Chapter 03: Keberlanjutan

2235

Markas Pusat Benteng Selatan

Jumlah Populasi 3.536.756

Setelah diskusi tentang energi terbarukan, tim R&D Benteng Selatan beralih untuk membahas aspek medis. Memahami betapa pentingnya perawatan kesehatan untuk para pengungsi yang akan tiba.

Dr. Sarah memulai diskusi tentang aspek medis. "Kesehatan para pengungsi harus menjadi prioritas utama kita. Kita perlu memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai di benteng. Mungkin tantangan terbesar adalah sumber daya dan tenaga medis yang dibutuhkan untuk mengatasi jumlah pengungsi yang mungkin tinggi."

Profesor Aster menimpali, "Tepat sekali. Kita perlu memperkuat sistem kesehatan di benteng dengan memperluas fasilitas medis, merekrut lebih banyak tenaga medis, dan memastikan persediaan obat-obatan yang memadai. Selain itu, kita juga harus memperhatikan kesehatan mental para pengungsi dan menyediakan dukungan psikologis yang diperlukan."

Profesor Aster juga menggarisbawahi pentingnya fasilitas medis yang memadai. "Kesehatan dan kesejahteraan para pengungsi harus menjadi prioritas utama," katanya. "Kita perlu mengembangkan dan memperluas fasilitas medis di Benteng Selatan, termasuk rumah sakit lapangan, pusat kesehatan, dan fasilitas pengobatan darurat. Selain itu, peningkatan persediaan obat-obatan dan peralatan medis juga perlu diperhatikan."

Setelah diskusi yang intensif, Profesor Aster memandang anggota tim R&D dengan penuh harapan. Kali ini Profesor Aster akan membagi tugas yang akan bertanggung jawab untuk hal ini.

"Baiklah," kata Profesor Aster, "setelah kita membahas rencana ini dengan lebih rinci, saya akan membagi tugas kepada masing-masing anggota tim. Dr. Sarah, sebagai dokter dengan pengalaman dalam kesehatan masyarakat, saya ingin Anda memimpin upaya pengembangan fasilitas medis di Benteng Selatan. Bagaimana pendapat Anda?"

Dr. Sarah tersenyum dan menjawab, "Saya sangat antusias untuk melibatkan diri dalam pengembangan fasilitas medis, Profesor Aster. Saya akan bekerja sama dengan tenaga medis lainnya untuk memastikan kebutuhan kesehatan para pengungsi terpenuhi dengan baik. Selain itu, saya akan melakukan perencanaan dan pengadaan persediaan obat-obatan serta peralatan medis yang diperlukan."

Profesor Aster menganggukkan kepala, menghargai semangat dan dedikasi Dr. Sarah. "Bagus, Dr. Sarah. Saya yakin dengan pengalaman dan kompetensi Anda, fasilitas medis di Benteng Selatan akan menjadi yang terbaik."

Tiba saatnya bagi Anderson untuk berbicara. "Profesor Aster, jika boleh saya menambahkan, saya berpengalaman dalam perencanaan pemukiman. Saya ingin mengambil tanggung jawab untuk merancang dan mengatur pengembangan lahan perumahan bagi para pengungsi."

Profesor Aster menyimak dengan saksama dan menjawab, "Tentu, Anderson. Saya mengerti bahwa faktor-faktor seperti kepadatan populasi, kenyamanan, dan keberlanjutan akan menjadi pertimbangan penting dalam merancang pemukiman. Saya percaya Anda memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk tugas ini."

Emily mengangkat tangan dan berkata, "Profesor Aster, saya juga ingin berkontribusi dalam mengatasi kebutuhan energi di Benteng Selatan. Sebagai insinyur energi dengan fokus pada sumber daya energi terbarukan, saya dapat mengidentifikasi dan merancang sistem energi yang terintegrasi dengan infrastruktur yang ada."

Profesor Aster tersenyum dan memberikan pujian, "Itu akan sangat berarti, Emily. Kita perlu memastikan pasokan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di dalam benteng. Dengan pengetahuan dan keahlian Anda, saya yakin Anda dapat mengembangkan solusi yang tepat, termasuk pemanfaatan panel surya, turbin angin, atau teknologi lain yang sesuai."

Saat giliran Daniel untuk berbicara, dia dengan percaya diri mengemukakan usulnya, "Profesor Aster, jika boleh saya menambahkan, saya memiliki pengalaman dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan. Saya ingin bertanggung jawab dalam merancang program pertanian di Benteng Selatan."

Profesor Aster mengangguk dan menyatakan, "Tentu, Daniel. Ketersediaan pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus kita penuhi. Dengan pengetahuan Anda dalam pertanian berkelanjutan, saya yakin Anda dapat mengembangkan program yang efisien dan berkelanjutan untuk memproduksi makanan yang cukup bagi para pengungsi."

Terakhir, Olivia, dengan sikap tegas dan penuh keberanian, menyampaikan keinginannya, "Saya juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan sistem pertahanan di Benteng Selatan, Profesor Aster. Saya memiliki pemahaman mendalam tentang sistem pertahanan dan keamanan."

Profesor Aster menatap Olivia dengan penuh keyakinan, "Terima kasih, Olivia. Saya yakin dengan pemahaman dan keahlian Anda, Anda dapat memimpin upaya peningkatan sistem pertahanan di Benteng Selatan. Anda akan bekerja sama dengan tim teknologi pertahanan untuk memperkuat jaringan sensor, meningkatkan kemampuan pemantauan, dan mengoptimalkan sistem peringatan dini untuk menghadapi ancaman dari luar."

Dengan tugas dan tanggung jawab yang ditugaskan kepada masing-masing anggota tim, Profesor Aster yakin bahwa mereka akan mampu bekerja bersama-sama menuju tujuan yang sama: menciptakan Benteng Selatan yang lebih baik, berkelanjutan, dan aman bagi pengungsi.

...****************...

Sementara ini dari tempat lain, ruang kontrol menjadi seperti kawah api yang meluap. Cahaya merah menyala, menciptakan bayangan tegang di wajah Kapten Rachel. Suara tombol yang ditekan terdengar seperti seruan perang, menciptakan ritme yang mengiringi nafasnya yang terburu-buru.

"Lily, aktifkan Tembok Dua dan Tiga sekarang! Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita harus siap menghadapi segala kemungkinan buruk," ucap Kapten Rachel dengan tegas. "Dan satu lagi, segera minta penduduk untuk segera melakukan evakuasi ke Tembok Dalam. Persiapkan juga kapal-kapal pengungsian sebagai langkah pencegahan dari kemungkinan buruk."

"Baik, Kapten," jawab Lily dengan sigap. Dengan cepat, Lily meraih panel kontrol dan tangan kecilnya dengan cermat menekan tombol untuk mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga. Dengan sentuhan ringan, panel kontrol berdering dengan indikator cahaya yang berkedip menyala. Lily memantau layar monitor yang menampilkan pergerakan aktifasi Tembok Dua dan Tiga. Dia berusaha keras agar semuanya berjalan lancar dan tidak ada kesalahan teknis yang bisa menghambat proteksi yang dibutuhkan.

Saat tangan Lily menekan tombol terakhir, Tembok Dua dan Tiga bergemuruh dan tampak muncul dari jalanan yang melingkupi kota, diikuti suara alarm peringatan yang berbunyi di seluruh penjuru kota. Rasanya seperti lengan pengaman yang melindungi mereka dari ancaman luar yang tak terduga. Lily mengambil napas lega, mengetahui bahwa langkah pertama untuk melindungi penduduk dan mempersiapkan evakuasi telah dilakukan dengan sukses.

Kapten Rachel melihat dengan penuh penghargaan saat Lily menyelesaikan tugasnya dengan keahlian dan kecepatan. Dia merasa yakin bahwa mereka berada di tangan yang tepat untuk menghadapi situasi darurat.

"Sekarang kita harus bergerak cepat," kata Kapten Rachel dengan nada tegas.

"Informasikan kepada penduduk untuk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam dan siapkan kapal-kapal pengungsian, untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan. Waktu adalah hal yang sangat berharga."

Lily menganggukkan kepala. Ia menghubungi komunikasi darurat dan menyampaikan perintah evakuasi kepada penduduk dengan suara yang penuh ketegasan.

Lily mengambil nafas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk menyampaikan pengumuman penting kepada penduduk Benteng Selatan Dengan suara yang tenang namun penuh kejelasan, ia mulai.

"Pengumuman Warga Benteng Selatan, kami memiliki informasi bahwa ada serangan morsus yang mengarah ke wilayah ini. Untuk menjaga keselamatan kalian, kami meminta semua penduduk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam."

Suara Lily terdengar melalui pengeras suara yang tersebar di seluruh kota, memotong keheningan yang menggantung di udara. Di dalam rumah-rumah dan jalan-jalan, penduduk Benteng Selatan mendengarkan dengan hati yang berdegup kencang.

"Kami telah mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga sebagai langkah pertama dalam menghadapi ancaman ini. Namun, untuk keamanan kalian, kami mengimbau agar segera meninggalkan area terbuka dan menuju Tembok Dalam."

Lily berbicara dengan tegas, memastikan bahwa setiap kata yang ia sampaikan terdengar jelas dan tegas. Suaranya menggema di antara bangunan dan jalanan kota, memberikan petunjuk yang sangat dibutuhkan bagi penduduk yang mungkin dilanda kepanikan.

"Saya ulangi, Kami memiliki informasi bahwa ada serangan morsus yang mengarah ke wilayah ini. Untuk menjaga keselamatan kalian, kami meminta semua penduduk segera mengarahkan diri ke Tembok Dalam."

"Kami telah mengaktifkan Tembok Dua dan Tiga sebagai langkah pertama dalam menghadapi ancaman ini. Namun, untuk keamanan kalian, kami mengimbau agar segera meninggalkan area terbuka dan menuju Tembok Dalam."

Perkataan Lily bergema di seluruh kota. Mereka merasakan urgensi dan seriusnya situasi yang dihadapi. "Kami juga telah menyiapkan kapal-kapal pengungsian sebagai langkah pencegahan. Jika diperlukan, mereka akan siap untuk membawa kalian ke tempat yang aman. Waktu sangat berharga, jadi mohon segera melakukan evakuasi ke Tembok Dalam."

Dalam kegelapan malam, suara Lily menjadi sinar harapan bagi penduduk Benteng Selatan. Mereka dipandu oleh instruksinya yang tegas, mengetahui bahwa ada rencana dan langkah-langkah untuk melindungi mereka dari bahaya yang mengancam.

"Ingatlah, keamanan kalian adalah prioritas utama bagi kami. Segera menuju Tembok Dalam dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh petugas evakuasi. Semoga kalian tetap aman dan terlindungi."

Dengan pengumuman terakhirnya selesai, Lily menutup komunikasi dan berharap bahwa penduduk Benteng Selatan akan merespons dengan cepat.

Terpopuler

Comments

Muhamad Saefulloh

Muhamad Saefulloh

Haruskah menulis ini terus? Kasian author pusing harus hafalin angkanya.

