Chapter 05: Misi bagian 2

2235

Benteng Selatan

Jumlah Populasi 3.536.756

"Pak Anderson, ada sebuah panggilan dari Profesor Aster untuk anda" ucap seorang prajurit sambil menyerahkan alat komunikasi kepada Anderson. Anderson yang sedang berbincang bincang dengan Daniel terlihat terkejut oleh kedatangan prajurit tersebut.

"Benarkah? Terima kasih " Ucap Anderson dengan tersenyum kepada prajurit tersebut. Anderson mengambil alat komunikasi yang diberikan prajurit tersebut. Ia segera menjawab panggilan Profesor Aster.

"Profesor Aster, Ada apa sampai memanggil saya?" Tanya anderson dengan rasa sopan. Daniel yang berada di samping Anderson merasa penasaran.

"Anderson, ada kabar baik. Saya baru saja berbicara dengan para ahli lingkungan, dan mereka memberikan izin bagi kita untuk membuka hutan, tetapi dengan syarat hanya setengahnya saja," ujar suara di seberang.

Anderson mengangguk dan menjawab, "Baik, Profesor Aster. Kami akan mematuhi syarat tersebut dan hanya membuka setengah hutan. Terima kasih atas izinnya."

Profesor Aster kemudian bertanya lagi, "Oh, iya, apakah Daniel ada di sampingmu?"

Anderson mengarahkan pandangan ke Daniel yang berada di sampingnya, lalu menjawab, "Ya, Profesor, Daniel ada di sini bersama saya."

Profesor Aster tersenyum, "Baguslah, jadi aku tidak perlu memanggil kalian berdua secara terpisah. Ingat, pastikan untuk menjaga keseimbangan lingkungan saat membuka hutan tersebut."

"Kami akan berusaha melakukannya, Profesor Aster," ucap Anderson.

"Anderson, ada satu hal yang perlu kalian ketahui. Sebelum kalian membuka hutan, pastikan kalian melakukan inventarisasi flora dan fauna yang ada di area tersebut. Penting untuk memahami dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap ekosistem setempat."

Anderson dan Daniel saling pandang, mengerti betapa pentingnya langkah tersebut. Mereka berjanji akan melaksanakan inventarisasi dengan seksama sebelum melakukan pembukaan hutan.

"Terima kasih, Profesor Aster, kami akan melakukan inventarisasi dengan baik. Kami sangat menghargai kepercayaan dan bimbingan Anda," ucap Anderson dengan tulus.

"Baiklah, saya percaya kalian akan melakukannya dengan baik. Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau bantuan yang kalian butuhkan, jangan ragu untuk menghubungi saya. Semoga sukses dalam misi kalian," kata Profesor Aster dengan semangat.

"Oh iya, satu hal lagi yang perlu kalian ketahui," sela Profesor Aster. "Setelah kalian membuka hutan dan melakukan inventarisasi, tim energi dan medis akan datang untuk melihat hasilnya dan memetakan lokasi secara lebih mendetail. Mereka akan memulai tugasnya untuk keperluan pengungsi."

"Kami akan menunggu kedatangan tim tersebut dengan senang hati, Profesor Aster," ucap Anderson. Anderson dan Daniel mengangguk memahami.

"Bagus," kata Profesor Aster dengan suara penuh kepuasan. "Saya yakin kalian akan menjalankan tugas ini dengan baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi jika ada hal-hal yang perlu didiskusikan. Semoga sukses!"

Setelah berbicara sebentar lagi dengan Profesor Aster tentang rincian rencana pembukaan hutan, Anderson menutup panggilan dan menatap Daniel dengan ekspresi campur aduk. Mereka berdua merasa gembira karena mendapatkan izin untuk membuka hutan, tetapi juga merasa bertanggung jawab untuk melindungi alam sebaik mungkin.

Mereka pun segera memulai persiapan untuk pelaksanaan tugas tersebut. Anderson mengumpulkan timnya di Distrik Selatan untuk mengumumkan rencana pembukaan hutan demi para pengungsi. Ia didampingi Daniel yang berdiri di sampingnya.

"Dalam beberapa hari ke depan, kita akan melaksanakan tugas yang penting dan penuh tanggung jawab," Anderson memulai pengumumannya dengan serius. "Kami telah mendapatkan izin untuk membuka setengah hutan ini sebagai tempat tinggal bagi para pengungsi. Namun, kita juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan melindungi flora dan fauna yang ada di dalamnya."

Wajah-wajah anggota tim menjadi semakin serius dan fokus saat mereka mendengarkan kata-kata Anderson. Mereka menyadari pentingnya misi ini bukan hanya untuk membantu para pengungsi, tetapi juga menjaga ekosistem.

"Anda semua telah dipilih karena keahlian dan dedikasi Anda dalam bidang masing-masing. Kita akan bekerja sebagai tim yang solid dan saling mendukung dalam setiap langkah yang kita ambil," kata Anderson dengan penuh keyakinan. "Tugas pertama kita adalah melakukan inventarisasi flora dan fauna di area yang akan kita buka. Kita harus memahami lingkungan ini dengan baik sebelum mengambil langkah selanjutnya."

Anderson menunjuk ke peta yang ia rentangkan di tangannya. Peta itu menunjukkan area hutan yang akan mereka buka, serta beberapa titik penting yang harus mereka jelajahi untuk inventarisasi.

"Kami akan membagi kalian menjadi kelompok-kelompok kecil, dan masing-masing kelompok akan bertanggung jawab atas penelitian dan pencatatan di area yang ditetapkan. Setiap flora dan fauna yang kalian temui harus diidentifikasi dan dicatat dengan seksama," jelas Anderson.

Tim menjadi semakin serius dan terfokus saat mendengarkan rencana yang dijelaskan oleh Anderson. Mereka memahami betapa pentingnya langkah-langkah yang hati-hati dalam melaksanakan tugas mereka.

Anderson menutup pertemuan dengan memberikan arahan terakhir, "Tim, misi kita adalah untuk membantu para pengungsi sambil menjaga keseimbangan lingkungan. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya dengan benar. Selalu ingat, tujuan kita adalah menciptakan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka."

Setelah mendengarkan instruksi dari Anderson, Tim berpisah dan mulai melaksanakan tugas mereka masing-masing. Mereka memulai pembukaan hutan secara bertahap, dengan mempertimbangkan setiap langkah yang mereka ambil. Sementara itu, mereka juga berkoordinasi dengan tim energi dan medis yang akan datang untuk melihat hasil kerja mereka dan memetakan lokasi secara lebih mendetail.

Selama proses penebangan, Anderson dan Daniel mengawasi setiap langkah yang diambil oleh tim. Mereka memastikan bahwa hanya pohon-pohon yang telah dipilih dengan hati-hati dan telah memperoleh persetujuan sebelumnya yang ditebang. Beberapa anggota tim juga bertugas memantau dan melaporkan perubahan yang terjadi dalam ekosistem sekitarnya.

...****************...

Di ruangan yang dipenuhi oleh lima orang teknisi dan seorang komandan, Markas Pusat. Kapten Rachel berdiri di tengah dengan layar monitor yang memperlihatkan situasi sekitar benteng.

Kapten Rachel menggigit bibirnya, tatapan matanya fokus memandang layar monitor yang menampilkan pergerakan musuh. Dia menoleh ke Lily, salah satu teknisi terbaik di markas tersebut, dengan nada yang penuh kekhawatiran. Ia bertanya.

"Lily, berapa banyak tim yang bisa kita kerahkan?!" seru Kapten Rachel dengan nada khawatir, suaranya menggema di ruangan itu. Dia merasakan tekanan dari tanggung jawabnya sebagai komandan.

Lily menekan tombol di komputer dan melihat data dengan cepat. Wajahnya menunjukkan ketidakpastian saat menjawab, mencoba menenangkan Kapten Rachel.

"Sekitar tiga puluh lima tim yang dapat kita kerahkan, Kapten," ucap Lily dengan suara yang tenang namun penuh perhatian. Dia mencoba memberikan informasi dengan jelas agar Kapten Rachel dapat mengambil keputusan yang tepat.

Kapten Rachel menarik napas dalam-dalam, gelisah dengan jumlah yang terbatas. Dia merasa tekanan semakin meningkat dan mempertanyakan apakah jumlah itu cukup untuk melawan musuh yang lebih banyak.

"Apakah jumlah itu cukup untuk melawan lima puluh musuh?" tanya Kapten Rachel dengan nada cemas, matanya memandang monitor yang memperlihatkan posisi musuh.

Lily menyadari kekhawatiran Kapten Rachel, tetapi dia tidak bisa memberikan jawaban pasti. Dia mencoba memberikan sedikit harapan. Dengan profesional dia menjawab.

"Tidak tahu, Kapten. Semoga saja mereka kuat melawannya," jawab Lily dengan penuh harap, mencoba memberikan semangat kepada Kapten Rachel. Dia menyadari bahwa mereka berada dalam situasi yang sulit, dan hanya ada sedikit yang dapat mereka lakukan.

Kapten Rachel menggigit bibirnya, mencoba mengatasi kekecewaannya. Dia berharap ada opsi lain yang bisa dia ambil untuk menghadapi situasi seperti ini.

"Apakah kita bisa mengerahkan pasukan elit tujuh?" tanya Kapten Rachel, berharap ada opsi lain yang bisa dia pertimbangkan. Dia berharap memiliki kekuatan tambahan yang dapat memberikan keuntungan strategis.

"Tidak bisa, Kapten. Mereka sedang dalam misi khusus," jawab Lily dengan nada menyesal, merasa terpaksa memberikan kabar yang kurang memuaskan. Dia tahu bahwa pasukan elit tujuh adalah aset berharga, tetapi mereka tidak dapat digunakan dalam keadaan ini.

"Baiklah kalau begitu, maka aku yang akan pergi ke sana," kata Kapten Rachel dengan tegas, tekadnya terpancar dari matanya. Dia tidak ingin membiarkan pasukannya berjuang sendiri, dan dia siap mengambil risiko untuk melindungi mereka.

"Tidak boleh, Kapten. Komandan tertinggi harus tetap di sini untuk memberikan perintah," ujar Lily dengan tegas, menyadari pentingnya peran Kapten Rachel sebagai pemimpin utama.

"Ahh, sial. Siapa yang membuat peraturan konyol seperti ini?" gerutu Kapten Rachel dengan sedikit kesal. Dia ingin membantu pasukannya secara langsung, tetapi harus mengikuti aturan yang telah ada.

"Maaf, Kapten. Tetapi Anda sendiri yang membuatnya," kata Lily dengan nada santai, mencoba meredakan ketegangan. Dia ingin memastikan Kapten Rachel tetap fokus dan tenang dalam mengambil keputusan.

Kapten Rachel menghela nafas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. Dia memandang terus layar monitor, berharap dan mendoakan agar pasukan yang dia kirim dapat melawan musuh dengan kuat.

Terpopuler

Comments

calliga

calliga

Lanjut thor semangatt

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2 Chapter 02: Serangan atau berkah?
3 Chapter 03: Keberlanjutan
4 Chapter 04: Misi bagian 1
5 Chapter 05: Misi bagian 2
6 Chapter 06: Perkiraan meleset
7 Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8 Chapter 08: Hasil
9 Chapter 09: Kedatangan
10 Chapter 10: Awal baru
11 Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12 Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13 Chapter 13: Pendaftaran
14 Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15 Chapter 15: Besama Noy
16 Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17 Chapter 17: Tes Fisik
18 Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19 Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20 Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21 Chapter 21: Mimpi masa lalu
22 Chapter 22: Menuju tenggara
23 Chapter 23: Menikmati Malam
24 Chapter 24: Berpisah
25 Chapter 25: Catatan Misterius
26 Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27 Chapter 27: Defensive
28 Chapter 28: Offensive
29 Chapter 29: Para Mentor
30 Chapter 30: Pembagian
31 Chapter 31: Hari Pertama
32 Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33 Chapter 33: Kelas Sely
34 Chapter 34: Orion
35 Chapter 35: Menuju Barat Laut
36 Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37 Chapter 37: Menghormati
38 Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39 Chapter 39: Kelas Medis Celi
40 Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41 Chapter 41: Sungai Besar
42 Chapter 42: Ke Tempat Wili
43 Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44 Chapter 44: Kotak Misterius
45 Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46 Chapter 46: Indra
47 Chapter 47: Urgensi
48 Chapter 48: Hobi Hegi
49 Chapter 49: Bertemu Zara
50 Chapter 50: Kelas Senjata
51 Chapter 51: Rencana Noy
52 Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53 Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54 Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55 Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56 Chapter 56: Rekan Baru
57 Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58 Chapter 58: Tiba di Neraka
59 Chapter 59 : Patroli Noy
60 Chapter 60 : Last Drive
61 Chapter 61: Selamat Tinggal?
62 Pengumuman 1
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2
Chapter 02: Serangan atau berkah?
3
Chapter 03: Keberlanjutan
4
Chapter 04: Misi bagian 1
5
Chapter 05: Misi bagian 2
6
Chapter 06: Perkiraan meleset
7
Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8
Chapter 08: Hasil
9
Chapter 09: Kedatangan
10
Chapter 10: Awal baru
11
Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12
Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13
Chapter 13: Pendaftaran
14
Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15
Chapter 15: Besama Noy
16
Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17
Chapter 17: Tes Fisik
18
Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19
Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20
Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21
Chapter 21: Mimpi masa lalu
22
Chapter 22: Menuju tenggara
23
Chapter 23: Menikmati Malam
24
Chapter 24: Berpisah
25
Chapter 25: Catatan Misterius
26
Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27
Chapter 27: Defensive
28
Chapter 28: Offensive
29
Chapter 29: Para Mentor
30
Chapter 30: Pembagian
31
Chapter 31: Hari Pertama
32
Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33
Chapter 33: Kelas Sely
34
Chapter 34: Orion
35
Chapter 35: Menuju Barat Laut
36
Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37
Chapter 37: Menghormati
38
Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39
Chapter 39: Kelas Medis Celi
40
Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41
Chapter 41: Sungai Besar
42
Chapter 42: Ke Tempat Wili
43
Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44
Chapter 44: Kotak Misterius
45
Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46
Chapter 46: Indra
47
Chapter 47: Urgensi
48
Chapter 48: Hobi Hegi
49
Chapter 49: Bertemu Zara
50
Chapter 50: Kelas Senjata
51
Chapter 51: Rencana Noy
52
Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53
Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54
Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55
Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56
Chapter 56: Rekan Baru
57
Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58
Chapter 58: Tiba di Neraka
59
Chapter 59 : Patroli Noy
60
Chapter 60 : Last Drive
61
Chapter 61: Selamat Tinggal?
62
Pengumuman 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!