"Sial,seharusnya yang jadi pusat perhatian itu aku.Kenapa jadi si Xinyi.Bahkan sejak kapan dia tiba-tiba bisa bersyair?"Umpat Jane,sambil mondar mandir di kamarnya dengan kebingungan.
Jane merasa kesal dengan apa yang terjadi,bahkan dia melihat dengan jelas sorotan mata kagum dari pangeran terhadap Xinyi.
Membuatnya semakin kesal dan ingin secepatnya menghancurkan Xinyi,Apalagi orang tuanya menginginkan dirinya untuk mendapatkan pangeran secepatnya.
"Aku baru ingat,bukannya anak Adipati Ken menyukai si bodoh itu? Aku manfaatkan saja dia."Gumam Jane dengan siasat liciknya.
Kemudian paginya,Jane bergegas bangun dan sudah bersiap untuk ke rumah adipati Ken.
Dia sudah tidak sabar menjalankan rencana jahatnya itu,apalagi dia sangat tidak menyukai Xinyi.
Kemudian Jane meninggalkan kediamannya, dan tidak membutuhkan waktu yang lama,dia sudah sampai di depan kediaman adipati Ken.
Jane bergegas masuk dan meminta bertemu dengan anaknya adipati Ken,agar tidak membuang waktunya.
Ketika melihat anak adipati Ken,Jane berdiri dan tersenyum ke arahnya.Karena anak adipati Ken sedang berjalan ke arahnya,membuat dirinya tidak sabar menjalankan rencana yang telah dia susun.
"Ada apa kamu mencari ku?"Tanya Ravin dingin.
"Aku ingin berbicara penting dengan kamu."Balas Jane,agar rencananya berjalan mulus.
"Yasudah,kamu ikuti aku."Perintah Ravin berjalan di depan Jane.
Jane mengikuti langkah kaki Ravin dan melihat-lihat halaman kediaman Ravin yang begitu luas,dia mengikuti langkah Ravin menuju gajebo di kediamannya.
"Silahkan duduk."Perintah Ravin yang melihat Jane masih berdiri.
"Terimakasih."Balas Jane dan menuruti perintah Ravin.
"Mau berbicara apa?"Tanya Ravin dengan cuek.
"Mengenai Xinyi."Balas Jane menatap Ravin dengan hati-hati.
"Xinyi?"Tanya Ravin kebingungan.
"Kamu menyukai Xinyi kan Vin?"Tanya Jane terang-terangan.
Ravin menatap Jane dengan tajam,karena berani menyebutkan nama Xinyi di depannya.
"Jangan mengatakan yang tidak-tidak."Jawab Ravin jutek.
"Aku melihat tatapan kamu terhadap Xinyi kemarin."Kata Jane menceritakannya.
"Tidak ada hubungannya denganmu."Sanggah Ravin dengan tegas,karena tidak tahu Jane memperhatikannya.
"Baiklah,padahal Xinyi menyukai kamu."Pancing Jane,agar Ravin terpancing dengan ucapannya.
"Aku tidak percaya dengan ucapan kamu."Ucap Ravin dengan tegas.
"Aku serius Vin,Xinyi yang menyuruh aku kesini dan ingin mengetahui perasaan kamu terhadap dirinya."Kata Jane mulai memancing Ravin.
"Kenapa dia harus menyuruh kamu?"Tanya Ravin dengan heran.
"Karena dia ingin memastikannya dulu lewat aku."Balas Jane berbohong.
"Dia tidak mungkin memperhatikan aku,apalagi banyak sekali laki-laki yang menyukainya."Ucap Ravin yang masih tidak percaya dengan perkataan Jane.
"Kamu tidak usah memikirkan hal lain,justru Xinyi hanya menyukai kamu."Ujar Jane berbohong,agar Ravin masuk dalam jebakannya.
Ravin yang mendengar ucapan Jane,masih ada keraguan di dalam hatinya mengenai perkataan Jane tentang Xinyi.
Jane memperhatikan Ravin dengan lekat,dia tahu Ravin masih ragu dengan apa yang dia katakan.
"Xinyi mengajak kamu untuk bertemu besok."Ucap Jane,agar Ravin percaya dengan perkataannya.
"Besok?"Tanya Ravin,masih tidak percaya.
"Kamu temui dia di kedai Ren,tepatnya di lantai 2."Jawab Jane yang sudah menjalankan rencananya.
"Baiklah."Jawab Ravin,mencoba percaya perkataan Jane.
"Aku harus pergi dulu,menyampaikan semua percakapan kita ke Xinyi."Ucap Jane,agar rencananya berjalan lancar.
