Penyuluhan pada warga 1.

Tepat pukul setengah sepuluh pagi setelah Hantara meninggalkan perusahaannya, Riko yang di temani sekretaris serta salah seorang sopir perusahaan bersiap menuju lokasi proyek untuk melihat perkembangan bangunan gedung yang sedang di kerjakan.

”Apa anda akan menyetir sendiri, tuan???” tanya Kumala saat melihat Riko masuk ke mobilnya bukannya masuk ke mobil yang akan di kemudikan pak Harto.

”Hemt.... Kita akan bertemu di lokasi proyek.” mendengar jawaban dari tuannya, Kumala pun mengangguk paham kemudian melangkah masuk ke mobil bersama pak Harto.

Sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi Kumala selaku sekertaris dari Riko hal seperti ini. Setiap kali melakukan perjalanan kerja seperti ini, Riko memang selalu memilih menggunakan mobil yang berbeda dengannya. Tapi hal itu tidak membuat Kumala tersinggung sedikitpun, wanita itu justru kagum akan sikap Riko yang selalu menjaga diri dari lawan jenisnya meskipun wanita itu dirinya yang merupakan sekretaris Riko.

Karena lokasi proyek berada di pinggiran ibu kota di daerah membangun, maka memerlukan waktu hampir satu jam Antara jarak dari perusahaan menuju lokasi.

Setelah berkutat dengan macetnya ibu kota akhirnya baik mobil milik Riko maupun mobil yang di kendarai pak Harto tiba di lokasi proyek.

***

"Dokter Rahma, sebentar lagi tim dokter yang akan berkunjung ke PKM kita akan segera tiba. Sepertinya hari ini anda selaku perwakilan untuk PKM kita akan menemani Tim dokter dari rumah sakit untuk memberi penyuluhan untuk masyarakat sekitar PKM". Terang salah satu dokter yang lainnya dan Rahma pun mengiyakannya.

"Dan anda akan di temani oleh dokter Asrul, kalian berdua yang akan menjadi perwakilan PKM kita guna menemani Tim dokter dari rumah sakit." lanjutnya dan Rahma pun kembali mengiyakannya, meski merasa sedikit tak nyaman kala harus turun bersama dengan Dr Asrul.

Sebagai wanita dewasa tentunya Rahma dapat menyadari jika pria itu menaruh hati padanya, terbukti dari sikapnya yang kerap kali berusaha mendekati dirinya. Meski sikap dr Asrul masih bisa di bilang wajar namun Rahma tak ingin memberi harapan pada pria itu karena kini ia telah berstatus istri dari seorang pria.

Sepuluh menit kemudian tim dokter yang di nanti pun tiba, sebagai tuan rumah tentunya segenap dokter serta Perawat yang bertugas di PKM menyambut dengan hangat kedatangan rekan sejawat mereka tersebut.

”Apakah kita bisa berangkat sekarang???.” ajak salah satu dari tim dokter yang berasal dari rumah sakit dan Rahma serta timnya mengiyakannya.

Karena mereka bertugas mendatangi rumah rumah warga maka mereka memilih untuk berjalan kaki saja. Mungkin bagi tim dokter rumah sakit ini adalah pengalaman pertama namun tidak bagi Rahma yang sudah beberapa kali melakukannya selama bertugas sebagai dokter di PKM, untuk melakukan penyuluhan kesehatan bagi warga sekitar.

"Selamat pagi pak...ibu..." Rahma mengucapkan salam saat mendatangi salah satu rumah warga dan tentunya kedatangan mereka di sambut dengan hangat oleh pemilik rumah.

"Silahkan masuk Dok, maaf rumah ibu berantakan." kata ibu pemilik rumah merasa kecil.

"Tidak masalah Bu."

Cukup lama Rahma yang di temani oleh rekannya Dr Asrul serta tim dokter tersebut memberikan edukasi untuk para pemilik rumah terutama pada anggota keluarga yang manula.

Kini langkah mereka sampai pada sebuah rumah yang lokasi tak jauh dari pembangunan proyek gedung yang masih sementara berjalan.

