CLAUDIA

CLAUDIA

Perkenalan

Pagi yang cerah membangunkan seorang gadis cantik dengan rambut yang terurai panjang di ranjang kecilnya. Kicauan burung kenari di ranting pohon halaman rumahnya, terdengar jelas di telinga. Pancaran cahaya perlahan memenuhi seisi kamar dari balik jendela minimalisnya. Badannya menggeliat, perlahan matanya terbuka menatap sosok yang tengah membuka gorden jendela kamarnya.

"Hoaaamm,, Selamat pagi ibu." gadis cantik itu menguap, sembari menyapa ibunya yang berdiri tegak menatapnya dengan senyum manis. Ibunya pun beralih pandang menatap sang gadis cantik dengan senyum tipis di bibir ranumnya. Menyambut pagi sang putri dengan suasana yang hangat dan manis.

"Selamat pagi juga sayang. Ayo, bangun ! 30 menit lagi kamu harus berangkat sekolah. Jalanan kota macet sayang, ini hari pertama kamu di sekolah baru kan. Ibu gak mau kalau sampai kamu terlambat!. " Ucapnya, berjalan ke arah sang putri sambil menggenggam jemari putrinya yang masih malas untuk bangkit dari ranjang kesayangannya.

Putrinya itu kemudian menarik nafas panjang, seakan malas untuk berangkat sekolah. Ia masih merasa terlalu nyaman dua minggu berada dirumah bersama ibunya setelah pindah dari desa ke kota yang sekarang dia tinggali. Kota yang penuh dengan bangunan-bangunan tinggi dan kokoh. Tiba-tiba saja sang putri memeluk tubuh ibunya dengan erat, ia menampakkan raut wajah cemberut.

"Ayolah sayang ! Jangan malas. Ayah dan ibu ngajak kamu tinggal disini bukan untuk bermalas-malasan. Oke!" Ucapnya dengan nada tegas namun tetap lembut kepada sang putri. Di usapnya pelan kepala sang putri serta di tatapnya wajah cemberut itu. Ibunya berusaha membuatnya semangat dan bangkit untuk berangkat sekolah.

"Hehehe... iya bu, iyaa. Jangan gitu dong natapnya, jadi takut ni. yaudah, Clau mandi dulu ya." Ucap gadis itu kepada ibunya dengan tawa kecil dan senyum manis di bibirnya. Sang ibu hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya yang konyol. Gadis itupun bangkit dari ranjangnya dan bergegas mengambil handuk yang tergantung tak jauh dari meja belajarnya. Kemudian dia berjalan keluar kamar menuju kamar mandi yang jaraknya tak jauh dari kamarnya dan ruang tamu.

Rumah minimalis yang mereka tempati adalah pemberian ayahnya. Rumah ini dibelikan oleh ayahnya sengaja jauh dari tempat tinggal mereka dulu, agar ayahnya bisa bebas datang kesana tanpa diketahui oleh istrinya. Ibunya adalah istri simpanan sang ayah. Di desa yang dulunya menjadi tempat tinggal mereka, kini menjadi tempat tinggal istri sah sang ayah. Nama keluarga mereka menjadi jelek di desa sebab sang istri sah ayahnya datang dan tinggal disana. Ayahnya pun memutuskan untuk menyuruh mereka pindah ke kota tempat ayahnya bekerja dan membelikan rumah minimalis ini kepada mereka.

Ibu Melda. Seorang ibu yang baik hati dan penyayang. Seorang wanita tangguh yang sabarnya luas, meski sudah di bohongi sang suami beliau masih setia dan amat sayang padanya. Bu Melda memiliki seorang gadis berparas cantik dan berkulit bersih serta berprestasi di sekolah, membuat kesedihannya selama ini terkubur perlahan.

Claudia Amora, nama gadis cantik tersebut. Orang biasa memanggilnya Claudia, dirumah dia dipanggil Clau. Ibunya yang memberikan nama tersebut. Nama yang memiliki arti kelembutan cinta, membawanya menjadi pribadi yang lemah lembut dan penyayang, terlebih lagi kepada sang ibu yang telah mengajarkannya banyak hal baik di dunia ini. Meski tahu ayahnya telah membohongi sang ibu, Claudia tetap menyayangi sang ayah dengan cinta kasihnya.

"Clau, jangan terlalu lama di kamar mandi !" Perintah ibu dengan suara yang sedikit keras pada anak gadisnya. Sebab, Claudia sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Dia benar-benar harus bersih dan cantik datang ke sekolah barunya. Menjadi murid yang baik, cantik dan berprestasi di sekolah adalah tujuan Claudia.

"Clau, Clau." Panggil sang ibu, dari luar pintu kamar mandi sembari terus mengetuk pintu kamar mandi perlahan. Claudia yang sedari tadi tidak mendengar suara sang ibu pun, sedikit tersentak kala ketukan pintu mulai terdengar di telinganya. Ia segera menyelesaikan mandinya dan membalut tubuh mungilnya dengan handuk putih bertuliskan welcome. Handuknya sudah seperti keset kaki saja, bertuliskan begitu. (wkwk..)

Segera Claudia berjalan membuka pintu kamar mandi. Betapa kaget dan terkejutnya Claudia, tidak menyangka sang ibu berdiri tegak di depan pintu kamar mandi menatap serius kearahnya. Di lihatnya sang ibu tengah membawakan seragam sekolahnya lengkap dengan aksesorisnya.

"Eh, ibu. Claudia udah siap kok bu. hehe.. " Dengan tawa yang di iringi rasa takut, Claudia mendekati ibunya kemudian mencium pipi sang ibu dengan perlahan. Claudia berusaha meredam emosi sang ibu yang sedari tadi sudah memanggilnya berkali-kali dibalik pintu kamar mandi.

"Lain kali jangan lama banget ya sayang di kamar mandinya, capek ibu manggil-manggil kamu dari luar." Katanya, sambil menatap mata putrinya itu dengan lekat. Claudia hanya tersenyum lesu sambil menggigit bibirnya menandakan takut ibunya marah sekali padanya. Ia pun mengambil seragam yang diberikan ibunya tersebut. Membawanya masuk ke dalam kamar dan mengenakannya disana.

Selesai mengenakan seragam sekolah, Claudia berhias di depan cermin. Menatap dirinya dan tersenyum mengagumi kuasa Tuhan atas nikmat yang sudah diberikan-Nya. Bersyukur atas tubuh yang sehat dan paras yang cantik, serta otak yang cerdas sehingga mampu berprestasi di sekolah menyenangkan hati orang tua.

Claudia mengenakan Kaos kaki panjang menutupi betis putihnya. Seragam sekolah yang anggun dan rapi membuat penampilannya semakin menarik. Selesai berhias, ia berjalan menuju meja makan, membawa tas sekolah yang sudah berisi beberapa alat tulis.

Di tariknya kursi makan itu, Claudia duduk disana sambil menatap manja sang ibu dengan senyum centilnya. Bu Melda hanya menggeleng kepala melihat tingkah konyol putrinya itu. Ibu memberikan sepiring nasi putih ke arah Claudia, disambut olehnya piring tersebut dengan senyum manis.

"Terima kasih ibuku yang cantik dan baik hati. hehe.."

Ucap Claudia sembari tertawa kecil ada sang ibu. Claudia melihat banyak lauk yang dimasak oleh ibu tercintanya. Ia semakin bersemangat untuk sarapan, terlebih lagi ada menu andalan sang ibu serta makanan kesukaannya yaitu capcay komplit dengan bakso dan sosis. Claudia sangat suka sekali sayur capcay. ia pun makan sambil menggoyang-goyangkan kepalanya tanda bahwa makanan tersebut enak dan hatinya menjadi riang gembira. Bu Melda memang paling tahu kesukaan sang putri.

Tampak raut bahagia terpancar di wajah bu Melda, kala melihat Claudia makan dengan lahapnya. Mengingat usia putrinya sekarang yang sudah 16 tahun dan sudah memasuki masa SMA, bu Melda berharap ia akan terus melihat Claudia bahagia serta tak ingin membuatnya kehilangan rasa syukur dalam dirinya.

Melihat raut wajah ibunya, Claudia menyadari satu hal bahwa tiada hari yang lebih membuatnya bahagia selain melihat senyum manis ibunya. Claudia sangat bersyukur Tuhan tidak membuatnya terlahir dari seorang ibu yang kejam melainkan dari ibu yang sabar dan penyayang. Claudia berjanji akan membuat ibunya selalu bahagia dan akan terus menyayanginya sampai sisa hidupnya.

Claudia sudah selesai menyantap sarapan paginya. Ia pun beranjak dari kursinya.

"Bu, ayo berangkat !". Ucapnya penuh semangat pada sang ibu yang tersenyum lepas padanya.

"Ayo !". Ucap ibu, sambil merangkul Claudia berjalan menuju teras rumah.

Di teras rumah, Claudia mengenakan sepatu sekolahnya yang berwarna hitam persis seperti sepatu pantofel. Dirinya makin terlihat cantik setelah menggunakan sepatu tersebut. Bu Melda menyalakan sepeda motornya di halaman. Claudia duduk di boncengan ibunya.

"Siap? " Tanya bu Melda pada putrinya.

"Siap banget dong bu, lets go!!! " Jawab Claudia dengan penuh semangat.

"Pegangan yang erat, perhatikan seragam dan ingat-ingat lagi ada yang kelupaan gak Clau?" Tanya Ibunya meyakinkan Claudia.

"Aman bu, udah lengkap semua." Jawab Claudia dengan yakin.

"Oke, jadi kita gas kan sekarang ini berangkat? " Tanya bu Melda sekali lagi, sebelum benar-benar pergi menuju sekolah.

"gass!! hehehe... " Jawab Claudia dengan lantang dan penuh semangat.

Akhirnya mereka berangkat menuju sekolah baru Claudia.

Terpopuler

Comments

Nata de Mobee

Nata de Mobee

Semangat kak author 😍❤

2023-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!