"Baiklah,kamu juga harus datang besok."Balas Ravin,menatap Jane tajam.
"Kamu tenang saja,besok aku juga datang."Ucap Jane dengan serius.
Kemudian Jane pergi meninggalkan Ravin sendirian di gajebo dan begitu senang rencananya baru di jalankan,dia berharap rencananya berjalan dengan lancar.
Setelah itu,Jane bergegas ke kediaman Xinjiang untuk menemui Xinyi.
Sesampainya Jane di kediaman Xinjiang,dia turun dari kereta miliknya dan Kepala pelayan menghampiri Jane lalu memberitahukan bahwa Xinyi tidak ada di kediaman.
Jane yang mendengarnya agak kesal,karena rencana yang telah dia susun tidak mau gagal sama sekali.
Jane lebih memilih menunggu kedatangan Xinyi dengan sabar,meski harus menunggu kepulangan Xinyi di sore hari.
Kemudian kepala pelayan mengantarkan Jane ke gajebo dan mempersiapkan cemilan untuk Jane.
sedangkan orang tua Xinyi yang baru sampai,mereka melihat kereta kuda milik keluarga Zayn dan mereka bergegas masuk ke dalam kediaman.
Mereka sangat begitu lelah,karena sudah mengantar Xinyi ke toko barunya.
"Tuan dan nyonya,apa mau disiapkan air hangat?"Tanya kepala pelayan yang melihat wajah majikannya yang lelah.
"Siapkan saja dan siapa yang datang kesini?"Tanya ibu Xinyi,karena dia tidak melihat tamu di ruang tengah.
"Putri Jane nyonya dan beliau sedang menunggu putri Xinyi di gajebo."Jawab kepala pelayan yang menjelaskan kedatangan Jane.
"Yasudah,sebentar lagi juga Xinyi pulang."Ujar ibunya Xinyi.
"Baik nyonya."Balas kepala pelayan.
Kepala pelayan langsung pergi dari hadapan majikannya dan segera mempersiapkan air hangat untuk majikannya.
Sedangkan di gajebo,Jane merasa kesal menunggu kedatangan Xinyi yang tidak kunjung datang.
"Kalau bukan gara-gara rencanaku,males banget aku menunggu seperti ini."Gerutu Jane,begitu kesal menunggu Xinyi yang belum datang.
Xinyi saat turun dari kereta,dirinya melihat kereta yang biasa Jane pakai dan bingung ada apa Jane datang ke kediamannya.
"Sepertinya,sahabatmu ada disini."Ucap sang kakak,melihat kereta di halamannya.
"Mungkin,kita lihat saja di dalam."Ucap Xinyi yang merasakan lelah di tubuhnya.
Mereka melangkah masuk ke dalam,kepala pelayan langsung menghampiri Xinyi dengan terburu-buru.
"Putri,nona Jane ada di gajebo sedang menunggu putri."Ucap pelayan,memberitahu Xinyi dengan kedatangan Jane.
"Baiklah."Jawab Xinyi,segera menemui Jane dengan malas.
"Tuh kan,apa kakak bilang.Yasudah,kakak ke kamar dulu."Ujar Xintian,mendahului adiknya berjalan.
"Yasudah,sana!"Usir Xinyi,karena kakaknya berjalan mendahului dirinya.
Xinyi berjalan menuju gajebo dengan malas dan langsung menghampiri Jane yang sedang menunggu dirinya di gajebo.
"Ada apa mencari aku?"Tanya Xinyi,memperlihatkan wajah lelah kepada Jane.
"Besok,kamu dapat undangan dari tuan Ravin untuk bertemu di kedai Ren."Balas Jane yang mulai menjalankan rencananya.
"Undangan apa?"Tanya Xinyi heran,karena tiba-tiba mendapatkan sebuah undangan.
"Tidak tau,aku hanya menyampaikan pesan saja.Acaranya besok pagi,di kedai Ren."Balas Jane,memperlihatkan wajah yang pura-pura tidak tau.
"Kamu juga di undang?"Tanya Xinyi,melihat wajah Jane dengan curiga.
"Sama,aku juga di undang."Jawab Jane,agar Xinyi tidak curiga.
"Baiklah,besok aku pergi ke sana.Apa mau berangkat bersama?"Tanya Xinyi berhati-hati.
"Tidak usah,aku pergi sendiri saja.Yasudah,aku pulang dulu."Pamit Jane,karena hari sudah sore.