"Maaf Bu, apa proyek pembangunan gedung di sana itu menggunakan tenaga warga sekitar??.” kini Rahma berinsiatif bertanya Demikian karena menurutnya jika tebakannya benar secara otomatis mereka pun berkewajiban memasuki area proyek untuk melakukan penyuluhan kesehatan yang rutin di lakukan setiap sebulan sekali tersebut.

"Iya dok, kebanyakan pekerja di sana adalah warga sini. pemilik bangunan sengaja menyediakan lapangan pekerjaan khusus untuk warga di sini untuk mencari nafkah bahkan rencananya setelah gedung itu jadi pemiliknya akan membuka lapangan pekerjaan untuk warga di sini. Ibu jadi bangga sama pemiliknya Bu dokter selain memiliki wajah yang tampan dia juga sangat baik hati." jawab Si ibu seolah memuji seseorang yang Rahma sendiri tak tahu siapa orangnya.

"Oh begitu ya Bu." jawab Rahma seraya tersenyum tipis.

"Kalau Bu dokter dan timnya mau ke sana ibu bisa kok menemani Bu dokter dan timnya ke sana." tawar si ibu dengan senang hati dan dengan senang hati pun Rahma mengiyakannya.

**

"Ada apa??." tanya Riko saat melihat Kumala berjalan ke arahnya. Riko tengah berada di tengah tengah pekerja yang tengah berkegiatan.

Setelah jarak Antara dirinya dan Riko cukup dekat Kumala pun menceritakan pada Riko tentang maksud kedatangan seorang warga bersama dengan beberapa orang tim kesehatan dan meminta waktu sebentar untuk para pekerja agar mendapat penyuluhan tentang kesehatan. Berhubung pekerja proyek berjumlah hampir seratus orang maka mereka ingin meminta izin kepada Riko selaku pemilik proyek serta pemilik gedung.

"Baiklah, persilahkan mereka untuk menunggu di gedung aula!!." Untungnya salah satu gedung telah selesai pengerjaannya dengan begitu Riko akan menggunakan ruangan tersebut.

Setelahnya Kumala segera pergi melaksanakan tugas sesuai dengan perintah dari Riko.

"Saya bilang juga apa Bu dokter, pemilik proyek ini baik banget." lagi lagi si ibu memuji sosok yang Rahma tidak ketahui, ketika seorang wanita yang berpenampilan layaknya sekretaris mempersilahkan mereka untuk memasuki sebuah gedung aula.

Sedangkan Rahma hanya menarik sudut bibirnya ke samping menanggapi ucapan si ibu tadi.

Tak lama kemudian gedung aula telah di penuhi oleh para pekerja yang begitu ramah menyambut kedatangan mereka.

Tak berselang lama, seorang pria dengan stelan jas lengkap berwarna hitamnya dan di tambah dengan kaca mata hitamnya yang bertengger di atas hidung mancungnya nampak memasuki gedung aula.

Deg

Jantung Rahma berdetak kencang saat melihat sosok pria tampan yang kini melangkah ke arah mereka.

"Gimana Bu dokter, ganteng kan pemilik gedung ini ?? Ibu bilang juga apa." kata si ibu seraya Tersenyum saat memperhatikan Rahma yang tengah menatap kagum ke arah pria yang tidak lain adalah Riko, suaminya.

"Selamat siang." ucap Riko mengigat saat ini waktu telah menunjukkan pukul sebelas siang, sebelum bergabung bersama Rahma dan tim dokter lainnya.

"Selamat siang tuan, sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan serta tempat yang telah anda sediakan." kini giliran Dr Asrul yang mewakili ucapan terima kasih pada Riko dan Riko pun hanya mengangguk penuh wibawa.

Sejujurnya Rahma cukup terkejut dengan keberadaan suaminya di tempat itu apalagi pria itu disinyalir sebagai pemilik proyek serta gedung yang di maksud. Berbeda dengan Rahma, Riko sepertinya sudah bisa menduga jika sang istri berada di antara tim dokter yang datang, berhubung lokasi tersebut masih termasuk di dalam wilayah kerja PKM tempat Rahma bekerja.

"Kalau di perhatikan, Bu dokter sangat cocok dengan tuan ganteng itu loh Bu dokter." si ibu kembali mengemukakan komentarnya sehingga membuat Rahma jadi bingung harus menjawab seperti apa.

"Si ibu bisa aja." hanya itu yang terlontar dari bibir mungil Rahma sebab saat ini Riko duduk di deretan kursi yang tepat bersebelahan dengannya. Dan tentunya omongan di ibu masih terdengar sayup di telinga Riko.

Terpopuler

Comments

Yunita aristya

Yunita aristya

lanjut

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Perlakukan Aku layaknya Istri.
2 Meraih hatimu.
3 Berusaha menaklukkan.
4 Tak Niat Berkhianat.
5 Penyuluhan pada warga 1.
6 Mengharapkan momongan.
7 Menginap di tempat mertua.
8 Makan malam bersama.
9 Terbukti.
10 Memilih Pergi menjauh.
11 Memulai kehidupan di tempat baru.
12 Mulai bekerja di tempat baru.
13 Kembali Menolak.
14 Menemui pemilik Rumah.
15 Makan malam keluarga.
16 Gulai kambing.
17 Mencari tahu.
18 Hamil.
19 Bocah Genit.
20 Tentang pernikahan.
21 Kasih sayang mama mertua.
22 Di buat Geram.
23 Hampir Pesimis.
24 Tante cantik.
25 Jomblo sejati.
26 Dodol Betawi.
27 Wanita itu istriku.
28 Membawanya kembali.
29 Akhirnya bertemu.
30 Menemani ke dokter.
31 Sikap Manis.
32 Siapa pria itu??.
33 Sebatas teman.
34 Tinggal bersama.
35 Tatapan penuh cinta.
36 Berangkat bersama.
37 Jomblo sejati.
38 Jalan berdua.
39 Menginap di rumah Cristi.
40 Tudingan Warga.
41 Berbesar hati.
42 Ungkapan Rasa.
43 Ternyata Dia calon istri pilihan mama.
44 Takdir seseorang tidak ada yang tahu.
45 Merasa berdosa.
46 Lakukanlah jika menginginkannya!!!!.
47 Sampai tidak menyadarinya.
48 Mengakuinya pada sahabat.
49 Mencari cincin pernikahan.
50 Bertunangan 1.
51 Bertunangan 2.
52 Siapa pria itu??.
53 Kedatangan mertua.
54 Berita buruk.
55 Kegeraman Riko.
56 Dia bukan Putraku.
57 Siapa bocah itu???
58 Kebusukan Mona.
59 Melepas Rindu.
60 Tergila gila padanya.
61 Ingin berumah tangga selamanya.
62 Jangan Sampai sakit.
63 Baby kembar.
64 Tidak ingin dia salah paham.
65 Mencoba gaun pengantin.
66 Datang Bu_lan.
67 Kecemasan Riko.
68 Bakso di taman Kota.
69 Ungkapan kebesaran cinta.
70 Perkara begadang bersama.
71 Permintaan Toni.
72 Maharatu Wardaningsih.
73 Menonton film di bioskop.
74 Keteguhan hati seorang Toni.
75 Ketahuan.
76 Permintaan kedua orang tua Toni.
77 Hadiah untuk Ratu.
78 Perkara pakaian kurang bahan.
79 Pernikahan Toni dan Ratu.
80 Resepsi pernikahan Toni dan Ratu.
81 Malam pengantin.
82 Sarapan pagi bersama.
83 Perubahan sikap Sintia.
84 Kembali di uji.
85 Tak ingin kehilangannya.
86 Dihantui perasaan bersalah.
87 Tindakan operasi.
88 I love you more.
89 Akhirnya kembali ke rumah.
90 Belum sanggup menunaikan kewajiban.
91 Tiba-tiba mencemaskannya.
92 Keberhasilan seorang Sintia.
93 Wanita itu yang menyelamatkan kakek??
