#1

Pagi ini Aletha sudah berada di kelasnya. Aletha tengah menggunakan ponsel pintarnya untuk mendengarkan lagu.

Aletha Pov

Pagi ini gue ngerasa hal paling nyebelin. gue mencoba positif thingking dengan memakai handset ketelinga gue

"Tha di panggil ke Bk" teriak Winda seketaris kelas gue yang belum sadar gue make handset.

Winda pun menggebrak meja gue yang membuat gue terkejut. "Apaansih win?" gue melepaskan handset yang terpasang di satu telinga gue

"Haduh makanya lo gue teriakin gak denger" ketus Winda

"Iya ada apa sih heboh banget!"

"Lo di panggil ke Bk! buru sana gih"

Gue manut aja dan langsung melangkah ke pintu kelas. gue berpapasan sama kedua sahabat gue yang baru dari kamar mandi

"Mau kemana tha?" tanya Reni ke gue. "gue di suruh ke Bk" jawab gue tersenyum kecut

"memang lo punya masalah apa tha?" tanya Reni kembali

"gue gak tau gue mau kesana dulu Bye!" gue pun berlari kecil sebelum mendengarkan ujaran Reni selanjutnya

gue berjalan menuju ruang Bk, gue mengetuk pintu sebelum masuk, pas masuk wajah gue lansung terkejut saat tahu ada Pak sigit ayah Finda. Memang dasar pengadu!

"Permisi pak kenapa saya di panggil kemari?" tanya gue ke Pak Didi sebagai guru Bk di sekolah, tak hanya Pak didi di ruangan itu ada Pak molan kepala sekolah

"Aletha kamu kemarin berlaku kasar dengan Finda benar?" tanya Pak didi tanpa basa basi

"Pak kemarin saya di jambak di cekik Pak saya sudah meminta ampun Pak" Finda berdrama. gue terkekeh dalam hati mendengarnya orang ini sangat Drama Quenn

"Pak jika anda di rendahkan orang dan anda sudah memperingatkannya untuk tidak mencari masalah? tapi orang itu tetap mencari masalah itu akan membuat Bapak marah bukan?" Kali ini gue angkat bicara dengan nada sedikit menekan

Pak Didi dan Pak molen terdiam sesaat

"Tapi kamu ini tetap berlaku kasar dengan Finda, aletha!" kali ini Pak molen yang angkat bicara

"Pak papah saya ini komite di sekolah ini bapak seharusnya mendukung saya bukan begitu pak? papah aku gamau tau pokoknya Aletha harus di usir dari sekolah ini!" Finda menekan Pak molen dan Pak didi

"Pak molen, Pak didi? saya selaku komite disini ingin anak saya mendapat ketentraman bukan perlakuan kasar" ujar Pak Sigit memprofokasi Pak Didi dna Pak molen

gue masih bersikap tenang mendengarkan celoteh omong kosong bapak dan anak yang sangat pintar berdrama ini

"Pak saya mau siswa bernama Aletha Fitrina Syifa di keluarkan hari ini di sekolah! apa orang tuanya tidak pernah mengajarkan kelembutan ya? sampai anaknya seliar ini" gue sedikit gak terima pas Pak sigit membawa-bawa orang tua

gue yang sedari tadi masih sabar kali ini gue udah ada di batas ke wajaran

Brak!

Suara gebrakan meja membuat orang-orang di ruangan itu terkejut

"Liat pak gak punya sopan santun!" sindir Finda memandang sinis gue

"Cukup! kalian boleh nyalahin saya, kalian boleh hina saya, tapi! tidak untuk KELUARGA SAYA!" gue sengaja menekan kata-kata gue

"Apa karna bapak seorang komite bisa selaku sesukanya tanpa melihat kebenarannya? apa bapak mempercayai anak bapak yang suka berbohong? anda mengatakan saya tidak memiliki sopan santun? saya akan sopan jika anda berlaku yang sama! saya berlaku kasar memang benar karna saya punya alasan!" Kali ini emosi gue udah di ujung tanduk gue sekalian aja caci maki Pak komite!

