...'Jalan cinta yang kutapaki terlalu sunyi...
...Tapi enggan untuk aku tinggali...
...Ruang hati yang kupijak terlalu dingin untuk aku telusuri...
...Tapi enggan untuk aku berbalik kembali.'...
..._Alfarezi Kavindra_...
"I don't wanna hurt you ." Ungkap Alindya dalam diam. Sembari menyeka satu tetes air matanya yang berhasil lolos. Beruntung Alfa tidak menyadari hal itu.
Sepulang dari rumah Alfa, Alindya memilih berdiam diri di kamarnya. Ia tidak menghiraukan panggilan dari bundanya. Meskipun bundanya itu terus menerus menyuruh Alindya untuk segera makan malam bersama.
"Nak ayoo makan malam bersama. Ayah udah nungguin kamu itu." Teriak Bunda Alindya dari lantai satu.
Kamar Alindya memang berada di lantai dua. Sementara kamar bunda dan ayahnya berada di lantai satu. Maklum Alindya adalah anak tunggal, jadi orang tua Alindya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk putri kesayangannya itu.
Setelah bosan mendengar teriakkan bundanya. Alindya akhirnya beranjak dan menuruni tangga dengan lemas. Entahlah, ia sendiri bingung dengan keadaannya saat ini.
Di meja makan, baik bunda maupun ayah Alindya menyadari tingkah aneh putrinya itu.
"kamu kenapa nak ada masalah di sekolah ?" tanya Pak Hermawan.
"Enggak yah, Alindya cuman kecapean aja." Jawab Alindya.
"Ya udah kalau gitu. Abis makan langsung istirahat ya nak ." Pinta ibu Lilis Hermawan.
"Betul kata bundamu itu, langsung istirahat ya sayang." Ungkap pak Hermawan sembari mengusap lembut kepala Alindya.
Alindya hanya mengangguki ucapan bunda dan ayahnya. Tanda ia menyetujui saran dari kedua orang tuanya itu.
Keesokan harinya, Alindya seperti biasa dijemput oleh Alfa. Kali ini Alfa datang lebih awal. Katanya ia mau menunjukkan sesuatu kepada Alindya. Setelah Alindya beranjak menaiki motor Alfa. Alfa dengan segera menyalakan mesin kendaraannya itu. Membelah sepinya jalanan di pagi hari. Sesampainya di tempat tujuan Alindya sedikit mengernyitkan dahinya.
"Al ko kita ke pantai pagi-pagi gini sih, dingin tahu." Ungkap Alindya sembari merapatkan sweater abu-abu yang dipakainya.
"Gue mau ngasih ini." Ucap Alfa sembari menyodorkan sebuah buku diary.
"Buku diary? Buat gue?" tanya Alindya.
"Bukan, ini buku diary gue. Udah gue tulis setengahnya. Gue mau elo juga ngisi buku diary ini." Ucap Alfa.
"kalau udah gue isi terus buku diary nya elo ambil lagi ?" tanya Alindya.
Alfa hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Alindya tadi.
"Berarti gue boleh baca tulisan elo sebelumnya donk?" tanya Alindya.
"Tentu aja, gue juga bakal baca tulisan elo Lin." Ucap Alfa sembari menatap Alindya.
Alindya akhirnya menyetujui keinginan Alfa itu. Ia kemudian memasukkan buku diary Alfa ke dalam tasnya.
Setelah itu mereka beranjak meninggalkan pantai menuju sekolah mereka.
Sesampainya di sekolah, Alindya di sambut oleh kelima temannya. Ada Naomi, Freya, Julie, Neysha, dan Kayra. Alfa memutuskan untuk ke kelasnya terlebih dahulu. Setelah berpamitan, Alfa pun meninggalkan Alindya dengan kelima temannya itu.
"Kak Alfa makin ganteng aja ehh." Ucap Julie tiba-tiba.
"Masih pagi Jul jangan kumat dulu." Ungkap Kayra sembari merangkul leher Julie.
"Iya bener, beruntung banget sih elo Lin bisa punya sahabat seperfect itu." Ucap Neysha.
"Gue juga mau di Anter jemput tiap hari. Ikhlas ko, asli deh enggak pakai bohong." Ungkap Freya sembari memegang lengan Alindya.
Alindya hanya terkekeh melihat tingkah kelima temannya itu. Sungguh Alindya sedikit geli jika teman-temannya ini sudah membahas topik mengenai Alfarezi Kavindra. Mereka sudah seperti fans yang mengangung-agungkan idolanya. Ingin rasanya Alindya memukul kepala mereka satu persatu. Agar otak mereka kembali normal seperti semula. Tetapi apa daya, beginilah pertemanan yang mereka jalin.
Ketika hendak memasuki kelas, Reynaldi menghampiri Alindya. Sontak kelima teman Alindya memilih meninggalkan mereka berdua yang notabenya berada tepat di depan kelas.
"Lin pulang nanti bareng gue mau enggak?" tanya Rey.
"Kayanya lain kali aja ya Rey. Gue udah ada janji pulang sama Alfa." Ucap Alindya dengan jujur.
"Ok deh kalau gitu. Lain kali janji pulang bareng gue ya Lin." Ungkap Rey.
"Nanti gue usahain ya Rey. Sekali lagi makasih buat tawarannya." Ucap Alindya.
"Ok dengan senang hati. Gue juga senang kalau elo beneran mau gue anterin pulang Lin." Ungkap Rey sembari tersenyum kecil dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Alindya hanya membalas dengan senyuman kecil di wajahnya.
Setelah itu Rey dan Alindya memasuki kelas mereka.
Dari kejauhan Alfa memperhatikan mereka berdua. Kemudian Alfa menundukkan kepalanya sembari membuang nafas dalam-dalam.
"Everything Will be okey Alfa." Ucap Alfa pada dirinya sendiri.
Ia kemudian berbalik, menuju kelas sembari menenteng jaket hitam di bagian pundaknya.
Alindya membenamkan tubuhnya ke dalam selimut. Ini adalah hari Minggu, tentu saja ia ingin menikmati liburannya dengan berdiam diri di kamar. Ayahnya sudah berangkat ke Surabaya tadi pagi, dikarenakan ada keperluan di sana. Sementara bundanya, beliau harus bertemu client di butiknya. Fyi, ayah Alindya seorang pengusaha dalam bidang properti. Sementara bundanya adalah pemilik butik pakaian yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Alindya sungguh bersyukur sesibuk apapun kedua orang tuanya itu. Mereka tidak pernah sedikitpun mengabaikan Alindya. Mereka selalu ada di saat Alindya butuh. Selalu ada untuk menghabiskan waktu bersama-sama.
Dering notifikasi dari gadget milik Alindya membuatnya mendesah kesal. Sungguh di hari libur seperti ini siapa yang berani mengganggunya. Dengan mata yang belum terbuka sempurna. Alindya meraih gadgetnya yang berada di samping meja dekat ranjang.
Sesaat kemudian mata Alindya terbuka sempurna setelah melihat isi pesan tersebut.
"What?? IG Reynaldi?" ucap Alindya dengan suara yang keras.
Rasa penasaran Alindya mulai menghampirinya. Ia kemudian duduk dan membalas pesan dari kelima temannya itu.
(GROUP)
SixPrincess
Julie Valda Angelista
Cek IG Reynaldi Pratama guys !!
^^^Neysha Askia^^^
^^^Ada apa emangnya Jul?^^^
Naomi Divya
Gue udah tahu, secara gue kan anak Paskib juga guys 😂
^^^Alindya Sheila Puteri^^^
^^^Kenapa sih ? To the point aja. Gue males buka IG Jul^^^
Freya Zemira
Auto heboh satu kelas donk !
^^^Neysha Askia^^^
^^^Lebih tepatnya satu sekolah Ra !!^^^
Alindya Sheila Puteri
Kalian kenapa sih? Udah kepo ini
^^^Kayra Almira^^^
^^^Cie ibu negara mulai kepo^^^
Alindya Sheila Puteri
Ihhhh serius ini kay !!
^^^Julie Valda Angelista^^^
^^^Buka sendiri Lin, Yah elahhh^^^
Dengan terpaksa Alindya membuka akun Instagram miliknya. Setelah mencari akun Reynaldi. Alindya kembali dibuat terkejut.
Reynaldi memposting foto dirinya memakai baju paskibra. Alindya menebak ia membidik foto itu di malam Sabtu kemaren. Karena setahu Alindya, anak paskibra sekolahnya mengadakan Latihan Gabungan pada malam itu. Ia tahu karena Naomi dan Kayra juga masuk ekstrakurikuler tersebut.
Dalam foto itu Reynaldi membawa sebuah papan tulis kecil di depannya. Dihiasi dengan senyum khas seorang Reynaldi Pratama. Ditambah tubuh proposional, rambut hitam, dan kulit putihnya. Alindya yakin, para siswi yang melihat postingan ini langsung menekan tombol 'Like'. Ini terbukti dari banyaknya 'Like' di postingan tersebut.
Alindya kembali fokus pada tulisan yang berada di papan putih tersebut. Di sana bertuliskan.
...' I LOVE YOU '...
...Alindya Sheila Puteri...
...#Reynaldi_Pratama...
Mata Alindya dibuat tidak berkedip sedikitpun setelah membaca tulisan tersebut. Dia tidak tahu harus bereaksi apa.
Sederhana, tapi mampu membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Entah karena tidak percaya atau mungkin karena hal lain yang ia sendiri tidak mengerti.
Dering telepon milik Alindya membuyarkan fokusnya. Yah, Alfarezi Kavindra menelponnya di detik itu juga. Alindya mendadak bingung harus bagaimana. Mengangkat telepon dari Alfa. Yang ia yakini pasti menyangkut postingan Reynaldi di akun IG milik pria itu.
Atau mengabaikan telepon Alfa dan berpura-pura tidak mengetahui apapun.
Selang beberapa menit dering telepon dari Alfa tidak berhenti juga. Alindya akhirnya memilih untuk mengangkat telepon tersebut. Ketika sambungan terhubung Alindya di buat bingung.
"Lin elo lagi di mana?" ucap Alfa dari seberang sana.
"Tumben nanyain Al, yah di rumahlah." Jawab Alindya.
"Bunda elo tadi telepon gue. Katanya gue di suruh jemput elo. Elo siap-siap ya lin." Ungkap Alfa.
"Emang mau kemana Al? Ko bunda enggak langsung telepon gue ya?" ucap Alindya.
"Nanti gue jelasin, elo siap-siap cepetan. 15 menit lagi gue sampai." Ucap Alfa sembari menutup sambungan teleponnya.
Alindya akhirnya beranjak dan mulai bersiap-siap. Alindya memakai celana jeans dan kemeja berwarna baby blue. Dengan tas selempang berwarna hitam senada dengan warna jeans yang ia kenakan. Rambutnya ia biarkan terurai begitu saja.
Selang beberapa menit, mobil Marcedes A- Class sedan hitam milik Alfa Sampai di depan rumah Alindya. Alindya beranjak turun dari kamarnya menuju halaman rumahnya.
"Al tumben bawanya mobil?" tanya Alindya.
"Disuruh papa sama Mama." Ucap Alfa.
Alfa berlari membuka pintu penumpang bagian depan untuk Alindya. Setelah itu ia sendiri berlari memasuki mobil tersebut. Di dalam mobil Alindya sempat menoleh ke arah Alfa. Alfa menyadari hal itu .
"Kenapa Lin?" tanya Alfa secara tiba-tiba sembari tersenyum penuh arti.
"Enggak ko Al." Jawab Alindya kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Gimana ?" tanya Alfa.