94 Kedatangan Gita dan Anis.
95 Berkumpul bersama sahabat.
96 Pengakuan Ratu dan juga Toni.
97 Tawaran kakek Harka.
98 Mengajak Boy menginap.
99 Tingkah menggemaskan Boy.
100 Ide Ratu.
101 Mengesankan.
102 Drama rumah tangga 1.
103 Penyesalan selalu datang terlambat.
104 Drama rumah tangga 2.
105 Tawaran dari pimpinan perusahaan.
106 Maukah engkau menjadi temanku??
107 CEO baru di perusahaan.
108 Sandiwara kakek Harka.
109 Pasangan serasi??.
110 Ajakan Rahma.
111 Bukan hanya terbawa suasana, melainkan kehidupanku tak jauh berbeda.
112 Mengantarnya pulang.
113 Dona, si pembawa Mala petaka.
114 Kejadian tak terduga.
115 Selalu terlintas di pikiran Alan.
116 Putri dari pemilik perusahaan.
117 Proses pembuatan iklan.
118 Kecemburuan Kartika.
119 Permintaan tuan Mardin.
120 Calon istri????
121 Buket bunga.
122 Permintaan Alan.
123 Pengakuan secara tidak langsung.
124 Kegelisahan Rahma.
125 Jawaban dari kegelisahan hati Rahma.
126 Mendengar kabar kematian Mona.
127 Berdebar tak menentu.
128 Sikap aneh Ratu.
129 Hamil.
130 Melamar putri anda menjadi istri saya.
131 Melamar secara resmi.
132 Kebenaran yang sesungguhnya.
133 Pernikahan Alan dan Sintia.
134 Pernikahan Alan dan sintia 2.
135 Jalan bersama.
136 Mengetahui semuanya.
137 Mabuk berat.
138 Sandiwara 1.
139 Sikap tegas Sintia.
140 Hasil karya Sintia.
141 Promo novel baru "DENDAM BERAKHIR CINTA"
142 Menginap di rumah mertua.
143 Rasa malu Sintia.
144 Kucing kecilku.
145 Cemburu buta.
146 Ungkapan hati Alan.
147 Jatuh pingsan.
148 Launching Baby kembar.
149 Ras terkuat di muka Bumi.
150 Episode terakhir.
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Perlakukan Aku layaknya Istri.
2
Meraih hatimu.
3
Berusaha menaklukkan.
4
Tak Niat Berkhianat.
5
Penyuluhan pada warga 1.
6
Mengharapkan momongan.
7
Menginap di tempat mertua.
8
Makan malam bersama.
9
Terbukti.
10
Memilih Pergi menjauh.
11
Memulai kehidupan di tempat baru.
12
Mulai bekerja di tempat baru.
13
Kembali Menolak.
14
Menemui pemilik Rumah.
15
Makan malam keluarga.
16
Gulai kambing.
17
Mencari tahu.
18
Hamil.
19
Bocah Genit.
20
Tentang pernikahan.
21
Kasih sayang mama mertua.
22
Di buat Geram.
23
Hampir Pesimis.
24
Tante cantik.
25
Jomblo sejati.
26
Dodol Betawi.
27
Wanita itu istriku.
28
Membawanya kembali.
29
Akhirnya bertemu.
30
Menemani ke dokter.
31
Sikap Manis.
32
Siapa pria itu??.
33
Sebatas teman.
34
Tinggal bersama.
35
Tatapan penuh cinta.
36
Berangkat bersama.
37
Jomblo sejati.
38
Jalan berdua.
39
Menginap di rumah Cristi.
40
Tudingan Warga.
41
Berbesar hati.
42
Ungkapan Rasa.
43
Ternyata Dia calon istri pilihan mama.
44
Takdir seseorang tidak ada yang tahu.
45
Merasa berdosa.
46
Lakukanlah jika menginginkannya!!!!.
47
Sampai tidak menyadarinya.
48
Mengakuinya pada sahabat.
49
Mencari cincin pernikahan.
50
Bertunangan 1.
51
Bertunangan 2.
52
Siapa pria itu??.
53
Kedatangan mertua.
54
Berita buruk.
55
Kegeraman Riko.
56
Dia bukan Putraku.
57
Siapa bocah itu???
58
Kebusukan Mona.
59
Melepas Rindu.
60
Tergila gila padanya.
61
Ingin berumah tangga selamanya.
62
Jangan Sampai sakit.
63
Baby kembar.
64
Tidak ingin dia salah paham.
65
Mencoba gaun pengantin.
66
Datang Bu_lan.
67
Kecemasan Riko.
68
Bakso di taman Kota.
69
Ungkapan kebesaran cinta.
70
Perkara begadang bersama.
71
Permintaan Toni.
72
Maharatu Wardaningsih.
73
Menonton film di bioskop.
74
Keteguhan hati seorang Toni.
75
Ketahuan.
76
Permintaan kedua orang tua Toni.
77
Hadiah untuk Ratu.
78
Perkara pakaian kurang bahan.
79
Pernikahan Toni dan Ratu.
80
Resepsi pernikahan Toni dan Ratu.
81
Malam pengantin.
82
Sarapan pagi bersama.
83
Perubahan sikap Sintia.
84
Kembali di uji.
85
Tak ingin kehilangannya.
86
Dihantui perasaan bersalah.
87
Tindakan operasi.
88
I love you more.
89
Akhirnya kembali ke rumah.
90
Belum sanggup menunaikan kewajiban.
91
Tiba-tiba mencemaskannya.
92
Keberhasilan seorang Sintia.
93
Wanita itu yang menyelamatkan kakek??
94
Kedatangan Gita dan Anis.
95
Berkumpul bersama sahabat.
96
Pengakuan Ratu dan juga Toni.
97
Tawaran kakek Harka.
98
Mengajak Boy menginap.
99
Tingkah menggemaskan Boy.
100
Ide Ratu.
101
Mengesankan.
102
Drama rumah tangga 1.
103
Penyesalan selalu datang terlambat.
104
Drama rumah tangga 2.
105
Tawaran dari pimpinan perusahaan.
106
Maukah engkau menjadi temanku??
107
CEO baru di perusahaan.
108
Sandiwara kakek Harka.
109
Pasangan serasi??.
110
Ajakan Rahma.
111
Bukan hanya terbawa suasana, melainkan kehidupanku tak jauh berbeda.
112
Mengantarnya pulang.
113
Dona, si pembawa Mala petaka.
114
Kejadian tak terduga.
115
Selalu terlintas di pikiran Alan.
116
Putri dari pemilik perusahaan.
117
Proses pembuatan iklan.
118
Kecemburuan Kartika.
119
Permintaan tuan Mardin.
120
Calon istri????
121
Buket bunga.
122
Permintaan Alan.
123
Pengakuan secara tidak langsung.
124
Kegelisahan Rahma.
125
Jawaban dari kegelisahan hati Rahma.
126
Mendengar kabar kematian Mona.
127
Berdebar tak menentu.
128
Sikap aneh Ratu.
129
Hamil.
130
Melamar putri anda menjadi istri saya.
131
Melamar secara resmi.
132
Kebenaran yang sesungguhnya.
133
Pernikahan Alan dan Sintia.
134
Pernikahan Alan dan sintia 2.
135
Jalan bersama.
136
Mengetahui semuanya.
137
Mabuk berat.
138
Sandiwara 1.
139
Sikap tegas Sintia.
140
Hasil karya Sintia.
141
Promo novel baru "DENDAM BERAKHIR CINTA"
142
Menginap di rumah mertua.
143
Rasa malu Sintia.
144
Kucing kecilku.
145
Cemburu buta.
146
Ungkapan hati Alan.
147
Jatuh pingsan.
148
Launching Baby kembar.
149
Ras terkuat di muka Bumi.
150
Episode terakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!