Untuk beberapa saat mereka tetap dalam posisi yang sama, sambil terus menatap lekat.
Tapi detik kemudian Sofia dengan cepat kembali berdiri, lalu mengambil sendok yang bersih sebagai gantinya.
Sofia mengarahkan pandangannya ke arah panci yang berisi sup, dia berusaha menyembunyikan rasa malunya pada Daniel.
Dengan perlahan, Daniel pun berdiri kemudian meletakkan sendok yang jatuh tadi ke atas meja, tak jauh dari posisi mangkuk di hadapan Sofia.
Setelah selesai menuangkan sup kedalam mangkuk, Sofia pun membawanya dan meletakkan ke atas meja makan yang berukuran kecil, hanya muat untuk dua orang.
Daniel mengikuti langkah Sofia. Setelah itu Sofia pun memberitahunya dengan bahasa isyarat, jika sup didalam mangkuk kecil tersebut untuk Daniel.
Daniel mengerutkan keningnya sebelum dia menggeser kursi, kemudian lekas bertanya. "Kenapa kau tidak bicara?! Apa kau bisu?!"
Sofia tertunduk seraya mengangguk sedikit, hingga membuat Daniel mengangkat kedua alis tebalnya sedikit ke atas.
Pantas saja sejak tadi Daniel tidak pernah mendengar suara gadis itu, ternyata gadis itu tidak bisa bicara. Pikir Daniel yang baru menyadarinya.
"Maaf, aku tidak bermaksud.. "
Dengan cepat Sofia kembali mengangkat sedikit wajahnya lalu mengulas senyum, sebagai tanda jika pertanyaan Daniel sama sekali tidak membuatnya tersinggung.
Daniel pun menjadi lega, kemudian lekas menarik kursi lalu mendudukinya.
"Kau tidak ikut makan?!" tanya Daniel dengan lembut, saat Sofia hanya berdiri mengamatinya.
Mendengar itu, Sofia pun mengangguk, lalu kembali melangkah menuju dapur kecilnya. Dia juga mengambil mangkuk yang sama dengan mangkuk Daniel, kemudian segera menuangkan sup kedalamnya.
Setelah selesai, Sofia pun membawa sup itu ke meja lalu duduk berseberangan dengan posisi Daniel.
"Sup buatan mu sangat enak. Aku menyukainya," puji Daniel saat sesendok sup berhasil masuk kedalam mulutnya hingga cita rasa dari sup tersebut berhasil menguasai lidahnya.
Sofia hanya bisa tersenyum lalu ikut menikmati sup dari mangkuknya.
Untuk beberapa saat mereka terdiam, dengan terus menikmati sup didalam mangkuk mereka masing-masing.
Hingga detik kemudian Daniel kembali bersuara. "Oh iya, dimana wanita tua yang tadi?! Apa dia nenekmu?!" tanya Daniel setelah menyadari jika sejak tadi dia tidak melihat adanya Gania diantara mereka.
Sofia pun dengan cepat mengangguk, kemudian lekas memberitahu Daniel dengan bahasa isyaratnya.
"Hah!" Daniel menghela nafasnya, kemudian kembali bersuara. "Maaf, aku tidak mengerti maksudmu. Lupakan saja pertanyaan ku barusan."
Daniel lupa, jika gadis di hadapannya tidak bisa bicara, dan hanya bisa berkomunikasi lewat isyarat dengan gerakan tangan. Tentu saja itu membuat Daniel kesulitan untuk mengartikannya.
Daniel melanjutkan kembali, menyuap sup hingga habis tak tersisa.
Sama halnya dengan Sofia, dia menghabiskan sup didalam mangkuknya lalu membawa kedua mangkuk kosong tersebut ke dapur, kemudian mencucinya hingga bersih.
Setelah selesai, Sofia ingin segera menyusul sang nenek, berhubung hari sudah semakin sore, tapi wanita tua itu masih belum kembali ke rumah mereka.
"Hei, kau mau pergi kemana?!" tanya Daniel saat Sofia keluar dari rumah.
Sofia merasa bingung, bagaimana caranya dia bisa menjelaskan pada Daniel. Pasalnya, Daniel tidak akan mengerti dengan bahasa isyaratnya.
Sofia kembali masuk kedalam rumah, lalu memberi isyarat jika Daniel harus tetap berada di rumah.
Hanya itu yang bisa dia jelaskan lewat bahasa isyaratnya. Setelah itu dia pun pergi meninggalkan Daniel sendirian di rumah itu.
Untuk beberapa saat Daniel terus memandangi punggung Sofia, hingga gadis itu semakin menjauh.
Setelah itu Daniel pun memutus untuk kembali masuk kedalam kamar yang dia tempati.
Didalam sana dia mengamati setiap sudut ruang kamar yang berukuran kecil itu. Tidak ada apa-apa di sana, yang ada hanyalah sebuah lemari pakaian yang hampir rapuh, serta tempat tidur kayu dan juga meja kecil yang terdapat di pojokan, tepatnya di sebelah tempat tidur.
Daniel melangkah mendekati meja, kemudian mengarahkan tangannya membuka laci meja tersebut. Hingga detik kemudian tatapannya tertuju pada sebuah buku berukuran kecil.
