Salah paham

Kamu… " ucap Emily yang masih lemah.

Aditya terkejut dan salah tingkah saat Emily terbangun dalam hati dia berharap Emily tidak tahu jika dia hendak mencium keningnya.

"Kamu sudah lebih baik? Luka di tanganmu bagaimana sekarang? Apa kamu perlu sesuatu? Biar aku membantumu?" Ucap Emily banyak bertanya akan keadaan Aditya dengan semua pertanyaan yang mencemaskanya.

Aditya hanya diam dan menggelengkan kepala pertanda jika dia tidak apa-apa. Emily berterima kasih pada Aditya untuk kesekian kalinya karena dia telah menyelamatkannya.

"Aku tidak tahu harus berkata apalagi untuk semua pertolongan yang telah kamu lakukan padaku, dan entah dengan apa aku bisa membalasnya" Emily.

"Kamu harus membalasnya" Aditya.

Sejenak Emily terdiam mendengar semua yang dikatakan Aditya padanya dia merasa bingung harus dengan apa dia membalas semua kebaikan Aditya. Perlahan Aditya berjalan menuju Emily dengan tatapan yang tajam dan membuatnya takut. Dalam hati Emily terus berpikir apa yang pria ini inginkan darinya.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Emily.

Aditya tidak menjawab dia terus berjalan sedangkan Emily terus mundur, namun saat batas akhir langkah Emily terhenti karena tubuhnya telah menyender pada dinding kamar.

Langkah Aditya tidak berhenti menuju ke arahnya hingga membuat detak jantung Emily semakin berdetak kencang tidak karuan, raut wajahnya mulai pucat karena tatapan Aditya yang penuh maksud padanya.

"Apa yang kamu inginkan? Jangan macam macam ya aku tidak takut padamu?" Emily.

"Berhenti aku bilang berhenti jangan dekati aku" lanjutnya.

Aditya tersenyum lucu melihat ketakutan Emily dia menghentikan langkahnya dan berkata

"Aku ingin ini… " jawab Aditya serius dengan menepuk tangan tepat di dadanya.

Kemudian Aditya berlalu dengan senyum dingin membuat Emily semakin ketakutan. Emily sendiri terus berpikir apa yang dimaksud Aditya dengan menepuk tangan di dadanya.

"Hah… astaga apa mungkin dia menginginkan jantungku ini? Tidak tidak boleh aku harus pergi dari sini, dia mungkin seorang penjahat kaya raya berwajah tampan dan mungkin juga rumah mewah ini dimiliki karena usaha ilegalnya … tuhan tolong aku dari predator penjual organ manusia ini tuhan" ucap Emily yang ketakutan karena mengira jika Aditya adalah seorang penjahat.

***

Malam semakin larut suara cacing di perutnya mulai bernyanyi Emily keluar dari kamar hendak menuju dapur berharap ada sesuatu yang bisa dia makan. Dan untunglah makanan sudah tersaji di meja makan dia langsung duduk dan melahap sedikit demi sedikit makanan yang ada dengan hati-hati karena pikirannya masih terganggu dengan semua yang dikatakan Aditya padanya tadi.

Setelah cukup kenyang dia berjalan menuju ke dalam dapur untuk membereskan semua barang yang berantakan namun saat itu juga dia tidak sengaja mendengar percakapan Aditya bersama seseorang yang dirasa mencurigakan.

"Lakukan apa saja yang terbaik untuknya? Jika perlu aku akan memberikan jantungnya padamu" kata Aditya pada lawan bicaranya di telepon membuat Emily semakin gemetar ketakutan.

"Apa? Jadi benar dia seorang penjahat" ucap Emily berjalan mundur dan tidak sengaja menyenggol sebuah pas di meja hingga terjatuh dan membuat Adhitya melihat ke arahnya.

Aditya menutup telpon dan segera menuju Emily.

"Jangan dekati aku, jantungku tidak baik jantungku lemah aku mohon jangan ambil jantungku" kata Emily yang ketakutan meracau tidak karuan hingga membuat Aditya kebingungan.

"Jantungmu lemah?" Kata Aditya terus berjalan menuju Emily.

"Ya, jantungku lemah jadi jangan ambil jantungku aku mohon" Emily memohon.

"Hahahaha " Aditya tertawa melihat kekonyolan Emily.

"Jadi kamu mengira aku menginginkan jantungmu, hihi konyol " lanjutnya.

"Jadi … apa artinya kamu tidak akan menjual jantungku?" Emily.

"Konyol… sudahlah bereskan semua ini kembalilah tidur" jawab Aditya berlalu dengan masih menahan tawanya karena ulah Emily yang polos.

Tengah malam Emily tidak bisa tidur perasaannya tidak tenang dia merasa tidak enak hati seakan memiliki firasat jika akan ada sesuatu yang buruk terjadi padanya saat ini.

"Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku tidak bisa tidur? Perasaanku juga gelisah?" Ucapnya terjaga.

Dan benar saja disaat kegelisahannya mendera jiwa bayangan hitam terlihat dari luar jendela hingga membuatnya terkejut dan takut.

"Astaga apa itu?" Tanya hati Emily menutup diri dengan selimut seakan sedang bersembunyi.

Namun sesaat dia terdiam terdengarlah suara langkah kaki dan hendak mencongkel jendela kamarnya, disaat itu pula dia menyadari jika itu adalah seorang penyusup yang hendak mencuri di rumah Aditya. Dengan segera dia bersembunyi di kolong tempat tidur karena dia tidak memiliki waktu untuk melarikan diri dan memberitahu Aditya.

Dalam hati dia berniat hendak menyerang si penyusup deng caranya sendiri disaat yang tepat.

Si penyusup akhirnya berhasil masuk dan melihat sekeliling kamar Emily yang terlihat kosong menurutnya. Tiba-tiba terdengar suara si penyusup yang menerima panggilan dari seseorang yang misterius dan mungkin bos nya.

"Baik bos, saat ini aku sudah berhasil masuk di kamar tamu dimana berkas itu harus aku cari?" Penyusup.

"Dari sana kamu bisa masuk kedalam rumah dan cari ruang kerja Aditya kalau tidak salah dua kamar setelah kamar tamu" pria misterius.

Mendengar semua percakapan itu Emily akhirnya memahami jika memang penyusup tersebut berniat ingin mencuri berkas rahasia milik Aditya dan itu tidak akan dia biarkan, dalam hati Emily merasa sudah berhutang Budi pada pria yang telah menyelamatkannya dan sekarang tiba saat nya untuk dia membalas Budi baik Aditya dengan tidak membiarkan si penyusup berhasil mencuri berkas yang di incarnya.

Saat penyusup berhasil keluar kamar diam diam Emily mengikutinya dengan membawa peralatan seadanya sebagai senjata. Si penyusup yang curiga ada yang mengintainya berbalik badan dan nasib malang menimpanya lagi.

Disaat Emily hendak berteriak "penyusup" kedua tangan kasar berhasil menutup mulutnya.

"Diam kamu jika tidak aku akan menghabisi mu" ancam si penyusup.

Emily tidak kehabisan akal, mulut dan tangannya bisa saja di cengkram namun tidak dengan kakinya, Emily sengaja menendang meja hingga pas bunga berjatuhan dan membuat suara gaduh untuk memancing Aditya keluar dari kamarnya, namun sayang saat itu Aditya sedang mendengarkan earphone cukup keras di kamarnya hingga suara gaduh di ruang tengah tidak dia dengar. Si penyusup yang mulai ketakutan jika Aditya sampai menemukannya langsung menampar pipi Emily dengan sangat keras hingga tepi bibirnya berdarah dia juga langsung mengikat tangan dan kaki Emily di kursi.

"Kemana pria itu? Mengapa dia tidak mendengar suara gaduh yang aku buat? Apa dia tuli?" Racau Emily kesal pada Aditya yang tidak mengerti dengan kode yang dia beri.

"Diam kamu disini? Aku tidak akan mengampuni mu jika sampai kamu mengulangi kesalahan tadi" si penyusup kembali mengancam Emily yang tidak berdaya.

Namun tibatiba saja Aditya yang tidak menyadari ada suara gaduh keluar hendak mengambil air minum di dapur dan tidak sengaja menginjak pecahan pas bunga yang jatuh berserakan

Merasa ada yang aneh dia menyalakan lampu dan betapa terkejutnya dia saat melihat Emily yang sedang terikat di kursi serta mulut tertutup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!