Bereinkarnasi Sebagai Penjahat Sampingan

Bereinkarnasi Sebagai Penjahat Sampingan

Awalan

Arga pemuda lajang berusia 25 tahun dengan perawakan rata-rata pemuda seusianya terlihat sedang berjalan bersama kedua temannya hendak menuju ke Premier Sale sebuah video game yang cukup terkenal.

"Aku sudah tidak sabar ingin segera memainkannya," ucap seorang pemuda botak salah satu teman Arga terlihat bersemangat dan tidak sabar.

"Bayangkan, sudah 10 tahun dan perlu 6 tahun untuk mereka me-remake game itu ke konsol generasi terbaru," sahut pemuda yang lain. Yang berambut cepak berkaca mata.

"Aku sih tidak heran. Game Epic Tale of Noxius itu memang game yang sangat luar biasa." Kali ini Arga yang berucap. "Bayangkan, nyaris 100 lebih karakter yang semuanya harus dirender ke 3D Model. Berapa lama coba?" lanjutnya kemudian.

"Ya, juga sih. Belum lagi subplot dan event story per karakternya," timpal yang berkepala botak setuju dengan Arga.

"Versi originalnya saja harus menggunakan format CD meski itungannya masih 64 bit." Yang berkaca mata menimpali.

"Ya-ya. Tak sabar aku ingin melihat karakter-karakter favoritku dalam bentuk 3D yang super realistik," respon Arga terlihat antusias.

"Tapi ngomong-ngomong soal karakter, aku jadi ga sabar buat lihat wujud dari Argeas Danae," ucap si kacamata sambil menyenggol lengan Arga.

"Sudah diam kalian. Lelucon jadul itu sudah ga cocok lagi dipake sekarang ini," balas Argas terlihat sedikit jengkel.

"Hahaha.... iya. Tapi nostalgia banget. Ngecengi kamu, Ar." Si Kacamata tertawa renyah.

"Lagian bisa pas banget namanya mirip," sahut si botak ikut tertawa kecil.

"Tapi di artwork nya dulu ganteng loh, si Argeas itu," balas Arga seolah mencari pembelaasn.

"Percumah aja kalau cuma jagi penjahat kacangan yang ujung-ujungnya mati. Bahkan belum setengah dari durasi plot utamanya."

"Ya-ya, semoga wujud 3D nya nanti ganteng dan nular ke aku."

"Haha... aku aminin deh..." Kedua teman Arga tertawa nyaris berbarengan.

Dan ketika mereka berhenti di penyeberangan lampu lalu-lintas, anak kecil yang berdiri di sebelah Arga tiba-tiba saja berlari menyeberang jalan meski lampu belum berubah hijau.

Terlihat sebuah mobil Pick-up dengan kecepatan tinggi melaju tanpa memperhatikan sekitar. Dan dapat dipastikan bahwa anak kecil itu akan tertabrak bila tidak dihentikan.

Dengan asumsi seperti itu, Arga pun segera bereaksi untuk menarik anak tersebut. Namun karena tidak akan sempat untuk menghindar, Arga pun sedikit melempar anak itu ke belakang, dan meninggalkan dirinya sendiri yang tidak berdaya di depan laju Pick-up tersebut.

Bahkan tubuhnya yang limbung karena kehilangan keseimbangan itu belum sempat menyentuh aspal, saat kepala dari Pick-up tadi menghantamnya hingga terpelanting jauh.

Rasa nyeri mulai menghampiri ketika tubuh Arga sudah berhenti berguling. Nafasnya terasa sesak. Kepalanya terasa sakit. Dan pandangannya mulai berbayang.

Suara lingkungan mulai terdengar menggema dan kabur, seperti saat ia memasukan telinganya ke dalam air. Beberapa sosok yang ia yakini adalah para sahabatnya terlihat mendekat, saat kemudian semuanya gelap.

Rasa sakit di sekujur tubuh Arga perlahan memudar. Suara mendengung rendah yang entah kenapa membuatnya merasa tenang itu terdengar memenuhi kepalanya. Tubuhnya terasa mengambang di ketiadaan.

'Apa aku sudah mati?' pikir Arga setelah lama dalam sunyi.