Daniel penasaran ingin mengetahui apa isi didalam buku tersebut, hingga dengan cepat dia meraihnya lalu membawa buku tersebut duduk di atas tempat tidur.
Karena rasa penasarannya begitu kuat, Daniel pun lekas membukanya. Hingga detik bersamaan tampak sebuah gambar yang jika diamati baik-baik, gambar tersebut menceritakan seorang gadis kecil yang sedang ketakutan, serta terdapat pula gambar seorang lelaki dewasa dengan seorang wanita yang berlumuran darah akibat pembantaian dari beberapa orang lelaki lainnya, terlihat dari gambar.
Daniel mengerutkan keningnya, kemudian membuka halaman berikutnya. Dimana disitu terdapat gambar seorang lelaki yang tidak asing baginya, tapi dia sama sekali tidak bisa mengingat lelaki pada gambar tersebut.
"Apa maksud dari gambar ini?!" Daniel tertegun sejenak, seraya menutup buku kecil tersebut.
Setelah itu dia beranjak, mengembalikan buku tersebut ke tempat semula. Bersamaan dengan itu terdengar suara langkah kaki yang diiringi dengan suara Gania yang sedang berbicara pada Sofia.
Daniel pun dengan cepat menutup laci meja tersebut, lalu melangkah keluar dari kamar, menghampiri Sofia dan neneknya.
"Anak muda! Kau.. Bagaimana kepalamu?! Apakah masih terasa sakit?!"
Gania sedikit terkejut melihat Daniel yang sudah bisa bangun dari tempat tidurnya, bahkan pemuda itu sudah bisa berjalan dan keluar dari kamar.
"Terimakasih, ramuan mu sangat ampuh. Kepalaku sudah tidak terasa sakit lagi," ujar Daniel.
Gania sangat senang mendengarnya. "Syukurlah kalau begitu. Tapi kau harus terus meminum ramuan itu, sampai kondisimu benar-benar pulih,"
"Iya. Boleh aku bertanya, Nyonya!"
"Panggil saja aku nenek, usiaku juga sudah sangat tua. Tidak cocok jika di panggil dengan sebutan, Nyonya," sela Gania menolak.
Daniel pun mengulas senyumnya, tapi detik kemudian dia kembali bersuara. "Baiklah, Nenek! Bolehkah aku bertanya sesuatu?!"
"Tentu saja, silahkan." Gania menarik kursi yang tak jauh dari posisinya berdiri, kemudian dengan cepat dia mendudukinya.
Begitu pula dengan Daniel yang ikut duduk di kursi yang berseberangan dengan Gania.
"Siapa yang membawaku kemari?!" tanya Daniel kemudian.
"Sofia, dia menemukan mu di pinggir sungai, tak jauh dari sini,"
"Di pinggir sungai?!" Daniel cukup terkejut mendengarnya. Kemudian kembali bersuara.
"Apakah ada sesuatu yang dia temukan?! Maksudku.. Sesuatu yang bisa di jadikan petunjuk."
Mendengar itu, Gania lekas mengarahkan pandangannya ke arah cucunya, Sofia. Bermaksud mencari jawaban dari gadis itu apakah dia menemukan sesuatu di pinggir sungai bersamaan dengan dia menemukan Daniel.
Sofia dengan cepat menggeleng, sebagai jawaban jika dia tidak menemukan apapun saat menemukan Daniel yang terbaring di pinggir sungai.
"Cucuku tidak menemukan apapun," ujar Gania pada Daniel, setelah Sofia menggeleng.
Daniel menghela nafasnya yang lemah. Jika saja Sofia menemukan sesuatu, maka mungkin saja dia berkesempatan untuk mengingat kembali siapa dirinya. Pikir Daniel dalam diamnya.
"Apakah kau tidak bisa mengingatnya sedikit saja?! Bagaimana bisa kau pingsan di pinggir sungai itu?!" tanya Gania kemudian.
"Tidak, Nek. Aku sama sekali tidak bisa mengingat kejadian sebelumnya. Bahkan, aku sudah mencoba mengingat siapa diriku. Tapi percuma, aku sama sekali tidak ingat."
"Bersabarlah anak muda! Suatu saat, ingatanmu pasti akan kembali,"
"Ya. Ku harap, aku bisa secepatnya mengingat kembali siapa diriku,"
"Iya, semoga. Untuk sementara waktu biarlah kau tinggal di sini dulu, sampai kondisimu benar-benar pulih. Paling tidak.. Sampai kau bisa mengingat kembali siapa namamu,"
"Terimakasih, Nek! Terimakasih karena kalian sudah mau menolong ku,"
Daniel sedikit lega karena masih ada orang baik di dunia ini seperti nenek Gania dan cucunya Sofia, yang mau menampungnya serta dengan senang hati mengobati luka-lukanya.
*****
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Asih Ningsih
iya apa keluarga sofia korban pembunuhan hingga membuat sofia gak bisa bicara.
2023-08-20
1
Amanda
Jgn2 itu gambar masa kecil Sofia
2023-07-09
1
Bengbenk
Next
curiga ada sesuatu yg terjadi sampai membuat Sofia bisu
2023-07-08
1