*****
Keesokan paginya.
Daniel masih tertidur pulas saat Sofia masuk untuk melihat kondisinya, setelah tadi malam pemuda itu sempat beberapa kali merasakan kepalanya kembali terasa sakit.
Beruntung saat itu dengan cepat Sofia memberinya ramuan, sehingga Daniel bisa tidur dengan nyenyak.
Sofia masuk kedalam kamar dengan langkah kaki yang pelan, bermaksud agar langkahnya tidak mengganggu tidur Daniel.
Gadis itu melirikkan sesaat matanya kearah Daniel, sebelum dia memungut pakaian kotor milik Daniel yang menggantung, tak jauh dari pintu yang hanya di tutupi dengan kain gorden.
Setelah dia meraih pakaian tersebut, Sofia pun bergegas keluar dari kamar itu, dengan langkah yang sama pelannya.
Di luar kamar, Sofia mendapati sang nenek yang baru saja pulang dari kampung sebelah.
Setiap hari wanita itu menjual kayu bakarnya ke pasar. Dan bukan hanya itu saja, bahkan dia juga menukarkan beberapa tumpuk kayu bakar dengan beras.
"Sofia! Ini, simpan pakaian ini kedalam kamar mu." Wanita tua itu meletakkan beberapa lembar pakaian ke atas meja, tepat di hadapannya.
"Hari ini nenek sengaja tidak menjual kayu bakar. Nenek menukarkannya dengan pakaian bekas untuk pemuda itu," ujarnya lagi.
Mengingat jika Daniel tidak memiliki pakaian ganti, maka dari itu Gania berinisiatif untuk tidak menjual kayu bakarnya, melainkan menukarnya dengan pakaian bekas milik orang-orang yang ada di kampung sebelah.
Nenek Gania mendudukkan bokongnya di kursi, sekedar menghilangkan rasa lelahnya setelah berjalan cukup jauh.
Melihat raut wajah neneknya yang kelelahan, dengan cepat Sofia mengambilkan segelas air mineral untuk sang nenek.
"Terimakasih, Sofia!" ujar Gania seraya meraih gelas dari tangan cucunya, lalu dengan cepat dia pun meneguknya.
Sofia mengamati terlebih dahulu pakaian yang tersusun di atas meja, satu persatu. Dan detik kemudian dia pun mengulas senyumnya sambil meraih setumpuk pakaian itu lalu membawanya.
Sofia segera melangkah berjalan menuju kamarnya yang di tempati oleh Daniel, kemudian masuk kedalam sana.
Dia meletakkan setumpuk pakaian itu di atas meja kecilnya yang ada di pojokan, setelah itu dia kembali keluar dari kamar.
Sofia menyiapkan teh hangat terlebih dahulu untuk Daniel, lengkap dengan roti gandum yang dia buat sendiri.
Sementara Gania, setelah rasa lelahnya berangsur hilang, dia kembali beranjak dari duduknya.
"Sofia! Nenek akan pergi mencari tanaman untuk ramuan. Di kampung sebelah ada yang sakit parah, nenek ingin sekali membantunya," ujar Gania yang langsung ditanggapi cucunya dengan anggukan kepala.
Setelah Gania pergi, Sofia pun bersiap untuk pergi mencuci baju ke sungai, setelah dia menyiapkan teh hangat beserta roti di atas meja.
*****
Beberapa menit kemudian.
Daniel terbangun dari tidurnya dengan membuka perlahan pelupuk matanya seraya menguap lebar.
"Hooaaammm!!"
Daniel mengarahkan pandangannya ke sekeliling arah, seiring dengan pendengarannya yang hanya mendapati suara kicauan burung.
Dengan perlahan Daniel beranjak bangun dari posisi tidurnya, kemudian lekas turun dari tempat tidur.
Sejenak, Daniel meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Setelah itu dia pun melangkah berjalan keluar dari kamar tersebut.
Bersamaan dengan itu, pandangan matanya ternyata tidak mendapati seorang pun diluar kamar. Berhubung, suasana tampak begitu sepi.
"Kemana perginya nenek dan Sofia?!" tanyanya pada dirinya sendiri, seraya melanjutkan langkahnya hingga tatapannya tertuju pada meja makan.
Daniel pun mendekatinya lalu tersenyum saat melihat segelas teh serta beberapa potong roti didalam piring yang sudah tersedia di sana.
Dalam hati, pasti Sofia lah yang sudah menyiapkannya untuk dirinya. Pikir Daniel.
Tapi sebelum menyentuh teh beserta roti tersebut, Daniel lebih dulu mencuci mukanya di toilet seadanya, yang berada di luar rumah.
Hingga beberapa saat kemudian, dia kembali ke dapur lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan meja makan.
Daniel pun langsung menikmati teh dan roti yang sudah di sediakan itu. Tapi saat sedang menikmatinya, Daniel terus memikirkan dimana Sofia dan neneknya.
Daniel meneguk minumannya, dan setelah itu dia beranjak dari tempat duduknya, lalu kembali masuk kedalam kamar, bertujuan ingin mengambil kemejanya yang dia gantung tadi malam. Pasalnya, saat ini udara terasa sejuk, tentu akan membuat dirinya yang hanya memakai celana panjang, merasa kedinginan.
Tapi saat dia ingin meraih kemejanya, justru tatapannya tidak mendapati kemeja yang menggantung.
"Perasaan tadi malam aku menggantungnya di sini, tapi kenapa tidak ada?!" Daniel terheran-heran, lalu lekas mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Detik bersamaan, Daniel mengerutkan keningnya saat tatapannya tertuju pada beberapa helai pakaian yang tersusun rapi di atas meja.
Dia pun mendekati, lalu menyentuh serta mengamati pakaian itu.
"Ini semua pakaian laki-laki. Pakaian milik siapa ini?!"
Daniel semakin bingung dibuatnya. Sebab, tidak ada yang tinggal di rumah itu selain nenek Gania dan Sofia, dan tidak ada laki-laki lain yang tinggal di sana, selain dirinya. Pikir Daniel.
Detik kemudian, merasa dirinya tidak dapat menemukan kemejanya, maka dia memutuskan mengambil selembar pakaian itu untuk dipakainya, tentu untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin.
Setelah selesai, Daniel pun segera keluar dari kamar tersebut.
Di luar kamar, Daniel berpikir akan mencari keberadaan Sofia dan neneknya. Berhubung, dia juga sangat penasaran, dan ingin sekali menanyakan siapakah pemilik pakaian yang dia pakai.
Daniel pun bergegas keluar dari rumah, dan berinisiatif akan mencari Sofia dan neneknya ke pinggir sungai, saat dia tiba-tiba saja teringat jika tak jauh dari rumah itu ada sebuah sungai yang mengalir.
Walaupun tidak tau pasti dimana arah tujuannya, tapi Daniel tetap berusaha mencarinya dengan mengambil jalan setapak. Dimana terdapat semak belukar yang rimbun di setiap sisi kiri dan kanan jalan.
Daniel terus melangkah berjalan mengikuti setiap liku jalan itu, sampai akhirnya dia mendengar suara air terjun yang jatuh mengalir ke sungai.
Daniel pun semakin mempercepat langkahnya, hingga langkahnya berhenti setelah dia sampai di pinggir sungai.
Bersamaan dengan itu, tatapannya tertuju pada Sofia yang sedang mandi di bawah derasnya air terjun.
Daniel tertegun mengamati Sofia dari tempatnya berdiri, dimana saat itu Sofia terlihat sangat se*i dengan hanya mengenakan bikini berwarna hitam senada. Sehingga menampakkan lekuk tubuhnya yang indah, serta kulit yang bersih tanpa noda.
Gadis itu sedang fokus membersihkan tubuhnya dengan sabun, bahkan dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Daniel yang sedang mengamatinya dari jarak yang cukup jauh, namun tidak terlalu jauh.
Detik kemudian, terlihat Sofia yang melompat dari atas bebatuan yang cukup tinggi dengan gerakan indahnya, masuk kedalam sungai yang jernih itu.
Tentu saja Daniel yang memandanginya pun semakin terkagum-kagum padanya, diiringi dengan senyuman yang mengembang.
Tak lama setelah Sofia masuk kedalam air, Daniel pun dengan cepat melepaskan semua pakaiannya, hingga menyisakan ****** ******** saja, lalu melemparkan pakaiannya tersebut ke atas rerumputan.
Setelah itu, dia pun dengan cepat masuk kedalam air hingga berenang mendekati posisi Sofia.
"Hai,"
Daniel menyapanya pada waktu bersamaan bagian atas tubuh hingga kepala mereka keluar dari dalam air.
Tentu saja kehadiran Daniel sangat mengejutkan Sofia, hingga kedua bola mata gadis itu membulat dengan mulut yang sedikit terbuka, setelah dia mengusap air yang membasahi wajahnya.
Dengan gerakan cepat Sofia mendorong sedikit dada bidang Daniel hingga membuat pemuda itu tertawa lepas.
Tapi detik kemudian, Sofia menarik lengan Daniel, lalu mengarahkan Daniel untuk berenang bersama menuju bebatuan yang tidak terlalu tinggi.
Setelah sampai di sisi bebatuan itu, Daniel naik terlebih dahulu ke atas batu tersebut, lalu membantu Sofia untuk segera naik dengan menarik pelan tangan Sofia.
Setelah keduanya sudah berada tepat di atas batu, mereka pun memilih untuk duduk bersama di sana dengan posisi berdampingan.
"Ternyata.. Tempat ini sangat indah." Daniel mengarahkan pandangannya ke sekeliling tempat, hingga menatap kagum air terjun yang mengalir, cukup dekat dengan posisi mereka berdua.
Tapi detik berikutnya, Sofia mengalihkan pandangan Daniel dengan mencolek pundak kiri Daniel, hingga di waktu yang bersamaan Daniel pun menoleh.
"Ada apa?! tanya Daniel.
Sofia menunjuk ke arah kain yang masih menempel di kepala Daniel, kemudian meminta Daniel untuk mengubah posisinya, berhadapan dengannya.
"Kau ingin melepaskannya?!" tanya Daniel kemudian, dan di jawab Sofia dengan anggukan cepat.
Sejenak Daniel menyunggingkan senyum tipisnya. Tapi detik kemudian dengan cepat Daniel menarik tubuh Sofia, membawanya duduk di atas pangkuannya dengan posisi yang saling berhadapan.
"Begini saja, lebih enak." Daniel memposisikan kedua tangganya memeluk pinggang ramping Sofia, seraya mendekatkan tubuh Sofia lebih dekat dengannya, hingga menyisakan jarak beberapa centimeter saja.
Raut wajah Sofia pun tampak merona, saat posisi tubuh bagian depan hingga wajah mereka saling berdekatan.
Debaran jantung keduanya jangan di tanya lagi, sudah pasti berdebar dengan sangat kencang.
Posisi mereka terlihat begitu intim, bahkan terlihat seperti pasangan romantis yang sedang bermesraan.
Daniel terus menatap raut wajah cantik Sofia dan membiarkan gadis itu membuka kain yang menutupi bagian kepalanya dengan perlahan.
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Asih Ningsih
hati2 lo entar ada setan thooor
2023-08-20
0
Amanda
Nenek Gania baik banget
2023-07-10
0
Raja Ilusi
Jangan sampai Daniel salah pembalasan sama Nenek Gania dan Sofia
2023-07-10
0