"Ah sial… " Aditya memukul stir mobilnya.
"Ada masalah apa?" Tanya Emily
Aditya menggerakkan bola matanya menuju arah isi bensin di mobil dan membuat Emily mengerti jika mobil Aditya berhenti karena kehabisan bensin.
Keduanya keluar dari mobil dan melihat ke arah sekitar berharap ada pengisian bensin yang dekat namun ternyata mereka berhenti tepat di jalan sepi yang jauh dari keramaian.
"Kenapa aku bisa lupa mengisi bensin mobil sendiri?" Kata Aditya kesal.
"Ini dimana?" Emily yang tidak tahu bertanya dan melihat ada banyak bunga indah yang terhampar luas di tepi jalan dengan dihiasi cahaya kunang-kunang yang beterbangan.
Ditengah kekacauan Aditya karena mobilnya mogok Emily justru sangat menikmati pemandangan di hadapannya itu hingga dia tidak menyadari jika langkahnya terus berjalan menuju hamparan bunga tersebut.
"Kamu mau kemana? … hei hati-hati" Tanya Aditya tidak dihiraukannya.
Dari kejauhan Aditya mengagumi wajah Emily yang membuatnya damai setiap kali dia melihatnya, senyumnya yang manis, suaranya yang lembut dan tatapan matanya yang tulus membuat Aditya merasa ada yang berbeda pada Emily meski dia baru bertemu dengannya.
"Siapa wanita itu? Mengapa dia terlihat berbeda?" Gumam Aditya.
Namun seketika lamunan akan kekagumannya pada Emily pudar kala melihat ada seekor anjing liar di belakang Emily yang hendak mendekati dan menyerangnya. Dengan segera dia menarik tangan Emily dan berlari dengannya dari kejaran anjing liar tersebut.
Emily terkejut namun dia tahu jika ternyata Aditya sedang berusaha menyelamatkannya.
"Ayo cepat lari… " teriak Aditya di sela pelariannya bersama Emily.
Sekuat tenaga Emily berlari bersama Aditya dari kejaran anjing liar tersebut, suasana mulai genting kala Emily jatuh tersandung akar pohon dan membuat kakinya terluka sementara anjing liar itu semakin mendekat.
"Ayo cepat bangun …" Aditya.
"Aku tidak bisa bangun" Emily.
Aditya menghela nafasnya panjang dengan seribu akal di pikirannya agar bisa keluar dari kejaran anjing liar itu, namun terlalu lama dia berpikir anjing semakin mendekat dan akhirnya tanpa pikir panjang Aditya berdiri tepat di depan Emily seakan sedang melindunginya.
Ternyata dia memilih untuk melawan anjing tersebut dengan tangan kosong, hewan liar itu menyerang Aditya dengan brutalnya hingga membuat tangannya mulai terluka karena gigitan hewan liar itu Emily yang melihat semua terkejut dan takut,
"Lari … cepat lari" perintah Aditya di sela penyerangannya meminta Emily untuk menyelamatkan diri.
Emily bukan tipe wanita egois, dia tidak akan bisa membiarkan pria yang telah menyelamatkannya terluka berpikir apa yang harus dia lakukan, dia melihat sekitar berharap ada sesuatu yang bisa digunakan untuk melumpuhkan hewan liar itu.
Hingga akhirnya.
"Tangkap ini… " teriak Emily melemparkan sebuah bolpoin milik Aditya berharap dia bisa mengerti jika barang kecil itu bisa dia pakai untuk menyerang si hewan liar dan
"Tidak… " teriak Emily histeris menutup mata karena tidak kuasa kala melihat darah di tubuh Aditya yang berhasil melumpuhkan hewan liar hanya dengan menusuk tepat di bagian tenggorokan dengan bolpoin yang dilempar Emily padanya.
Terdengar suara nafas Aditya yang berhasil melumpuhkan hewan liar itu.
Keduanya kini bisa bernafas lega namun Emily yang khawatir terus menanyakan keadaan Aditya yang terluka parah.
"Bagaimana keadaanmu? tanganmu terluka sangat parah" tanya Emily dengan tatapan penuh kecemasan pada Aditya berbalik menghadap Emily dan jatuh tidak sadarkan diri di pelukannya.
