3 bulan yang lalu
Malam itu, hujan turun dengan lebat Karmila dan Morona yang dibantu oleh bawahan mereka mengendap-endap membawa tubuh Ratu Illeana dengan penuh bersimbah darah.
Dikarenakan hujan yang sangatlah lebat, mengakibatkan mereka semua menjadi kesulitan, "Hei kau segera buang jasad yang akan menjadi mayat itu! Aku tak tahan hingga mau muntah jika mencium dan melihat darah yang bersimbah itu!" Perintah Karmila karena dia merasa jijik melihat tubuh ratu Illeana yang bersimbah darah.
Morona bersama anak buahnya lalu menemukan tempat yang cocok untuk membuang tubuh ratu Illeana yaitu di lautan karena kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri, terdapat lautan yang jaraknya sangat dekat.
Mereka semua lalu membantu membopong tubuh Illeana, kecuali Karmila yang merasa sangat jijik dengan tingkahnya yang hedon.
Saat hendak membuang tubuh ratu Illeana, terdengar suara Ratu Illeana yang meminta tolong.
"To-long... To-long....." Suara itu terdengar serak dan kesakitan.
Sontak saja mereka semua kaget karena Ratu yang mereka sudah mati ternyata masih hidup.
Sejenak mereka terdiam dan saling pandang satu sama lain, "Apa yang kalian lakukan? Jangan di pedulikan! Ayo cepat buang mayat wanita ini! Morona! Apa yang kau pikirkan? Cepat lah buang mayat wanita ini!" Pinta Karmila dengan tak sabaran.
"Mo-ro-na to-long lah, huuh ak-u mo-hon!" Suara Illeana dengan penuh harapan dan nafas yang terengah-engah.
"Sayang! Jangan diam saja! Jangan pedulikan dia! Cepat buang dia!" Ucap Karmila yang merasa kesal dan tak peduli dengan keadaan Illeana.
Desakan itu membuat Morona langsung membuat tubuh Ratu Illeana yang tak lain adalah istrinya sendiri dan secara tak langsung dia juga sudah membunuh dan membuang anaknya sendiri yang masih di dalam kandungan Illeana ke lautan.
Setelah selesai melakukan semua itu, mereka semua tanpa rasa bersalah kembali ke istana, terutama Morona yang justru dengan sengaja membuat kamar ratu Illeana terbakar, dengan begitu dia bisa berbicara kepada publik dan para bangsawan jika Ratu Illeana meninggal dikarenakan kebakaran yang sengaja dibuat oleh mata-mata kerajaan tetangga yaitu kerajaan Mooniyan.
Sontak saja berita itu langsung menjadi berita terpanas yang menuai pro dan kontra, masyarakat yang tak menyangka jika ratu yang mereka sayangi sudah meninggal lantaran kerajaan tetangga langsung demo meminta agar kerajaan Adhrika berperang dengan kerajaan Mooniyan untuk membalaskan dendam kematian ratu mereka, banyak juga dari masyarakat yang tak sependapat dengan hal itu terutama para bangsawan, dikarenakan kerajaan Mooniyan dan Adhrika adalah teman baik, apalagi raja kerajaan Mooniyan saat ini adalah teman dekat Ratu Illeana.
Di tempat lain tepatnya diperbatasan kerajaan Adhrika dan Mooniyan.
Seorang pria sedang berjalan jalan dengan kudanya, tak sengaja dia melihat sosok perempuan ditepi lautan dengan posisi terlungkup di bebatuan.
Seketika dia langsung menghentikan kudanya dan mendekat ke arah wanita itu.
Betapa kagetnya pria itu ketika membalikkan tubuh sang wanita dan ketika memeriksa nadi sang wanita, pria itu yakin wanita ini masih hidup, lantas tanpa banyak berpikir panjang sang pria langsung menggendong tubuh wanita itu untuk di obati.
Wanita itu dia bawa ke kamp para prajurit perang, yang untungnya tidak ada orang di sana kecuali dirinya.
Pria itu lantas mengobati wanita itu dengan sangat baik dan tulus hingga berhari-hari lamanya.
Beberapa minggu kemudian, wanita itu akhirnya membuka matanya.
"Ak-u di ma-na" Ucap wanita itu dengan suara serak dan kesakitan.
"Yang mulia!" Seketika pria itu langsung membungkuk kepada sang wanita.
Wanita itu lalu duduk dan menoleh ke arah pria.
"Ka-mu siapa? Bagaimana saya ada di sini?" Tanya wanita itu.
"Salam yang mulia saya adalah panglima perang kerajaan Adhrika, sang Naga hitam! Saya menemukan yang mulia di tepi bebatuan dipinggir lautan yang berada di perbatasan kerajaan!" Ucap pria itu dengan penuh hormat dan wibawa kepada wanita itu yang tak lain adalah Ratu Illeana Badhrika yang ternyata masih hidup.
"Bisakah saya minta tolong?" Ucap ratu Illeana.
"Tentu saja yang mulia, anda bisa katakan apa pun yang anda inginkan!" Ucap pria itu dengan penuh hormat.
Illeana seperti tak menyangka dengan apa yang sudah dia lalui," Bisakah kamu tinggalkan saya sendiri dulu! Saya ingin menyendiri!1 jam saja!" Pintanya dengan nada yang sangat sedih.
"Baik yang mulia!" Pria itu lalu pergi meninggalkan Illeana seorang diri.
Setelah pria itu pergi, Illeana lantas menangis tersedu-sedu.
