Episode 2

"Gavin, kamu harus selalu ingat, Le.

Masih ada nenek dan Tante Karina yang menyayangi kamu, jika kamu gak nyaman dan tidak bahagia, kamu boleh kerumah nenek ya nak. Nenek janji akan merawat kamu dengan baik.

Tapi semoga saja, wanita pilihan ayah kamu itu wanita yang memang baik, yang bisa menerima kamu sebagai anaknya juga. Aamiin." Sambung nenek sambil mengusap kepalaku lembut.

"Aamiin, makasih ya nek. Nenek dan Tante Karina selalu sayang sama Gavin."

Gavin tersenyum hangat pada nenek yang begitu dia hormati dan cintai.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Mas!

Apa kamu sudah bicara sama anak kamu soal rencana kita?" Mega menyenderkan kepalanya di bahu ini dengan manja, kami sedang berada diruangan Mega. Mega adalah anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja.

"Sudah. Alhamdulillah, Gavin tidak keberatan.

Nanti malam kita makan bersama anak anak ya, sesuai dengan rencana kita. Aku ingin mendekatkan anak kita, biar saling mengenal."

"Iya, mas.

Makasih ya, kamu sudah mau membuka hati untukku. Dan juga kamu sudah berusaha untuk dekat dengan anak anakku. Semoga mereka nanti bisa akur dan saling menyayangi." Mega menatap mata ini dalam, disana di dua bola matanya yang bening, dia menyimpan harapan indah tentang keindahan dalam membangun rumah tangga yang sakinah.

"Iya sayang, anak kamu akan jadi anakku juga. Dan aku harap, kamu pun begitu, bisa menerima Gavin seperti anakmu sendiri."

Kami saling bertatapan, menyelami kedalaman hati masing masing.

"Mas!

Nanti kalau kita sudah nikah, aku ingin kamu pindah ke rumahku saja. Karena anak anak kita kan banyak, biar mereka akur dan nyaman. Aku akan memperlakukan anakmu seperti anakku. Mas Ilham tidak usah khawatir soal itu."

Sambung Mega dengan senyuman manisnya.

"Makasih ya sayang.

Aku sangat beruntung bisa dicintai oleh perempuan hebat dan cantik sepertimu. Apalagi kamu itu orang yang baik dan lemah lembut."

Aku memuji Mega dengan mengatakan apa adanya yang aku pikirkan untuknya. Aku memang sangat beruntung dicintai perempuan seperti Mega, dia cantik dan juga kaya. Hidupku sejak mengenalnya berubah jadi lebih baik. Apa lagi sekarang posisiku di kantor sudah tidak lagi menduduki bagian staf dengan gaji rendah. Aku sekarang diangkat menjadi manager oleh Mega.

"Kita sama sama beruntung, mas.

Aku juga bahagia bisa menjadi bagian di hatimu. Kamu tampan dan juga cerdas. Aku sangat mencintaimu, mas. Sangat."

Sahutnya manja dengan sikapnya yang mulai agresif.

"Jangan disini sayang, takutnya ada yang lihat.

Aku gak mau, kita dipandang buruk sama karyawan."

Aku berusaha untuk menghindar dari serangan Mega yang bisa memancing syahwat. Se-cintanya aku pada perempuan, pantang bagiku untuk mereguk madunya tanpa ada ikatan halal.

"Kenapa sih mas, selalu nolak aku?" cicitnya dengan mulut di majukan. Tambah bikin gemes pingin gigit saja, tapi harus sabar dulu, belum sah.

"Tunggu kita halal dulu ya.

Karena bercinta sesudah halal itu sangat lebih nikmat loh, terhindar dosa dan dapat pahala." Mega mencebik dengan tatapan kesal diarahkan padaku.

"Yasudah, mas mau kembali kerja dulu ya.

Nanti kita ketemu lagi buat makan malam romantis dengan anak anak, oke?"

Aku mengakhiri obrolan dan interaksi lebih dengan Mega, karena jika diteruskan tentu aku tidak akan sanggup menahan gejolak nafsu ini.

"Iya deh, mas sih gak asik!" celetuknya manja dengan bibir di monyong kan. Benar benar bikin cepat cepat pingin nikahi saja.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

POV Gavin

Disini kami sedang berkumpul, untuk acara makan bersama di salah satu restoran mewah.

Nampak ayah begitu bahagia, bahkan ayah terlihat asik ngobrol dengan dua anak Bu Mega. Mereka terlihat akrab, sudah seperti ayah dan anak saja. Sedangkan aku dibiarkan terdiam, hanya bisa menatap keceriaan ayah dan calon anak sambungnya. Sedangkan Bu Mega justru asik bermain dengan ponselnya tanpa mau ber-basa basi bicara denganku.

Apakah ini yang dinamakan wanita yang baik itu.

Sedangkan belum apa apa saja, keberadaan ku tak dianggap ada.

"Gavin, kamu kok diem saja, gak mau kenalan dengan anak anak Tante?" Bu Mega baru membuka suaranya untuk menyapaku, setelah hampir setengah jam membiarkan aku tak nyaman dengan situasi ini.

Tapi bahasanya terdengar... ah sudahlah, mungkin hanya perasaan ku saja. Aku merasa kurang respect dengan wanita pilihan ayah.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

Novel Tamat

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

#Ternyata aku yang kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!