Emily yang terkejut berteriak minta tolong sekeras mungkin berharap ada seseorang yang bisa menolong mereka.
"Tolong… " teriak Emily dengan terus menahan tubuh Aditya di pelukannya, dia juga coba membangunkan Aditya dengan terus memanggil dan menyentuh pipinya.
"Astaga apa yang harus aku lakukan, bangunlah hei siapa namamu aku tidak tahu? Aku mohon bangunlah? " ucap Emily yang bingung menangis cemas.
Aditya yang saat itu hanya berpura-pura pingsan tersenyum lucu dalam hati melihat ekspresi wajah Emily yang sangat mencemaskannya, dalam hati dia menyukai ekspresi Emily yang peduli padanya. Langkah terakhir Emily pun mulai dilakukan dengan membersihkan luka di tangan Aditya dan membalutnya dengan kain yang dia robek dari bajunya sendiri dengan terus menatap dan membangunkan Aditya.
Dalam hati melihat Emily yang mencemaskannya hingga rela merobek baju hanya untuk membalut lukanya dia merasa semakin tersentuh dengan semua perhatian dan kepedulian Emily padanya.
"Siapa dia? Mengapa dia sangat mencemaskan aku? Rasanya baru pertama kali aku mendapat perhatian sebegitu besarnya seperti ini dari seseorang sungguh aku sangat merasa tenang dan damai" kata hati Aditya.
Melihat Aditya yang masih belum sadarkan diri akhirnya dia hendak coba untuk memberikan nafas buatan pada Aditya.
Namun saat dia hendak mendekatkan bibirnya pada wajah Aditya tiba tiba saja Aditya berpura pura batuk dan membuat Emily menghentikan laju bibirnya pada bibir Aditya dan membuka matanya. Kedua bola mata indah mereka pun kini bersatu dengan saling memandang satu sama lain.
"Mm maafkan aku? Aku tidak berniat untuk …" Emily.
"Aku tahu kamu ingin menciumku kan? Pintar sekali kamu memanfaatkan kesempatan ya? " Aditya menggoda.
"Issh bukan seperti itu kamu tadi tidak sadarkan diri jadi aku hendak memberikan nafas buatan untukmu, maaf saja kamu bukan tipe pria yang aku mau" jawab Emily tersinggung.
Aditya melihat rona pipi merah di wajah Emily dia tersenyum dan tidak menganggap semua yang dikatakan Emily padanya. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan luka masing-masing hingga akhirnya anak buah Aditya datang tepat pada waktunya dan membawa mereka segera kembali ke rumah dan langsung ditangani oleh dokter pribadinya.
"Jangan beritahu mereka jika aku terluka" perintah Aditya pada Tama selaku tangan kanannya.
"Tapi pak?" Tama.
Tama mengalah dan memilih untuk menuruti permintaan sang atasan dia juga diminta Aditya untuk mengobati luka Emily dan menjaganya selama dia dalam masa pemulihan.
"Biarkan saja dia bersamaku di rumah ini, kamu bisa pergi ingat pesanku jangan sampai ibu dan Rihanna tahu tentang ini" Aditya.
Tama pamit dan kembali ke kantor sesuai dengan perintah Aditya, sementara Aditya dengan luka di tangannya coba keluar kamar untuk melihat Emily yang sedang diobati oleh dokternya.
"Lukanya sudah saya obati tuan, sebentar lagi lukanya akan sembuh" kata dokter pada Aditya setelah selesai mengobati Emily.
Aditya berjalan menuju Emily yang sedang terbaring tidur dia menatap wajahnya dengan dalam, hatinya terus memuji kecantikan Emily yang natural.
Senyum Aditya yang telah lama hilang kini sedikit terpancar menikmati kecantikan Emily, dia merasa heran dan bingung sendiri dengan tingkahnya yang aneh pada wanita asing di hadapannya. Dan tanpa dia sadari semakin lama dia menatap dan menikmati wajah wanita itu perlahan dia maju hendak mencium keningnya.
Namun saat satu kecupan Aditya hendak mendarat di kening Emily tiba-tiba saja ponselnya berdering panggilan masuk dari Rihanna mengejutkannya. Bersamaan dengan itu Emily terbangun dan membuka mata.
"Kamu… " ucap Emily yang masih lemah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments