Zaen akhirnya kembali ke Bali. Setelah beberapa hari di Surabaya. Kini dia sedang melepas rindu bersama Sela, wanita pujaan hatinya.
Disisi lain. Aulya, juga sudah pulang kerumah. menyiapkan semuanya. Mengurus surat pindah. Dan menata barang-barang yang akan dibawa kesurabaya. Rasanya berat sekali memikirkan sang Ayah, yang akan di tinggal. Tapi, Aulya sedikit lega, karena ada saudara dari ayahnya yang siap menjaganya.
"Kenapa melamun?"
"Aulya kefikiran sama Ayah, karena Aulya akan pergi jauh."
"Kamu tidak perlu memikirkan ayah, kan ada bibikmu, dan Fani, yang sudah seperti anak sendiri juga. apalagi bik Ningsih kan adik Ayah sendiri."
"Iya ayah. Aulya tahu, Bibik sangat sayang sama Ayah. Tapi tetap saja Aulya kepikiran yah."
"Sudah jangan kepikiran lagi. Sekarang ini untuk kamu."
"Emas" Ternyata yang di berikan Bapak Ahmad satu kotak Emas yang berisi kalung dan gelang.
"Ini milik Ibu kamu Nak. Ada hak kamu yang Ayah simpan disini. Emas ini milik Ibu kamu, Ini memang dititipkan untuk di berikan sama kamu setelah menikah. Mungkin kamu membutuhkannya nanti."
Aulya memeluk ayahnya, tangis mulai pecah, seorang Ayah yang selalu menyayangi dari kecil sampai dewasa, kini akan pergi meninggalkannya.
"Ini untuk Ayah saja, Aulya bisa kerja dan berusaha sendiri."
"Tidak Nak. Ini amanah dari ibu kamu. Simpanlah, kelak kamu akan membutuhkan ini semua."
"Terimakasih Ayah, Ayah yang terbaik."
Aulya semakin terisak. Tak lama kemudian, datang Bik Ningsih menghampiri Aulya di kamarnya.
"Nak ini untuk kamu. Bibik gak punya apa-apa, hanya ini yang bibik punya "
Sebuah amplop berisi uang.
"Ya Allah. Bik makasih ya."
"Sama-sama, jaga diri baik-baik ya."
"iya bik, titip ayah ya bik."
Bik Ningsih memeluk Aulya, ada rasa berat melepas Aulya, karena selama ini yang merawat Aulya adalah Bik Ningsih.
Disisi lain, Zaen yang sudah berada di bali, dan sudah bersama Sela. Zaen membahas dirinya yang akan pulang kembali, ke surabaya.
"Sayang. Bener mau pulang lagi?" Tanya Sela manja, sambil duduk di pangkuan Zaen.
"Iya, aku harap kamu mengerti dan bersabar dulu ya. kamu tahu sendiri, aku tidak mau Mama kecewa.
"Kamu tidak akan pergi lama kan?"
"Aku hanya sebentar saja, setelah semua urusan selesai, aku akan segera kembali."
"janji kamu akan segera kembali,"
Zaen mengangguk, lalu mencium kening Sela.
"Ya, sudah. Aku berangkat dulu ya, sayang. Jaga diri baik-baik. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Zaen ke bali hanya mengurus surat cuti dan menemui sela yang sudah menunggu Zaen. Zaen juga tidak sabar dirinya jauh lama-lama dari Sela. Tapi, sebuah keharusan yang membuat Zaen tidak bisa jujur kepada Sela, kenapa harus pulang lagi ke Surabaya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌼🌼🌼🌹🌹🌹🌹🌹
Tidak terasa pernikahan antar Aulya, dan Zaen sudah tiba. Acaranya tidak begitu meriah, karena Zaen menginginkan sederhana saja. Setelah ijab kabul terucap, saat itu Zaen merasa sudah menyakiti Sela.
Kehadiran saudara dan teman terdekat keluarga Zaen, tidak membuat Zaen bahagia. Melainkan banyak diam dan senyum terpaksa.
Aulya sangat cantik, Anggun, mempesona, dengan gaun yang sangat mewah. Dan tentunya harga yang sangat mahal.
Perjalanan pernikahan, yang seharusnya diawali cinta, saling memiliki, tapi tidak dengan Aulya dan Zaen, cintanya bertepuk sebelah tangan. Ada kebohongan yang mengawalinya, ada ketidak jujuran didalamnya. Yang akan menyakiti hati Aulya nantinya.
Aulya wanita yang baik hati, tidak pantas jika harus di bohongi, karena Aulya sendiri tidak pernah berharap ingin membuat sesuatu hubungan dengan terpaksa.
Setelah semua acara selesai, mereka langsung bermalam di hotel. Aulya masuk kedalam kamar, yang sudah di pesan keluarga Zaen. Setelah itu di susul Zaen masuk kedalam kamar.
Ibu Irma, Bapak Fakhri, dan Bapak Ahmad, juga keluarga yang lain sangat bahagia. Karena acara berjalan dengan lancar, tanpa ada halangan apapun. Mereka akhiranya kembali kerumah terlebih dulu.
Di kamar. Aulya terlihat sangat canggung karena selama ini dia tidak pernah berdua dengan seorang laki-laki. Bahkan waktu di rumahnya, dia lebih menghindar dari laki-laki.
Aulya membuka semua yang menempel di hijabnya, seperti bunga, anting, dan kalung. Sedangkan Zaen langsung masuk kekamar mandi, untuk ganti baju, setelah selesai Zaen pun langsung keluar. Tapi, Zaen merasa tidak nyaman , meskipun hubungan meraka sudah sah. Dan ,sudah terdaftar di pengadilan agama. Tapi, hati dan pikirannya memikirkan Sela.
Aulya masuk ke kamar mandi, untuk ganti baju. Setelah selesai ganti baju, Aulya keluar dan mengambil sejadahnya untuk melakukan sholat isyak.
"Mas, sudah selesai sholat?" Tanya Aulya pelan.
"Belum."
"bagaimana kalau kita sholat berjamaah Mas?." Ujar Aulya, yang membuat Zaen langsung berdiri mengambil sarung dan berwuduk. Aulya langsung menyediakan sajadah untuk Zaen. Setelah Zaen keluar dari kamar mandi, dia langsung sholat berjamaah.
Setelah berdoa, Zaen langsung berdiri, tanpa menoleh kearah Aulya.
"Kamu tidurlah dulu, aku akan keluar sebentar." Pamit Zaen, lalu pergi meninggalkan kamar.
Aulya yang memahami, karena dia juga masih belum kenal terlalu dekat. Dia, pun langsung tidur dengan tetap memakai hijab nya.
Zaen langsung duduk di Cafe, yang ada di sebelah hotel itu. Memesan secangkir kopi kesukaannya. Perasaannya sangat bingung, entah apa yang akan Zaen jawab, jika Sela tahu, bahwa dirinya menikah dengan pilihan orang tuanya.
Tiba-tiba handphone Zaen berdering. Ternyata, Sela yang menelfon, mungkin sudah beberapa panggilan yang masuk, tapi Zaen sengaja tidak menghidupkan Handphonenya.
"Assalamualaikum." Sapa Zaen pelan.
"Waalaikumsalam, kenapa di matikan, kemana saja, kamu pikir aku ini apa? kamu tega membuat aku bingung, aku takut kamu kenapa-napa. Seharusnya kamu terima panggilanku, atau kamu balas pesanku." Ujar Sela terus menerus berbicara, tanpa henti. dan tidak memberikan kesempatan Zaen untuk menjawab.
Setelah puas marah, Zaen akhirnya bicara. Tapi, Nada Zaen sedikit pelan. Karena merasa bersalah.
"Maaf, Papa tadi ajak Zaen ke kantor, lupa tidak membawa Handphone, karena papa mendadak sekali mengajaknya."
"Hanya itu alasannya. Tidak ada alasan lain kan?" Tanya Sela, dalam keadaan marah.
"Alasannya hanya itu, lupa bawa hanphone, karena seharian bantuin papa."
"Kapan kamu kembali, aku gak bisa lama-lama jauh darimu." Sela dengan suara manjanya.
"Lusa aku kembali, sekarang kamu istirahat dulu, ini sudah larut malam." Ujar Zaen lembut.
Saat ini yang ada di benak Zaen hanyalah Sela, seorang kekasih, yang Zaen cintai. Tak ada sedikit pun rasa untuk Aulya. Meski Aulya lebih cantik dari Sela, sekalipun.
Panggilan telpon terputus, Zaen meletakkan handphonenya. perasaannya kacau sekali.
Kejujuran yang akan menyakitkan banyak hati, Zaen melupakan penyakit orang tuanya. Sehingga lupa untuk jujur akan hubungannya dengan Sela.
"Mas..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Inilah awal dari kesalahanmu Zaen tidak berani jujur dan akhirnya akan menyakiti banyak hati
2023-09-05
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
ikutt terharuuuuu....
2023-09-05
0