Leveling

Argeas sempat diajak berkeliling sebentar dalam gedung Pemerintah Kota tersebut, sebelum kemudian bersama kusir dan salah satu pekerja bawahan sang ayah menuju ke area perdagangan.

"Jadi Viscount itu seperti seorang wali kota namun memiliki seluruh tanah dari wilayah tersebut." Seperti biasa Argeas mulai berbicara sendiri saat ia dalam perjalanan menuju wilayah perdagangan.

"Meski itu hanya tanah pemberian dari atasannya, seorang Earl. Yang masih mungkin untuk diambil kembali," lanjutnya yang terdengar seperti sedang bergumam.

"Maaf, tuan Argeas? Apa anda berkata sesuatu?" tanya pria bawahan ayah Argeas yang sempat memperkenalkan diri sebagai Lends itu dari kursi di hadapan Argeas dalam kereta kuda tersebut.

"Tidak, tuan Lends. Saya hanya sedang mengingat-ingat sesuatu saja," jawab Argeas dengan sedikit terkejut.

Argeas masih belum terbiasa berada di sekitaran orang. Hingga tak sadar telah berbicara sendiri dengan suara lantang.

"Oh, anda sopan sekali. Tidak seperti cerita yang saya dengar," balas Lends dengan nada tingginya yang mengejutkan Argeas.

"Cerita tentang saya?" tanya Argeas kemudian yang terlihat cukup penasaran.

"Oh, maaf. Saya kelepasan, bicara" balas pria di hadapan Argeas itu dengan sedikit berlebih.

Pria bernama Lends itu memiliki gaya berbicara dan gestur feminim seperti seorang perempuan. Yang membuat Argeas sulit untuk tidak menaruh perhatian lebih padanya.

"Tapi menurut cerita yang saya dengar, putra Viscount keempat itu punya peringai yang..." Ucapan Lends tertahan. Dan seolah meminta pemakluman, pria itu berkata dengan ragu-ragu. "Peringainya buruk dan sangat kasar."

"Begitu kah?" Argeas tersenyum. 'Kurasa reputasiku memang cukup buruk,' lanjutnya yang kali ini dalam hati.

"Tapi ternyata cerita itu hanya omong kosong belaka. Anda begitu manis dan sopan, tuan Argeas," ucap Lends meneruskan.

"Belum lagi fakta bahwa anda sangatlah tampan seperti Viscount dan tuan Max," lanjut pria itu seraya menahan tangannya sendiri saat hendak menyentuh wajah Argeas.

"Benarkan? Terima kasih, tuan Lends," balas Argeas.

"Oh, manis sekali."

Namun semakin diperhatikan, Argeas semakin merasa pernah melihat Lends di suatu tempat. Terlebih cara bicara dan penampilannya yang cukup unik itu.

"Apakah mungkin kalau nama panjang anda adalah Lendcaster, tuan Lends?" Argeas menanyakan kecurigaannya.

"Oh, benar sekali. Dari mana anda bisa mengetahuinya? Apa Viscount membicarakan tentang saya di luar tempat kerja?" balas Lends dengan sedikit heboh.

'Sudah kukira. Dia adalah salah satu dari dalam game. Karakter yang akan berguna untuk mengurusi masalah administrasi saat tokoh utama mendapat kastilnya sendiri di akhir-akhir cerita.' Argeas berucap dalam hati.

'Apa ada kemungkinan aku bisa merekrutnya juga? Apakah kemampuan merekrut itu berlaku untuk yang bukan player?'

'Bagaimana caranya? Apa harus mengikuti kondisi yang sudah ditentukan dan menyelesaikan sebuah ?'

'Ini hal yang perlu dipelajari lebih lanjut. Apa dampaknya dalam kehidupan nyata seperti ini? Bagaimana bentuk pengabdian mereka nantinya? Apa akan terbentuk sebuah ?'

Terlihat Argeas tenggelam dalam pikirannya hingga tak mendengar Lends memanggilnya berung kali.

"Tuan Ar? Tuan Ar?"

"Oh, maaf. Saya melamun," ucap Argeas begitu mendengarnya.

"Kita sudah tiba di area perdagangan," ujar Lends kemudian.

-

Argeas mulai berkeliling ke toko-toko di area perdagangan itu untuk mencari barang-barang yang ia butuhkan bersama Lends.

Dan setelah membeli semua barang yang ada dalam daftar, juga beberapa tambahan barang yang disarankan oleh Lends, Argeas pun kembali ke Gedung Pemerintahan Kota untuk menurunkan Lends, sebelum kemudian bersama Sais keluarganya melaju pulang ke kediaman keluarga Danae.

Sementara untuk menghindari pertanyaan dari orang rumah tentang alasannya membeli semua barang tersebut, Argeas sengaja menyembunyikan pembeliannya kali ini dari siapa pun.

-

"Sekarang aku hanya tinggal menentukan tempat untuk leveling ku."

Argeas sudah kembali dalam kamarnya setelah makan malam.

"Map!" seru Argeas.

Sebuah peta hologram pun muncul di hadapannya seperti cara Jendela Status muncul.

Peta hologram itu adalah hasil dari kemampuan yang ada dalam [Scroll] Spatial Map yang sempat Argeas beli.

"Oh, jadi disini wilayah keluarga Danae berada," ucap Argeas yang baru saja mengerti akan sesuatu.

"Peta ini sama seperti yang ku ingat dari game nya. Meski tidak terlalu lengkap, tapi aku cukup hafal dengan wilayah barat daya dari region kerajaan pusat ini," ujarnya seraya mengangguk-angguk paham.

"Kalau disini kediamanku, berarti di sekitaran barat laut ini ada Reruntuhan Kuno tingkat menengah, {El-Abu}. Dan sedikit ke utara lagi ada Reruntuhan Kuno lain yang jauh lebih tinggi tingkatannya, {El-Bara}. Baru di sisi selatan tak jauh dari hutan perbatasan ada Reruntuhan Kuno {El-Aran}."

Argeas seperti sedang membayangkan sesuatu yang tak nampak pada peta hologram di hadapannya itu.

"Dan menghitung level ku sekarang, kurasa dengan perlengkapan yang ku punya saat ini aku bisa menjelajah Reruntuhan Kuno {El-Abu}.

"Disamping di tempat itu juga seingatku punya [Gaia Amulet] yang punya efek [Auto-Regen]," lanjut Argeas.

"Item itu akan sangat berguna untuk leveling di tempat dengan tingkatan yang lebih tinggi di kedepannya."

"Item Status," seru Argeas kemudian.

Dan menggantikan peta hologram sebelumnya, sebuah jendela baru yang mirip seperti Jendela Status pun muncul.

Hanya saja bedanya jendela ini berisi informsi tentang benda-benda yang Argeas miliki. Termasuk yang berada dalam Spatial Storage miliknya.

 

 

Item Status

+Weapon+

[Crimson Wand]

+Accessories+

None

+Inventory+

••Potion (x6)

••Dry Ether (x4)

••Elixir (x2)

••Remedy (x4)

••Powder (x2)

[Spatial Map] - Used

[Spatial Storage] - Used

 

 

"Kurasa item-item yang diperlukan sudah cukup untuk melakukan leveling di reruntuhan itu."

Argeas mengangguk seolah sedang meyakinkan diri sendiri.

"Baiklah, dengan begini diputuskan sudah untuk tujuan pertama dungeon leveling ku adalah {El-Abu}!" seru Argeas. "Yo, semangat!"

Kembali teriakan Argeas mengejutkan beberapa pelayan yang kebetulan lewat di depan kamarnya.

-

-

Dan seminggu kemudian, Argeas yang sudah mempersiapkan segalanya itu segera bergegas meninggalkan wilayah kediamannya. Ia berangkat sangat awal. Pada jam-jam dimana ia biasa berolah raga pagi.

Sehari sebelumnya Argeas sudah meminta ijin untuk keluar sampai sore hari. Ia membuat alasan hendak berjalan-jalan di bukit tak jauh dari kediaman keluarga Danae untuk melepas penat karena terus belajar sepanjang hari.

Namun tujuan sebenarnya pemuda itu bukanlah ke bukit, melainkan ke Reruntuhan Kuno tak jauh dari bukit tersebut.

Misinya kali ini adalah melawan beberapa monster yang ada di sekitaran reruntuhan tersebut untuk meningkatkan level. Juga untuk mendapatkan salah satu benda sihir yang biasa dijatuhkan oleh monster-monster di tempat itu. Yaitu [Gaia Amulet].

Argeas masih ingat betul di mana dan bagaimana cara mendapatkan benda tersebut. Sebuah jimat berbentuk oval sebesar satu ruas jari yang terbuat dari batang Pohon Suci, dan memiliki pahatan Rune dengan kemampuan menyembuhkan HP penggunanya secara berkala.

"Item dengan efek [Auto-Regen] itu sangat dibutuhkan untuk melakukan leveling di kemudian hari. Jadi aku harus berhasil mendapatkannya hari ini juga," seru Argeas seraya memacu kudanya menembus pagi yang masih sunyi.

-

Reruntuhan Kuno itu seperti reruntuhan dari sebuah bangunan yang dibangun berlapis-lapis ke bawah. Seperti sebuah menara, namun tingkatannya menurun ke dalam tanah.

Banyak monster berkeliaran di sekitar tempat itu karena Celah Kegelapan yang terus menciptakan mereka secara berkala setiap kali jumlah dari keseluruhan monster dalam reruntuhan itu berkurang.

Tidak ada yang tahu bagaimana cara Celah Kegelapan itu bekerja. Dan juga pola penciptaan monster-monsternya.

Kecuali Argeas.

Bocah berusia 14 tahun itu dengan [Crimson Wand], tongkat sihir hadiah dari sang ayah untuk merayakan class [Arcmage] yang ia miliki sedari lahir itu, membabat habis semua monster yang muncul menghadangnya.

Tongkat sihir itu terbuat dari kayu berukir sederhana berukuran 90 cm dengan rubi berbentuk prisma tak beraturan menancap di bagian ujungnya.

Meski penampilannya cenderung biasa saja dan terkesan umum, namun [Crimson Wand] itu memiliki efek melipat gandakan daya serang dari Magic Spell yang dikeluarkannya.

Dan hal itu akan jadi sangat berdampak bila pada dasarnya daya rusak dari sihir penggunanya sudah cukup besar. Seperti Argeas contohnya.

"Fire Ball!" teriak Argeas saat ia sedang menghadapi monster serupa kelinci sebesar kijang dengan taring dan tanduk yang dikenalinya sebagai Carbuncle.

Dan setelah menyerukan Magic Spell tersebut, beberapa bola api muncul di atas tongkat sihir Argeas, yang kemudian meluncur cepat mengikuti arah dari tongkat sihir itu diayunkan.

Meski bola-bola api itu terlihat lemah, namun kekuatannya cukup dasyat. Terbukti dengan matinya Carbuncle yang adalah monster terakhir dan terkuat dari Reruntuhan Kuno tersebut, hanya dengan satu kali serang saja.

Kemudian muncul gambaran dalam benak Argeas begitu monster kelinci itu benar-benar mati.

...<<300 XP Obtained>>...

...<<>>...

...<>...

...<>...

Gambaran pemberitahuan seperti itu lazim bagi Argeas sebelumnya. Namun terasa sedikit aneh sekarang, karena mengingatkannya pada sistem sebuah game.

Namun hal itu tidak terlalu dipikirkannya.

"Storage," ucap Argeas seraya mengarahkan tangannya ke jasad monster tersebut.

Dan muncul seperti pusaran aneh berwarna ungu yang kemudian menyedot masuk jasad monster itu sebelum kembali menghilang.

...<>...

...<>...

Argeas baru saja memasukan jasad monster itu ke dalam Spatial Storage nya.

Dan kemudian terlihat dari sudut mata Argeas, benda yang ia kenali tergeletak di tempat dimana jasad Carbuncle tadi berada.

"Akhirnya," ucap Argeas seraya mengambil benda yang ia incar-incar itu dari tanah.

...<>...

Senyum Argeas mengembang.

Dengan kemampuan sihir yang cukup besar, ditambah pengetahuan tentang mekanisme dan juga cara menangani monster-monster yang ada di reruntuhan tersebut, membuat Argeas berhasil menyapu bersih reruntuhan kuno tersebut dan mendapatkan [Gaia Amulet] sebelum petang.

Argeas hanya menggunakan 2 botol Dry Ether untuk menambah MP yang penggunaannya cukup boros karena level yang ia miliki setengah kali lebih rendah dari standar level yang seharusnya untuk melakukan penjelajahan reruntuhan tersebut.

Setidaknya para Petualang dan Pemburu Harta harus sudah berada di level 30 lebih agar dapat mengimbangi monster-monster yang ada dalam reruntuhan tersebut.

"Tapi bila sudah mengetahui pola dan mekanismenya, reruntuhan ini dapat ditaklukan meski masih berada di sekitaran level 15 sepertiku," ucap Argeas bicara sendiri ketika ia sedang berjalan naik kembali dari lantai 35 reruntuhan tersebut. Lantai paling bawah dari Reruntuhan Kuno {El-Abu}.

.

Argeas baru menginjakan kaki di luar reruntuhan saat Gloops seekor monster tingkat rendah berbentuk seperti lendir tiba-tiba saja menyerangnya.

Dengan refleks Argeas menembakan bola api nya dan melenyapkan monster tersebut hingga tak bersisa. Yang kemdian disusul dengan pemberitahuan.

...<>...

...<>...

...<>...

"Oh, apa aku sudah meraih batas atas level class dasar?" tanya Argeas pada dirinya sendiri.

"Apa aku sudah mencapai level 30 sekarang?" Pemuda itu terlihat senang. "Status," ujarnya kemudian.

Dan Jendela Status pun muncul.

.

 

[Argeas Danae] [14] [Laki-laki]

[ArcMage] [Lv 30]

HP 45.800

MP 65.500

Stamina [Fresh] [Auto-Regen]

Title

[Putra ke 4 Keluarga Danae]

[Dungeon Breaker]

.

 

[Skill Status]

 

[Combat Skills]

Sword Stance [B]

Archer Stance [B+]

Spear Stance [B-]

Horse Ride [A+]

.

++++++++++++++++++++++

.

[Magic Skills]

Incarnation Magic [S]

Accuration Magic [AAA]

Speed Cast [AA]

Parallel Cast [C]

-

[Attribute Magic]

Fire [AA]

Water [A++]

Wind [A+]

Earth [A++]

Mind [B+]

.

 

[Ability Status]

 

[Combat Moves]

-Active-

Slashing [A-]

Trusting [B]

Mark Shooting [A+]

-Pasive-

|Dash| [A+]

|Parry| [D]

|Dodge| [B]

|Evade| [B+]

|Horse Riding| [AA+]

.

++++++++++++++++++++++

.

[Magic Spells]

-Active-

Fire Ball [AAA]

Earth Wall [AA]

Ice Shard [AA]

Wind Cutter [C]

Mental Focus [A]

-Pasive-

|Mental Resistance| [A]

.

++++++++++++++++++++++

.

[Non-Combat Ability]

Conjuration [A]

••Aura Detection

••Rune Write

Search [A]

••Aura Searching

••Trap Searching

.

++++++++++++++++++++++

.

[Special Ability]

-Active-

None

-Pasive-

[Double Damage Magic]

{Crimson Wand Equiped}

 

 

[Ultimate Skills]

-Active-

None

-Pasive-

[Instant Cast]

{Level 30 Mage Class }

 

[Unique Skills]

• Divine Fate

• World Perception

 

 

.

"Dampak dari perbedaan level minimal itu benar-benar luar biasa. Naik 15 level hanya dalam waktu setengah hari.

"Sepertinya ini memang cara yang paling tepat untuk melakukan leveling." Argeas mengangguk-angguk sendiri. Mengagumi keputusan dan hasil yang ia peroleh.

Dan juga kini terlihat tulisan [Auto-Regen] tepat di sebelah kanan keterangan staminanya. Yang menandakan bahwa [Gaia Amulet] sudah bekerja.

"Kurasa cukup untuk hari ini. Untunglah pola dan mekanisme tempat itu sama persis dengan yang ada dalam game. Dengan begini, aku bisa lebih percaya diri untuk menargetkan Reruntuhan yang lebih tinggi lagi tingkatannya setelah ini."

.

Argeas pulang sebelum matahari tenggelam. Masih punya banyak waktu untuk berberes sebelum makan malam keluarga.

"Jadi bagaimana kegiatanmu menjelajah bukit hari ini? Apakah menyenangkan? Apa kau menemukan hal menarik?" tanya sang ibu memulai pembicaraan di tengah makan malam mereka.

"Iya, bu. Dan mungkin rencananya Ar akan meminta izin untuk pergi lagi dalam beberapa hari kedepan," jawab Argeas.

"Baguslah bila kau menemukan kesenangan lain. Kau boleh pergi lagi. Tapi ingat, berhati-hatilah. Di bukit kabarnya ada beberapa binatang buas." Sang ibu menjawab.

"Ibu, tak perlu mencemaskan Ar sampai seperti itu. Dia seorang [Arcmage] yang bahkan berlatih pedang dan panah." Maximus berucap. Seolah mengingatkan sang ibu bahwa Argeas tergolong mampu untuk anak sebayanya.

"Benar, Lilia. Argeas tidak seperti anak pada umumnya. Dia seorang [Arcmage]." Kali ini sang ayah yang ikut membenarkan ucapan Maximus.

"Ya, tetap saja Ger, sebagai seorang ibu aku merasa kuatir. Terlebih setelah dia nyaris kehilangan nyawanya," balas sang istri.

"Tidak perlu kuatir, bu. Ar akan berhati-hati," ucap Argeas mencoba menenangkan ibunya.

"Lalu untuk perayaan ulang tahun ke 15 mu, bagaimana kau ingin merayakannya?" Sang ayah bertanya hal lain untuk merubah suasana.

"Oh, benar. Untuk perayaan ulang tahunku, aku tidak ingin dirayakan terlalu besar. Mungkin hanya untuk kita dan keluarga dekat saja," jawab Argeas jujur.

Karena ingatan masa lalunya tentang perayaan ulang tahun yang sederhana dan intim berama keluarga dan orang terkasih itu telalu membekas, hingga mempengaruhi mentalnya saat ini.

"Mana boleh seperti itu? Ulang tahun kali ini kau memasuki usia dewasa, Ar." Sang ibu menyanggah.

"Maka dari itu. Karena sudah dewasa, Ar merasa sedikit malu kalau harus dirayakan besar-besaran." Argeas masih berusaha untuk membenarkan permintaannya.

"Semua bangsawan merayakan pesta mereka semakin besar seiring bertambahnya usia. Kukira kau tahu tentang hal ini, Ar? Mengingat kau juga mempelajari Sejarah dan Budaya." Maximus yang kali ini berucap. Juga tampak tidak setuju seperti ibunya.

"Ya, Ar tahu, Kak. Tapi Ar merasa tidak perlu untuk melakukannya." Argeas masih mencoba berkilah.

"Sebagai seorang Viscont, tidak melakukan hal yang sudah seharusnya dilakukan itu akan merusak reputasi ayah, dan juga martabat keluarga Danae," ucap sang ayah kemudian.

Mendengar ucapan tersebut membuat Argeas tak dapat mengelak lagi. Ia tahu reputasi dan martabat adalah hal penting dalam kehidupan bersosial di kalangan para bangsawan.

Dan dengan pemikiran dewasanya sekarang Argeas merasa tidak adil untuk mengorbankan hal tersebut, yang dapat mempengaruhi seluruh keluarganya, hanya demi keinginan pribadinya semata.

"Ya, kalau begitu Ar serahkan semuanya pada Ayah dan Ibu saja," jawab Argeas kemudian.

-

-

Seminggu setelahnya Argeas kembali melakukan leveling di Reruntuhan Kuno. Namun kali ini di Reruntuhan Kuno {El-Bara}.

Argeas jadi jauh lebih percaya diri sekarang. Mengingat reruntuhan kali ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari Reruntuhan Kuno {El-Abu}.

Dan misinya kali ini adalah untuk mendapatkan 2 benda sihir berbentuk cincin. [Ring of Nox] dan [Ring of Lux]. Cincin perak dengan kemampuan reaktif, [Reflect] dan [Protect].

Kemampuan sihir jenis pelindung yang akan aktif secara otomatis saat menerima serangan.

[Reflect] adalah skill untuk mementalkan serangan Magic Spell tingkat menengah ke bawah.

[Protect] adalah skill untuk meredam sempurna serangan Combat Moves tingkat menengah ke bawah.

Reruntuhan kali ini memiliki batas level minimal di atas 50. Dan biasanya para Petualang dan Pemburu Harta melakukan penjelajahan dengan paling sedikitnya 3 orang.