'Argas...' Terdengar suara samar memanggil namanya.

'Argaeas... Bangunlah...' Suara itu timbul tenggelam.

'Siap itu?' tanya Arga dalam benak.

"Argeas..." Dan saat suara itu terdengar untuk ketiga kalinya, tubuh Arga mulai terasa menghangat.

Suara-suara lain juga mulai terdengar lebih jelas. Yang seolah memberi persepsi bahwa kini ia berada di suatu tempat.

Dan setelah tiba-tiba saja mendapatkan kekuatan dan kendali atas tubuhnya, Arga mencoba untuk membuka matanya.

"Tuan Argeas? Anda sudah siuman?" Suara berat seorang pria terdengar.

Terlihat sebuah langit-langit berkelambu beludru dalam pandangan samar Arga. 'Kenapa memasang kelambu di langit-langit ruangan?' pikirnya kemudian.

"Panggilkan Viscont cepat! Kabarkan pada beliau, tuan muda sudah siuman."

'Ada dimana sebenarnya aku sekarang?' Tubuh dan kepala Arga sudah tidak lagi terasa sakit. Namun kini ia merasa gerah dan basah oleh keringat.

"Apa yang terjadi?" Arga menatap berkeliling. "Dimana ini?"

"Arga!" Tiba-tiba beberapa orang muncul dari balik pintu di ujung ruangan. Terlihat tatapan dan wajah mereka dipenuhi perasaan lega dan hampir menangis saat melihatnya.

"Akhirnya kau siuman juga."

'Eh? Apa-apaan ini? Siapa mereka? Apa ini semacam prank?'

Namun dengan tiba-tiba saja kepala Arga mulai dibanjiri oleh gambaran-gambaran yang adalah ingatan seseorang selama 14 tahun.

Dan hal tersebut menyebabkan rasa pening yang tidak bisa ditahan lagi olehnya. Arga pun kembali tidak dapat mempertahankan kesadarannya.

"Ar....?! Kau tidak apa-apa?"

Suara-suara panik terdengar timbul tenggelam dibalik kesadaran Arga yang semakin menghilang.

-

...****************...

-

Argeas membuka mata secara perlahan melihat sekeliling. Ia baru saja mendapat ingatan aneh tentang kehidupannya sebagai Arga di dunia modern.

Ia menghembuskan nafas pelan. Mencoba kembali mencerna ingatan aneh yang baru saja muncul itu.

"Bukankah aku terjatuh ke jurang saat sedang berlatih mengendari kuda? Apakah aku selamat? Lalu kapan aku tertabrak Pick-up itu?" Argeas mencoba menelaah ulang apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya. "Dan bagaimana aku bisa tahu nama kendaraan itu? Apa ini semacam mimpi karena traumatisku menghadapi kematian?"

Argeas terduduk menyandar di bantalan penahan tempat tidur mewahnya.

"Tapi entah kenapa aku merasa semua ingatan itu tadi sangat nyata." Argeas terlihat masih ragu dengan apa yang baru saja ia alami.

"Apa jangan-jangan aku baru saja membuka ingatan tentang kehidupanku sebelumnya?" Pemuda berwajah rupawan dengan rambut pirang platinum dan mata biru kehijauan itu mencoba menduga-duga.

"Tuan Argeas!" teriak seorang pelayan wanita setengah baya terkejut saat memasuki kamar Argeas dan melihat pemuda itu sudah terduduk di atas tempat tidurnya.

"Ar?!" Kemudian disusul teriakan seorang wanita yang memiliki ciri tubuh serupa Argeas yang berada di belakang pelayan wanita tadi.

"Kurasa akan kupikirkan lagi setelah ini," ucap Argeas saat ia mengenali pelayan pribadi bersama ibunya berada di depan pintu masuk kamarnya.

-

Plak!

Argeas menepuk kedua pipinya dengan dengan kencang.

"Ahsss..." erangnya setelah itu.

Terlihat Argeas berada di depan meja belajarnya sehari kemudian.

"Kalau cuma dipikirkan saja aku akan jadi bertambah ragu," ucap pemuda itu berbicara sendiri.

