"Dunia sempit ya... kita bertemu dengan pertemuan yang tak terduga seperti tiket lotre. Siapa tahu? apakah mungkin bertemu dengan jackpot cinta atau sekadar mengalami petualangan tak terduga yang berakhir kesialan!"
...----------------...
...----------------...
Pagi itu, langit cerah dan udara segar menyambut Elfesta yang sedang bergegas menuju halte bus. Ia membawa tas penuh buku, bersiap untuk hari kuliahnya. Elfesta mempercepat langkahnya, merasa optimis dan bersemangat. Namun, di tengah perjalanan, sesuatu yang tak terduga terjadi.
Saat Elfesta melintasi trotoar yang ramai, ia tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang yang juga tampak terburu-buru. Benturan itu membuat buku-bukunya jatuh berceceran di trotoar, dan seketika ia merasakan gelombang kekesalan.
"Maaf," katanya gugup tanpa melihat ke arah siapa yang ditabraknya. Saat Elfesta mengangkat pandangannya, matanya bertemu dengan sosok pria tinggi yang tampan. Pria itu menatapnya dengan ekspresi sedikit kesal. Elfesta segera merasa tidak nyaman. Pria itu bukan orang asing.
"Trotoar ini cukup lebar untuk dua orang, bukan?" kata pria itu dengan nada sinis.
Elfesta terkejut mendengar nada bicaranya. Namun, setelah sekilas memandang wajah pria tersebut, ingatan masa lalu tiba-tiba menghantamnya. Bukankah ini pria yang menolongku waktu itu di kafe? pikirnya. Ada sesuatu yang mengganjal dalam ingatannya, namun Elfesta terlalu terganggu oleh situasi sekarang untuk bisa fokus.
"Ya, saya sudah minta maaf," jawabnya dengan nada lebih tajam dari yang dimaksud, sambil buru-buru mengumpulkan buku-bukunya dari trotoar.
Pria itu—yang Elfesta ingat bernama Alvares, menawarkan bantuannya. "Mau kubantu?" katanya, namun Elfesta menolak. "Tidak perlu, saya bisa melakukannya sendiri," ucapnya tegas. Ada sesuatu tentang tatapan dinginnya yang membuat Elfesta lebih memilih menjauh.
Keadaan di antara mereka menjadi tegang. Alvares akhirnya berusaha meredakan suasana. "Baiklah, lain kali kita hindari hal ini. Tapi kamu juga harus lebih berhati-hati."
Elfesta mengangguk cepat tanpa kata, tak ingin memperpanjang percakapan. Setelah selesai mengumpulkan buku-bukunya, dia melanjutkan perjalanan menuju halte bus, sementara Alvares memanggil taksi dan pergi. Namun, meski sudah berlalu, pertemuan itu terus menghantui pikiran Elfesta. Pria yang sinis dan tampan itu... tak mungkin salah, dia pasti orang yang menolongku di kafe. Tapi mengapa sekarang dia tampak begitu berbeda?
*Flashback on
Kala itu Alvares bersiap-siap untuk pergi ke kampus untuk hari pertamanya sebagai seorang dosen. Dia sangat bersemangat memulai petualangan barunya dalam dunia akademis.
Namun, takdir memiliki rencana lain untuknya.Ketika mobil yang membawanya menuju ke kampus melaju dengan mulus di jalan raya yang ramai, tiba-tiba suasana berubah menjadi kacau. Suara desingan yang tidak biasa terdengar dari bawah mobil, dan dengan cepat, mobil itu berhenti dengan mendadak.
Alvares merasa kebingungan. "Oh tidak, apa yang terjadi dengan mobil ini? Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanyanya pada supirnya.
Pak Supir yang tidak lain adalah mang ujang dengan wajah khawatir, keluar dari mobil untuk memeriksa keadaan. "Aduh Pak.Maafkan saya, Pak Alvares. Sepertinya ban mobilnya bocor," jawabnya dengan nada yang sedikit terbata.
Alvares merasa panik. Hari pertamanya sebagai dosen, dan dia terjebak di tengah jalan karena masalah teknis. "Bocor? Tapi bagaimana bisa?" Alvares bertanya, mencoba mencari pemahaman atas situasi yang tidak terduga ini.
Supir menjelaskan bahwa kemungkinan ada paku atau benda tajam lainnya di jalan yang menusuk ban mobil. "Saya akan segera memeriksanya dan mencoba mengganti ban dengan yang serep, Pak Alvares," kata supir dengan suara yang bergetar.
Alvares mengangguk, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Baiklah, tolong periksa dan lihat apa yang bisa kita lakukan. Saya tidak ingin terlambat untuk mengajar di hari pertama saya di kampus," ujarnya, berusaha menenangkan diri sendiri dan supirnya.Supir segera beraksi, mencoba memperbaiki situasi yang darurat ini.
Alvares pun duduk di dalam mobil, memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil sambil melihat jam tangannya. Setelah menunggu dengan harapan yang memudar, Alvares menyadari bahwa mobilnya tidak akan segera diperbaiki oleh supirnya.
"Pak kayaknya ini gak akan selesai dengan cepat."Ucap mang ujar supirnya Alvares.
"Baiklah, kalau begitu saya akan pergi dengan taxi atau bus saja mang."Dengan keputusan yang cepat, dia memutuskan untuk tidak membuang waktu lebih lama dan memilih untuk berjalan kaki menuju halte bus terdekat.
*Flashback off
Saat Elfesta tiba di kampus, dia tidak bisa menghilangkan bayangan Alvares dari pikirannya. Dia bertanya-tanya siapa pria itu sebenarnya dan mengapa dia begitu mengganggu, mengesalkan dan menarik pada saat yang bersamaan.
Di kelas, Semua sedang membicarakan mengenai dosen baru. Aca sahabatnya Elfesta pun mendekati Elfesta dan mengajak nya berbicara. "Lo tau gak El?"
"Enggak tau."Jawab Elfesta seadanya.
"Yaelah lo mah ngeselin, gue belum siap ngomong udah di potong aja." Ucap Aca
"Ya karna lo ceritanya kelamaan." Jawab Elfesta
" Ya makanya dengerin gue dulu,, jadi gini bestie, katanya kampus kita kedatangan dosen baru. Bukan cuman dosen si, tapi dia tuh cucu pemilik kampus ini.Terus tuh dosen baru kita nih katanya tajir melintir, pokoknya kaya banget deh." Aca menjelaskan panjang lebar yang hanya di jawab singkat oleh Elfesta " Ya terus mau gue apain?"
Aca pun mendengus kesal sambil berkata " Gak ada sih, hehe. Yaudah deh lagian gue cuma pengen liat tuh dosen, mana tau tampan bisalah di sikat. Beruntung banget gue kalau punya pacar tajir plus tampan."
"Aca jangan berharap deh siapa tau tuh dosen dah nikah atau punya pacar. Daripada berharap sama yang gak pasti mending lo fokus aja buat rancangan skripsi gitu, biar nanti pas udah mau deket jadi cepet kelar terus lo gak jadi mahasiswa abadi." Ucap Elfesta seakan mengejek.
"Ah lo mah gak asik,, malah ingetin gue ke itu lagian itu juga masih lama cintaaku El" Ucap Aca sambil mengerucutkan bibirnya
Tidak lama kemudian seseorang datang dari balik pintu kelas, ya dia adalah Alvares sambil menunjukkan ketampananya.Elfesta terkejut mengetahui bahwa Alvares pria yang bertabrakan dengannya tadi adalah dosen baru yang akan mengajar mata kuliah favoritnya.
"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya adalah Alvares Smith Ackerley. Kalian bisa memanggil saya pak Al atau Alvares, saya adalah dosen baru kalian. Apakah ada yang kalian inginkan tanyakan?"
" Umur bapak berapa pak?" Tanya salah satu mahasiswi bernama Kiara.
" Umur saya 28 tahun." Ucap Alvares
" Gak tua-tua banget kok El, bisalah ekann."Bisik Aca pada Elfesta.
" Tinggal dimana pak? udah nikah belum pak? atau udah ada pacar belum pak?" Tanya mahasiswi lainnya
Alvares yang mendengar banyak pertanyaan di hari pertama nya mengajar pun hanya bisa menggelengkam kepala sembari menjawab "Maaf itu pertanyaan yang privasi."
"El tanyain dong, Instagram nya, Twitter, Facebook dan lainnya."
"Ogah, lu kan tadi udah denger 'privasi', jadi gue gak mau nanya-nanya."
