"Kamu sedang apa disini?" Tanya Aditya penasaran saat melihat Emily yang terikat di kursi. Dalam hati Emily meracau kesal mengapa Aditya bisa bersikap bodoh dengan bertanya kepadanya hingga akhirnya si penyusup hendak menyerang Aditya dari belakang dan
Brugh...
Dengan sigap Aditya menepis serangan si penyusup dan membuatnya terjatuh. Untunglah saat itu Aditya menyadari dengan melihat bayangan di bola mata Emily jika seseorang dari belakang hendak menyerangnya. Perkelahian pun tidak terelakan diantara Aditya dan si penyusup sementara Emily berusaha melepaskan ikatannya untuk membantu Aditya. Dan ternyata Aditya berhasil melumpuhkan si penyusup hingga dia tidak sadarkan diri. Aditya segera berjalan menuju Emily untuk membantunya melepaskan ikatan namun saat Aditya menundukkan tubuhnya untuk melepas ikatan di kaki Emily si penyusup tiba-tiba bangun kembali untuk menyerangnya hingga dalam hitungan lima detik Aditya yang tidak menyadari sangat terkejut karena pada detik terakhir Emily yang lebih dulu sudah berhasil melepaskan ikatan tangannya langsung membalikan tubuhnya untuk melindungi Aditya sehingga hantaman benda tumpul yang di layangkan si penyusup mendarat keras di punggung Emily dan membuatnya jatuh terkapar.
Brugh...
Pukulan keras seketika melumpuhkan Emily, melihat semua itu Aditya langsung naik pitam dan balik menyerang si penyusup tanpa ampun hingga akhirnya Tama datang karena alarm darurat di ponselnya menyala.
Dia segera membantu Aditya dengan mengamankan si penyusup sementara Aditya coba menyelamatkan Emily yang terluka parah.
"Bangunlah hey... Bangun aku mohon bangunlah" ucap Aditya menyesali karena tidak bisa menyelamatkannya.
Dokter keluarga kembali datang dengan membawa suster untuk mengobati dan menjaga Emily.
***
Matahari pagi mulai bersinar menyinari bumi cahaya hangatnya mulai membangunkan Emily yang terlelap pasca kejadian semalam. Saat dia membuka mata dia melihat seorang pria sedang tidur dengan menggenggam tangan kanannya sangat erat.
"Dia... " Kata Emily tersenyum melihat Aditya yang terlelap, dia terus memandang wajah tampan pria yang baru dia kenal itu dalam hati dia memuji ketampanan wajah dan kebaikan hatinya namun hati kecilnya juga mengatakan jika Aditya pria yang ceroboh dan bodoh karena kejadian semalam yang tidak menyadari kode awal saat dia menjatuhkan banyak pas bunga.
"Dia memang tampan ... Tapi sayang dia bodoh" gerutu hatinya sambil terus menatap wajah Aditya dan tiba-tiba saat dia asik dan larut dalam pandangannya Aditya terbangun dan menyadari jika Emily sedang memandangnya.
"Sudah puas memandang wajahku yang tampan? Jika belum puas pandanglah sesuka hati kamu" kata Aditya mengejutkan Emily dan membuatnya malu.
"Euh ... Tidak.. a.. a.. aku tidak memandang mu? Siapa bilang aku sedang melihatmu? Tadi ada nyamuk di pipimu itu sebabnya aku sedang mengintai nyamuk itu dan hendak membunuhnya tapi... " Emily.
"Tapi kamu tidak tega membunuh nyamuk itu di pipiku kan? Karena kamu tidak mau sampai aku merasa sakit?" Potong Aditya dengan serius.
Emily semakin terkejut deng semua yang Aditya katakan padanya dalam hati dia bertanya mengapa Aditya bisa sampai tahu dengan isi hatinya? Apakah dia seorang peramal? Atau apakah dia memiliki indra ke enam? Semua pertanyaan berkumpul di pikirannya mengenai Aditya.
"Sudahlah jangan pikirkan semua itu? Bagaimana keadaan kamu sekarang Emily?" Tanya Aditya memanggil namanya, sesaat Emily bertanya dalam hati darimana dia mengetahui namanya karena sampai saat ini meskipun mereka satu atap mereka masih belum memperkenalkan nama masing-masing, bahkan Emily juga belum tahu nama pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Apa? Tadi kamu memanggilku Emily? Bagaimana kamu bisa tahu namaku?" Tanya Emily.
Sebenarnya sebelum insiden si penyusup itu terjadi Aditya menemukan balasan pesan dari Doni di akun media sosial Emily dia juga melihat propil Emily yang ternyata baru satu tahun lulus SMA dan dari sana dia tau jika wanita yang ada bersamanya saat ini bernama Emily Adisti Rani, Aditya bahkan memuji namanya yang indah. Namun dia tidak memberitahu Emily jika temannya yang bernama Doni ada membalas pesan darinya.
"Itu tidak penting bagaimana keadaan kamu sekarang Emily Adisti Rani?" Aditya kembali bertanya.
Emily terdiam dia kembali menatap wajah Aditya dengan tajam pikirannya kembali menerka-nerka akan siapa Aditya sebenarnya? "Aku tidak salah lagi dia pasti memiliki indera ke enam?" Ucapnya dalam hati.
"Hei..." Kata Aditya mengetuk dua jari untuk memecah tatapan Emily padanya.
Suster pun datang dengan membawa sarapan untuk Emily dan Aditya.
"Pagi tuan Aditya saya membawa sarapan untuk anda dan nona? Jika ada yang kurang anda bisa kembali memanggil saya" ucap suster yang akan menjaga Emily.
"Simpan disini? Terimakasih kembalilah nanti" Aditya dengan sopan.
"Baik tuan" suster.
Melihat sikap Aditya yang sopan pada suster yang usianya cukup jauh lebih tua darinya membuat insting Emily semakin kuat jika Aditya memang bukan orang jahat. Dia kembali terdiam namun sesaat Aditya sudah siap hendak menyuapi Emily yang masih kesakitan
"Buka mulutmu" Aditya.
"Tapi aku bisa sendiri" Emily.
"Buka mulutmu" Aditya memaksa.
Emily pun menuruti perintah Aditya untuk disuapi nya tanpa banyak perlawanan, namun saat dia hendak mengambil air di gelas sakit di bahu akibat serangan si penyusup kembali terasa sangat menyakitkan.
"Ah... "
"Kenapa? Bagian mana yang sakit? Suster kemari" teriak Aditya memanggil suster terlihat sangat mencemaskan Emily.
Emily bernapas terengah antara menahan sakit dan melihat kecemasan di mata Aditya tangannya pun tidak sedikitpun melepaskan menggenggam tangannya.
"Apa ini? Mengapa perasaanku sangat tidak karuan?" Tanya hati Emily.
Dokter memberitahu Aditya jika ternyata tulang di bahu kiri Emily mengalami sedikit keretakan itu sebabnya dia merasa sangat kesakitan. Aditya cukup merasa sedih dengan apa yang menimpa Emily karena dia menyadari jika Emily tidak seharusnya mengalami ini semua? Justru dia lah yang harus merasakan sakit yang kini Emily rasakan. Dari sana hatinya berjanji akan menjaga Emily.
"Lakukan yang terbaik dok" perintah Aditya.
"Baik tuan"
...
Hari berlalu begitu cepat tiga hari sudah Emily tinggal di rumah Aditya dia merasa bosan karena harus terus berada di atas pembaringannya dia merasa jika dia sudah sehat dia pergi ke dapur untuk melakukan sesuatu tapi suster melarangnya.
"Jangan, nona belum sehat betul?" Suster.
"Tidak apa sus? Saya hanya ingin melakukan hal ringan saja, saya bosan terus ada di kamar?" Emily.
Saat berjalan menuju ruang tengah dia melihat ada banyak sekali balok kecil berserakan di atas papan hitam, balok kecil yang biasa Aditya gunakan untuk mendesain bangunan yang dia rancang. Emily duduk di kursi dan bermain dengan balok kayu kecil tersebut hingga berhasil menyusunnya menjadi desain bangunan yang sangat indah dengan di hiasi simbol pohon-pohon dan bunga. Dan sebenarnya desain tersebut adalah gambaran rumah impiannya bersama mendiang ibunya di desa.
Setelah merasa puas Emily pergi ke dapur dengan di temani suster untuk membuat segelas jus.
Di temani Tama, Aditya datang dari kantor dengan raut wajah yang sangat marah dan kecewa, sepertinya dia sedang mengalami masalah hingga suster yang menyapa dengan membawa segelas teh hangat untuknya tidak dia respon dengan baik. Suara berkas terjatuh pun terdengar kala dia masuk ke ruang tengah dan membuat semua terkejut tidak terkecuali dengan Emily.
Brukk..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments