****
Beberapa hari kemudian.
Semakin hari kondisi Daniel semakin membaik, di karenakan dia terus mengkonsumsi ramuan tradisional buatan nenek Gania.
Tapi malam ini justru Daniel tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pasalnya, bayangan seorang wanita selalu mengganggu pikirannya, hingga membuat kepalanya kembali terasa sakit sampai dia pun beberapa kali mengerang.
"Aaakh! Siapa dia?! Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?!" ujar Daniel pelan sambil memegangi kepalanya.
Sofia yang baru saja berbaring di kamar neneknya yang saat ini dia tempati bersama sang nenek, kembali bangun dari posisinya, lalu bergegas turun dari tempat tidur dan berjalan cepat keluar dari kamar.
Entah kenapa mendengar suara erangan Daniel membuatnya merasa kasihan dan ingin sekali melihat kondisi pemuda itu.
Saat Sofia masuk kedalam kamar yang di tempati oleh Daniel, ternyata pemuda itu sedang memijit kepalanya dalam posisi duduk di atas tempat tidur.
Sofia pun menghampirinya lalu duduk di sisi tempat tidur pula, hingga membuat Daniel yang tersadar akan kehadiran seseorang pun dengan cepat mengangkat kepalanya seraya menghentikan gerakan tangannya.
Sofia merentangkan sedikit kedua tangannya ke samping, dengan maksud bertanya 'ada apa?!'
Daniel yang mengerti pun lekas menjawabnya. "Kepalaku sakit,"
Setelah Daniel mengatakan itu, Sofia pun dengan cepat mengubah posisinya menjadi duduk di belakang tubuh Daniel, sehingga Daniel pun sedikit menggeser tubuhnya ke depan. Bertujuan untuk memberi ruang pada Sofia agar bisa leluasa duduk dengan menghadap punggungnya.
Tapi bukan itu maksud Sofia, dia malah meminta Daniel untuk berbaring di pangkuannya dengan beralaskan bantal.
Dengan terheran-heran, Daniel mengikuti saja apa yang di isyaratkan oleh Sofia.
Daniel pun mengubah posisinya menjadi berbaring di pangkuan Sofia, setelah gadis itu menaruh bantal di pangkuannya.
Daniel memejamkan pelupuk matanya dengan perlahan, saat Sofia mengarahkan kedua tangannya memijit pelan bagian kepala Daniel yang tidak tertutupi oleh kain.
Daniel pun sangat menikmati pijatan lembut dari tangan Sofia, hingga tersenyum samar.
Dalam hati, Daniel menggumam. 'Gadis ini tidak hanya cantik, bahkan dia sangat baik dan peduli padaku. Andai saja dia bisa bicara, pasti suaranya sangat merdu.'
Perlahan Daniel membuka pelupuk matanya, hingga tatapannya tertuju pada raut wajah Sofia.
Jika diamati, raut wajah Sofia memang sangat cantik. Bahkan raut wajahnya terlihat seperti putri yang ada didalam sebuah cerita dongeng, yaitu putri snow white yang memiliki bentuk mata yang indah, bulu mata yang panjang dan lentik, serta hidung yang runcing hingga bentuk bibir mungil yang berwarna merah delima.
Tidak hanya itu saja, bahkan Sofia juga memiliki rambut lurus panjang berwarna hitam pekat sebatas pinggang, serta memiliki kulit yang putih dan bersih.
Daniel tak henti-hentinya menatap kagum raut wajah Sofia untuk beberapa saat. Sampai akhirnya Sofia memalingkan wajahnya ke samping saat menyadari jika Daniel terus menatapnya.
Daniel yang menyadari jika Sofia malu saat ditatap seperti itu, dia pun lekas mengeluarkan suaranya.
"Kenapa kau belum tidur?! Apakah suaraku mengganggu istirahat mu?!"
Mendengar itu, Sofia pun kembali menunduk kearah semula. Lebih tepatnya mengarahkan pandangannya ke raut wajah Daniel, lalu menggeleng cepat sebagai jawaban.
Sofia terus memijit pelan kepala Daniel, hingga Daniel semakin merasa nyaman di buatnya.
"Sofia, apakah kau pernah merasakan sesuatu pada orang lain?!" tanya Daniel pelan seraya terus menatap.
Tentu saja pertanyaan Daniel sama sekali tidak bisa di mengerti oleh Sofia. Gadis itu hanya terlihat mengerutkan keningnya saja, seraya menghentikan gerakan tangannya.
Dengan cepat Daniel mengubah posisinya, menjadi duduk dengan saling berhadapan.
"Kau tidak mengerti maksudku?!" tanya Daniel kemudian.
Dengan cepat pula Sofia menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Maksudku.. Sesuatu yang kau rasakan pada seseorang itu adalah cinta. Kau tau apa itu cinta, bukan?!"
Lagi-lagi Sofia menggeleng. Gadis itu masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Daniel, hingga membuat Daniel menghela nafas lelahnya.
Memang sangat sulit jika berbicara dengan orang yang tidak bisa bicara, pikir Daniel membatin.