"Yasudah,hati-hati.Aku tidak mengantarmu ya,karena aku sudah lelah."Ucap Xinyi,memperlihatkan wajah lelahnya.
"Baik,sampai ketemu besok."Ucap Jane,pergi begitu saja meninggalkan Xinyi.
Jane langsung naik ke dalam kereta dan meninggalkan kediaman Xinjiang dengan perasaan senang.
"Akhirnya,rencanaku akan berhasil.Siap-siap saja,nama baikmu akan hancur Xinyi."Gumam Jane yang berharap rencananya berhasil.
Keesokan paginya,Xinyi sudah berpakaian rapi.Karena akan menghadiri undangan Ravin lalu melewati sang kakak yang berada di aula.
Xintian yang melihat Xinyi sudah rapih lalu menghentikan langkah kaki adiknya.
"Tumben,kamu sudah rapih.Kamu mau pergi kemana?"Tanya sang kakak menatap adiknya.
"Dapat undangan."Balas Xinyi,acuh tak acuh terhadap kakaknya.
"Bolehkah,kakak ikut?"Tanya sang kakak,karena khawatir terhadap adiknya.
"Ayo,biar aku ada temannya."Balas Xinyi dengan semangat,agar dia tenang pergi bersama dengan kakaknya.
"Bukannya,Jane juga ada?"Tanya sang kakak,sambil menaikan alisnya.
"Ada sih,tapi gak tau datangnya telat atau tidak."Jawab Xinyi,agar kakaknya tidak curiga
"Yasudah,ayo kita jalan."Ajak sang kakak senang,karena menemani sang adik.
Xinyi dan Xintian menaiki kereta,mereka lalu meninggalkan kediaman Xinjiang.
Kemudian mereka menyuruh kusir pergi ke kedai Ren dengan cepat,karena tidak enak jika datangnya terlambat.
Sedangkan di kedai Ren,Ravin sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Xinyi dan tidak sabar membuktikan perkataan Jane terhadap dirinya.
Bahkan dia sempat bertemu dengan Jane dan di beritahu Jane tidak bisa ikut bergabung,karena ada urusan penting dengan ayahnya.
Kemudian Jane langsung pergi begitu saja meninggalkan Ravin sendirian,membuat Ravin harus menunggu kedatangan Xinyi di kedai sendirian.
Ketika melihat pintu masuk terbuka,Ravin langsung tersenyum senang dan perkataan Jane benar adanya.
"Pagi,putri Xinyi dan tuan Xintian."Sapa Ravin yang memberikan senyuman.
"Pagi,tuan Ravin."Balas mereka barengan,sambil membalas senyuman ravin.
"Silahkan,duduk."Perintah Ravin dengan semangat.
"Terimakasih."Ucap mereka,merasa heran dengan sikap Ravin yang seperti ini.
"Silahkan,di minum airnya dulu.Maaf kalian harus menunggu sebentar,karena hidangannya lagi di persiapkan."Ucap Ravin menjelaskan.
Di sisi lain,Jane melihat semuanya dengan tersenyum senang.Namun dia tidak menduga,jika Xintian ikut menemani Xinyi.
Jane memanggil pelayan dan menyuap seorang pelayan untuk melaksanakan rencananya,pelayan sempat menolak perintahnya.
Namun pelayan akhirnya mau di suap oleh Jane,karena dia di ancam oleh Jane.Kemudian pelayan mencampurkan obat kepada makanan yang di pesan Ravin,sesuai yang di perintahkan oleh Jane.
"Wah,mewah sekali tuan."Ucap Xintian senang,karena dapat makanan gratis.
"Belum apa-apa tuan,silahkan makan hidangannya."Perintah Ravin,karena hidangan sudah di sajikan di mejanya.
"Tunggu tuan,bukannya Jane saja belum datang ya?"Tanya Xinyi,menunggu kedatangan Jane.
"Hampir lupa,Jane sudah bertemu denganku dan ada urusan penting.Sehingga dia meminta maaf kepada kita,karena tidak bisa hadir."Jawab Ravin menjelaskan.
"Kenapa perasaanku tidak enak yah?Tapi,semuanya tidak ada yang mencurigakan."Pikir Xinyi,karena merasa baik-baik saja belum ada yang aneh dengan mereka.
Mereka langsung menyantap hidangan di hadapannya,mereka menghabiskan hidangan tersebut.Mereka belum sadar,jika makanan itu sudah tercampur dengan obat.
"Cuaca hari ini,kenapa tiba-tiba panas ya?"Tanya Xintian yang sudah merasakan efek obatnya.