"Mau dilihat dari mana pun, dunia ini sangat nyata. Tapi semakin ku cari tahu lebih, semakin mirip dengan game Epic Tale of Noxius dari ingatan kehidupanku sebelumnya," lanjutnya lagi.

"Status!" seru Argeas kemudian bersamaan dengan munculnya papan hologram dengan beberapa data terpampang di hadapannya.

"Dan bahkan pengaplikasian sihirnya serupa sistem status dalam game tersebut."

"Sebelumnya aku tidak pernah merasa aneh dengan tampilan status sihir seperti ini." Argeas mengamati dengan cukup detail papan hologram di hadapannya yang dikenali sebagai Jendela Status itu.

"Namun setelah mendapat ingatan masa laluku, persepsiku tentang sistem sihir ini jadi berubah total. Bagaimana bisa sihir yang seharusnya abstrak berbentuk seperti ini? Kalau memang ini buatan, lalu siapa yang membuatnya? Tuhan? Dewa? Atau jangan-jangan dunia ini semacam dunia Metaverse atau VR?" Pemuda berusia 14 tahun itu masih mencoba menduga-duga.

"Administrator!" serunya kemudian. "Sistem Admin. User Admin. Login. Logout," lanjutnya terus mencoba. Namun tidak terjadi apapun.

"Kurasa tidak berhasil. Jadi ini bukan sebuah dunia maya. Atau mungkin aku harus melakukannya di tempat tertentu?"

Argeas menggelengkan kepalanya liar sebelum kembali menepuk kedua pipinya lagi.

"Fokus Ar! Fokus. Ada hal yang lebih penting yang harus segera ditangani," sahutnya kemudian ke diri sendiri.

"Karena kalau memang benar dunia ini serupa dengan Epic Tale of Noxius, itu berarti ada kemungkinan aku akan mati di usiaku ke 17 tahun," keluhnya seraya menyapu sisa keringat dingin di pelipisnya.

"Tapi tidak perlu berkecil hati. Masih ada kemungkinan bahwa alur ceritanya tidak akan sama dengan yang ada di game. Jadi kemungkinan aku masih bisa selamat," lanjutnya mencoba menyemangati diri sendiri.

"Tapi untuk berjaga-jaga atas kemungkinan bahwa alur cerita akan benar-benar mengikuti game nya, maka aku harus menyiapkan rencana untuk menghindari kematianku. Masih ada waktu 3 tahun untuk itu. Kurasa masih cukup."

"Ya! Kau pasti bisa, Ar!" serunya lagi mencoba menyemangati diri sendiri.

Sementara di luar kamar Argeas beberapa pelayan tampak kebingungan mendengar tuan mereka berbicara sendiri ssmbil sesekali berteriak tak jelas di dalam kamar.

-

-

Di usia ke 14 tahun, Argeas yang baru saja selamat dari maut mendapatkan kembali ingatan dari kehidupannya yang lampau.

Dimana ia berusia 25 tahun saat kematian menjemput. Bekerja sebagai karyawan perusahaan perbangkan sebagai analis, hidupnya dihabiskan dalam rutinitas yang monotone.

Anak tunggal dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya bekerja, yang menyebabkan ia tumbuh dengan mandiri, dan tidak terlalu dekat dengan mereka.

Hobinya bermain game dan membaca buku. Dan karena cukup total dalam menjalani hobinya tersebut, hingga saat ajal menjemput ia tidak pernah memiliki pacar sama sekali.

Argeas nyaris mendapat seluruh ingatan dari kehidupan masa lalunya. Baik kejadian maupun pengetahuan. Terutama tentang game favorite nya. Dan ia akan menggunakan segala kelebihan dan keunggulan itu untuk menghindar dari kematian, kemudian hidup dengan sepenuh hati.

-

Terpopuler

Comments

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Aku masih agak bingung. ini jiwa Arga ada dalam tubuh Argaeas. Atau Arga adalah Argaeas di kehidupan sebelumnya ?

2023-07-20

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Twenty five going to fourteen. Ada ketimpangan perilaku atau tidak nantinya ?

2023-07-20

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

Memori ingatan yang masih tumpang tindih.

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!