Hikss..... Hikss.......Hiks......
Tangis Illeana
Dia menangis dengan rasa sakit yang dia rasakan, baik sakit fisik maupun hati, dua duanya benar-benar sudah hancur dan luka.
"Kenapa kamu tega? Kamu bunuh anak kita!" Illeana menangis sambil memegang perutnya.
Bayi berusia 1 bulan yang bisa dikatakan belum berbentuk apa-apa sudah tidak ada lagi di perut Illeana.
Hiks..... Hiks....Hiks....
Illeana menangis dengan sangat deras, dia mengeluarkan semua rasa sakit yang dia rasakan dalam bentuk tangisan
Ibu mana yang tak akan bersedih jika anaknya mati, apalagi anaknya mati karena di bunuh oleh ayahnya sendiri.
"Karmila! Kamu tega! Bisa bisanya kamu berselingkuh dengan suami aku! Aku lah yang menjadikan mu seorang bangsawan! Aku juga yang memberimu sebuah tahta! Berani-beraninya kau menghianati aku! Hikss....." Illeana terus menerus menangis dengan deras dengan rasa sakit yang dia rasakan.
"Aku benar-benar bodoh! Aku benar-benar sudah salah memilih pria! Seharusnya aku memilih pria kerajaan lain yang kedudukannya setara dengan ku! Harusnya aku tidak memilih Morona! Harusnya......" Ucap Illeana dengan penuh kesedihan.
Huaaaa.........hiks....hiks.....
Air mata Illeana menangis dengan deras
"Maafkan aku papa! Maafkan aku mama! Maafkan aku.... Maaf......." Illeana benar-benar menyesal dan merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi.
"Aku..... Aku.... Aku memang bodong......hiks...." Ucap Illeana dengan penuh kesedihan, dia benar-benar menyesal dan tak tahu harus melakukan apa.
"Aku bodoh.....Aku ratu yang buruk.... pemimpin yang bodoh....hiks.......hiks........" Illeana benar-benar merasa sangat sakit dan merasa semua yang terjadi adalah kesalahan yang sudah dia perbuat.
Selama 1 jam dia menyendiri, dia terus menangis tersedu-sedu dengan semua yang telah terjadi, rasa sakit hati dan rasa sakit tubuh yang dia rasakan bercampur menjadi satu dan membuat raganya benar benar sakit tak terbendung.
Suami yang dia kira mencintainya dengan sepenuh hati ternyata tidak mencintainya sama sekali, sahabat yang selalu dia sayangi ternyata tidak menganggapnya sama sekali bahkan anak yang selama ini dia nantikan sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Kedua orang tuanya mati, anaknya juga mati, negaranya sekarang hancur berantakan dan penyebab itu semua adalah orang-orang yang dia kira mencintainya dengan tulus, sahabat dekat dan suaminya lah penyebab semua ini terjadi.
Tega, itu bukan lagi! Kejam itu sudah pasti!
Pria yang tadi kemudian masuk kembali ke dalam ruangan karena waktu sudah berlalu 1 jam, betapa kagetnya dia ketika melihat sosok ratu yang terkenal pemberani dan bijaksana menangis tersedu-sedu.
"Aku tak menyangka jika ratu yang aku kenal pemberani dan bijaksana akan menangis seperti itu!" Ucapnya dalam hati.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan yang mulia? Kenapa dia bisa menjadi seperti ini? Apa benar dengan berita kerajaan yang menyatakan yang mulia mati akibat mata-mata kerajaan tetangga?" Pikir pria itu dengan penuh rasa iba dan kebingungan.
"Apa aku seharusnya menemuinya sekarang? Atau aku tinggalkan lagi yang mulia seorang diri?" Pikir pria itu dengan penuh kebingungan akan apa yang harus dia lakukan.
"Tapi dia tetap lah seorang wanita yang sedang bersedih! Aku harus membantunya! Aku harus menenangkan dirinya!" Ucap pria itu di dalam hatinya karena bagaimanapun sudah seharusnya seorang pria mengobati kesedihan seorang wanita.
Pria itu lantas memberanikan diri untuk duduk di sebelah Illeana.
Pria itu memegang pundak Illeana,"Tidak apa apa..." Ucap pria itu dengan maksud untuk menenangkan sang ratu.
Illeana kemudian menoleh dan memeluk pria itu, dia menangis sekeras-kerasnya di dada sang pria.
Setelah lama Illeana menangis, dia kemudian pingsan karena kelelahan. Pria itu lantas membaringkan tubuh Illeana dan meninggalkan.
Malam harinya Illeana terbangun dari tidurnya, dia lantas melihat ke sekeliling dan tak menemukan jejak sang pria.
Ketika dia melihat ke sekeliling tempat itu, Illeana melihat berbagai macam alat perang dan juga sebuah topeng.
"Topeng itu kan...." Pikir Illeana yang merasa tak asing dengan topeng yang dia lihat.
"Ini tidak mungkin! Bukankah itu topeng naga hitam? Pria tadi juga bilang kalau dia panglima perang naga hitam!" Illeana menyadari sesuatu yang dia rasa itu tidak mungkin, padahal nyatanya pria yang menolongnya memang benar seorang panglima perang yaitu sang naga hitam.
"Naga hitam? " Pikir Illeana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
calliga
Next
2023-07-14
1
Nino
Terus berkarya, ya author, bahagia jangan lupa buat kita semua 👋
2023-07-14
1
Shogo Makishima
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
2023-07-14
1