Melihat raut wajah Daniel yang sepertinya sedang kecewa, Sofia pun beranjak turun dari tempat tidurnya, kemudian melangkah mengitari tempat tidur, mendekati meja kecil yang ada di pojokan.
Daniel diam mengamati Sofia yang membuka laci mejanya, lalu mengeluarkan buku kecil yang terdapat di dalam sana beserta sebuah alat tulis.
Sofia kembali mendekati tempat tidur lalu kembali duduk dengan posisi semula, berhadapan dengan Daniel.
Dia membuka bagian tengah buku yang masih kosong, lalu mengarahkan tangan kanannya yang memegang alat tulis.
Daniel terus mengamatinya saat Sofia menuliskan sesuatu di buku kecil tersebut, hingga detik kemudian Sofia pun mengarahkannya ke depan wajah Daniel.
AKU TIDAK PERNAH DEKAT DENGAN SEORANG LAKI-LAKI SEBELUM DIRIMU, TUAN! AKU JUGA TIDAK MENGERTI APA ITU CINTA.
Kedua bola mata Daniel sontak membulat setelah membaca tulisan tersebut didalam hatinya.
"Ternyata kau bisa menulis dan membaca. Kalau begitu, mulai besok.. Jika aku bertanya padamu, lebih baik kau menjawabnya dengan tulisanmu saja. Itu akan sangat memudahkan ku untuk mengerti apa yang ada di pikiranmu,"
Sofia tersenyum lebar, disertai dengan acungan jempol ke depan wajah Daniel.
Tapi setelah itu Sofia kembali menuliskan sesuatu, dan detik kemudian dia kembali mengarahkan bukunya ke depan wajah Daniel.
JADI, APA ITU CINTA?
Daniel mengulas senyumnya setelah membaca tulisan tersebut, tapi detik kemudian dia menggeser sedikit posisinya lebih dekat dengan posisi duduk Sofia.
"Cinta itu... Ada di sini." Daniel menunjuk pada bagian dadanya sesaat, dengan telunjuknya.
Sofia yang terus mengamatinya pun kembali mengerutkan kening, lalu mengikuti gerakan tangan Daniel, menunjuk pada bagian dadanya dengan telunjuknya.
Daniel pun sontak tertawa pelan, kemudian kembali bersuara. "Ya, Cinta itu jika kau merasakan ada getaran yang tidak biasa saat kau berada dekat dengannya."
Mendengar itu sontak membuat Sofia memicingkan matanya dengan kening yang mengerut, hingga detik berikutnya dia kembali menuliskan sesuatu.
Tapi saat Sofia ingin memperlihatkannya pada Daniel, tiba-tiba saja Daniel merasakan sakit di kepalanya hingga membuatnya kembali mengerang.
"Aaarrggh!!!"
Seketika sofia menjadi cemas, bersamaan dengan itu buku beserta alat tulis yang dia pegang pun terlepas begitu saja dari tangannya, hingga jatuh ke lantai.
Daniel meremas kuat rambutnya, menahan rasa sakit di kepalanya, membuat Sofia dengan cepat beranjak turun dari tempat tidur lalu berlari keluar dari kamar tersebut.
Tapi tak lama kemudian, dia kembali menghampiri Daniel didalam kamar dengan membawa segelas ramuan yang memang sudah di persiapkan untuk Daniel.
Dengan cepat Sofia memberikannya, seraya kembali duduk di tempat semula.
"Aaakh!! Terimakasih." Daniel pun meraih gelas itu dari tangan Sofia, kemudian dengan cepat pula dia meneguk ramuan tersebut.
"Aaakh!!
"Hueekk!!"
Daniel merasa sangat mual hingga hampir ingin memuntahkannya. Beruntung Sofia dengan cepat menutup hidung runcing Daniel dengan jari telunjuk dan jempolnya, hingga dalam beberapa menit nafas Daniel pun tertahan.
"Hah! Ramuan ini baunya benar-benar membuatku mual," ujar Daniel setelah Sofia melepaskan kedua jarinya yang menutupi lubang hidung runcing Daniel.
Sofia mengulum senyumnya, hingga membuat Daniel gemas padanya.
"Siapa yang mengizinkan mu untuk mentertawakan ku, hm?! Lain kali berikan ramuan itu melalui mulutmu, pasti rasanya akan manis."
Tanpa sadar, ucapan Daniel berhasil membuat kedua bola mata Sofia membulat. Hingga detik kemudian dengan gerakan cepat Sofia menjentikkan jarinya tepat pada luka di bagian kening Daniel yang masih di tutupi dengan balutan kain. Daniel pun kembali mengerang kesakitan.
"Aaarrggh!!!"
Bersamaan dengan itu, Sofia beranjak berdiri dengan gerakan cepat lalu pergi keluar dari kamar tersebut. Dia bahkan tidak memperdulikan Daniel yang terus mengerang diiringi dengan teriakannya.
"Aaarrggh!! Sofia.. Awas kau!!"
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
lovely
semoga aja ada visualnya
2023-07-25
1
Raja Ilusi
lanjut,,
2023-07-09
2