Episode 05

Seketika dua orang wanita tersebut melihat kearah Ardi dan juga Sabrina.

“Mas Ardi ?” ucap wanita.

Ardi tersenyum ramah menyapa dua orang wanita tersebut.

“Calon istri mas Ardi cantik ya ?” ucap mereka berbisik namun hal tersebut masih bisa di dengar oleh Sabrina Ardi dan juga Sari.

Sabrina hanya tersenyum melihat hal tersebut.

“Iya Namanya Sabrina !” ucap Sari memperkenalkan Sabrina kepada kedua orang tersebut.

“Oh Sabrina.” Ucap kedua wanita tersebut tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Sabrina pun tersenyum mengangguk kepada kedua wanita tersebut.

“Ya sudah kalau begitu kami permisi dulu.” Ucap dua orang wanita tersebut.

Ardi pun menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dua orang wanita tersebut.

Setelah dua orang wanita tersebut berlalu Ardi pun menaiki anak tangga menuju ke dalam rumah.

Sari pun mengajak Sabrina untuk masuk ke dalam rumah mengikuti Ardi, sesampainya mereka di dalam rumah Ardi telah duduk lebih dulu di meja makan sambil menunggu mbok Ya menyiapkan makanan, mbok Ya adalah wanita paruh baya yang membantu mengurus kediaman orang tua Ardi beliau adalah seorang gadis yang selama hidupnya belum pernah menikah.

Sari pun mengajak Sabrina ikut duduk di meja makan untuk sarapan tidak berselang lama orang tua Ardi pun ikut bergabung dengan mereka setelah semua makanan dihidangkan oleh mbok Ya.

Saat semua orang telah mulai menyantap makanan yang telah dihidangkan oleh mbok Ya, Sabrina masih fokus menatap hidangan yang ada di atas meja makan tersebut.

“Ayo mbak makan ! masakan mbok Ya juara enaknya.” Ucap Sari mengacungkan jempolnya dengan semangat.

“Iya dimakan !” ucap pak Agus kepada Sabrina.

Sabrina tersenyum canggung ke arah pak Agus dan juga Sari.

Sementara bu Siti menatap Sabrina dengan pandangan tidak suka.

“Kamu tidak sarapan ?” tanya Ardi kepada Sabrina.

“Tidak ada roti ? aku tidak suka itu !” ucap Sabrina kepada Ardi sambil menunjuk sebuah piring yang berisi makhluk melingkar yang sudah di goreng.

“Belut ?” tanya Ardi.

Sabrina menggelengkan kepalanya.

“Ini enak… kamu cobain deh !” ucap Ardi mengambil seekor belut yang tidak terlalu besar lalu hendak menaruhnya di atas piring yang ada di depan Sabrina.

“Jangan…!” ucap Sabrina buru-buru agar Ardi tidak meletakkan belut tersebut di depannya.

Ardi pun mengurungkan niatnya dia pun meletakkan kembali belut yang hendak dia ambil tadi di tempat semula.

“Ayah lihat kelakuan orang kota selain pemilih juga banyak maunya !” ucap Bu Siti kepada suaminya menyindir Sabrina terang-terangan.

Pak Agus mengabaikan ucapan sang istri hal tersebut membuat sang istri semakin kesal.

“Kamu ingin sarapan dengan apa ?” tanya Ardi.

“Yang jelas kalau kamu menginginkan roti tidak akan ada di sini !” ucap Ardi lagi.

“Kalau begitu aku mau di buatkan telur ceplok saja!” ucap Sabrina di depan semua orang.

“Telur ceplok ?” tanya Ardi memastikan.

“Iya telur ceplok !” ucap Sabrina menganggukkan kepalanya.

“Ya sudah!” ucap Ardi menghentikan sarapannya lalu berdiri hendak membuatkan telur ceplok untuk Sabrina.

“Kalian romantis sekali.” Ucap Sari tersenyum melihat Ardi yang memanjakan Sabrina.

Sari pun buru-buru melanjutkan sarapannya karena tatapan tajam bu Siti yang mengarah padanya.

“Apa dia tidak punya tangan ? jika hanya memasak telur ceplok saja menyusahkan anakku !” ucap bu Siti menyindir.

“Sudah lah biarkan saja mereka.” Ucap pak Agus yang tidak ingin ada keributan.

Ardi pun menuju ke dapur di ikuti oleh Sabrina dari belakang.

“Mas Ardi butuh sesuatu ?” tanya mbok Ya saat melihat Ardi tiba di dapur.