"Gimana apanya Al?" jawab Alindya sembari menoleh ke arah Alfa kembali.
"Gue yakin elo udah tahu maksud gue Lin." Ungkap Alfa tanpa ekspresi.
"Gue enggak pernah larang ataupun keberatan dengan semua keputusan elo Lin." Ucap Alfa kemudian.
Bersamaan dengan itu mobil Alfa berhenti. Karena mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Alindya dibuat heran berkali-kali di hari yang sama.
"Al ko kita ke pantai lagi?" tanya Alindya sembari mengernyitkan dahinya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama elo Lin." Ungkap Alfa sembari menarik dengan lembut tangan Alindya menuju sebuah resort.
Alindya akhirnya mengikuti saja kemauan Alfa. Sembari matanya terus mencari-cari keberadaan kedua orang tuanya.
Selesai dari resort, Alindya berpisah dengan kedua orang tuanya. Ayahnya ternyata tidak sungguh-sungguh berangkat ke Surabaya dan bundanya ternyata tidak sedang bertemu dengan client, melainkan berkumpul bersama keluarga Alfa. Alindya memilih menemani Alfa berjalan-jalan dahulu di tepi pantai. Sementara kedua orang tuanya memilih pulang terlebih dahulu. Begitupun dengan kedua orang tua Alfa dan juga adik perempuannya.
"Al gue baru tahu kalau tahun depan elo bakalan pindah ke Bandung." Ungkap Alindya dengan nada lesu.
"Gue ngambil kuliah di sana Lin. Elo tahu kan, kalau papa juga dipindah tugaskan ke kota itu tahun depan." Ucap Alfa.
Alindya berhenti dan menatap Alfa dengan sendu. Alfa sangat faham watak Alindya. Ia pasti sangat sedih, karena sudah hampir 7 tahun mereka selalu bersama-sama.
"Masih ada satu tahun lagi. Kita masih bisa buat kenangan yang lebih berkesan bukan." Ungkap Alfa.
Alindya hanya mengangguk lemas. Dia sungguh sedih dan tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Satu sisi dia senang Alfa masih ada di sampingnya saat ini. Satu sisi lain ia juga harus bisa melepas kepergian cowok itu suatu hari nanti. Ia merasakan dadanya sesak dan sedikit hampa di sana.
"Al ... " Panggil Alindya dengan suara yang hampir tidak terdengar oleh Alfa.
Alfa menoleh sembari menarik tangan Alindya untuk duduk bersamanya. Menikmati indahnya pantai dan sejuknya angin yang menerpa.
"Kenapa Lin?" tanya Alfa sembari menatap Alindya yang kini duduk di sebelahnya.
"Jangan sedih atuh. Kan masih bisa datang berkunjung sewaktu-waktu. Gue janji bakal datang saat ulang tahun kita nanti." Ungkap Alfa sembari mengusap lembut rambut Alindya.
Fyi, tanggal ulang tahun Alindya dan Alfarezi Kavindra memang sama. Yang membedakan hanya tahun lahirnya saja. Mereka sama-sama lahir pada tanggal 22 Agustus. Alindya dan Alfa selalu merayakan ulang tahunnya bersama-sama.
Ketika Alfa mengangkat tangannya dari rambut Alindya.
Alindya tiba-tiba memeluk Alfa dari samping. Kemudian ia membenamkan kepalanya di leher Alfa. Sontak saja Alfa terkejut karena tingkah Alindya tidak seperti biasanya. Yah, Alindya menangis detik itu juga. Ia sungguh tidak mengerti kenapa ia menangis. Tapi yang jelas berita Alfa akan pindah ke Bandung sangat membuatnya terpukul.
Alfa membalas pelukan Alindya sembari menenangkan gadis itu.
"Someday I have to walk alone. That's why I feel sad ." Ucap Alindya dengan suara samar-samar namun masih bisa di dengar oleh telinga Alfa.
"But I'm sure, someday you will come back to me Al." Ungkap Alindya dalam hati dengan penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments