Journey Of Love
Satu bulan setelah ibunya tiada Emily akhirnya memberanikan diri pergi mencari keberadaan sang ayah di kota Batam dengan modal nekad dan sisa uang yang dia miliki
Tentunya bagi Emily si gadis yatim yang miskin perkara pergi dan mencari ayahnya adalah perkara yang tidak biasa karena setidaknya dia harus memiliki cukup uang untuk ongkos dan bekal selama pencariannya.
Emily Adisti Rani
Perjalanan jauh pun rela dia tempuh demi bisa bertemu dengan sang ayah.
"Ayah aku datang tunggulah aku" ucapnya dengan semua harapan hidupnya yang baik setelah bertemu dengan sang ayah.
Hingga akhirnya dia sampai di alamat sebuah pabrik besar tempat dimana ayahnya bekerja alamat yang pernah ibunya berikan sebelum tiada.
Dia yang baru menginjakkan kaki di kota itu mulai kebingungan pada siapa dia harus bertanya?
Tidak ada satu orangpun yang dia kenal di kota itu?
Emily memberanikan diri masuk kedalam untuk bertanya pada satpam pabrik.
"Selamat siang pak?" Sapa Emily dengan ramah.
"Maaf disini sedang tidak menerima lowongan pekerjaan" Jawab satpam yang mengira Emily hendak melamar pekerjaan.
Emily tidak tersinggung dengan jawaban satpam dia justru tersenyum dan mengatakan jika dia bukan datang untuk melamar pekerjaan namun ingin menanyakan dan bertemu dengan pegawai pabrik disana yang bernama Anton Baskara.
"Namanya pak Anton Baskara apa beliau masih bekerja disini?" Tanya Emily membuat satpam terkejut mendengar nama Anton Baskara.
"Astaga mengapa kamu menanyakan orang yang sudah lama tiada nak? Kamu siapa? Dan ada perlu apa dengannya? Apa dia memiliki hutang kepadamu?" Jawab satpam kembali bertanya pada Emily yang terlihat sangat shock mendengar jawaban satpam.
"Maksud bapak apa?" Tanya Emily penasaran.
Satpam mengatakan jika Anton Baskara memanglah pegawai di pabrik itu dia juga menambahkan jika pak Anton telah lama meninggal akibat kecelakaan kerja.
"Sudah hampir sepuluh tahun pak Anton Baskara tiada nak" Ucap pak satpam.
"Apa… Tidak mungkin itu pasti tidak mungkin? Ayahku tidak mungkin tiada" Jawab Emily menangis mendengar semua kebenaran tentang ayahnya.
Bak sudah jatuh tertimpa tangga pula nasib yang kini menimpa hidupnya dia tidak menyangka harus kembali menerima kenyataan pahit karena sebenarnya sang ayah justru telah lama meninggal jauh sebelum ibunya tiada dan itu alasannya mengapa sang ayah tidak pernah ada menghubungi dirinya dan sang ibu. Kini dia harus menjadi seorang gadis yatim piatu yang sebatang kara. Dia sangat terpukul dengan kenyataan hidupnya.
Sedih dan terpuruk karena dia tidak memiliki kerabat selain ibu dan ayahnya. Mengetahui Emily adalah anak dari pak Anton Baskara pemimpin pabrik memberi tunjangan kematian atas nama ayahnya pada Emily.
Perasaan Emily sangat hancur dia bingung harus kemana melangkah pergi kali ini. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta setelah mengetahui semua kenyataan tentang ayahnya namun sebuah insiden terjadi, saat hendak menaiki bus menuju bandara tas Emily hilang lengkap dengan semua isi di dalamnya termasuk sisa uang yang dia miliki.
"Jambret jambret tolong jambret" Teriak Emily sambil mengejar pencuri itu namun karena jalan cukup sepi tidak ada satu orangpun yang membantunya dia justru terhadang oleh seorang pria yang sedang berjalan sambil menelpon.
Brugh...
Emily terjatuh setelah menabrak pria asing itu, dia marah dan mengira jika pria yang menghadangnya adalah komplotan pencuri yang sudah mengambil tasnya.
"Kamu pasti salah seorang dari pencuri itu kan? kembalikan tas ku kembalikan" Kata Emily pada pria yang sedang menelpon.
Pria itu berhenti dan melihat ke arah Emily dengan tajam namun tetap diam sementara Emily terus memukul kecil dan memaksa pria itu untuk mengakui jika dia adalah rekan pencuri tasnya.
Aditya Buana
"Kembalikan tasku aku mohon" Ucapnya lirih.
Pria itu lantas mendorong Emily dengan sangat kasar.
"Perempuan gila" Ucap pria yang mengira Emily adalah wanita tidak waras.
Dia bangkit dan hendak kembali melanjutkan perjalanannya.
"Apa?" Emily tersinggung.
Dia juga ikut bangun dan kembali menarik baju si pria dengan kasar hingga ponselnya terjatuh.
"Apa kamu bilang? Perempuan gila? Kamu dan teman-teman kamu yang tidak waras tega sekali kalian merampas tasku hartaku satu-satunya, cepat kembalikan jika tidak aku akan laporkan kamu ke polisi biar semua kawan kawan kamu ikut tertangkap" Tegas Emily menggertak.
Si pria menghela nafasnya panjang menahan amarahnya pada wanita yang baru ditemui itu.
"Sudah cukup bicaranya? Berapa harga tas kamu? Berapa isi di dalam tas kamu?" Jawab si pria bertanya dengan cukup tenang pada Emily berniat ingin mengganti tas Emily yang hilang.
Emily terdiam saat mendengar semua pertanyaan itu.
Namun tiba-tiba seseorang datang diantara mereka dengan berkata
"Ini trik lama kami tidak akan tertipu oleh wanita seperti dirimu pergilah jika tidak aku yang akan laporkan kamu ke polisi jangan harap kamu akan mendapat sepeserpun dari kami" Ucap Rihana datang menyebut Emily sebagai wanita penipu
Rihana Atmajaya
"What.. penipu" Emily semakin bingung saat Rihana menyebutnya penipu.
Belum sempat dia menjawab tuduhan Rihana padanya, pria itu di paksa pergi meninggalkan Emily tanpa sempat mendengarkan penjelasannya.
"Ayo kita pergi wanita ini hanya seorang penipu ulung yang menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan uang" Ucap Rihana menarik tangan pria yang bernama Aditya itu.
Emily terdiam seakan sesuatu menghalangi pita suaranya saat dia ingin mengatakan jika dia bukanlah seorang penipu. Hanya air mata yang menetes membasahi pipinya dia menatap wajah pria itu begitupun sebaliknya dalam langkahnya pergi pandangan Aditya terus tertuju pada Emily yang menangis seakan dia tahu jika Emily memang bukan seorang penipu. Emily pun menjatuhkan dirinya menangis dan berlutut di pinggir jalan karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang? kemana dia harus pergi tanpa membawa selembar uang dan identitasnya?
"Ya tuhan kenapa ini harus terjadi padaku?" Emily menangis tak kuasa menahan air matanya.
Hari semakin larut Emily berjalan tanpa arah tujuan menyusuri tepian jalan berharap mendapat sedikit bantuan, suara cacing di perutnya pun menambah kegelisahan hatinya Emily yang pintar dan pekerja keras akhirnya coba mengesampingkan dahulu kesedihan dan keterpurukannya.
"Aku harus kuat, aku harus bertahan ya aku harus cari pekerjaan agar aku bisa kembali pulang" Emily pun melihat dan mengunjungi setiap rumah makan berharap ada suatu pekerjaan yang bisa dia lakukan. Beruntung ada satu rumah makan yang memang membutuhkan tenaga bantuan.
"Terimakasih pak saya akan segera membersihkan semua ini" Ucap Emily berterimakasih pada pemilik warung makan.
Sampai saat nya tiba warung tutup pak Ginanjar sang pemilik warung bertanya hendak kemana Emily pulang?
"Sebenarnya saya tidak tahu harus kemana pak? Saya baru datang kesini?" Jawabnya kembali menceritakan kisahnya pada pak Ginanjar.
"Bapak turut sedih jika kamu bersedia nak kamu bisa tinggal sementara di rumah saya kebetulan istri dan anak saya sedang pergi berlibur jadi kamu bisa pakai kamar anak saya dulu" Pak Ginanjar.
"Tidak pak terimakasih saya tidak ingin merepotkan bapak, biar saya cari tempat tinggal sendiri" Emily menolak bantuan pak Ginanjar dengan halus dan memutuskan untuk pamit pergi melanjutkan perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
SUKARDI HULU
Jangan lupa like dan subscribe ya kk❣️🫰💪
2023-09-30
1