Pak Agus pun kembali menatap ke arah Ardi dan juga Sabrina.
“Ayah sudah putuskan jika kalian harus menikah.” Ucap pak Agus lagi.
“Dan untuk kamu !” ucap pak Agus kepada Sabrina.
“Bawa saya menemui orang tuamu.” Ucap pak Agus lagi.
Usai mengatakan itu pak Agus pun meninggalkan ruangan tersebut di susul oleh sang istri sementara Ardi mengusap kasar wajahnya lalu melihat sekilas ke arah Sabrina lalu dia pun pergi begitu saja.
Tinggallah Sabrina seorang diri dengan pikiran kacau yang tidak menentu, dia masih bingung dan syok dengan kejadian yang dialaminya hingga kejadian pagi ini yang dia sendiri tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
“Mbak sudah baikan ?” tanya Sari yang tiba-tiba saja datang.
“Eh aku ? ah iya.” Ucap Sabrina menganggukkan kepalanya.
“Mbak pacar mas Ardi ?” tanya Sari lagi.
“Aku…” ucap Sabrina bingung harus menjawab apa.
“Aku Sari mbak ! sepupu mas Ardi.” Ucap Sari mengulurkan tangannya.
“Sabrina.” Ucap Sabrina menyambut uluran tangan Sari.
“Aku harus bicara dengan dia.” Ucap Sabrina dalam hati.
“Sari ?” panggil Sabrina.
“Iya mbak ada apa ?” tanya Sari.
“Aku harus bicara dengannya kamu tahu dia pergi ke mana ?” tanya Sabrina kepada Sari.
“Mas Ardi ?” tanya Sari memastikan.
“Iya.” Jawab Sabrina menganggukkan kepalanya.
“Sepertinya mas Ardi pergi ke arah pohon besar yang ada di pinggir tebing sana mbak.” Ucap Sari menjelaskan.
“Bisa antar aku ke sana ?” pinta Sabrina kepada Sari.
“Iya mbak.” Ucap Sari.
“Ayo !” ucap Sabrina lalu bangkit dari duduknya.
Kemudian dia pun pergi ke tempat di mana Ardi berada dengan di antar oleh Sari.
“Mas Ardi ada di sana mbak !” ucap Sari kepada Sabrina saat jarak menuju ke tempat di mana Ardi berada kira-kira berjarak 10 meter.
“Terima kasih Sar.” Ucap Sabrina tersenyum.
Sari pun mengangguk menanggapi ucapan Sabrina lalu dia pun memutuskan untuk pergi dari sana dan membiarkan mereka agar bisa menyelesai kan masalah yang ada di antara mereka.
Sedangkan Sabrina setelah Sari meninggalkannya dia pun melangkahkan kakinya menuju ke pohon besar di mana Ardi sedang duduk bersandar.
“Laki-laki cabul !” ucap Sabrina saat dia sampai di bawah pohon besar tersebut.
“Bagaimana lo akan menjelaskan semua ini ha ? brengsek !” ucap Sabrina sambil menendang ranting kecil ke arah Ardi.
Ardi yang menyadari kedatangan Sabrina buru-buru bangkit berdiri dari duduknya.
“Semua tidak seperti yang kamu pikirkan ! tidak ada yang terjadi di antara kita !” ucap Ardi berusaha menjelaskan.
“Apa yang mau lo jelaskan setelah aku dan semua orang lihat saat kita ada di ranjang yang sama, lo mau mengelak jika tidak ada yang terjadi antara kita ? sangat tidak masuk akal !” ucap Sabrina kesal.
“Memang seperti itu kenyataannya ! tidak ada yang terjadi !” ucap Ardi membela diri.
“Lo pikir gue percaya dengan apa yang lo katakan ?” ucap Sabrina lagi.
“Terserah kamu mau percaya atau tidak yang jelas aku tidak melakukan hal yang seperti yang kamu pikirkan.” Ucap Ardi pasti.
“Lo masih tidak mau mengakui jika lo telah melakukan itu !” ucap Sabrina masih kesal.
“Memang tidak ada yang terjadi ! sekarang coba kamu pikir saat kamu bangun dari tidur dengan memakai pakaian utuh seperti ini apa mungkin aku telah melakukan sesuatu yang menjijikkan seperti yang ada di dalam pikiran mu itu ?” ucap Ardi lagi.
Seketika Sabrina pun melihat penampilannya masih utuh dengan pakaian yang dia gunakan saat ini masih sama dengan pakaian yang dia pakai saat meninggalkan kediaman Mahendra.
“Tidak ada jaminan kalau lo benar-benar tidak melakukannya.” Ucap Sabrina masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ardi.
“Tidak ada yang terjadi.” Ucap Ardi menegaskan kembali ucapannya.
“Atau kamu berharap hal itu benar-benar terjadi ?” ucap Ardi sembari melangkah mendekat ke arah Sabrina dengan senyuman menyeringai.
“Berhenti !” ucap Sabrina kepada Ardi sambil mengangkat tangannya agar menghalangi Ardi untuk mendekat ke arahnya.
“Jika kamu masih tidak percaya dan berharap aku melakukannya saat ini kita bisa melakukannya.” Ucap Ardi masih berusaha mendekat ke arah Sabrina.
“Laki-laki mesum !” ucap Sabrina sambil mendorong tubuh Ardi.
“Hahaha.” Ardi tertawa melihat Sabrina yang ketakutan lalu dia pun memutar tubuhnya.
Ardi menghela napas panjangnya menikmati udara pagi sambil melihat pemandangan desa dengan hamparan sawah yang luas.
“Aku jamin tidak ada yang terjadi semalam.” Ucap Ardi setelah menghembuskan napas panjangnya.
Sabrina pun diam sambil ikut memandangi luasnya hamparan sawah yang berada di bawah tebing tersebut.
“Bagaimana dengan orang tuamu yang menyuruh kita menikah.” Tanya Sabrina kepada Ardi.
“Untuk masalah itu aku tidak bisa berbuat banyak, jika kamu tidak setuju kamu bisa langsung bicara dengan ayahku agar dia bisa membatalkan keputusannya.” Terang Ardi.
“Kenapa harus aku ? kenapa bukan kamu yang mengatakannya langsung kepada ayahmu ?” ucap Sabrina.
“Karena ayahku tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan walaupun aku telah menjelaskan kejadian yang sebenarnya, dia lebih percaya dengan apa yang dilihatnya .” ucap Ardi sendu.
“Apa aku pergi saja dari sini ?” ucap Sabrina pelan.
“Apa ?” tanya Ardi karena ucapan Sabrina terdengar kurang jelas.
“Bukan apa-apa !” ucap Sabrina tersenyum.
“Iya lebih baik begitu, secepatnya gue harus pergi dari sini bagaimana mungkin gue tiba-tiba menikah dengan laki-laki cabul seperti dia.” Ucap Sabrina dalam hati sambil memperhatikan Ardi dari kaki hingga kepala.
“Ihhhh nggak mau gue ! nggak mau... nggak mau...” Ucap Sabrina dalam hati bergidik ngeri.
“Lah kenapa lo ?” tanya Ardi yang heran melihat tingkah aneh Sabrina.
Kemudian Ardi pun melangkahkan kakinya pergi dari sana.
“Lo mau ke mana ?” tanya Sabrina sedikit teriak.
“Pulang !” ucap Ardi tanpa menoleh.
“Tunggu !” ucap Sabrina lagi sambil mengejar Langkah Ardi.
Ardi terus melangkahkan kakinya menuju ke rumah tanpa menunggu Sabrina lebih dulu.
Sementara itu di rumah…
“Wah mobil siapa ini bagus sekali ?” ucap salah seorang wanita saat melihat mobil parkir di depan rumah orang tua Ardi.
“Iya ya bagus sekali… aku sangat ingin merasakan berada di dalamnya.” Ucap yang lain ingin membuka pintu mobil tersebut.
“Eh jangan jangan !” ucap Sari yang tiba-tiba muncul di sana.
“Tamunya pak Agus ?” tanya warga kepada Sari.
“Bukan itu mobilnya calon istri mas Ardi !” terang Sari menjelaskan.
“Mas Ardi akan menikah ?” tanya wanita tersebut penasaran.
“Iya benar !” ucap Sari tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.
“Sepertinya calon istri mas Ardi berasal dari kota ya ?” tanya wanita yang lain.
“Iya ya... Bu Siti sangat beruntung dapat menantu dari kota kaya lagi.” Ucap wanita tersebut.
“Beruntung apanya jika bukan karena terpaksa tidak akan aku ijinkan anakku menikahi…!” ucap Bu Siti yang tiba-tiba saja sudah berdiri di atas beranda rumah panggung tersebut namun Ardi dan juga Sabrina muncul hal itu membuat ucapan bu Siti terpotong karna kedatangan mereka.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments