SSB (SUASANA SEKOLAH BARU)

"Waaww, gila gila gila. Bagus banget sekolahnya, keren keren." Ucap Claudia.

Claudia terpanah melihat suasana sekolah barunya itu. Bersih, lebar dan indah begitu kira-kira Claudia menggambarkan suasana sekolahnya. Dia melihat sekelilingnya, banyak sekali siswa-siswi yang memegang gadget di taman sekolah. Terlihat jelas, mereka sedang berfoto ria disana bersama teman-teman sekelompoknya. Claudia menghela nafas panjang, berharap disini dia bisa mendapat ketenangan saat belajar dan memkliki teman-teman yang baik.

Claudia berjalan ke arah taman. Disana ada beberapa kelompok siswi yang sedang asik bersenda gurau. Claudia ingin bertanya pada mereka, dimana ruang guru. Dia sudah tidak sabar ingin mengetahui ruang kelasnya.

"Permisi, maaf mengganggu. Saya mau tanya." Ucap Claudia sopan kepada 3 orang cewek yang duduk di kursi taman.

"Helloooww, siapa lo? ganggu banget!! ." Ucap salah satu diantara mereka.

"Tau ni, ganggu kesenangan orang aja. Lo tahu, gak perlu minta maaf lo itu udah ganggu banget." Sambung temannya.

"iih, Riana, Valen. Jangan gitu doong ah, dia kan cuma mau nanya aja. Lo mau nanya apa? tanya aja sama gue".Ucap salah seorang gadis diantara mereka dengan nada manja dan tingkah centil.

Tampaknya yang satu ini terlihat baik dan ramah. Dua orang tadi tampak kesal padanya, memutarkan bola mata tak senang serta memalingkan wajah dari Claudia. Claudia bergidik ngeri, kesan pertama di sekolah barunya jadi suram ketika bertemu orang seperti mereka berdua. Dia terdiam membisu menundukkan pandangan di hadapan mereka, tak menghiraukan ucapan siswi tadi padanya.

"Woy, bisu ya lo. Temen gue nanya !!" Ucap Gadis yang pertama kali membentaknya itu sambil membelalakkan matanya.

"Hee... cewek tuli ! " Sambung temannya dengan sedikit mendorong bahu Claudia.

Claudia jadi ketakutan, ingin rasanya dia menangis. Ingatannya akan cercaan dan makian teman-temannya saat di desa terulang kembali. Tiba-tiba saja tubuhnya lemas tak berdaya, kepalanya pusing, pandangannya perlahan mulai pudar. Langkahnya mundur secara perlahan ke belakang layaknya orang yang benar-benar ketakutan, tangannya mencari pegangan untuk menolang tubuhnya.

Suara berisik para siswi di taman sekolah menjadi bisikan yang menghantui fikiran Claudia.

Badannya tersungkur di rerumputan, kepalanya hampir terbentur disebuah vas bunga besar dekat dengan kursi taman berwarna kuning keemasan.

Dengan gesit, seorang gadis cantik dengan rambut pendek dan gaya tomboy menangkap kepala Claudia. Beruntungnya kepala Claudia tidak sampai terluka, jika saja hal itu terjadi ibunya pasti sangat amat terpukul mengetahui anaknya diperlakukan tidak baik di hari pertama sekolahnya.

"Ini bukan tontonan, bangsat lo semua ! punya otak gak si, setan alas. Ini pasti ulah lo kan Riana kampret !! " Bentak gadis itu sangat keras pada para murid yang asik menonton kejadian tersebut bahkan ada yang sampai merekamnya.

"Lebay banget sii, boy. Lagian dia juga gak mati tu." Ucap gadis yang bernama Riana, tatapannya seakan mengejek Claudia.

"Hahahaha,," Tawa Valen, temannya Riana.

"Gausah bacot lo tai !, harusnya dari dulu lo yang mati di sekolah ini !! mau makan korban lagi lo? ." Bentaknya geram pada Riana. Gadis tersebut memojokkan Riana dengan pertanyaan menohok yang membuat emosi Riana memuncak.

Riana terlihat sangat kesal, tampak raut wajahnya yang memerah dan tangannya yang mengepal seakan ingin menonjok gadis tersebut. Valen berusaha mengelus pelan pundak Riana, mencoba menetralkan emosi temannya itu agar tidak terjadi keributan yang akan merugikan mereka bertiga.

