Episode 4

"Makasih ya, nak.

Ayah senang melihatmu dan Farrel kompak seperti tadi. Semoga kalian bisa bekerja sama dan selalu saling menjaga dan menyayangi. Karena kalian akan menjadi saudara." Sambung ayah yang masih fokus dengan kemudinya.

Aku hanya terdiam, memang Farrel kelihatannya juga anaknya baik, tapi entah kenapa perasaan ini sedari tadi tidak nyaman dengan situasi yang diciptakan oleh orang orang baru. Semoga apa yang dirasa ini bukanlah sebuah firasat buruk. Ayah, aku sangat menyayangimu, hingga aku tak mampu mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini. Demi melihatmu bahagia, aku akan mengenyampingkan perasaan tak nyaman ini, dan berharap segala kebaikan yang akan menghampiri keluarga kami nantinya, dan ini hanya bisa aku utarakan di dalam hati saja tentunya.

Saat sampai di halaman rumah, terlihat nenek dan Tante Karina duduk di kursi teras depan rumah, tanteku itu tengah hamil tua, dia sangat menantikan seorang anak yang telah bertahun-tahun dia tunggu.

"Loh ibu, Karin.

Tumben kerumah malam malam begini, ada apa?" sambut ayah saat turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri nenek dan tante Karina. Aku menyalimi nenek dan tante, begitu juga dengan ayah.

"Ibu mau bicara sama kamu, Ham.

Duduk sini." Nenek menepuk kursi kosong yang ada disampingnya, dan tanpa banyak bicara, ayah langsung menuruti perintah nenek.

"Gavin masuk ke dalam dulu ya, nek." Aku tidak ingin terlalu banyak ikut campur jika itu urusan orang dewasa, aku yakin nenek pasti akan menanyakan apa yang tadi pagi aku ceritakan ke nenek kepada ayah langsung.

Akupun langsung masuk ke dalam kamar, merebahkan tubuh dengan perasaan yang aku sendiri tidak bisa memahaminya. Namun suara nenek terdengar jelas dari kamar ini, karena kamarku memang berada tepat di samping tempat di mana para orang tua bicara.

"Apa benar kamu mau menikah lagi, Ham?

Kenapa tidak kasih tau sama ibu?" Tanya nenek dengan nada yang terdengar kecewa.

"Bukan gak mau bilang sama ibu, Ilham hanya ingin memastikan dulu niat Ilham, Bu.

Dan juga Ilham harus minta persetujuan dari Gavin dulu. Baru saja, Ilham mengajak Gavin untuk ketemu sama Mega, calon Ilham." Sahut ayah dengan nada yang terdengar biasa saja.

"Terus, bagaimana reaksi Gavin?

Kamu harus bisa menyelami hati anakmu itu, kasihan kalau dia merasa terpaksa dengan keputusan kamu." Sahut nenek dengan wajah tegas. Saat ini aku tengah duduk di dekat jendela kamarku, dan sedikit menyingkap kordennya demi bisa melihat orang orang yang tengah berbincang.

"Gavin setuju setuju saja, dan dia juga kelihatan cocok dengan anaknya Mega, karena mereka seumuran dan sama sama laki laki.

Besok Ilham akan ajak Mega untuk bertemu dengan ibu." Balas ayah dengan begitu bersemangatnya.

"Ham, saat kamu menikah lagi, apa lagi istrimu itu punya anak, kamu harus bisa adil dengan anakmu sendiri dan juga anak bawaan istri kamu. Jangan sampai, Gavin merasa terabaikan karena kamu lebih menyayangi dan perduli dengan anak sambung kamu. Jika sampai itu terjadi, bawa Gavin kerumah ibu, ibu akan menjaga dan menyayangi Gavin sepenuh hati ibu. Apa kamu paham maksud ucapan ibumu ini?" Tekan nenek dengan tatapan lekat mengarah ke ayah.

"Bu, mana mungkin Ilham mengabaikan Gavin, dia anakku, dan aku sangat menyayangi dia.

Aku menikah juga salah satu alasannya adalah Gavin, dia butuh bimbingan seorang ibu. Ilham yakin, Mega bisa menjadi ibu yang baik untuk Gavin." Terlihat ayah meyakinkan nenek dengan sangat gigihnya.

"Ibu harap juga begitu. Kamu harus ingat, jika Gavin tidak bahagia, biarkan dia tinggal denganku. Dia cucu kesayangan ibu.

Ibu tidak pernah rela jika dia ada yang menyakiti, siapapun itu, tak terkecuali kamu." Sahut nenek yang memberi penegasan kepada ayah.

"Percayalah Bu, Mega perempuan yang baik. Dia punya sifat penyayang. Mega pasti bisa memperlakukan Gavin seperti anak anaknya sendiri." ayah masih dengan argumennya dan begitu membanggakan calon istrinya.

"Sudahlah, Bu.

Mas Ilham pasti tau mana yang terbaik untuk Gavin dan dirinya. Lagi pula, mas Ilham masih muda, butuh pendamping untuk menemaninya dan mengisi kekosongannya. Untuk Gavin, Karina yakin, Gavin anak yang cerdas, baik dan bisa bersikap dewasa. Kalau dia merasa gak nyaman, pasti Gavin tau, kemana dia harus datang.

Pada kita Bu, percayalah." Tante Karina yang sedari tadi diam kini ikut menimpali.

"Baiklah, ibu hanya khawatir saja dengan Gavin.

Kasihan anak itu, sejak kecil tidak mendapatkan kasih sayang ibunya. Ibu cuma tidak mau, dia semakin merasa terluka nantinya. Hanya itu saja." Lirih nenek, terlihat matanya sudah mengembun.

Ah, ternyata nenek sesayang itu padaku. Aku akan terus berbakti padanya, semoga nenek panjang umur, biar aku punya kesempatan untuk membalas semua cinta dan kasih sayang nya.

"Yasudah, ibu pulang dulu.

Besok bawa calon istrimu kerumah. Ibu ingin tau seperti apa calon ibu sambung untuk cucu kesayanganku." Sebelum pulang nenek memberi ultimatum pada ayah.

"Apakah dia temen kantor mas Ilham?" Tanya tante Karina.

"Iya, dia atasan mas di kantor." Sahut ayah tenang dengan wajah berbinar.

"Kaya dong, pasti cantik. Pantesan!" Sahut tante Karin, yang langsung dicubit lengannya oleh nenek.

"Kamu itu, cantik dan kaya itu gak penting. Yang utama, bisa gak dia menyayangi cucuku dan menjaganya dengan baik. Soal harta itu urusan ke seratus." Ketus nenek yang membuat ayah dan tante saling melempar pandang dan menahan senyum mereka.

"Sudah, sudah, ayo pulang.

Ibu sudah ngantuk. Kamu Ilham, jangan lupa besok bawa dia kerumah ibu." Kembali nenek mengingatkan ayah yang langsung dijawab ayah dengan antusias.

"Iya, iya ibuku sayang. Mau Ilham anter pulang, Bu?" Kata ayah sambil tersenyum ke arah nenek yang memasang wajah ketus.

"Gak usah, sudah ada adikmu. Rumah deket situ aja kok.

Sudah, kamu istirahat saja, ibu pulang."

Balas nenek yang kembali meneruskan langkahnya keluar meninggalkan halaman rumah ini. Dan ayah langsung masuk ke dalam setelah nenek dan tante tak terlihat lagi dari pandangan matanya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

Novel Tamat :

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

#Ternyata aku yang kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!