"Dasar anak kecil tau apa kamu! Pak Didi siswa seperti ini berani sekali mengajari orang yang lebih tua darinya. Cepat pak coret dia dari daftar siswa saya ini komite dan penyumbang dana sekolahan!" Pak sigit membanggakan dirinya dan itu membuat gue pengen ketawa jahat hahaha

"Aletha apa kamu tidak memiliki sopan santun kepada pak sigit? sekarang kamu angkat kaki dari sekolah ini" Pak molen angkat suara dan mencoba mengusirku. Hal itu membuat gue semakin emosi

"Oh ini balasan kalian? saya sudah mengaharumkan nama sekolah ini hingga tingkat-tingkat nasional dan ini balasan kalian? hanya karna seorang siswa ANAK KOMITE? HANYA KARNA ANAK KOMITE DAN APA TADI? PENYUMBANG DANA YA?" Gue menekan kata-kata yang menyindir Pak sigit

"He bocah kamu ini miskin harusnya bersyukur masuk sekolah elit dengan beasiswa pasti kan? harusnya kamu itu menjaga sikap mu!" sahut Pak Sigit menghina gue

"Oh terimakasih Pak sudah mengingatkan saya, saya sangat bersyukur lohh bisa masuk sekolah yang KATANYA ELIT DENGAN BEASISWA. Kalo siswa masuk dengan Beasiswa berati pinter dong! kasian banget ya pak bapak buang uang banyak-banyak buat nyekolahin anak bapak tapi sayang... murahan!" cibir gue panjang lebar

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi kanan gue panas dan perih itu yang gue rasain, emosi gue udah makin menjadi-jadi

"Dasar sekoalahan sampah!" bentak gue kepasa mereka

Pak Sigit ingin menampar gue kembali tapi ada tangan kekar menahannya "Apa anda sudah cukup membuat anak saya marah?" tanya seorang pria paruhbaya yang tak lain bokap gue papah Bram. Tunggu? kenapa dia ke sekolah?

Aletha Pov end

Author Pov

"Pa pak bram? selamat siang pak!" ucap Pak Didi menunduk hormat

"Apa kalian mengusir anakku dari sekolahan milik saya sendiri?" tanya Pak Bram dingin

"Ja jadi ini sekolah milik anda?" tanya Pak Sigit gugup

"Oh Sigit guntoro hebat sudah menampar pipi mulus anak saya! Pak Didi tidak perlu repot mengusir anak saya, karna anak saya akan saya pindahkan sendiri!" ucap Pak Bram dingin

"Pak maafkan saya" ucap Pak Didi berlutut di kaki Pak Bram "Saya maafkan anda tapi jika ada yang berlaku kasar dengan siswa kembali saya tidak akan tinggal diam!"

Aletha dan Bram papah nya pun meninggalkan sekolah. Kali ini Sigit dan Finda tengah gusar. Takut jika di keluarkan dari sekolah

Aletha masuk ke mobil papahnya Aletha bertanya-tanya. Kenapa tiba-tiba papahnya ke sekolah. Memang benar bangunan sekolah tersebut milik Bram papah Aletha bantak yang tidak tahu jika sebenarnya Aletha adalah anak dari pemilik sekolah elit tersebut.Karna Aletha meminta untuk menutupi identitasnya

"Kok papah tiba-tiba ke sekolah Letha?" tanya Aletha kepada Bram yang fokus menyetir

"Sebenarnya papah tadi mau ngecek sekolah, terus denger kamu ke Bk ini sudah ke 30 kali kamu ke Bk. Kamu ini anak pemilik sekolahan itu tapi kenapa kamu banyak hukumannya Aletha?" tutur Bram kesal

"Pah anaknya Pak Sigit aja ya drama! kemarin Aletha di hina-hina apa papah terima kalo dihina?"

"Oh Finda anaknya Sigit yang hina kamu?papah pastikan besok Finda di keluarkan dari sekolah!" ucap Bram penuh penekanan

"Jangan pah kasian! cari SMA jaman sekarang itu susah pah" sahut Aletha memohon. Bram hanya diam dengan pikirannya

"Oh ya pah. Papah mau pindahin Aletha ke sekolah mana?" tanya Aletha ragu

Bram pun menoleh ke putrinya "Pesantren!" sahut Bram santai

"Apa!!??" teriak Aletha terkejut. Matanya terbuka lebat tak percaya. "Pah yang bener aja pesantren itu kan di desa bisa-bisa Aletha kudet pah!!" rengek Aletha

"Tidak ada penolakan setelah sampai dirumah siapkan baju-baju dan besok pagi kita berangkat ke pesantren! Mendiang mamah kamu udah pesenin papah untuk sekolahin kamu ke pesantren" ucap Bram tegas. Mamah Aletha sudah meninggal saat Aletha berusia 13 th dulu Mamah Aletha berpesan pada Bram untuk menyekolahkan Aletha di pondok pesantren agar Aletha terbentuk menjadi pribadi yang baik.

TBC❤

Terpopuler

Comments

syafaulqi#ukhty

syafaulqi#ukhty

ana mampir kuyy✨🥲

2023-04-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Finda udah di keluarkan dan Aletha malah ngelarang,Terus Aletha sendiri anak pemilik sekolah yg keluar dan di pindahkan,aneh gak sih??!!🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

2022-12-04

1

Mmh Rilfa

Mmh Rilfa

kyanya seru ni,..,sosok al3tha tomboy kyanya y thor,..

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!