,sekarang aku yang jadi pusat perhatian disini."Batin Jane,begitu senang dengan pujian orang-orang terhadap dirinya.
"Sekarang,giliran aku mempermalukan kamu Xinyi."Batin Jane,sambil memberikan senyuman kecut melihat Xinyi.
"Terimakasih semuanya,tapi syairku tidak sebagus itu.Aku masih kalah jauh di banding syair sahabatku putri Xinyi."Kata Jane yang pura-pura malu dan merendah.
Jane sengaja seperti itu,agar penonton mendorong Xinyi membacakan syairnya.Apalagi,Jane sangat tau betul Xinyi tidak bisa membuat Syair.
"Wah,ternyata putri Xinyi juga berbakat dalam membuat syair."Ucap seorang tamu,saat mendengar Jane berbicara.
"Kenapa putri Xinyi tidak menyumbangkan syairnya saja."Usul tamu undangan,karena terpancing dengan ucapan Jane.
"Kena kau Xinyi."Batin Jane,merasa puas dengan tindakannya.
"Itu ide yang bagus."Ucap Xintian,percaya adiknya juga berbakat.
"Terimakasih atas pujiannya putri Jane,semoga syairku ini bisa di dengar di telinga para tamu dengan enak."Ucap Xinyi tersenyum dan mulai membacakan syairnya.
Kupu-kupu berterbangan dengan bebas.
Menepi dalam inti sari bunga.
Bau bunga yang semerbak menarik perhatiannya.
Bunga yang bergoyang tertiup angin.
Tidak menggoyahkan niat kupu-kupu.
Oh kupu-kupu yang cantik.
Semenarik itukah bunganya.
Hingga kamu tetap hinggap di sang bunga.
Tepuk tangan dari Damian,menarik semua tamu undangan yang melihatnya.Mereka ikut bertepuk tangan,seperti yang di lakukan Damian.
Mereka juga kagum dengan syair yang di bacakan Xinyi,mereka tidak menyangka syair Xinyi juga sangat bagus.
"Syair yang cantik."Puji Damian,melihat Xinyi dengan penuh arti.
Xinyi kaget saat menatap orang yang dia benci,namun di hatinya masih ada kerinduan terhadap Damian,apalagi Damian di kehidupannya yang dulu menjadi suaminya.
"Terimakasih,pujiannya pangeran."Balas Xintian,karena merasa tersanjung jika adiknya di lirik oleh pangeran.
Damian hanya membalas dengan senyuman,tapi tatapan matanya begitu lekat hanya tertuju pada Xinyi.
"Sepertinya,pangeran tertarik dengan Xinyi sayang."Bisik sang istri terhadap suaminya,karena melihat Damian yang begitu intens terhadap anaknya.
"Kesempatan yang bagus,sayang."Ucap sang suami,merasa ada peluang anaknya bisa di pilih jadi pasangan pangeran.
"Terimakasih pangeran,karena sudah memuji syair yang di bacakan oleh putriku."Ucap sang ayah,agar suasana tidak terlalu mencekam.
"Sama-sama,tuan adipati."Ucap pangeran,menghormati ayahnya Xinyi.
"Sial,sejak kapan Xinyi bisa bersyair."Batin Jane yang penuh dengan kekesalan.
Waktu berlalu begitu cepat,hingga acara sudah selesai.Bahkan para tamu sudah pulang,hanya tersisa Damian yang masih berdiam di aula.
"Pangeran,terimakasih sudah mau datang ke kediaman kami."Ucap adipati Xinjiang,berterimakasih kepada Damian.
"Tidak perlu berterimakasih,kami datang karena memenuhi undangan yang tuan adipati kirim."Balas pangeran,karena tidak mau adipati curiga jika dirinya menyukai anaknya.
"Xinyi sini sayang,perkenalkan ini pangeran Damian."Ucap sang ayah,memperkenalkan anaknya terhadap Damian.
"Hormat pangeran,saya Xinyi."Ucap Xinyi menunduk,memperkenalkan dirinya.
"Ingin ku congkel ke 2 matanya."Batin Xinyi,karena Damian begitu intens terhadap dirinya.
Damian terus menatap Xinyi dengan tersenyum,dia rasanya ingin memiliki Xinyi secepatnya.
"Paman,aku juga ingin berkenalan dengan pangeran."Pinta Jane centil.
"Aku Jane pangeran,sahabatnya Xinyi."Ucap Jane,berharap Damian melirik dirinya.
"Damian."Balas Damian dengan ketus,karena muak dengan tingkah Jane yang seperti itu.
Jane tersenyum canggung,karena Damian sangat ketus terhadap dirinya.Jane iri karena Damian terus menatap Xinyi,bahkan menatap dirinya saja tidak seperti itu.
"Sialan,dari tadi matanya hanya melihat si bodoh ini.Emang aku tidak cantik apa?"Rutuk Jane dalam hati.
"Kalau begitu,saya undur diri dulu pangeran."Ucap Xinyi memecahkan keheningan,karena dirinya ingin segera beristirahat.
"Pangeran,pangeran."Ucap ayah Xinyi,melambaikan tangannya di depan Damian.
"Maaf,aku tidak fokus adipati."Ujar Damian yang terus memperhatikan Xinyi.
"Tidak apa-apa pangeran."Ucap Xinjiang tersenyum,karena dia melihat Damian terus memperhatikan anaknya.
"Hari sudah semakin sore,kalau begitu saya pamit undur diri adipati."Ucap Damian,pura-pura ingin pergi.
"Kalau begitu,hati-hati dijalan pangeran."Ucap adipati Xinjiang.
Malam hari di kamar Xinyi,Xinyi merasa acaranya sangat melelahkan.
Setelah acara,dia langsung membuka hadiah dari para tamu.Dia begitu senang,saat melihat kado pemberian sang kakak.
"Hadiah yang terindah hanya dari kakak,memang kakak yang terbaik tau saja adiknya suka ini."Puji Xinyi dengan senang,karena mendapatkan gelang yang cantik dari kakaknya.
tuk,suara di jendela.
"Siapa malam-malam yang bikin gaduh."Gumam Xinyi,sambil melangkah ke jendela dan tidak ada siapa-siapa.
"Mungkin angin atau hanya halusinasiku saja,karena kelelahan."Ucap Xinyi,melangkah ke ranjangnya.
"Sudahlah,pejamkan mata saja.Besok ayah mau memberikan hadiah untukku."Gumam Xinyi dengan senang saat mengingatnya.
Perlahan mata Xinyi tertutup,tanpa sadar seorang laki-laki menyelinap di kamar Xinyi dari sore hari.
Dia menghampiri Xinyi yang sudah terlelap dengan tidurnya,kemudian duduk di ranjang sambil melihat Xinyi yang sedang tertidur.
"Cantik sekali,aku jatuh cinta sama kamu."Gumam Damian membelai rambut Xinyi.
Lama menatap Xinyi tertidur,perlahan tangannya membelai wajah Xinyi yang sedang tertidur.
Xinyi yang tertidur,mulai terganggu dengan belaian-belaian kecil di wajahnya.Damian yang sadar sudah melewati batas,dia langsung bersembunyi agar tidak ketahuan Xinyi.
Xinyi membuka kedua matanya perlahan,karena merasa ada yang mengganggu tidurnya.
"Seperti ada yang membelai wajahku,tapi tidak ada siapa-siapa.Sudahlah mungkin hanya perasaanku saja."Ucap Xinyi dan kembali memejamkan matanya.
Damian tersenyum kecil,melihat Xinyi yang begitu menggemaskan.Dia rasanya ingin menampakan dirinya,begitu sangat gemas terhadap Xinyi.
"Sudahlah,besok lagi aku kesini.Selamat malam putriku yang cantik."Ucap Damian dalam hati.
Damian pergi dari kamar Xinyi,karena dia takut ayah dan ibunya mencari dirinya.
Sedangkan di kamar Xintian,dia sibuk mengganggu sahabatnya.Dia sangat ingin sahabatnya menyukai adiknya,apalagi dengan melihat ketampanan sahabatnya ini.
"Kamu beneran gak suka adikku Wei?"Tanya Xintian,berulang kali membahasnya.
"Aku sama sepertimu,menganggapnya adik."Jawab Jiwei,karena tidak memiliki perasaan apapun terhadap Xinyi.
"Tapi,aku melihat tatapan pangeran tadi.Sepertinya pangeran menyukai Xinyi."Ucap Jiwei,mengingat di perjamuan pangeran begitu intens melihat Xinyi.
"Iya benar,dia menatap Xinyi begitu intens.Aku membayangkannya saja,sudah merinding.Tapi aku tidak ingin Xinyi masuk ke istana,aku berharap Xinyi bersamamu."Ungkap Xintian,karena dia sangat mengenal bagaimana watak Jiwei.
"Untung yang di tatap Xinyi,bukan kamu."Gumam Jiwei.
"Kalau aku yang di tatap,aku jelas merindinglah.Karena aku masih normal."Kata Xintian langsung merinding.
"Jika pangeran menatapmu,berarti pangeran tidak normal Tian."Ucap Jiwei sambil cekikikan.
"Sialan,kau Jiwei."Ucap Xintian langsung melempar bantal kepada Jiwei.
"Sudahlah,mari kita tidur.Aku sudah tidak sabar,segera ingin pulang ke rumahku besok."Ujar Jiwei,karena keluarganya pasti menunggu dirinya.
"Yasudah,ayo kita tidur."Ajak Xintian,karena merasa dirinya juga sudah mengantuk.
Xintian dan Jiwei mulai memejamkan matanya,hingga mereka tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments