Episode 5: Jatuh cinta pertama

aku menyimpan rapi alamat yang diberikan Galih, walaupun tidak mungkin aku yang berkirim surat dahulu! Saat itu perasaan aku biasa saja, belum tumbuh perasaan cinta kepada Galih. Aku berkonsentrasi untuk mencari tempat kuliah, dan seperti siswa yang lain akupun mendaftar UMPTN.

Aku mengikuti test di UGM dan aku menginap di rumah teman mas Loren kakak sulungku. Aku tidak mempersiapkan ujian dengan baik, tidak mengikuti bimbel seperti anak - anak sekarang ini, belajar otodidak dari buku saja. Ternyata itu tidak menjamin aku diterima di PTN, walaupun sekeras aku belajar, beberapa soal yang keluar belum pernah aku pelajari di sekolah.

Saat pengumuman tiba, aku melihat di koran Kompas, berita penerimaan siswa baru, sampai kuulang berkali-kali tapi namaku memang tidak ada. Sangat kecewa aku, tapi semua tidak bisa disesali, nasi sudah menjadi bubur.

Ayah berkata padaku,

" Riri, kamu mau masuk FKIP Bahasa Inggris di UNY. Menantu dari kepala kantor rektor UNY..Nanti kalau ada calon mahasiswa tidak daftar ulang nanti kamu gantikan ".

Aku saat itu tidak berminat kuliah di fakultas keguruan. Mbak Maria yang Sekolah perawat RS. Panti Rapih di Yogyakarta mengatakan,

" Ibu, Yogyakarta itu sekarang bukan kota pelajar lagi, anak - anak kecil sudah pada pacaran ".

Atas pertimbangan itu, aku boleh kuliah di kotaku saja.

Aku kuliah di Fakultas Pertanian, dimana aku hanya melihat, aku lulusan SMA jurusan Biologi sementara fakultasnya hanya ada Sospol, Ekonomi, FKIP Bahasa Indonesia, Teknik dan Pertanian Teknik tidak mungkin aku pilih karena mayoritas anak laki-laki dan Fisika aku tidak terlalu suka.

Aku kuliah di fakultas pertanian sesuai kemauanku .Saat memasuki masa Mapram, aku di wajibkan memakai caping dan tas dari goni. Tanpa aku ketahui malam - malam ayahku menghias capingku dengan tali rafia. Ayahku begitu sayang dan perhatian denganku.

Aku menjalani Mapram dengan semangat. Aku di gojlok kakak tingkat waktu itu untuk hormat kepada tembok , dan diberikan pelatihan baris-berbaris. Kakak tingkat yang perempuan nampak sedikit garang dibanding kakak tingkat yang laki- laki.

Saat itu Mapram sudah tidak boleh terlalu berat hukuman fisiknya dan sebagian di ganti dengan P4 yaitu pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila selama 45 jam. Mapram diisi dengan diskusi, Seminar dan tanya jawab.

Mapram sudah selesai dan kita memasuki masa kuliah, untuk kita mahasiswa pertanian ada gedung lab tersendiri yang letaknya di luar kampus. Hari - hari memasuki kuliah dengan semangat. Walaupun aku mahasiswa pertanian tapi penampilan aku tetap feminin dengan gaun, rok dan kemeja, dan celana panjang kemeja saat harus praktikum.

Galih kuliah di fakultas teknik di Universitas terkenal yaitu Universitas Indonesia. Awal kuliah, Galih mengirimkan surat pertama kali kepadaku via alamat tempat tinggalku. Entah ia dapat alamat rumah dari mana, namanya laki-laki tahu saja akalnya.

Surat pertama dia mengatakan,

" Riri kamu harus membalas suratku sebagai bukti kamu telah menerima suratku. Surat ini sudah didoakan ke dukun supaya kamu mau membalasnys, itu guraunya"

Bahagia juga aku mendapat suratnya, apalagi dengan gaya bicaranya yang lucu, di tambah bahasa Latin seperti Deo Gratias yang artinya terimakasih Tuhan. Kata- kata yang religius terasa menyentuh hatiku, aku yang sebenarnya ingin menjadi suster Biara.

Setelah surat pertama di balas, seminggu kemudian datang lagi surat kedua, dan dia mengatakan menulis suratnya sampai pkl. 04.00 dan 4 lembar tulisannya. Galih menulis,

" My dear",

so sweet dan aku mulai klepek - klepek kena rayuannya. Saat itu sedang tenar juga lagu

" Surat cintaku" dari Chrisye.

Surat cintaku yang pertama, membuat hatiku berlomba.

3 lembar rayuannya... he... he... ini suratnya 4 lembar...