2023-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2 Chapter 02: Serangan atau berkah?
3 Chapter 03: Keberlanjutan
4 Chapter 04: Misi bagian 1
5 Chapter 05: Misi bagian 2
6 Chapter 06: Perkiraan meleset
7 Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8 Chapter 08: Hasil
9 Chapter 09: Kedatangan
10 Chapter 10: Awal baru
11 Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12 Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13 Chapter 13: Pendaftaran
14 Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15 Chapter 15: Besama Noy
16 Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17 Chapter 17: Tes Fisik
18 Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19 Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20 Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21 Chapter 21: Mimpi masa lalu
22 Chapter 22: Menuju tenggara
23 Chapter 23: Menikmati Malam
24 Chapter 24: Berpisah
25 Chapter 25: Catatan Misterius
26 Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27 Chapter 27: Defensive
28 Chapter 28: Offensive
29 Chapter 29: Para Mentor
30 Chapter 30: Pembagian
31 Chapter 31: Hari Pertama
32 Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33 Chapter 33: Kelas Sely
34 Chapter 34: Orion
35 Chapter 35: Menuju Barat Laut
36 Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37 Chapter 37: Menghormati
38 Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39 Chapter 39: Kelas Medis Celi
40 Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41 Chapter 41: Sungai Besar
42 Chapter 42: Ke Tempat Wili
43 Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44 Chapter 44: Kotak Misterius
45 Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46 Chapter 46: Indra
47 Chapter 47: Urgensi
48 Chapter 48: Hobi Hegi
49 Chapter 49: Bertemu Zara
50 Chapter 50: Kelas Senjata
51 Chapter 51: Rencana Noy
52 Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53 Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54 Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55 Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56 Chapter 56: Rekan Baru
57 Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58 Chapter 58: Tiba di Neraka
59 Chapter 59 : Patroli Noy
60 Chapter 60 : Last Drive
61 Chapter 61: Selamat Tinggal?
62 Pengumuman 1
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 01: Memeluk yang tak dikenal
2
Chapter 02: Serangan atau berkah?
3
Chapter 03: Keberlanjutan
4
Chapter 04: Misi bagian 1
5
Chapter 05: Misi bagian 2
6
Chapter 06: Perkiraan meleset
7
Chapter 07: Kehilangan dan Basilica
8
Chapter 08: Hasil
9
Chapter 09: Kedatangan
10
Chapter 10: Awal baru
11
Chapter 11: Menuju Ibukota Benteng Selatan
12
Chapter 12: Penyambutan Ibukota Benteng Selatan
13
Chapter 13: Pendaftaran
14
Chapter 14: Salam kenal, aku Noy.
15
Chapter 15: Besama Noy
16
Chapter 16: Mekanisme Hari Pertama
17
Chapter 17: Tes Fisik
18
Chapter 18: Mekanisme Hari Kedua
19
Chapter 19: Tes Kognitif dan Bertahan Hidup
20
Chapter 20: Menuju Akhir Tes
21
Chapter 21: Mimpi masa lalu
22
Chapter 22: Menuju tenggara
23
Chapter 23: Menikmati Malam
24
Chapter 24: Berpisah
25
Chapter 25: Catatan Misterius
26
Chapter 26: Penyambutan Prajurit Baru
27
Chapter 27: Defensive
28
Chapter 28: Offensive
29
Chapter 29: Para Mentor
30
Chapter 30: Pembagian
31
Chapter 31: Hari Pertama
32
Chapter 32: Mimpi dan Tujuan
33
Chapter 33: Kelas Sely
34
Chapter 34: Orion
35
Chapter 35: Menuju Barat Laut
36
Chapter 36: Kelas Instruktur Santai
37
Chapter 37: Menghormati
38
Chapter 38: Persiapan Kelas Celi
39
Chapter 39: Kelas Medis Celi
40
Chapter 40: Rencana Menghabiskan Senja
41
Chapter 41: Sungai Besar
42
Chapter 42: Ke Tempat Wili
43
Chapter 43: Dasar Bertahan Hidup
44
Chapter 44: Kotak Misterius
45
Chapter 45: Menuju Kelas Denia
46
Chapter 46: Indra
47
Chapter 47: Urgensi
48
Chapter 48: Hobi Hegi
49
Chapter 49: Bertemu Zara
50
Chapter 50: Kelas Senjata
51
Chapter 51: Rencana Noy
52
Chapter 52: Liburan Di Distrik Utara
53
Chapter 53: Kembali ke Rutinitas
54
Chapter 54: Rutinitas Enam Bulan
55
Chapter 55: Rutinitas Enam Bulan 2
56
Chapter 56: Rekan Baru
57
Chapter 57: Menuju Lokasi Ujian
58
Chapter 58: Tiba di Neraka
59
Chapter 59 : Patroli Noy
60
Chapter 60 : Last Drive
61
Chapter 61: Selamat Tinggal?
62
Pengumuman 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!