Terlihat gadis yang mengajukan pertanyaan pada Claudia tadi sedikit kebingungan dan terlihat raut wajahnya sedih serta khawatir terhadap Claudia. Dia menatap Claudia kasihan. Tangannya gemetaran, jemarinya tampak bergerak menggesek-gesekkan kukunya hingga banyak bekas goresan disana. Tampaknya gadis tersebut memiliki rasa takut dan trauma yang tak biasa setelah melihat keadaan Claudia. Namanya adalah Mei mei, orang biasanya memanggilnya Mei.

Riana adalah ketua genk the girls, dia memiliki sifat sombong dan angkuh. Riana juga membenci orang-orang yang menganggu kesenangannya. Valen dan Mei adalah anggota genk the girls. Valen memiliki sifat yang hampir sama dengan Riana, namun berbeda dengan Mei.

Mei sebenarnya anak yang baik dan terkesan sedikit lelet dalam berfikir, dia adalah teman masa kecil Riana makanya mereka bisa menjadi teman akrab. Orang tua Riana dan Mei pun membangun bisnis bersamaan serta Papanya Riana telah memberi banyak modal ada orang tua Mei. Hal itu membuat Mei tidak bisa beralih pada teman yang lain atau melawan tindakan Riana yang semena-mena pada orang lain.

Tiba-tiba seorang siswa datang bersamaan dengan seorang guru dan satpam sekolah, menghampiri kerumunan tersebut. Dengan sigap siswa itu mendekatj gadis berpenampilan tomboy tadi, mencoba untuk menggendong Claudia dibantu oleh satpam sekolah kemudian membawanya ke ruang UKS.

"Kalian semua bubar. Ini bukan konser untuk apa kalian kumpul disini, bubar, bubar !!" Ucap Pak bagas, salah satu guru yang datang bersama siswa dan satpam sekolah tadi. Para murid pun bubar dengan teriakan yang sungguh sangat tidak sopan pada seorang guru.

"Huuuuuuuuuuuuu..." Sorak mereka semua serentak

"Gak seru!! " Ucap salah seorang siswa ada teman-temannya sambil berjalan kembali ke kelas masing-masing.

"Drama banget si, cabut !!" Ucap Riana pada kedua temannya.

Mereka semua pun berlalu meninggalkan area taman, termasuk genk the girls. Mei mei terus memperhatikan Claudia dari kejauhan, ia merasa tidak enak dan takut terjadi sesuatu pada Claudia.

"Lihatin apa si Mei? " Tanya Valen tak senang. Riana pun menoleh ke arah sorot mata Mei. Emosi Riana seperti memuncak.

Tanpa sadar, Riana mendorong tubuh Mei. Mei pun terjatuh di koridor kelas, sontak saja Mei terkejut dan langsung menatap Riana dengan rasa bingung. Seketika buliran bening jatuh membasahi pipi Riana. Entah apa yang membuatnya menangis dan mendorong Mei, namun tampak jelas dalam sorot matanya Riana sedang menahan amarah yang bergejolak. Tiba-tiba saja Riana menjerit dengan lantang di hadapan mereka berdua.

"Aaaaaaaaarrrghhhhhhhhhh ..." Suaranya memekkan telinga, membuat beberapa murid di kelas lain keluar setelah mendengar jeritan tersebut.

Riana berlari meninggalkan Mei dan Valen disana. Entah kemana perginya Riana, Valen menatap Mei dengan marah kemudian menghentakkan kakinya dihadapan Mei sebelum akhirnya pergi dan meninggalkan Mei sendirian. Mei tertunduk lesu dan duduk lemah di koridor kelas, kejadian hari ini tak pernah di bayangkan olehnya. Para murid lain menatap Mei bingung dan akhirnya memilih masuk kembali ke dalam kelas mereka masing - masing.

Tak lama kemudian, Mei beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kelasnya. Saat memasuki kelas, Valen terus menatap Mei dengan pandangan yang tak senang. Mei hanya bisa terdiam dan tertunduk, tak berani menatap mata teman dekatnya itu. Mei sesekali memperhatikan kursi milik Riana.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!