Tapi sama seperti reruntuhan sebelumnya, hal itu tidak berlaku untuk Argeas. Bocah yang hendak menginjak usia 15 tahun itu menjelajahinya sendirian dengan level cap 30 nya.

.

"Wind Cutter!" seru Argeas menembakan pisau angin dari ujung tongkat sihirnya. Dan tepat setelah pisau angin itu meluncur pemuda itu kembali berseru, "Wind Cutter!"

Pisau angin ganda terlihat meluncur dengan lintasan yang saling berlawanan arah, kemudian menebas setiap monster serupa kelelawar bermata tunggal yang melayang mengelilingi Argeas itu tanpa sisa.

Delapan monster mati hanya dengan Magic Spell ganda yang ia keluarkan secara nyaris bersamaan itu.

"Storage." Argeas menyimpan semua tubuh monster kelelawar itu ke dalam Spatial Storage nya.

...<>...

...<>...

"Dulu cara menaklukan reruntuhan {El-Bara} dengan menggunakan Combo Magic Spell seperti ini sangat populer dikalangan player," ucap Argeas berbicara sendiri seraya memunggut sebuah papan kayu berbentuk segilima seukuran telapak tangan dari atas tanah.

...<>...

"Dan memang terbukti efektif. Memadukan skill [Parallel Cast] dengan [Instan Cast]," lanjutnya seraya memasukan papan kayu tersebut ke dalam tas pinggangnya.

"Untung aku sempat mengupayakan Magic Spell [Wind Cutter]. Karena sihir itu akan sangat diperlukan untuk melawan monster dalam reruntuhan ini yang mayoritas punya karakteristik terbang dan melompat."

Kemudian terlihat Argeas kembali menarik tongkat sihirnya dari pinggang.

"Dan sekarang Mini Bos Dungeon nya."

.

Argeas memungut dua buah cincin perak dari atas tanah.

...<>...

...<>...

Ia baru saja mengalahkan seekor monster serupa kelelawar dengan empat sayap yang dikenal dengan sebutan Phrekyos.

Salah satu dari 10 monster terkuat yang menjaga tiap area dalam beberapa tingkatan di Reruntuhan Kuno {El-Bara}

"Area pertama sudah selesai dibersihkan. Satu area dalam sekali penjelajahan, kurasa sudah cukup bagus," ucap Argeas pada dirinya sendiri.

"Jadi masih butuh 9 penjelajahan lagi untuk menaklukan Reruntuhan Kuno ini secara penuh," lanjutnya lagi.

Hal itu karena bentuk dari Reruntuhan Kuno {El-Bara} memang dibuat sangat panjang, agar diselesaikan dalam beberapa tahap. Sepuluh kali bila berdasar dari sepuluh area yang ada.

Maka dari itu setelah menemukan Titik Aman, Argeas pun memutuskan untuk berhenti dan kembali.

"[Ring of Nox] dan [Ring of Lux] sudah didapat. Setelah ini putaran kedua akan jauh lebih mudah," ucap Argeas seraya menggenggam kedua cincin perak itu dengan bersemangat.

"Sekarang saatnya untuk kembali."

Argeas mengambil sebuah batu dengan pahatan Rune yang bersinar hijau terang yang menempel pada dinding di tengah ruangan tersebut.

Batu itu dikenal sebagai

Dan setelah batu tersebut sudah benar-benar lepas dari dinding, Argeas pun sudah berada di pintu depan reruntuhan tersebut.

"Wow, sensasi teleportasi membuat kepala sedikit berputar."

Argeas yang kini sudah berada di luar reruntuhan itu terlihat menyisir rambutnya dengan tangan. Mencoba menghilangkan sisa rasa pusing dampak dari sihir teleportasi sebelumnya.

Batu itu memang berfungsi untuk menghubungkan ruang Titik Aman dengan pintu masuk reruntuhan.

"Hari sudah mulai sore, aku harus segera bergegas pulang."

Dan Argeas pun mengenakan 2 cincin barunya itu di jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sebelum mulai berkuda pulang.

-

Terpopuler

Comments

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Jika Argaes bertemu dengan para petualang dan pemburu harta di reruntuhan ini. Apakah akan terjadi konflik ?

2023-07-20

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Arga bukannya tidak terlalu dekat dengan keluarganya ya ?!

2023-07-20

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Apakah ini semacam inti monster ?

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!