Sofia membukanya dengan sangat berhati-hati, sampai akhirnya kain yang menempel itupun terbuka hingga terlepas dari bagian kepala Daniel.
Sofia mengulas senyumnya setelah kain itu dia singkirkan, hingga terlihat luka yang sudah mulai membaik.
Daniel pun dengan cepat mengangkat sedikit keatas sebelah tangannya, menyentuh pelan lukanya.
"Sudah tidak sakit lagi," ujar Daniel seraya menurunkan tangannya dari kepalanya.
"Terimakasih, kau dan nenekmu sudah mengobati luka ku," ujar Daniel lagi, sambil terus menatap, lalu kembali memeluk pinggang ramping Sofia.
Sofia ingin segera beranjak dari pangkuan Daniel, tapi pemuda itu malah semakin mempererat pelukannya, sehingga membuat Sofia kesulitan bergerak.
Detik kemudian, dengan perlahan Daniel semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sofia, hingga hampir benar-benar tidak berjarak.
"Emmhh!"
Dengan cepat pula Daniel menempelkan bibirnya ke bibir Sofia. Dan bukan cuma itu saja, bahkan dia dengan sengaja mema*ut lembut bibir Sofia, membuat Sofia sontak memejamkan matanya, merasakan sentuhan dari bibir Daniel cukup lama.
Sofia hanya bisa terdiam dengan kedua tangan mencengkeram pundak Daniel. Sampai akhirnya Daniel melepaskan pagutannya setelah mereka sama-sama kesulitan bernafas.
"Hahh!"
Sofia tertegun menatap Daniel yang langsung mengusap lembut sisa saliva yang masih menempel di bibirnya, seiring dengan debaran jantung yang semakin berdebar kencang.
Ini pertama kalinya bibir Sofia di sentuh oleh seseorang laki-laki. Tapi, Sofia sendiri merasa heran, mengapa dirinya sama sekali tidak menolak, bahkan dia membiarkannya begitu saja tanpa protes. Pikir Sofia dalam benaknya.
"Kau sangat cantik. Sejak kapan kau tidak bisa bicara?!" tanya Daniel kemudian, masih tetap dalam posisi yang sama.
Sofia lekas menjawabnya dengan mengangkat sedikit kedua tangannya menunjukkan 8 jarinya pada Daniel.
"Delapan?! Maksudmu, delapan apa?! Delapan hari, minggu, bulan, atau delapan tahun yang lalu?!" tanya Daniel, bingung.
Sofia pun dengan cepat menggeleng, kemudian kembali memberi isyarat dengan menunjuk dirinya sendiri, lalu kembali mengarahkan jarinya dengan jumlah 8 jari.
"Oh! Maksudmu, sejak usia mu delapan tahun, kau sudah tidak bisa bicara?!" tanya Daniel yang langsung di angguki oleh Sofia.
"Jadi, sebelumnya kau bisa bicara?!" tanyanya lagi dan dijawab Sofa masih dengan anggukan kepala.
"Memangnya apa yang terjadi denganmu?!" lanjut Daniel yang membuat Sofia lekas beranjak dari pangkuannya.
Raut wajah Sofia pun berubah sendu, seraya duduk di samping Daniel. Dia tertunduk dengan tatapan yang menatap kearah bayangannya dari pantulan air sungai yang mengalir.
Hal itu seketika membuat Daniel merasa bersalah. Bersamaan dengan itu, dia teringat saat menemukan buku kecil didalam laci meja yang ada di kamar Sofia, dimana didalam buku tersebut terdapat gambar seorang gadis kecil.
Daniel pun lekas berasumsi jika gadis didalam gambar tersebut mungkin saja adalah Sofia sewaktu masih berumur 8 tahun. Lalu apa yang terjadi dengan Sofia waktu itu, hingga membuatnya bisu. Pikir Daniel dalam diamnya.
Tapi setelah beberapa detik kemudian, Daniel kembali bersuara. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu mengingat masa lalu. Jika kau tidak ingin bercerita, lupakan saja ucapan ku yang tadi." Daniel melemahkan nada suaranya.
"Oh iya, dimana kau menemukan ku?!" tanya Daniel kemudian, mengalihkan suasana hati Sofia.
Sofia pun dengan perlahan mengarahkan pandangannya kepada Daniel, kemudian lekas menoleh kearah belakang mereka.
Dia menunjuk ke satu arah, tepatnya di pinggir sungai yang tak jauh dari posisi mereka, hingga membuat Daniel ikut melihat kearah yang Sofia tunjuk dengan telunjuknya.
"Ayo kita ke sana," ujar Daniel yang langsung turun dari atas batu, dan segera diikuti oleh Sofia.
Mereka berenang bersama menuju pinggir sungai, sesuai dengan arah yang di tunjukkan oleh Sofia.
Setelah sampai di sana, Daniel dan Sofia pun keluar dari dalam air, lalu berjalan di pinggiran sungai hingga langkah Sofia berhenti tepat dimana dia menemukan tubuh Daniel yang tergeletak dalam keadaan pingsan.
"Kau menemukan ku di sini?!" tanya Daniel saat Sofia menunjuk ke bawah, tak jauh dari kakinya berpijak.
Sofia pun mengangguk cepat, bersamaan dengan itu Daniel lekas mengamati tempat itu, sekaligus mencari sesuatu yang mungkin bisa saja dia temukan.
Sepeninggalan Daniel yang fokus mencari, Sofia lekas beranjak dari tempatnya berdiri. Dia berjalan menuju keranjang pakaiannya yang sudah bersih.
Setelah sampai, dengan cepat dia meraih pakaian ganti yang dia bawa didalam bungkusan kantong plastik berwarna hitam, lalu memakainya.
Setelah selesai, Sofia kembali menghampiri Daniel. Hingga di waktu yang bersamaan, sontak saja kedua bola mata Sofia membulat, saat Daniel menemukan sesuatu dan lekas menunjukkannya pada Sofia.
Ternyata Daniel menemukan sebuah cincin emas yang di hiasi dengan permata berwarna merah rubby di tengahnya.
Sofia pun tersenyum sumringah, seraya mengambil cincin itu dari tangan Daniel.
"Kau menyukainya?!" tanya Daniel dan langsung ditanggapi Sofia dengan mengangguk cepat, sambil terus tersenyum senang.
Daniel pun ikut senang melihat senyuman Sofia, kemudian kembali bersuara. "Sini, biar aku yang memakaikannya di jarimu." Daniel mengambil cincin itu dari tangan Sofia, seraya memegang tangan kiri Sofia.
Dengan perlahan Daniel memasukkan cincin itu ke jari manis Sofia. Namun sayang, ukuran cincin itu terlalu besar, hingga sangat longgar di jari manis Sofia.
Tapi tak sampai di situ saja, Daniel mencobanya di jari yang lain. Namun nihil, hasilnya tetap sama, jari-jari Sofia terlalu kecil untuk ukuran cincin itu.
Merasa cincin itu tidak cocok di jarinya, dengan cepat Sofia mengambilnya, lalu memasukkannya ke jari manis Daniel.
Cincin itu sangat pas, tidak longgar bahkan tidak sempit. Hingga membuat keduanya berpikiran sama, bahwa cincin itu adalah milik Daniel sendiri.
"Cincin ini milikku. Lihat, ukurannya pas sekali." Daniel mengarahkannya tepat di hadapan mereka berdua.
Sofia yang melihatnya pun tersenyum seraya mengangguk, lalu lekas beranjak dari tempatnya berdiri.
Tapi baru saja dia ingin melangkah, dengan cepat Daniel menahan lengannya hingga membuat Sofia kembali menatap Daniel.
"Ambillah, cincin ini untuk mu. Jika nanti aku sudah punya kerjaan, aku akan membelikannya yang sesuai dengan ukuran jarimu." Daniel memberikannya ke telapak tangan Sofia, setelah dia melepaskannya dari jarinya.
Namun dengan cepat pula Sofia menolaknya, dan langsung memasukkan cincin itu kedalam saku celana Daniel.
Daniel mengerutkan keningnya. Ternyata dia salah, Sofia tidak marah karena cincin itu tidak cocok di jarinya.
Awalnya Daniel mengira Sofia marah, karena Daniel mengatakan bahwa cincin itu miliknya dan sangat cocok di jari manisnya. Pikir Daniel.
Sofia meraih ranting pohon yang tak jauh dari posisi kakinya berpijak. Kemudian lekas menuliskan sesuatu di tanah.
PAKAI CINCIN ITU, DAN JANGAN DI LEPAS. CINCIN ITU BISA KAU GUNAKAN SEBAGAI BUKTI JIKA KAU MASIH HIDUP.
Daniel tertegun menatap tulisan yang di tuliskan oleh Sofia. Bagaimana bisa Sofia berpikir sejauh itu?! Sepertinya gadis ini bukan gadis desa yang tidak tau apa-apa. Pikir Daniel dalam diamnya.
"Kau benar, aku akan tau siapa diriku dari cincin ini," ujar Daniel kemudian.
Detik berlalu, akhirnya Sofia dan Daniel memutuskan untuk segera pulang. Mengingat, Sofia juga harus segera menjemur pakaian-pakaian mereka yang masih basah.
Tapi sebelum itu, Daniel terlebih dahulu mengenakan kembali pakaiannya yang tadi dia letakkan di atas rerumputan.
Setelah itu, Daniel pun membantu Sofia membawakan keranjang pakaiannya, lalu berjalan bersama hingga mereka sampai di rumah.
******
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Asih Ningsih
semoga sofia bisa bicara klu ketemu ama pembunuh ke2 orgtuanya kelak.
2023-08-20
1
Essy. Uskono
kasiaan jg klw daniel sdh sma sofia br ingatanx kembli trnyata daniel sdh px istri
2023-07-25
1
Raja Ilusi
Daniel- Sofia cocok
2023-07-11
1