"Sepertinya,begitu tuan."Jawab Ravin,sama-sama merasakan efek obatnya.
"Saya permisi untuk pergi ke toilet dulu."Pamit Xintian langsung beranjak pergi,karena dia ingin mencuci mukanya.
Tinggallah Xinyi dan Ravin di ruangan itu,mereka bertatapan tanpa sengaja.Xinyi mulai cemas,karena Xintian meninggalkan dirinya bersama Ravin.
"Putri?"Panggil Ravin dan menyentuh tangan Xinyi.
"I..ya tuan."Balas Xinyi terbata-bata,karena merasa sentuhan yang di berikan Ravin membuat dirinya panas.
Xintian yang sedang pergi ke toilet,pundaknya di pukul dari belakang dan langsung tidak sadarkan diri.
Sedangkan yang memukul Xintian langsung membawa pergi Xintian ke gudang Ren,namun aksi orang tersebut tidak sengaja di lihat oleh pengawal Damian.
Kemudian dia langsung memastikan apa yang terjadi dan langsung melaporkan ke majikannya.
Damian marah saat mendengarkan laporan tersebut lalu bergegas naik ke lantai atas kedai Ren.
Dia tidak ingin Xinyi kenapa-kenapa,bahkan begitu marah pada orang yang merencanakan kejahatan ini.
Semua rencana yang Jane susun,tanpa Jane sadari akan berantakan.Jane sedang menunggu teman-temannya masuk untuk merusak nama baik Xinyi,sedangkan dia duduk di kereta kudanya untuk melihat tontonan gratis.
Sedangkan Xinyi yang satu ruangan dengan Ravin,dia sudah tidak bisa lagi menahan kesadarannya.
Dia sangat benci di situasi seperti ini,rasanya ingin pergi dari ruangan dan menyelamatkan dirinya sendiri.
"Apakah benar,kamu menyukaiku putri?"Tanya Ravin,semakin kepanasan menyentuh tangan Xinyi.
"Maaf tuan,saya tidak menyukaimu."Jawab Xinyi,merasakan panas di tubuhnya.
Ravin yang mendengarnya sangat marah dan langsung menghampiri Xinyi,Xinyi kaget dengan tindakan Ravin yang menghampiri dirinya,posisinya sangat tidak menguntungkan bagi dirinya.
"Kamu mempermainkan aku."Ucap Ravin,membuat Xinyi terpojok ke dinding.
"Maksud tuan apa?"Tanya Xinyi,semakin gelisah dan semakin kepanasan.
"Bukannya,kamu menyukaiku."Balas Ravin,mengunci tangan Xinyi dan akan mencium Xinyi.
"Lepaskan aku!"Berontak Xinyi,karena ingin di lepaskan.
Xinyi shock dengan apa yang terjadi dan menggeleng-gelengkan kepalanya agar sadar.
Tapi Ravin tidak mendengarkan ucapan Xinyi sama sekali,dia hanya fokus terhadap bibirnya Xinyi.
"Lepaskan aku."Pinta Xinyi,merasa pandangannya mulai berkabut terhadap Ravin.
"Aku tidak akan melepaskan kamu,karena kamu milikku."Ucap Ravin hampir menyentuh bibir Xinyi.
Damian sudah masuk ke dalam ruangan dan melihat Xinyi yang pergerakannya terkunci oleh Ravin,kemudian dia langsung menarik tubuh Ravin dan memukul Ravin bertubi-tubi.
Xinyi yang merasa ada orang menolongnya langsung terjatuh ke meja,karena pandangannya begitu kabur.
Sedangkan Damian terus memukuli Ravin,sampai Ravin tidak sadarkan diri.
Setelah itu,Damian langsung membopong Xinyi keluar dari kedai Ren melalui jendela.Karena dia tidak mungkin begitu terang-terangan,membawa Xinyi dalam gendongannya.
Damian membawa Xinyi ke dalam kereta miliknya,agar tidak ada orang yang melihatnya.
Setelah kepergian Xinyi dan Damian,tidak lama para nona bangsawan berteriak.Karena mereka melihat Ravin yang babak belur,Jane yang mendengar teriakan mereka tertawa.
Jane berpikir,para nona bangsawan berteriak gara-gara melihat Xinyi dan Ravin yang berbuat tak senonoh.
Jane langsung pergi begitu saja,tanpa menghampiri mereka terlebih dahulu.
Jane pergi meninggalkan kedai Ren tanpa memastikan apa yang terjadi,sedangkan Ravin langsung di tolong dan di bawa pulang ke kediaman Ken.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments