Chapter 02: Serangan atau berkah?

2235

Markas Pusat Benteng Selatan

Jumlah Populasi 3.536.756

Di tengah situasi rapat, suara tiba-tiba meluncur dari ruang kontrol, merambat melalui pengeras suara dan mencapai setiap sudut markas pusat Benteng Selatan. Suara itu lemah, gemetar, mencerminkan keadaan genting yang terjadi di luar sana.

"Perhatian, ini markas pusat benteng selatan!" suara seorang wanita melaporkan dengan getaran tak terkendali. "Ada serangan besar-besaran Morsus yang sedang berusaha menuju tembok baja di distrik utara, Guardian dimohon bergerak menuju lokasi." Suara wanita dari ruang kontrol melaporkan dengan gemetar. "Saya ulangi, Ada serangan besar-besaran Morsus yang sedang berusaha menuju tembok baja di distrik utara, Guardian dimohon bergerak menuju lokasi."

Kata-kata itu menembus keheningan dengan kekuatan yang mendalam, menggetarkan hati para prajurit yang hadir. Suara wanita tersebut membawa kecemasan dan ketakutan yang menggema di dalam ruangan.

Kapten Rachel mengunci pandangannya dengan tegas ke para prajurit yang hadir. Matanya memancarkan semangat dan ketegasan di tengah kekacauan.

"Ini saatnya kita menunjukkan keberanian dan kekuatan sejati kita!" serunya dengan suara yang penuh semangat. "Morsus akan menyerang tembok kita, mengancam kehidupan kita. Kita adalah Guardian, penjaga terakhir harapan ini. Kita tidak akan membiarkan mereka menghancurkan apa yang telah kita bangun dengan susah payah!"

Suara Kapten Rachel menggetarkan hati dan jiwa para prajurit. Mereka merasakan panggilan tak terbantahkan untuk melindungi, mempertahankan, dan memerangi kegelapan yang mengepung. Adrenalin mereka memuncak, dan semangat perlawanan menyala di dalam setiap pikiran dan tubuh mereka.

"Bergeraklah, Guardian!" seru Kapten Rachel dengan suara yang menjiwai. "Bersiaplah untuk pertempuran yang akan menguji kita hingga batas terakhir! Bersama, kita akan menembus gelapnya malam dan menghadapi ancaman ini. Jangan ragu, jangan mundur! Kita adalah harapan terakhir, dan kita akan melindungi apa yang berharga bagi kita semua!"

Dalam keheningan yang berubah menjadi semangat perang yang membara, satu persatu prajurit meninggalkan ruang rapat. Mereka berlari menuju gudang senjata, mengambil peralatan tempur mereka.

Sementara itu di waktu yang bersamaan, Kapten Rachel berlari menuju ruang kontrol yang menjadi pusat strategis di dalam markas. Meninggalkan hanya Profesor Aster dan Timnya yang akan membahas rencana untuk pengungsi.

Kapten Rachel memasuki ruangan yang dipenuhi oleh prajurit teknisi yang sedang bekerja dengan penuh konsentrasi. Cahaya redup memantul di sekitar mereka, menciptakan bayangan yang memperlihatkan kekhawatiran di wajah Kapten Rachel. Suara langkahnya terdengar seperti dentuman yang memecah keheningan ruangan.

"Bagaimana keadaannya, Lily?" tanya Kapten Rachel kepada sumber suara yang sebelumnya, sambil menatap layar monitor dengan kekhawatiran yang terpancar dari wajahnya.

"Ini gawat, Kapten," jawab Lily dengan nada khawatir sambil tetap fokus pada monitornya. "Ada sekitar 50 morsus yang menuju bagian utara tembok kita. Jaraknya masih sekitar lima kilometer. Mereka semakin mendekat dengan cepat."

Kapten Rachel merasakan ketegangan memenuhi atmosfir di sekitarnya. Dia memandangi gambaran peta yang ditampilkan di layar, di mana tanda-tanda bahaya semakin mendekati markas mereka.

"50, ya?" gumam Kapten dengan suara yang penuh pertimbangan. Dia merapatkan bibirnya. "Baiklah, aku akan menunjukkan kekuatan sejati umat manusia. Persiapkan pasukan dan aktifkan pertahanan terakhir kita. Kita tidak akan menyerah begitu saja."

Dalam keadaan yang membara, Kapten Rachel dengan cepat mengambil alih kendali. Tangannya menari-nari di atas konsol kontrol, menekan tombol dengan kecepatan yang luar biasa. Matanya terfokus dengan seksama pada layar yang memantulkan pergerakan Morsus di sekitar tembok.

...****************...

Sementara itu di ruang rapat, Profesor Aster duduk di ruang rapat bersama tim R&D Benteng Selatan. Mereka berkumpul untuk membahas rencana pengembangan dan peningkatan kapasitas Benteng Selatan dalam menyambut para pengungsi. Sebuah peta benteng terbentang di atas meja, menampilkan distrik-distrik yang membentuk struktur oktagon.

"Tim," kata Profesor Aster dengan serius, "Kita perlu mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi tantangan dalam menampung para pengungsi. Saya memiliki rencana yang bisa kita pertimbangkan."

Semua anggota tim R&D mendengarkan dengan perhatian, siap untuk menerima arahan Profesor Aster.

"Saya telah mempertimbangkan untuk membuka area hutan yang ada di distrik barat daya dan tenggara sebagai lahan pertanian dan perumahan," lanjut Profesor Aster. "Dengan melibatkan pengungsi dalam kegiatan pertanian, kita bisa menciptakan sumber daya makanan yang lebih berkelanjutan dan memperluas kapasitas tempat tinggal."

"Selain itu," tambahnya, "Kita dapat memanfaatkan sungai di distrik selatan untuk sumber air pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pengelolaan lahan pertanian tersebut. Ini akan membantu kita dalam memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi."

Seorang anggota tim R&D angkat bicara, "Profesor Aster, apakah membangun perumahan di daerah hutan tersebut tidak akan merusak ekosistem alaminya?"

Profesor Aster mengangguk mengakui kekhawatiran tersebut. "Kita akan bekerja sama dengan ahli lingkungan untuk melakukan penilaian dampak lingkungan dan merancang rencana pembangunan yang berkelanjutan. Perencanaan tata ruang yang baik akan memastikan bahwa ekosistem alam tetap terjaga sejalan dengan kebutuhan kita."

"Bagaimana dengan infrastruktur yang diperlukan untuk menghubungkan distrik dengan lahan pertanian dan perumahan baru?" tanya seorang anggota tim.

Profesor Aster menjawab, "Kita harus mempertimbangkan pengembangan infrastruktur yang mendukung, seperti jaringan transportasi yang efisien dan aksesibilitas yang baik antara distrik dan lokasi baru ini. Kita juga harus memperhatikan penyediaan air bersih, sistem drainase yang baik, dan fasilitas umum lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk di area tersebut."

Dia menambahkan, "Saya akan menginstruksikan tim R&D untuk melakukan studi kelayakan yang lebih mendalam mengenai rencana ini, termasuk analisis risiko dan manfaat jangka panjang. Selain itu, kita harus melibatkan para pengungsi dalam pengambilan keputusan dan mendengarkan perspektif mereka untuk memastikan bahwa rencana ini memenuhi kebutuhan mereka."

Dengan rencana yang Profesor Aster berikan, Para tim R&D setuju dengan rancangan tersebut. Profesor Aster melanjutkan diskusi dengan tim R&D Benteng Selatan tentang pengembangan energi dan fasilitas medis dalam rencana mereka.

"Mengingat pentingnya pasokan energi yang handal dan berkelanjutan, kita perlu mempertimbangkan solusi yang inovatif," kata Profesor Aster. "Salah satu pendekatan yang dapat kita ambil adalah memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti panel surya atau turbin angin, untuk memenuhi kebutuhan energi di Benteng Selatan. Kita dapat merancang sistem energi terbarukan yang terintegrasi dengan infrastruktur yang ada. Misalnya, setiap rumah penduduk dapat dipasang panel surya sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan."

Anggota tim R&D menyambut gagasan tersebut dan mulai memperdebatkan keuntungan dan tantangan yang mungkin terkait dengan penerapan energi terbarukan di benteng.

Emily, yang telah menyoroti pentingnya solusi energi terbarukan, memulai percakapan tersebut. "Saya percaya penerapan energi terbarukan dapat memberikan banyak manfaat bagi benteng kita. Selain mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil, ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang merugikan lingkungan."

Daniel menganggukkan kepala. "Saya setuju. Penggunaan energi terbarukan akan membantu menjaga kualitas udara di sekitar benteng kita. Selain itu, ini juga memberikan peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan."

Namun, Anderson tampak skeptis. "Tapi apa tantangan yang akan kita hadapi dalam mengimplementasikan energi terbarukan? Apakah kita memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi di benteng?"

Profesor Aster, yang telah mengkaji rencana tersebut secara mendalam, memberikan tanggapannya. "Tentu, ada beberapa tantangan yang harus kita hadapi. Salah satunya adalah kapasitas energi yang tersedia dari sumber terbarukan. Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi di benteng. Ini akan melibatkan penilaian kapasitas panel surya dan turbin angin yang diperlukan."

Olivia menambahkan, "Selain itu, kita perlu memikirkan penyimpanan energi. Sumber energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin tidak selalu menghasilkan energi secara konsisten. Oleh karena itu, kita perlu merancang sistem penyimpanan energi yang efisien untuk mengatasi fluktuasi pasokan energi."

