2235
Markas Pusat Benteng Selatan
Jumlah Populasi 3.536.756
Setelah diskusi tentang energi terbarukan, tim R&D Benteng Selatan beralih untuk membahas aspek medis. Memahami betapa pentingnya perawatan kesehatan untuk para pengungsi yang akan tiba.
Dr. Sarah memulai diskusi tentang aspek medis. "Kesehatan para pengungsi harus menjadi prioritas utama kita. Kita perlu memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai di benteng. Mungkin tantangan terbesar adalah sumber daya dan tenaga medis yang dibutuhkan untuk mengatasi jumlah pengungsi yang mungkin tinggi."
Profesor Aster menimpali, "Tepat sekali. Kita perlu memperkuat sistem kesehatan di benteng dengan memperluas fasilitas medis, merekrut lebih banyak tenaga medis, dan memastikan persediaan obat-obatan yang memadai. Selain itu, kita juga harus memperhatikan kesehatan mental para pengungsi dan menyediakan dukungan psikologis yang diperlukan."
Profesor Aster juga menggarisbawahi pentingnya fasilitas medis yang memadai. "Kesehatan dan kesejahteraan para pengungsi harus menjadi prioritas utama," katanya. "Kita perlu mengembangkan dan memperluas fasilitas medis di Benteng Selatan, termasuk rumah sakit lapangan, pusat kesehatan, dan fasilitas pengobatan darurat. Selain itu, peningkatan persediaan obat-obatan dan peralatan medis juga perlu diperhatikan."
Setelah diskusi yang intensif, Profesor Aster memandang anggota tim R&D dengan penuh harapan. Kali ini Profesor Aster akan membagi tugas yang akan bertanggung jawab untuk hal ini.
"Baiklah," kata Profesor Aster, "setelah kita membahas rencana ini dengan lebih rinci, saya akan membagi tugas kepada masing-masing anggota tim. Dr. Sarah, sebagai dokter dengan pengalaman dalam kesehatan masyarakat, saya ingin Anda memimpin upaya pengembangan fasilitas medis di Benteng Selatan. Bagaimana pendapat Anda?"
Dr. Sarah tersenyum dan menjawab, "Saya sangat antusias untuk melibatkan diri dalam pengembangan fasilitas medis, Profesor Aster. Saya akan bekerja sama dengan tenaga medis lainnya untuk memastikan kebutuhan kesehatan para pengungsi terpenuhi dengan baik. Selain itu, saya akan melakukan perencanaan dan pengadaan persediaan obat-obatan serta peralatan medis yang diperlukan."
Profesor Aster menganggukkan kepala, menghargai semangat dan dedikasi Dr. Sarah. "Bagus, Dr. Sarah. Saya yakin dengan pengalaman dan kompetensi Anda, fasilitas medis di Benteng Selatan akan menjadi yang terbaik."
Tiba saatnya bagi Anderson untuk berbicara. "Profesor Aster, jika boleh saya menambahkan, saya berpengalaman dalam perencanaan pemukiman. Saya ingin mengambil tanggung jawab untuk merancang dan mengatur pengembangan lahan perumahan bagi para pengungsi."
Profesor Aster menyimak dengan saksama dan menjawab, "Tentu, Anderson. Saya mengerti bahwa faktor-faktor seperti kepadatan populasi, kenyamanan, dan keberlanjutan akan menjadi pertimbangan penting dalam merancang pemukiman. Saya percaya Anda memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk tugas ini."
Emily mengangkat tangan dan berkata, "Profesor Aster, saya juga ingin berkontribusi dalam mengatasi kebutuhan energi di Benteng Selatan. Sebagai insinyur energi dengan fokus pada sumber daya energi terbarukan, saya dapat mengidentifikasi dan merancang sistem energi yang terintegrasi dengan infrastruktur yang ada."
Profesor Aster tersenyum dan memberikan pujian, "Itu akan sangat berarti, Emily. Kita perlu memastikan pasokan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di dalam benteng. Dengan pengetahuan dan keahlian Anda, saya yakin Anda dapat mengembangkan solusi yang tepat, termasuk pemanfaatan panel surya, turbin angin, atau teknologi lain yang sesuai."
Saat giliran Daniel untuk berbicara, dia dengan percaya diri mengemukakan usulnya, "Profesor Aster, jika boleh saya menambahkan, saya memiliki pengalaman dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan. Saya ingin bertanggung jawab dalam merancang program pertanian di Benteng Selatan."
Profesor Aster mengangguk dan menyatakan, "Tentu, Daniel. Ketersediaan pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus kita penuhi. Dengan pengetahuan Anda dalam pertanian berkelanjutan, saya yakin Anda dapat mengembangkan program yang efisien dan berkelanjutan untuk memproduksi makanan yang cukup bagi para pengungsi."
Terakhir, Olivia, dengan sikap tegas dan penuh keberanian, menyampaikan keinginannya, "Saya juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan sistem pertahanan di Benteng Selatan, Profesor Aster. Saya memiliki pemahaman mendalam tentang sistem pertahanan dan keamanan."
Profesor Aster menatap Olivia dengan penuh keyakinan, "Terima kasih, Olivia. Saya yakin dengan pemahaman dan keahlian Anda, Anda dapat memimpin upaya peningkatan sistem pertahanan di Benteng Selatan. Anda akan bekerja sama dengan tim teknologi pertahanan untuk memperkuat jaringan sensor, meningkatkan kemampuan pemantauan, dan mengoptimalkan sistem peringatan dini untuk menghadapi ancaman dari luar."
Dengan tugas dan tanggung jawab yang ditugaskan kepada masing-masing anggota tim, Profesor Aster yakin bahwa mereka akan mampu bekerja bersama-sama menuju tujuan yang sama: menciptakan Benteng Selatan yang lebih baik, berkelanjutan, dan aman bagi pengungsi.
...****************...
Sementara ini dari tempat lain, ruang kontrol menjadi seperti kawah api yang meluap. Cahaya merah menyala, menciptakan bayangan tegang di wajah Kapten Rachel. Suara tombol yang ditekan terdengar seperti seruan perang, menciptakan ritme yang mengiringi nafasnya yang terburu-buru.
"Lily, aktifkan Tembok Dua dan Tiga sekarang! Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita harus siap menghadapi segala kemungkinan buruk," ucap Kapten Rachel dengan tegas. "Dan satu lagi, segera minta penduduk untuk segera melakukan evakuasi ke Tembok Dalam. Persiapkan juga kapal-kapal pengungsian sebagai langkah pencegahan dari kemungkinan buruk."
"Baik, Kapten," jawab Lily dengan sigap. Dengan cepat, Lily meraih panel kontrol dan tangan kecilnya dengan cermat menekan tombol untuk mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga. Dengan sentuhan ringan, panel kontrol berdering dengan indikator cahaya yang berkedip menyala. Lily memantau layar monitor yang menampilkan pergerakan aktifasi Tembok Dua dan Tiga. Dia berusaha keras agar semuanya berjalan lancar dan tidak ada kesalahan teknis yang bisa menghambat proteksi yang dibutuhkan.
Saat tangan Lily menekan tombol terakhir, Tembok Dua dan Tiga bergemuruh dan tampak muncul dari jalanan yang melingkupi kota, diikuti suara alarm peringatan yang berbunyi di seluruh penjuru kota. Rasanya seperti lengan pengaman yang melindungi mereka dari ancaman luar yang tak terduga. Lily mengambil napas lega, mengetahui bahwa langkah pertama untuk melindungi penduduk dan mempersiapkan evakuasi telah dilakukan dengan sukses.
Kapten Rachel melihat dengan penuh penghargaan saat Lily menyelesaikan tugasnya dengan keahlian dan kecepatan. Dia merasa yakin bahwa mereka berada di tangan yang tepat untuk menghadapi situasi darurat.
"Sekarang kita harus bergerak cepat," kata Kapten Rachel dengan nada tegas.
"Informasikan kepada penduduk untuk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam dan siapkan kapal-kapal pengungsian, untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan. Waktu adalah hal yang sangat berharga."
Lily menganggukkan kepala. Ia menghubungi komunikasi darurat dan menyampaikan perintah evakuasi kepada penduduk dengan suara yang penuh ketegasan.
Lily mengambil nafas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk menyampaikan pengumuman penting kepada penduduk Benteng Selatan Dengan suara yang tenang namun penuh kejelasan, ia mulai.
"Pengumuman Warga Benteng Selatan, kami memiliki informasi bahwa ada serangan morsus yang mengarah ke wilayah ini. Untuk menjaga keselamatan kalian, kami meminta semua penduduk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam."
Suara Lily terdengar melalui pengeras suara yang tersebar di seluruh kota, memotong keheningan yang menggantung di udara. Di dalam rumah-rumah dan jalan-jalan, penduduk Benteng Selatan mendengarkan dengan hati yang berdegup kencang.
"Kami telah mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga sebagai langkah pertama dalam menghadapi ancaman ini. Namun, untuk keamanan kalian, kami mengimbau agar segera meninggalkan area terbuka dan menuju Tembok Dalam."
Lily berbicara dengan tegas, memastikan bahwa setiap kata yang ia sampaikan terdengar jelas dan tegas. Suaranya menggema di antara bangunan dan jalanan kota, memberikan petunjuk yang sangat dibutuhkan bagi penduduk yang mungkin dilanda kepanikan.
"Saya ulangi, Kami memiliki informasi bahwa ada serangan morsus yang mengarah ke wilayah ini. Untuk menjaga keselamatan kalian, kami meminta semua penduduk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam."
"Kami telah mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga sebagai langkah pertama dalam menghadapi ancaman ini. Namun, untuk keamanan kalian, kami mengimbau agar segera meninggalkan area terbuka dan menuju Tembok Dalam."
Perkataan Lily bergema di seluruh kota. Mereka merasakan urgensi dan seriusnya situasi yang dihadapi. "Kami juga telah menyiapkan kapal-kapal pengungsian sebagai langkah pencegahan. Jika diperlukan, mereka akan siap untuk membawa kalian ke tempat yang aman. Waktu sangat berharga, jadi mohon segera melakukan evakuasi ke Tembok Dalam."
Dalam kegelapan malam, suara Lily menjadi sinar harapan bagi penduduk Benteng Selatan. Mereka dipandu oleh instruksinya yang tegas, mengetahui bahwa ada rencana dan langkah-langkah untuk melindungi mereka dari bahaya yang mengancam.
"Ingatlah, keamanan kalian adalah prioritas utama bagi kami. Segera menuju Tembok Dalam dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh petugas evakuasi. Semoga kalian tetap aman dan terlindungi."
Dengan pengumuman terakhirnya selesai, Lily menutup komunikasi dan berharap bahwa penduduk Benteng Selatan akan merespons dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Muhamad Saefulloh
Haruskah menulis ini terus? Kasian author pusing harus hafalin angkanya.
2023-09-03
0