“Tidak mbok, aku hanya ingin membuat telur ceplok saja !” ucap Ardi menanggapi pertanyaan mbok Ya.

“Biarkan mbok yang membuatnya mas !” ucap mbok Ya menawarkan diri.

“Tidak usah mbok biar aku saja… mbok lanjut saja !” ucap Ardi kepada mbok Ya.

Mbok Ya pun menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Ardi, Sabrina pun ikut berjongkok menyamakan posisinya dengan Ardi karena di rumah tersebut masih menggunakan tungku kayu, bukannya mereka tidak mempunyai kompor gas hanya saja mereka menggunakan kompor gas tersebut sesekali di saat kayu bakar di dapur habis.

“Duduk di sini saja mbak ! di sana kotor.” Ucap mbok Ya kepada Sabrina.

“Tidak apa-apa mbok saya di sini saja.” Ucap Sarina tersenyum.

“Calon istri mas Ardi cantik ya.” Puji mbok Ya.

Sabrina pun tercekat mendengar ucapan mbok Ya kalau di bilang cantik dia tidak terlalu menghiraukan karena dia sendiri juga merasa dirinya cantik, yang membuat dia tercekat saat mbok Ya mengatakan bahwa dia adalah calon istri Ardi ternyata kabar berita dengan cepat menyebar.

Sementara itu Ardi membuat senyum yang hampir tidak terlihat mendengar ucapan mbok Ya, lalu dia buru-buru memecahkan telur lalu memasukkannya ke dalam wajan yang sudah berisi minyak panas.

“Kamu bisa masak ?” tanya Sabrina kepada Ardi.

Ardi tidak menjawab ucapan Sabrina dia terlalu fokus menggoreng telur ceplok permintaan Sabrina.

“Wah mbak sangat beruntung jika mas Ardi menjadi suaminya, mas Ardi ini sangat ahli dalam hal memasak… makanan yang dimasak mas Ardi tidak pernah gagal.” Ucap mbok Ya memuji keahlian Ardi.

“Beneran mbok ? Ardi pandai masak ?” tanya Sabrina penasaran.

“Iya mbak ! malahan masakan mbok saja kalah dengan masakan mas Ardi.” Ucap mbok Ya bercerita dengan semangat.

Sabrina tersenyum menanggapi ucapan mbok Ya.

“Selesai… nih !” ucap Ardi sambil menyerahkan piring yang berisi telur ceplok yang sudah matang kepada Sabrina.

Ardi pun berjalan keluar dari dapur menuju meja makan di ikuti oleh Sabrina, sebelum meninggalkan dapur tidak lupa Sabrina mengucapkan terima kasih lebih dulu kepada mbok Ya.

Sesampainya di meja makan kedua orang tua Ardi sudah tidak ada di sana, hanya tinggal Sari seorang yang masih sibuk menikmati sarapan paginya.

“Mas kemarin jadi ketemu Ara ?” tanya Sari kepada Ardi.

“Jadi.” Ucap Ardi sambil melanjutkan sarapannya yang tertunda.

“Bagaimana keadaannya ?” tanya Sari lagi.

“Dia baik-baik saja, makin pintar.” Ucap Ardi.

Sementara Sabrina sibuk menikmati telur ceploknya dan mengabaikan percakapan Ardi dengan Sari.

“Oh iya mas tadi paman bilang mas sama mbak diminta untuk menyiapkan berkas-berkas data diri.” Ucap Sari menyampaikan pesan sang paman.

“Untuk apa ?” tanya Sabrina merasa aneh.

“Menikah !” ucap Sari menjelaskan.

“Ha ?” ucap Ardi dan Sabrina bersamaan.

“Iya kalian akan menikah.” Ucap Sari lagi.

Jantung Sabrina berdetak lebih cepat usai mendengar ucapan Sari barusan.

“Bagaimana ini ? apa iya aku akan menikah dengan cara ini ? pernikahan impianku ? tidak ini tidak boleh terjadi, tidak boleh ! pilihan terbaik saat ini adalah kabur dari sini secepatnya.” Ucap Sabrina dalam hati.

Sementara itu Ardi terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu di benaknya.

“Kenapa mbak ?” tanya Sari kepada Sabrina saat melihat dia menggelengkan kepalanya.

“Eh ?” ucap Sabrina menatap Sari.

“Ada apa ?” tanya Sari lagi.

“Bukan apa-apa !” ucap Sabrina buru-buru klarifikasi.

Sari mengerutkan keningnya heran melihat tingkah aneh Sabrina.

Bersambung….

Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!