"Tapi El Arghghh bapak itu ganteng banget sama kayak Mark gue ganteng, eh tapi cakepan Mark deh, soalnya Mark gak ada bandingannya. Gue mah tetep stay dengan Mark di era gempuran dosen tampan." Ucap Aca dengan antusias
" SSA (suka-suka Aca) aja deh, kalau gue mah stay di mas Jungkook.Lanjutin sana perhatiin dosen tampan lu tuh, gue capek mau turu." Kata Elfesta yang kemudian tertidur.
"Elfesta....!!!" Ucap Aca kepada Elfesta sedikit berteriak.
Seisi kelas memandang kearah sumber suara dan Elfesta reflek menutup wajahnya dengan buku.
Sementara Aca hanya terdiam menatap mata teman-temannya karna malu.
" Ada apa disana?" Tanya Alvares dan ketika itu juga matanya tertuju pada satu orang yaitu Elfesta.
"Ehmm anu pak, tadi kami cuma mau nanya bapak udah berapa lama jadi dosen pak?" Ucal Elfesta dengan gugup.
"Oh ini baru yang pertama." Jawab Alvares singkat
" Ah begitu Baiklah terimakasih pak."
" hmm" Jawab Alvares
Elfesta merasa tertekan menjawab Alvares, mengingat kejadian yang terjadi sebelum pergi ke kampus nya. Seketika dia merasa jika dunia benar-benar sempit dan dia tidak akan tau bagaimana akan menghadapi hari esok saat di kelas terlebih akan berjumpa dengan dosen barunya. Tapi seketika itu juga, dia membuang jauh-jauh pikiran nya dan melanjutkan aktivitas nya yaitu mendengarkan penjelasan Alvares.
Tiba-tiba hp Elfesta berbunyi menandakan ada pesan masuk yang berasal dari Whatsapp nya, ternyata pesan itu adalah dari mamanya El. Setelah membaca pesan itu mood nya seketika berubah. Ada rasa sakit di hatinya namun ia lebih memilih menahan. Sementara Alvares yang sedang mengajar teralihkan fokus nya pada Elfesta.Dia pun berjalan ke arah Elfesta.
"Ekhemm...Saya tidak suka ada yang mengabaikan saya, di kelas saya." Ucapnya sambil mengambil hp Elfesta.
"Eh hp gue " Elfesta melihat ke arah orang yang mengambil hpnya.
" Balikin hp saya dong pak."
"Balikin kata kamu? gak semudah itu, Dari tadi ketika saya menjelaskan kamu hanya fokus pada hp.Ini aturan kelas saya, dilarang bermain hp saat kelas berlangsung."
"Maaf pak, saya tidak akan mengulangi nya.Sekarang boleh saya minta hp semata wayang saya pak?"
"Nanti saya kembalikan setelah kelas berakhir."
Mendengar ucapan Alvares membuat Elfesta mendengus kesal.
Kelas pun Selesai. Mahasiswa dan Mahasiswi mulai berhamburan keluar kelas. Sedangkan Elfesta, Aca dan Ara masih ada di dalam kelas.
"Ra lu gak keluar?" Tanya Aca pada Ara.
"Gue nunggu kalian, kalian gak keluar?Betah ni ceritanya di dalem."
"Mata mu betah, noh liat, di depan sana ada si dokam, alias dosen kampret. Kalau gue gak butuh sama tuh hp dah milih balik gue." Jawab Elfesta kesal.
"Udahlah, ayo minta hp lu, gue temenin sekalian pdkt sama dogan." Ucap aca sembari menarik tangan Elfesta. Elfesta yang pasrah pun segera mengikuti nya.
" Maaf pak mengganggu waktunya, boleh sama minta hp saya?"
"Ini hp kamu, Lain kali fokus ke saya bukan ke hp."
"Dih, bapak siapa saya, sampai harus saya fokuskan." gumam Elfesta yang ternyata di dengan Alvares.
" Saya dosen kamu."
"Eh bapak denger, maaf pak."
"hmm"
"Pakk,, minta nomor WA nya dong." Ucap Aca cengengesan.
"Iya pak, mana tau kita ada perlu, buat nanya-nanya gitu." ucap Ara menambahkan
"Eh maaf pak temen-temen saya tuh memang gini." Ucap Elfesta sembari menarik tangan Aca dan Ara untuk segera keluar dari ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
I,ts Zero
Terima kasih author, cerita ini bikin hari-hariku jadi lebih indah! ❤️👍
2024-03-20
1