Dr. Sarah juga ikut berpartisipasi dalam diskusi tersebut. "Saya pikir kita juga perlu mempertimbangkan aspek ekonomi dalam penerapan energi terbarukan. Mungkin ada biaya awal yang signifikan terkait dengan infrastruktur energi terbarukan. Namun, dalam jangka panjang, ini dapat menghasilkan penghematan biaya energi yang signifikan dan mengurangi ketergantungan kita pada energi konvensional."

Emily menyimpulkan, "Penerapan energi terbarukan di benteng kita memang menantang, tetapi kita memiliki tim yang ahli dan berbakat di sini. Dengan penelitian yang cermat dan perencanaan yang baik, saya percaya kita dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan sistem energi yang berkelanjutan dan efisien di benteng."

Setelah diskusi yang komprehensif, tim R&D Benteng Selatan mulai merancang rencana yang mempertimbangkan semua aspek yang telah dibahas. Mereka berkomitmen untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan mengatasi tantangan yang mungkin timbul dalam penerapan energi terbarukan di benteng.

Terpopuler

Comments

Muhamad Saefulloh

Muhamad Saefulloh

panel surya dan turbin angin itu apa? aku gak tahu.

2023-09-03

0

vall

vall

lanjut

2023-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2 Chapter 02: Serangan atau berkah?
3 Chapter 03: Keberlanjutan
4 Chapter 04: Misi bagian 1
5 Chapter 05: Misi bagian 2
6 Chapter 06: Perkiraan meleset
7 Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8 Chapter 08: Hasil
9 Chapter 09: Kedatangan
10 Chapter 10: Awal baru
11 Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12 Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13 Chapter 13: Pendaftaran
14 Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15 Chapter 15: Besama Noy
16 Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17 Chapter 17: Tes Fisik
18 Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19 Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20 Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21 Chapter 21: Mimpi masa lalu
22 Chapter 22: Menuju tenggara
23 Chapter 23: Menikmati Malam
24 Chapter 24: Berpisah
25 Chapter 25: Catatan Misterius
26 Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27 Chapter 27: Defensive
28 Chapter 28: Offensive
29 Chapter 29: Para Mentor
30 Chapter 30: Pembagian
31 Chapter 31: Hari Pertama
32 Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33 Chapter 33: Kelas Sely
34 Chapter 34: Orion
35 Chapter 35: Menuju Barat Laut
36 Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37 Chapter 37: Menghormati
38 Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39 Chapter 39: Kelas Medis Celi
40 Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41 Chapter 41: Sungai Besar
42 Chapter 42: Ke Tempat Wili
43 Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44 Chapter 44: Kotak Misterius
45 Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46 Chapter 46: Indra
47 Chapter 47: Urgensi
48 Chapter 48: Hobi Hegi
49 Chapter 49: Bertemu Zara
50 Chapter 50: Kelas Senjata
51 Chapter 51: Rencana Noy
52 Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53 Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54 Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55 Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56 Chapter 56: Rekan Baru
57 Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58 Chapter 58: Tiba di Neraka
59 Chapter 59 : Patroli Noy
60 Chapter 60 : Last Drive
61 Chapter 61: Selamat Tinggal?
62 Pengumuman 1
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2
Chapter 02: Serangan atau berkah?
3
Chapter 03: Keberlanjutan
4
Chapter 04: Misi bagian 1
5
Chapter 05: Misi bagian 2
6
Chapter 06: Perkiraan meleset
7
Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8
Chapter 08: Hasil
9
Chapter 09: Kedatangan
10
Chapter 10: Awal baru
11
Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12
Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13
Chapter 13: Pendaftaran
14
Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15
Chapter 15: Besama Noy
16
Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17
Chapter 17: Tes Fisik
18
Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19
Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20
Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21
Chapter 21: Mimpi masa lalu
22
Chapter 22: Menuju tenggara
23
Chapter 23: Menikmati Malam
24
Chapter 24: Berpisah
25
Chapter 25: Catatan Misterius
26
Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27
Chapter 27: Defensive
28
Chapter 28: Offensive
29
Chapter 29: Para Mentor
30
Chapter 30: Pembagian
31
Chapter 31: Hari Pertama
32
Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33
Chapter 33: Kelas Sely
34
Chapter 34: Orion
35
Chapter 35: Menuju Barat Laut
36
Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37
Chapter 37: Menghormati
38
Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39
Chapter 39: Kelas Medis Celi
40
Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41
Chapter 41: Sungai Besar
42
Chapter 42: Ke Tempat Wili
43
Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44
Chapter 44: Kotak Misterius
45
Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46
Chapter 46: Indra
47
Chapter 47: Urgensi
48
Chapter 48: Hobi Hegi
49
Chapter 49: Bertemu Zara
50
Chapter 50: Kelas Senjata
51
Chapter 51: Rencana Noy
52
Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53
Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54
Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55
Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56
Chapter 56: Rekan Baru
57
Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58
Chapter 58: Tiba di Neraka
59
Chapter 59 : Patroli Noy
60
Chapter 60 : Last Drive
61
Chapter 61: Selamat Tinggal?
62
Pengumuman 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!