Saling membalas surat adalah aktifitas kami, dan saat itu kita belum mempunyai handphone. Hanyalah surat - surat komunikasi kami dalam hubungan jarak jauh. Kami saling menceritakan aktivitas kami masing masing untuk pengobat rindu kami.

Sering aku tersenyum sendiri setelah membaca surat dari Galih, dengan ceritanya yang lucu. Ibu pernah membuat peraturan,

" Kalau mau sekolah tidak boleh pacaran ".

Tapi saat itu surat suratan kami tidak terhalang, berjalan lancar tanpa hambatan.

Kuliah aku juga tidak terganggu, bahkan prestasi kuliahku sangat bagus, semua nilai A, kecuali pelajaran Bahasa Inggris dapat C. Saat tingkat satu semester satu, mata kuliah sama seperti SMA masih umum belum ada penjurusan.

Karena prestasi kuliahku, maka aku diajukan mendapatkan bea siswa Supersemar oleh pembimbing akademik aku yaitu bu Yayuk. .

Saat menjelang ulang tahun aku , di Fakultasku sudah ada surat ukuran cukup besar tertuju untukku dan di pasang di kaca dekat Tata Usaha. Siapa saja yang ke Tata Usaha pasti akan membacanya dan menimbulkan tanda tanya,apakah gerangan isinya.

Bahagia aku mendapatkan surat dari Galih , ternyata isinya berupa lukisan ucapan selamat ulang tahun, kenapa surat datang duluan sebelum waktunya, Galih takut suratnya terlambat saat hari ulang tahun aku. Dia ingin yang spesial untukku, sampai dia membayar tukang lukisnya 😍.

Hubungan kami cuma melalui surat menyurat saja, dan kita saling menyemangati belajar. Teman - temanku tahu aku berhubungan dengan Galih, karena teman kuliahku ada yang teman sekelas saat SMA.

Teman kuliahku ada yang menaksir aku juga, namanya Adi. Adi sangat perhatian padaku, anaknya wajahnya mirip Adi Bing Slamet, anaknya baik dan pendiam juga. Adi anak seorang lurah, dan anak orang mampu.

Aku cuek saja dengan segala perhatian dari Adi.Teman- temanku seperti menjodohkan kami. Tapi pastinya aku tidak mau, kami berbeda keyakinan, dan hatiku sudah tertambat dengan Galih.

Usaha Adi cukup gigih mendekati aku, bahkan mendekati aku lewat sahabatku Diah. Saat itu Adi berani main ke rumah bersama Diah. Kami mengobrol biasa saja, tanpa ada suguhan air minum ataupun makanan kecil. Ternyata Adi memiliki saudara di kampungku dan saudaranya orang terpandang juga.

Pagi itu cukup heboh di kampus, aada seseorang yang mengirimkan lagu,

" Adinda dari Bimbo.

Teman - teman berkata,

" Siapa ya orangnya, pingin kubuka radionya, gurauan dari mereka "

Ada lagi cowok naksir denganku namanya Mbah Muh kami menjuluki. Anak santri, dan anaknya Kyai. Anaknya rambutnya kribo, dan baju penampilan seperti orang tua, tidak pernah memakai celana jeans layaknya anak muda. Terlalu norak dia, dan ada teman dekatnya menyampaikan ke teman - teman bahwa aku pacarnya.

Panas hatiku mendengar gosip dari teman Mbah Muh , aku bersama sahabatku Yudi mencari dia. Aku menemukan Mbah Muh di perpustakaan kampus dan aku berkata padanya,

"Muh kapan aku menjadi pacarmu, kalau ngomong sembarangan saja".

Dan jawabannya santai saja dan membuat aku makin marah,

" Kalau iya tidak apa kan Riri".

Pingin banget aku rasanya menendang dia.

Sejak saat itu aku membuat jarak dengan mbah Muh, dan teman teman sering meledek aku. Aku mengatakan,

" Aku menjadi pacarnya Mbah Muh jika matahari sudah terbit dari sebelah barat".

Temanku pepen ( disebut pepen karena orangnya pendek ) menceritakan Mbah Muh main ke rumahnya saat mahgrib, dan tetangganya ada yang meninggal gantung diri dan wajahnya mirip Mbah Muh. Pepen mengira yang datang hantunya tetangga yang gantung diri karena sangat mirip.

Cerita itu membuat kami tertawa terpingkal - pingkal.

Mulut Mbah Muh kemana - mana ngoceh bahwa ia berpacaran denganku, bahkan sudah sering main ke rumah katanya. Aku menganggap sudah sakit jiwanya. Aku melihat Mbah Muh jadi semakin benci saja dan menghindar untuk ketemu dengannya.

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!