Keesokan harinya, Riko berangkat ke kantor lebih awal dari biasanya karena kemarin ayahnya sengaja memintanya untuk mengantarkan Rahma lebih dulu ke tempatnya bekerja sebelum ia berangkat ke kantor. Dan aturan tersebut terhitung sejak hari ini.
"Untuk hari ini Aku bisa berangkat sendiri, mas" usul Rahma yang tidak ingin suaminya sampai terlambat tiba di perusahaan sebab Ia tahu pagi ini perusahaan Riko akan mengadakan meeting penting bersama dengan perusahaan Putra Adipura Sanjaya Group.
Karena gurat wajah Riko saat ini nampak tak ingin menerima penolakan maka Rahma memilih masuk ke mobil Riko.
Setelah menempuh perjalanan kurang dari satu jam kini mobil Riko tiba di depan sebuah PKM setempat, dimana sudah beberapa bulan terakhir Rahma bekerja.
"Thank you mas." ucap Rahma yang diiringi sebuah senyuman manis di wajahnya.
"Hemt." tanpa memandang ke arah Rahma, Riko menjawabnya.
Kedua alis Riko saling bertaut. "Ada Apalagi?." tanya Riko seraya menoleh ke samping bangku kemudi saat menyadari Rahma masih duduk manis.
Akhirnya kebingungan Riko terjawab saat istrinya itu mengulurkan tangan ke arahnya.
"Hati hati ya mas jangan ngebut!!" pesan Rahma setelah mencium punggung tangan Riko.
"Hemt."
Setelah Rahma turun, mobil Riko kemudian kembali melaju menuju perusahaan Abraham Group.
"Sabar Ra... Tetap semangat ....!!! Masih tersisa banyak waktu untuk mendekati mas Riko." gumam Rahma seraya menyaksikan mobil Riko kembali melaju. Jika Riko berniat mengakhiri pernikahan mereka setelah usia pernikahan genap setahun, maka menurut perhitungan Rahma masih ada waktu sekitar sembilan bulan lagi untuknya bisa merebut hati sang suami sebab kini usia pernikahan mereka baru berjalan tiga bulan.
Rahma berharap selama sembilan bulan ke depan ia berhasil merebut hati Riko dengan begitu Secara otomatis perjanjian pernikahan akan di batalkan dan pernikahan mereka akan berjalan layaknya pernikahan pada umumnya.
Namun jika semua usahanya tidak membuahkan hasil yang sesuai dengan harapannya, maka sebagai hamba tuhan Rahma hanya bisa memasrahkan diri akan takdir yang akan terjadi dalam kehidupannya. Jika memang nantinya perceraian tidak bisa dihindarkan setidaknya selama menjadi seorang istri Rahma telah melakukan tugasnya dengan baik.
Karena bagi Rahma pernikahan itu suci di mata tuhan.
"Dokter Rahma kok masih berdiri di sini??." tanya seorang suster bernama Eva saat melihat Rahma masih berdiri di depan PKM. Sapaan suster Eva sekaligus membuyarkan lamunan Rahma.
"Ini juga mau masuk sus." jawabnya seraya tersenyum . Seperti biasa Rahma selalu bersikap Ramah pada setiap rekan kerjanya sehingga membuat wanita itu banyak di senangi oleh rekan kerjanya.
Keduanya segera masuk mengingat sebentar lagi apel pagi yang rutin di lakukan akan segera di mulai beberapa menit lagi.
Baru saja memasuki pintu masuk PKM, Rahma sudah di suguhkan satu pertanyaan menggoda dari salah satu perawat yang cukup dekat dengannya.
"Siapa tuh??." goda Sarah. tadi gadis yang usianya sebaya dengan Rahma tersebut secara tak sengaja melihat Rahma turun dari mobil mewah.
Sebagai perawat yang bekerja di PKM yang letaknya di pinggiran ibu kota membuat hampir semua rekan di lingkungan kerjanya tidak terlalu mengetahui kehidupan pribadi Rahma. Bahkan sampai saat ini mereka belum tahu jika Rahma telah menikah, sepengetahuan mereka Rahma masih single.
Namun sebuah cincin berlian yang melingkar di jari manis Rahma membuat mereka cukup bertanya tanya. Apakah itu sebuah cincin pernikahan atau hanyalah sebuah cincin untuk mendukung penampilan semata.
Sudah cukup banyak pasien yang telah mendatangi PKM padahal saat ini waktu masih menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit.
Meski pun begitu banyak pasien yang harus di tangani olehnya namun Rahma tak pernah menampilkan wajah judes, Rahma selalu tersenyum ramah saat memberi pelayanan pada pasiennya.
Sehingga warga setempat begitu mengenal sosoknya. Tak jarang warga datang ke PKM hanya untuk membawakan dirinya buah tangan, meski sering kali menolak secara halus agar tidak merepotkan namun sepertinya warga yang terlanjur sayang padanya masih saja sering membawakan sesuatu untuknya, seperti hasil kebun sendiri misalnya.
Ketika mendapat buah tangan dari beberapa warga, Rahma sering sekali berbagi dengan para perawat yang tempat tinggalnya di sekitar PKM.
***
"Bagaimana, apakah direktur perusahaan Putra Adipura Sanjaya sudah tiba??." tanya Riko sedikit panik. Walaupun Hantara adalah sahabatnya, namun dalam urusan pekerjaan Riko tidak ingin sampai membuat Hantara menunggu.
"Sepertinya tuan Hantara masih berada di perjalanan menuju ke sini, tuan, sebab lima menit yang lalu Asisten pribadi dari tuan Hantara mengabarkan kepada saya." jawaban Kumala membuat Riko bisa bernapas lega.
"Baiklah, jika mereka tiba langsung saja persilahkan menuju ruang meeting, saya akan menunggu di sana!!."
"Baik tuan." jawab Kumala dengan Ramah. Kumala sudah bekerja sebagai sekertaris di perusahaan Abraham Group sejak tuan Abraham sendiri yang menjadi pimpinan perusahaan, sebelum pria paru baya tersebut memberikan posisi pimpinan sekaligus Dirut kepada putra sulungnya, Riko, setahun yang lalu.
Selang beberapa saat, Hantara dan Armada tiba di perusahaan Abraham Group. Kedatangan Hantara di sambut hangat oleh Kumala sebelum kemudian wanita itu mengajak keduanya menuju ruang meeting berada sebab pimpinan perusahaan Abraham Group telah menunggu di sana.
Pagi itu meeting berlangsung lancar sesuai dengan ekspektasi kedua belah pihak, Hingga tak butuh waktu lama untuk kedua belah pihak mendapatkan kesepakatan bersama.
Di ruang kerja Riko, di sinilah Hantara dan Riko berada setelah meeting usai sedangkan Armada memilih menunggu di mobil.
"Kapan rencananya kamu akan memulai bisnismu di bidang kuliner??."
Pertanyaan yang sering sekali di lontarkan Hantara saat bersama dengan Riko.
"Saat ini aku masih memilih tempat dan desain yang cocok untuk restoran yang akan aku bangun." jawab Riko seadanya.
"Syukurlah kalau begitu, kapanpun jika kau butuh bantuan hubungi aku siapa tahu saja aku bisa membantumu." Hantara yang selalu solid kepada kedua sahabatnya selalu siap membantu kedua sahabatnya jika membutuhkan bantuan darinya.
"Thanks bro."
"Apa apaan sih, tidak perlu berterima kasih." satu kata yang paling di benci Hantara yakni ketika salah seorang dari sahabatnya itu mengucapkan kata terima kasih padanya.
Bagi Hantara saling menolong di antara ketiganya sudah merupakan kewajiban dan tidak perlu mendapatkan pujian, termasuk sebuah kata terima kasih sekalipun.
"Apakah kau tahu tentang kepulangan Mona ke tanah air??."
Pertanyaan Hantara membuat Kening Riko nampak berkerut bingung.
"Kemarin saat hendak kembali dari danau tidak sengaja aku melihat keberadaan Mona di sana." lanjut Hantara saat Riko masih terlihat diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kemarin aku juga tidak sengaja melihatnya tapi aku pikir salah orang." akhirnya Riko pun menanggapi obrolan Hantara tentang mantan kekasihnya itu.
"Tapi aku tidak peduli, dia mau kembali ke tanah air ataupun tidak. sekarang aku sudah menikah dan aku tidak berniat mengkhianati pernikahanku." tegas Riko dengan wajah serius.
"Baguslah kalau seperti itu." baru saja Hantara bisa bernapas lega karena mendengar pengakuan Riko, kini pandangan Hantara jatuh pada telapak tangan Riko yang kini di balut dengan perban.
"Jangan bilang kau main tangan pada istrimu." tuding Hantara dengan tatapan sinis berharap tudingannya itu tidak benar.
"CK...aku bukan tipe pria yang suka main tangan pada wanita apalagi wanita itu adalah istriku." tepis Riko mematahkan tudingan Hantara.
Jangan lupa dukungannya ya sayang,,,,!!! 😘😘😘😘❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments